Chance
By : Mikazuki_Hikari
Disclaimer : Nama, Karakter, Lisensi, dan Hak Cipta tidak ada pada Saya, jadi
Anime ini BUKAN punya saya
This Fic is belongs to Mikazuki_Hikari
Rate : T
Pairing : Haruka Nanase & Tachibana Makoto | Slight Haruka x Rin Matsuoka
Warning : Shounen-Ai, Romance, Typo(s), EyD tidak sesuai aturan,
OOC, AU (sedikit mungkin) Gaje
Don't Like Don't Read
I have warned You
-=Author Section=-
Disuatu hari yang sunyi, nampak seonggok mayat(?) yang nampak seperti Author Fanfi amatir bernama Mikazuki Hikari.
Konon(?) Beliau(?) meninggal(?) dikarenakan hiatus yang berkepanjangan dan setelah kembali beliau berpindah fandom.
.
.
.
"Aku tidak akan bersekolah disini lagi saat SMP." Kata seorang anak kecil berambut merah.
"Heee? Apa maksudmu Rin?" tanya anak yang ber iris Hijau.
"Aku akan pergi ke Australia." Jawab anak berambut merah itu.
"Australia? Berarti kau akan pergi ke negara yang jauh?" tanya si Iris Hijau lagi.
"Unn, aku akan masuk ke sekolah berenang." Jawab si rambut merah dengan santai
"Kau, apa yang hendak kau lakukan?" tanya anak yang bermata biru yang sedari tadi hanya diam dan terkejut saat mendengar sahabatnya itu akan pindah.
"Aku ingin menjadi perenang kelas Olimpiade." Jawab si rambut merah mantap.
Anak yang bermata biru hanya bisa terdiam dan tertunduk.
"Mengapa kau tidak memberi tahu kamu sebelumnya? Bagaimana dengan Relay-nya?" anak yang bermata hijau itu kembali bertanya.
"Aku akan ikut relaynya kok! Aku pergi setelah turnamen kita selesai." tegas si rambut merah.
"Jadi nanti akan menjadi saat terakhir kita berempat berenang bersama?" lanjut si rambut merah mantap.
Menyadari perasaan kecewa yang terlihat dari sorot mata biru itu, anak yang bermata hijau itu hanya bisa terdiam, takut nantinya kalau ia angkat bicara akan menyinggung perasaannya.
"Aku hanya berenang dengan gaya bebas." Si iris biru angkat bicara.
"Maka dari itu kau harus ikut berenang di relay." Si rambut merah mengepalkan tangannya.
"Ini adalah kesempatan terakhir kita." Anak yang berambut merah mengalihkan pandangannya kepada anak yang bermata biru.
"Ayo Kita berenang bersama, Nanase!" ucap si merah mantap.
"Kalau kau berenang bersamaku... aku akan memperlihatkan kau pemandangan yang belum pernah kau lihat sebelumnya!" si anak merah itu tersenyum.
.
.
.
[Mimpi itu lagi...] Haruka Nanase terbangun dari tidurnya.
"Haru-chan!" sayup sayup terdengar suara seseorang yang kian mendekat.
"Makoto!" Haruka bangkit dari posisi tidurnya dan meraih tangan Makoto untuk bangun.
"Memimpikan Rin lagi ya?" Makoto tersenyum
"Tidak juga." Haruka mengusap matanya.
"Ini tangkap." Makoto melemparkan sekardus susu ke tangan Haruka.
Haruka Nanase 17 tahun, hobi berenang dan berada di dalam air dalam waktu yang sangat lama, kini sedang berada dengan salah satu teman masa kecilnya yang sama sama berasal dari klub renang yang sama semasa SMP Makoto Tachibana.
Makoto yang sudah sedari tadi ada di sebelah Haruka, hanya dapat melihat sahabatnya itu mengigaukan nama Matsuoka Rin.
Makoto pada dasarnya menganggap Haruka lebih dari sebatas teman, memperlakukan Haruka dengan baik tanpa disadari oleh anak itu, terlepas dari perasaannya yang tidak bersambut karena dalam hatinya Haruka sangat mencintai Rin.
Makoto merasa selama ini tidak bisa menembus pembatas yang terletak diantara mereka bertiga, suatu dinding tipis yang tidak bisa ia jangkau, karenanya ia tidak bisa menjangkau perasaan Haruka kini, meski demikian Makoto juga masih menjaga perasaan Haruka dengan baik.
"Mako-chan, Haru-chan!" sahut seseorang dari kejauhan.
"Nagisa, jangan panggil aku dengan sebutan 'chan' aku kan sudah bilang."
"Haruskah? Tapi aku lebih suka memanggilmu dengan 'chan' dibelakang namamu.
"Lakukan sesukamu." Haruka kembali membaringkan tubuhnya.
"Ano nee... Haru-chan." Nagisa menatap Haruka lekat.
Haruka tidak balas menjawab.
"Kudengar Rin-chan sudah kembali dari Australia." Lanjut Nagisa.
Haruka terkejut mendengar pernyataan Nagisa, di dalam hatinya dia merasa senang sekali mendengar kabar tersebut.
Haruka merasa tidak ada hal lain yang dapat membuatnya senang selain kabar itu, mengapa tidak? Dia dapat bertemu lagi dengan orang yang sudah sekian lama tidak ia tatap wajahnya, tidak berbicara dengannya, rasanya ada banyak hal yang ingin Haruka sampaikan pada Rin kalau ia bertemu nanti.
"Haruka.." Makoto menatap ke arah Haruka.
Lain halnya dengan Makoto. Makoto juga sebenarnya senang dengan kedatangan Rin, namun dilain pihak, Makoto merasa pasti jaraknya dengan Haruka yang sudah semakin dekat semenjak kepergian Rin, akan kembali merenggang, mengingat kedekatan Haruka dengan Rin yang sudah seperti saudara.
"Kapan kita bisa menemui Rin?" tukas Haruka.
"Tidak tahu, tapi aku mendengar kabarnya seperti itu." Nagisa menggelengkan kepalanya.
[Rin, akhirnya kita bisa bertemu lagi, apa kabarmu? Aku merindukanmu Rin, seperti apa kau sekarang? apa kau sudah berhasil menggapai cita citamu? Apa kau akan pindah ke sekolah tempat aku bersekolah? Apa kau juga merindukanku seperti aku merindukanmu? Aku ingin cepat bertemu denganmu Rin] berbagai macam pertanyaan, dan pernyataan terbesit di benak Haruka saat mendengar kembalinya Rin di tengah tengah mereka lagi.
Makoto melihat sorot mata antusias Haruka. Setelah sekian lama, Makoto tidak pernah melihat sinar mata biru itu menjadi seindah dan secerah itu, penuh rasa bahagia dan rasa rindu, rasanya seperti menemukan benda berharga yang telah lama hilang.
"Haru-chan." Kata Makoto.
"Nnn?"
Makoto sendiri bingung ia ingin bicara apa, sejatinya ia ingin menanyakan apakah Haruka sebegitu senangnya ingin bertemu dengan Rin, dan apakah Haruka akan melupakan dirinya saat sudah kembali bertemu dengan Rin.
"Ada apa Makoto?" tanya Haruka.
"T-tidak... lupakan." Makoto menundukkan wajahnya.
"Kau terlihat sedih..." Haruka nampak khawatir.
"Sungguh, tidak apa apa." Tegas Makoto.
"Kita kan akan segera bertemu dengan Rin lagi, harusnya kau semangat dong!" tukas Haruka.
"Nanti kita bisa berenang bersama-sama lagi, bayangkan, kita berempat seperti dulu, bersama sama dengan Rin." Haruka nampak sangat antusias.
[Rin lagi, Rin terus, Haruka, kapan kau melihat kearahku...] batin Makoto.
"Ah iya, aku juga sudah tidak sabar haha..." Makoto mencoba untuk tertawa.
"Deshoo!" lanjut Haruka.
[Haru-chan wajahmu merah tuh...]
-=SMU Iwatobi 10:00=-
"Haru-chan, Mako-chan, ini gawat!" Nagisa berlari menghampiri kedua sahabatnya itu.
"Nagisa! Ada apa?" tanya Makoto.
"Gedung klub renang kita dulu! Katanya gedungnya mau dihancurkan." Kata Nagisa dengan nafasnya yang masih sedikit tersengal.
"Heee!" seru Makoto.
Haruka pun terkejut, matanya terbelalak, satu satunya tempat kenangan mereka, tempat kenangannya bersama Rin, sekarang akan dihancurkan.
-=To be Continued=-
