Ahhh aku kembali lagi dengan fic yang baru sekarang dan memang benar aku sedang ada rencana buat piblish baru dan rencana itu akan terlaksana dan saatnya lah sekarang yah aku buat fic tentang AGK/ Akame Ga Kill yah ini fic regular bukan Xover dengan anime lain atau semacamnya karena, bagiku beresiko buat xover yang harus gini gitu akumah orang terlalu simple gak usah berbelit-belit kayak tali yang saling menyambung satu sama lain yah pada intinya aku publish lagi dan yang minta Request aku sorry ajah bukan gak ngabulin hanya saja yang di minta masih WB yah masih belum terpikir gimana ceritanya jadi di tunda.

Hahaha sebenarnya ini anime dah lama tamatnya dan begitupula dengan Manganya tapi, aku ada ketertarikan dengan Manga ini makanya aku buatkan fic nya dan ada kelanjutannya atau Sequel judul Hinowa Ga Crush yah sebenarnya ini fic kolaborasi dengan ide cerita dan alur oleh pengarang AGK dan si penggambar beda lagi pertama aku liat aku cukup shock dengan penggambaran si Akame yah cukup beda dari seri AGK dan AGKZ yah ini seperti hampir mirip kayak Manga Boruto yang di tulis Asistant Masashi bisa kalian bandingin pola gambarnya? Yah kupikir hal wajar untuk penggambarannya karena masih awal jika kedepannya mungkin akan bagus dan berkualitas semua butuh Proses.

Disclaimer : Akame Ga Kill hanyalah milik sang pengarang Takehiro Tetsuya dan saya hanya meminjam karakternya jika saya yang punya niscaya gak banyak yang di buat mati dan itu kamfrett.

Rate : T-M (bisa berubah tergantung situasi dan kondisi)

Pairing : bukan single tapi, Harem (beda fic dan anime jadi kubuat Harem) tapi, ada yang single juga

Warning : ada OOC dikit sifatnya gak terlalu di samain di Manga

.

...

.

GOD AND DEVIL HAND

© Takehiro Tetsuya

® Akame Ga Kill

- Sebuah Desa Kecil

Di sebuah desa kecil di daerah selatan desa itu sudah terlihat sangat buruk sekali dan sudah hancur dan penuh kobaran api di mana banyak mayat yang tergeletak di desa itu dengan kondisi yang sudah tak wajar dan manusiawi untuk laki-laki mereka di bunuh dengan cara keji ada yang di gantung, di Salib, dan ada yang di siksa dulu sebelum di bunuh dengan cara mata di congkel, tangan atau kaki di putuskan.

Dan untuk para wanita kondisinya tergeletak bersimbah darah dan parahnya dengan kondisi telanjang yang pada kenyataannya mereka di perkosa lebih dulu sebelum di bunuh, bahkan Gadis kecil pun tak luput dari korbannya intinya semua perempuan di perlakukan yang tak wajar yah sejatinya mereka yang melakukan itu tak peduli selama bisa memuaskan nafsu mereka itu tak masalah.

Bagi yang membunuh mereka bilang ini hanyalah sebuah senang-senang dan sesuatu yang wajar dalam sebuah invasi atau perang tapi, ini jika mengorbankan orang yang tak bersalah adalah sesuatu yang di luar prikemanusiaan tapi, mereka tak peduli intinya mereka senang jika kesenangan mereka terpenuhi.

Terlihat di dalam hutan tampak Seorang bocah yang berlari jauh dari desa yang sudah hancur itu bocah itu berambut coklat dengan mata emerald hijau dia terus berlari dan tak berhenti dan tak pernah menoleh karena, ini pesan terakhir orang tuanya sebelum mereka menghembuskan nafas terakhir.

'Pergilah Tatsumi dan terus berlarilah jangan piikirkan kami, carilah tempat yang aman kau teruslah berlari dan jangan menoleh ke belakang ini pesan kita tetaplah hidup dan jadilah berguna untuk orang lain'

"Ibu... Ayah... Aku akan tetap hidup!" Tatsumi terus berlari dia masih terus menangis karena, tak kuat melihat keburukan yang ada di depannya tanpa melakukan hal apapun "ugh! Sial andai aku kuat mungkin aku bisa melindungi mereka!" dia hanya bisa terus berlari tanpa mempedulikan apapun.

Wushhh!

"Huh?.." Tatsumi menghentikan langkahnya ketika ada tiga orang berdiri menghalangi jalannya dengan wajah yang sadis tampaknya keberuntungan belum memihak kepadanya.

Dia bisa melihat jelas ketiga orang itu yang satu Pria gendut, mengenakan topeng biru bertanduk, dan sebuah dua bola besar berduri di kedua tangan, dan yang satunya Pria tinggi botak, dengan wajah penuh Make up berbaju hijau, dengan Boomerang besar di punggung, dan wanita mengenakan pakaian BDSM merah, dengan Pecut panjang.

"Wah, wah apa yang kita punya di sini?" Wanita itu menjilat bibirnya "seorang anak kecil yang selamat dan lalu tersesat"

"Kita bisa melakukan sesuatu ke anak ini hihihi" Gendut hanya tersenyum dengan ekspresi mengerikan "tampaknya bocah ini menjanjikan jika kupikir"

"Hentikan tingkah menjijikanmu itu" Botak hanya memutar bola matanya "tapi, alangkah bagus jika kita sedikit bermain setidaknya membuat di trauma dan gila malah bagus kakakakak!" dia memasang senyum psycopat

"Kau gak ada bedanya dengannya" Wanita itu hanya Sweatdrop.

"Lalu apa yang kita lakukan dengan bocah itu?" Tanya Gendut "jika kalian tak mau maka biar aku saja yah lumayan untuk bersenang-senang"

"Biar aku saja" Botak yang maju dan mendekati Tatsumi dan mengeluarkan boomerang besarnya dan untuk anak berambut coklat itu tampak ketakutan di wajahnya dan dia tau jika lari malah memperparah keadaan.

*Slashhh!

"Guhh, ahhh!" Tatsumi merasakan sakit yang begitu kerasa ketika lelaki itu mengayunkan senjatanya Tatsumi melihat ke kiri dan sudah melihat darah mengalir dan tangan kanan kirinya sudah terpotong "sakit! Argghhh! Kenapa kalian melakukan ini kepadaku?!" dia tampak memohon untuk tak di lukai namun nampaknya mereka tak peduli.

"Salahkan takdir yang menyuruhmu lari" Jawab Wanita itu dengan senyum sarkatis "dan coba kau lebih baik diam manis di desamu dan biarkan kau terbunuh mungkin itu jauh lebih baik"

"No Fucking Hell! Orang bajingan seperti kalian tak pantas hidup!" Tatsumi memberi Deathglare dia tampaknya sudah memiliki rasa kesal dan ingin membalasnya.

"Hoh, bocah dengan mulut besarnya itu yang tak kusuka" Botak kembali memegang senjatanya kembali "yah bocah sepertimu harus di beri pelajaran karena, berbicara kasar dengan orang tua"

*Slashhh

"Ahhhhhhhhh! Huh! Huh!" Tatsumi berteriak kesakitan karena tangan kananannya kembali di potong dan memuncratkan darah segar lagi "sial!" sekarang dia sudah tak bisa bergerak sama sekali kedua tangannya sudah tak menempel di tubuh.

"Wah, kasian anak kecil mau menangis? Hahaha!" Wanita itu tertawa puas melihat pemandangan yang bagus.

Tapi, si Botak sedikit melukai mata kanan Tatsumi dan darah kembali mengalir beruntung dia hanya melukai bagian luar karena, jika dalam bakal di pastikan Mata kanannya sudah buta total.

Tatsumi tau jika melawan sama saja bohong karena, tenaganya tak cukup selain itu pandangan dia sudah agak sedikit buram karena banyak darah yang keluar dari tubuhnya dia juga bingung tak tau harus bagaimana dia hanya bisa berharap ada keajaiban yang membantunya keluar dalam situasi terburuk ini.

"Hanya orang yang lemahlah menyiksa anak kecil bahkan dia sudah sekarat kalian masih seperti ini sungguh bocah"

Dan tampaknya harapannya itu langsung terkabul, Ketiga orang itu ingin menoleh ketika mendengar suara baru tapi, sebuah dorongan yang kuat menghempaskan mereka bertiga dan terpental sangat jauh.

Gahhh!

Urrgjh!

Tatsumi melihat sedikit Siluet orang yang menyelamatkannya hingga pada akhirnya dia pingsan karena kekuarangan darah.

"Nasib anak ini begitu kuat, masih bisa hidup bahkan dalam keadaan seperti ini" Orang itu cukup kagum melihat keadaan Tatsumi yang masih hidup dalam keadaan seperti itu padahal dia masih bocah "dia berbeda dam memiliki Rasa ingin hidup yang kuat dan tangguh" dia langsung membawa Tatsumi sebelum mati kehabisan darah

"Aku harus cepat!"

.

.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

.

- Tatsumi Pov'S

Aku mengerang dan membuka mataku setelah terbangun dari tidur dan menyadari diriku tertidur bersandar pohon dan aku terkejut melihat mata kananku di balut perban dan merasakan sakit ahh, aku mengingatnya aku sempat di lukai oleh Ketiga orang sadis itu tak bisa bergerak sama sekali tapi, yang jadi pertanyaanku bagaimana bisa aku berada di sini dengan selamat.

"Kau sudah sadar rupanya"

Aku melihat seseorang bicara padaku dan yang kulihat seorang lelaki paruh baya, dengan tubuh atletisnya jika di lihat wow! Aku cukup kagum mungkin ini karena latihan dengan rambut pirang panjang seleher, mengenakan kacamata hitam, tapi, yang cukup membuatku terkejut orang itu tak memiliki tangan sama sepertiku.

"Hmmm tak usah terkejut aku sudah biasa" Lelaki itu tampak tenang meski kondisi dia seperti itu aku tau dia merasakan hal yang sama sepertiku "dan juga bagaimana matamu?" dia menanyakan keadaanku tampaknya lelaki ini orang baik.

"Yah, aku baik-baik saja meski rada sakit" Aku membalasnya dan memegang mataku tapi, aku menyadari ada sesuatu yang aneh.

Tunggu! Bukankah aku sudah tak punya tangan?! Aku masih mengingat jelas bagaiamana si Botak keparat itu memotong tanganku dengan Boomerang besarnya tapi, yang jadi pertanyaanku bagaimana bisa tanganku menyatu lagi? Apa itui tadi hanya mimpi tidak jika, mimpi kenapa mataku terluka awalnya aku ingin berteriak senang namun, lelaki itu langsung bicara.

"Kau terkejut? Asal kau tau itu bukan tanganmu" jawab orang itu dan aku melihat kedua tanganku dan memang banyak berbeda sekali.

Di tangan kiriku lebih tepatnya lengan bagian atas Tatto Garis dengan motif bulat bunga di atasnya dan berwarna merah kehitaman, dan di tangan kananku, Tatto bergaris biru dengan lambang salib ( A/n : Jarak Tatto itu dari lengan bahu sampai lengan siku jadi, gak menutup seluruh tangan Tattonya )

"Apa maksudku bukan tanganku?" tanyaku agar aku mendapat jawaban yang jelas dan supaya aku bisa tenang karena, sampai sekarang aku masih panik dan mengerti apa yang terjadi.

"Yah kau tau nak aku melihat kau dalam kondisi buruk dan makanya aku membantumu dan merawatmu sambil menunggu hingga kau sadar" Jawab lelaki itu dan aku sedikit memproses apa yang dia katakan "dan alasan kau memiliki tangan lagi karena, itu tanganku yang aku berikan padamu" Aku sekarang mengerti apa yang di maksudkan itu.

"Kenapa!?, kenapa?! Kau membantuku dan merelakan sesuatu hanya untukku" Aku bertanya dengan nada yang sulit mempercayainya "aku tau aku berterima kasih karena, menyelamatkanku tapi, kenapa kau berkorban segitu jauh padahal kita baru pertama kali bertemu?!"

"Aku juga tak tau tapi, begitu aku melihatmu aku rasanya ada sedikit iba dan juga Rasa semangatmu untuk hidup di umur segini yang membuat hatiku terdorong ingin membantumu dan memberimu kekuatan" Jawab Lelaki itu "dan selain itu aku tak peduli kita baru kenal atau tidak yah palingan aku memberikan ini pada orang yang benar karena, aku tau kau bisa menggunakan kekuatan ini ke jalan yang benar tak sepertiku yang masuk kegelapan"

"Kekuatan?" Aku tampak bingung tapi, yang jelas terdengar keren.

"Yah coba kau lakukan" Pinta dia dan aku mencobanya sambil berkonsentrasi dan tak lama muncul api di kedua tanganku tapi, memiliki warna berbeda.

"Hmmm! Kurasa aku benar memilihmu" Orang itu bicara terdengar senang kepadaku "biasanya jika kekuatan itu tak menerimamu akan langsung menggorogoti tubuhmu dan mati" aku berkeringat mendengarnya dan kulihat wajah orang ini serius dan tak berbohong.

"Hmmm! Aku sedikit tak tau bagaimana caranya?" Aku sedikit bingung dengan kekuatan baruku dan tak tau caranya

"Kau bisa membaca ini" Orang itu memberi buku tentang cara seni bela diri dan berpedang juga dan tentang seni-seni lainnya untuk melindungi diri sendiri "aku sudah menulisnya semoga itu berguna, dan tampaknya ini akhirku" aku senang menerimanya tapi, ada sesuatu yang janggal dari nada bicaranya.

"Ka-kau?!" Aku cukup terkejut melihat tubuh lelaki itu terkelupas dan di tambah aura cahaya putih dan matanya juga hitam dan wajah sedikit pucat "a-apa yang te-terjadi padamu?"

"Asal kau tau aku sudah mati" Jawabnya dengan tersenyum dan aku hanya bisa shock dan hening "yah aku tau kau akan bertanya kenapa? Yah berkat kekuatan itu aku bisa hidup lebih lama dan mencari orang yang pantas menerima ini hingga aku menemukanmu dan sekarang aku bisa Istirahat dengan tenang tanpa rasa khawatir"

"Ke-kenapa?!" Aku bertanya dengan nada kesal bercampur sedih "kenapa kau harus pergi secepat ini?"

"Hah, dasar Tatsumi kau naif ingat, sudah seharusnya yang muda menggantikan yang tua makanya aku memilihmu" Orang Itu tersenyum padaku "dan aku mempercayakan kekuatan ini padamu karena, aku yakin bahwa kau bisa mengubah Sistem Kerajaan yang menyedihkan ini dan aku percaya padamu"

"Baiklah aku berjanji padamu" Aku mengepalkan tinjuku dan memberikan senyuman terbaik.

"Nah memang harus begitu dan laki-laki harus menepati janjinya" Dia tersenyum padaku dan melepaskan kacamata menampakan wajahnya yang keren "dan namaku Azel kuharap kita bisa bertemu di kehidupan lainnya"

Aku hanya mengangguk dan sekarang aku mengetahui namanya dan aku menunduk berterima kasih tapi, sebelum dia benar-benar menghilang dia berbicara terakhir padaku.

"Aku tau masa depanmu akan cerah Tatsumi"

Aku akan menepati janjiku, aku akan tetap hidup dan terus menjadi kuat dan menghancurkan semua yang menggangu tujuanku dan demi penyelamatku

Azel

[ END ]

.

.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

.

Tatsumi sudah memulai latihannya secara sendirian dia melakukan ini dengan membaca buku paduan yang di berikan tata cara bertarung tangan kosong, menggunakan pedang yah pokoknya segala sesuatu untuk melindungi dirinya dan yang terpenting tata cara menggunakan kekuatan terbarunya.

Sekarang dia sudah bisa menguasai meski tanpa seorang guru dia memang bisa melakukannya secara sendiri atau otodidak dia setiap hari berlatih-dan berlatih sendiri membentuk fisik yang begitu kuat supaya tak terlihat lemah jika sesuatu terjadi padanya dia tinggal balik menyerang tak seperti dulu yang tak bisa apa-apa dan hanya pasrah.

Sekarang Tatsumi beristirahat dan tertidur di rumput dia mengenakan celana panjang hitam, baju kuning, dengan Jacket panjang tak berkancing, sepatu boot coklat, dan mengenakan kacamata hitam sebuah Kacamata yang dia kenakan sebagai kenang-kenangan bahwa orang yang menyalamatkannya tak di lupakan.

*Growllll

"Ah, sial sudah waktunya makan" Keluh Tatsumi mendengar suara perut dia langsung masuk lebih dalam ke hutan dengan pedang yang dia ambil dari seseorang.

"Grrrr!"

"Huh, kau muncul tiba-tiba tapi, sayangnya kau akan tamat di sini" Tatsumi menyeringai melihat lima hewan buas mengelilinginya dengan wajah lapar "dan jika kalian lapar, kemarilah jika kau mengalahkanku maka tubuhku akan jadi makananmu"

Tatsumi mengelus pedangnya hingga muncul kobaran api, dia membelah dan menebas semua hewan buas di depannya tampan ampun sedikitpun bahkan dia dapat mengatasinya dengan mudah dan salah satu hewan buas tersisa dan menyerang Tatsumi tapi, bocah lelaki berambut coklat itu langsung meninjunya dan terpental ke Udara.

"Hoho, yang tadi itu Strike telak" Tatsumi hanya tertawa senang tapi, telinganya mendengar seseorang berteriak atau sesuatu suara yang terdengar panik akan sesuatu "hmmm, suara? Keliatannya tak begitu jauh dari sini, aku harus mencarinya mungkin saja ada yang ingin minta tolong" dia kembali menyarungkan pedangnya

Dia berlari ke arah sumber suara yang di tuju dan memang benar ada seseorang tapi, yang membuat Tatsumi terkejut ialah seorang gadis berambut hitam panjang dengan mata merah tengah melindungi gadis kecil berambut pendek hitam dengan wajah yang similiar yang tampaknya mereka kakak beradik tengah di kepung banyaknya hewan buas.

"Kenapa mereka ada di sini? Tak biasanya ada seseorang di sini apalagi seorang Gadis" Pikir Tatsumi dia merasakan sesuatu bahaya akan terjadi kepada mereka "tampaknya mereka ingin sepertiku mencari makan tapi, keliatannya mereka tak bisa mengatasinya semua" dia langsung mengambil Pistol dari Pinggangnya.

.

.

.

.

.

"Kurome! Tetaplah di belakangku!" Gadis bernama Akame ini memperingati adiknya karena, Dia bisa melihat situasi ini bisa di bilang tak baik baginya dan juga adik di belakangnya "kita harus, tetap seperti ini agar kita terus hidup!" dia memegang pisau

"Hai! Nee-chan" Balas Gadis kecil bernama Kurome ini dia tetap di belakang kakaknya dengan wajah agak takut "tapi, bagaimana dengan mereka?!" dia menunjuk hewan buas yang siap menerkam mereka.

"Jangan Khawatir tetaplah di belakangku" Balas Akame sebagai kakak dia akan melakukan apapun untuk melindungi adiknya "aku senantiasa akan melindungimu dan membantumu agar kita bisa lolos dan keluar dari sini bersama-sama" dirinya dan adiknya sudah sangat kelelahan dia berharap ada seseorang yang membantunya tapi, tampaknya Tuhan masih mendengar harapannya dia mendengar suara Pistol.

*Dorrrrr *Dorrrrr *Dorrrrr

Akame bisa melihat Hewan buas itu mengeluarkan darah segar dan terlihat terbakar dia melihat ke arah lain dan melihat bocah seumuran dengannya memegang sebuah pistol dan mengarahkannya ke Hewan buas itu dia cukup terkejut dengan akurasi tembakannya yang tepat padahal dari jarak seperti itu yang agak mustahil bagi umuran sepertinya.

Tatsumi langsung mengambil pedangnya dia menebas semua Hewan buas dsn juga ada yang dia pukul dan bakar untuk Akame dia cukup kagum dengan Skill laki-laki berkacamata Ini yang terlihat sudah ahli dirasa sudah aman dan tak ada Hewan buas lagi Tatsumi langsung menghampiri mereka.

"Hei, kau tak apa-apa?" tanya Tatsumi membuka kacamata dan menunjukan senyum yang bersahabat "apa kalian terluka?" dia terlihat khawatir dengan orang yang baru di kenalnya.

"Yah kami tak apa-apa" Balas Akame dengan blush di pipi ketika melihat senyum itu dan juga dia tak merasakan Niat Jahat dari Orang yang menyelamatkannya "sebenarnya Aku bisa mengatasinya tapi, aku sangat berterima kasih karena, kau kita sedikit tertolong" dia tersenyum dan melihat adiknya sudah pingsan karena, kelelahan.

"Yah tak masalah aku malah senang bisa membantu" Tatsumi hanya tertawa tapi, dia melihat Gadis di depannya ambruk karena kelelahan juga langsung dia memapah mereka berdua dan membiarkan mereka tertidur di pundaknya "ya, ampun kelelahan juga rupanya tapi, tenang saja aku akan menjaga kalian dan tidurlah dengan tenang" dia langsung tidur juga dan tak menyadari Akame masih bangun dan mendengar kata-kata itu dia tersenyum lalu tidur kembali.

.

.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

.

"Ahh, selesai!" Tatsumi menghela nafas dia saat ini sehabis berburu sekarang dia berburu dalam jumlah banyak dari burung, rusa, ada juga buah-buahan dan sayur semacam berries, Strawberry, bayam, dan tumbuhan lain untuk di masak "hmmm! Jika ini belum cukup aku akan berburu lagi" dia tetap melanjutkan berburunya.

Dia sebenarnya tak tega meninggalkan mereka berdua tapi, karena dia lapar dan juga pastinya gadis itu juga lapar makanya dia berburu selain itu dia agak tenangan karena meninggalkan mereka yah setidaknya mereka aman dari binatang buas itu tak masalah.

Setelah di rasa cukup Tatsumi kembali ke tempat mereka berada dan masih melihat kakak beradik itu masih tertidur dengan saling berpelukan satu sama lain Tatsumi langsung memasak dari membakar daging, Membuat sup herbal yah dia bisa memasak karena membaca buku yang dia dapat dan setelah memasak terdengar erangan dari kedua Gadis itu Tatsumi tau bahwa mereka bangun karena, Aroma kuat dari tumbuhan Herbal yang dia tambahkan ke dalam masakannya tapi, yang jelas itu enak.

"Selamat Sore kalian puas tidurnya?" Tanya Tatsumi menghampiri mereka membawa makanan

"Eh, so-sore!" Akame membalasnya agak ragu Tatsumi tau tatapan itu yaitu tatapan yang agak tak percaya terhadap orang asing karena, dia pernah merasakannya juga.

"Yah, maaf aku meninggalkan kalian" Tatsumi memberikann makanan dan langsung di serobot mereka berdua "namaku, Tatsumi dan nama kalian siapa?" dia menunjukan senyum tulus yang tak memiliki maksud lain.

"Akame" Balasnya menghentikan makannya sesaat.

"Kurome" jawab gadis kecil itu terdengar imut.

Tatsumi tak terkejut melihat pola makan mereka yang agak rakus padahal mereka perempuan tapi, dia tak bisa menyalahkan mereka karena, pastinya mereka sudah lama di sini dengan kondisi lapar dan sama sepertinya berburu hanya saja mereka masih belum ahli.

"Ehmm! Ngomong-ngomong apa yang kalian lakukan di sini? Apakah kalian berburu juga?" Tanya Tatsumi dia ingin tau apa yang dilakukan mereka sebenarnya "kalau aku memang sedang berburu dan kebetulan aku melihat kalian jadinya aku tolong"

"Kita sedang mengalami pengujian Tes" Balas Akame dia menghela nafas pasrah.

"Tes?" Tatsumi mengangkat sebelah alisnya.

"Yah, sebenarnya kita mengalami Tes untuk masuk ke dalam tim elit pembunuh kerajaan" Jawab Akame "dan sekarang menjalani Tes yaitu bertahan hidup di hutan ini selama 15 hari dan sekarang tinggal 6 hari tersisa agar kita bisa berhasil"

"Kau bercanda?" tanya Tatsumi Akame mengangguk dia sulit mempercayai apa yang dia dengar tapi Gadis berbicara dengan nada sesuatu yang tak di sembunyikan "bagaimana dengan orang tua kalian?" meski ini pertanyaan bersifat pribadi tapi, dia ingin tau sekali.

"Kita hanyalah anak-anak Malang dari Desa yang miskin" balas Akame ekspresi wajahnya agak hening meski dia tau gadis ini bersedih tentang masa lalunya "dan Orang tua kita menjual kita ke kerajaan sebagai pembunuh" Kata-kata terakhir itu membuat Tatsumi kesal.

"Maaf, kau tak perlu menceritakannya" Tatsumi memohon maaf dia sulit percaya bahwa hanya orang tua yang bodoh telah menjual anak-anaknya "hei, bagaimana kalau kita berteman?" dia setelah kejadian itu agak sulit mempercayai seseorang makanya dia selalu sendiri.

"Teman?" Kurome memiringkan kepalanya Ekspresi sungguh lucu di kala sedang berfikir.

"Yah, teman kita akan membantu sama lain dan aku akan membantumu dan menemanimu dalam Tes" Tatsumi mengangguk dan menyodorkan jari kelingking

"Teman yah,," Akame memang selama hidupnya tak pernah memiliki teman selain itu dia tak memiliki waktu seperti itu karena, harus terus melakukan beberapa tes dan di tak pernah kepikiran untuk ke sana tapi, dia senang ada seseorang yang ingin berteman dengannya "aku mau! Jadi temanmu Tatsumi" dia membalasnya dengan jari kelingking Kurome hanya tersenyum melihatnya.

"Yoshh! Kita mulai!"

.

.

.

.

.

Agak jauh dari Hutan ada dua orang yang tampak mengamati pergerakan mereka dari atas tebing yang satu lelaki tua paruh baya, dengan rambut perak, dan yang satunya lelaki botak yang terlihat seperti ilmuwan, dengan salah satu matanya di tutup kaca.

"Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan sesuatu yang menarik dari ke seratus anak yang berada di dalam hutan sana?" Tanya Profesor Osfort

"Yah, ini memang seharusnya begini" Jawab Gozuki dia mengamati ke dalam hutan tapi, ada sesuatu yang membuatnya tertarik yaitu Akame, Kurome, dan Tatsumi yang menghadapi hewan buas dengan cara mereka masing-masing"hmmmm! Ini lumayan dan cukup mengesankan" matanya terfokus ke seni membunuh Tatsumi yang unik.

"Yah intinya yang lemah berarti menyingkir dengan sendirinya" Ucap Profesor Osfort "dan juga butuh berapa banyak anak yang kau perlukan"

"Hmmm! Aku maksimal bisa 10" Balas Gozuki mengelus dagu "tapi, jika tak ada yah minimal 7 saja cukup bagiku"

"Jadi, intinya 10 anak yang kau perlukan" Profesor Osfort mengangguk "dan juga selain itu jika kau sudah menemukan 10 orang sisanya kau berikan kepada kita untuk di aku teliti"

.

.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

.

- 6 Hari Kemudian

"Hmmm, sudah enam hari berarti sekarang sudah selesai" Gozuki mengelus rambutnya dia memegang Teigu miliknya "tapi, asal kau tau melatih anak-anak ini memerlukan waktu 10 tahun yang jadi pikiranku apakah bisa aku bertahan selama itu? dan juga bagaimana dengan nasib kerajaan nanti"

"Meskipun kerajaan ini sudah busuk kau tak usah khawatir Kerajaan takkan runtuh semudah itu" Profesor Osfort menyeringai "dan juga sekarang banyak sekali kobaran api para pemberontak dimana-mana maka dari itu ini menjadi tugasmu untuk meredamkan mereka"

"Tugasku sekarang agak sulit" Gozuki menghela nafas dia memegang Teigunya "tapi, selama ada MURASAME aku tak perlu cemas berlebihan"

"Yah, kami berharap banyak padamu" Ucap Profesor Osfort "dan oh apa yang kita punya di sini" dia melihat ketiga anak yang keluar yaitu Tatsumi, Akame, dan adiknya Kurome

"Tak kusangka mereka lebih dulu kemari" Gozuki terlihat Kagum dia melihat banyak luka yang di derita anak-anak itu kecuali Tatsumi yang hanya mendapat luka kecil "seni bertarung mereka cukup mengesankan bagiku"

"Selamat kalian lulus dari tes ini dan datang yang pertama dari yang lain" Profesor Osfort membungkukan badan "dan silahkan ke ruang perawatan untuk mengobati luka kalian"

"Kita berhasil Kurome!" Akame tersenyum senang

"Yah, nee-chan!" Kurome mengangguk.

"Aku tak menyangka kita yang pertama yang kemari" sambung Tatsumi "tapi, aku kaget ada orang lain selain kita yang berada di hutan itu" dan mereka bertiga langsung ke tenda perawatan.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Profesor Osfort "bukankah mereka bertiga masuk ke dalam kategori yang kau inginkan?"

"Yah, mereka cukup hebat menurutku" Gozuki mengangguk "awalnya aku ingin 10 anak tapi, yang bisa kudapat hanya 9 yah setidaknya ini lebih dari cukup menurutku"

.

.

.

.

- Tenda Perawatan

Mereka bertiga telah diobati tampak senyum ceria di wajah mereka setelah berhasil melewati Tes dan untuk Akame dia senang ada orang yang membantunya sekaligus temannya dan untuk Tatsumi sendiri dia senang memiliki teman pertamanya.

Pintu Tenda terbuka dan terlihat Gozuki masuk ke dalam dan mereka bertiga langsung menoleh.

"Ini dia hasil ujiannya kalian bertiga" Ucap Gozuki melipat tangannya "Kurome kau dapat 8, untuk Akame kau dapat 7, dan kau..." dia melirik ke arah Tatsumi dan agak lupa nama.

"Tatsumi!".

" ah, iya Tatsumi kau dapat 9" Ucap Gozuki mengelus dagunya "dan kalian bertiga akan di latih secara bersama-bersama dan terlebih lagi aku kagum dengan kerjasama kalian dan kalian bertiga ikut denganku"

"Tentu!" Tatsumi tersenyum

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

Ahhh akhirnya publish pertama dan juga aku ngambil kekuatan Tatsumi dari Game God Hand(PS2) dan jika kalian tau siapa? Yang ngasih tangan Tatsumi? Yah itu si musuh terakhir di Gamenya Azel si Devil Hand.

Dan soal bagaimana tangannya di kasih ke Tatsumi jika, kalian pernah tamatin nih Game mungkin kalian tau bagaimana mengasih tangannya dan untuk musuh yang nebasin tangan Tatsumi mungkin kalian tau dan apakah Tatsumi punyta Teigu? Tentu saja punya hanya saja aku belum tau nama yang pas.

Pm

.

RnR