THIS IS MADNESS

Genre : Humor (masih ada kemungkinan yang lain)

Rate : M

Warning! : Typo, no super power, fem!Gempa, fem!Halilintar, ecchi, dan berbagai kekacauan lainnya.

A/N : Muahahahaha, my second fic after 'Just in One' yang berakhir gantung tanpa kepastian (promosi & curhat), dan sekarang ide gila lain nabrak otakku dan menjadikannya fic aneh ini, oke lets see my other terrifying fic. Oh iya, hampir lupa, disini Gempa jadi kakak pertama soalnya klo Halilintar jadi kakak pertama it's too mainstream.

Note : Gempa 19th, Hali 17th, Taufan 16th, Api 14th, Air 13th.

~~HAPPY READING~~

Pagi yang senyap, di rumah Element(?) bersaudara, seperti biasa, seorang gadis beriris gold A.K.A Gempa, sedang memasak sarapan sambil bersenandung.

Duk...duk...duk... *Le suara langkah ditangga.

"pagi kak, apa yang kakak masak?" sapa dan tanya sang adik, Halilintar.

"oh, pagi Hali, aku sedang masak mi goreng, hei Hali bisakah kau membangunkan adik-adikmu itu?" pinta Gempa.

Tanpa banyak cing-cong Hali langsung melesat menaiki tangga. Tak lama kemudian muncul dua sosok adiknya Air dan Api.

"Pagi kakak!" sapa kedua adiknya.

"Pagi. Kak Taufan mana?" tanyanya.

"Ga tau deh kak," jawab Api.

10 menit kemudian.

"Hali sama Taufan mana sih? Kok lama banget."

Ditempat Hali...

"ahh...ahh...uhh... Taufan... Stop... Berhenti... Cepat... Berikan kembali sendal tidurku...!"

(U MAD BRO?)

"Eits enak aja, kalo mau ambil sini... Aduh duh duh... Kak lepaskan tanganku... Akh... Ini... Ini gila..."

"ini bukan gila. INI... SPAARRTAA...!" 'DUAGHH'

"Hali! Kenapa lama banget sih bangunin Taufan?! Eh?!"

"Kak... Kak Gempa... Tolong... Tolong Taufan dari 'Eksekutor' ini..."

"udah ah! Kalian berdua cepet turun sarapan!"

"Baik kak..."

Setelah sarapan...

"Nah, sekarang kalian mandi dan pakai seragam dengan rapi!" perintah Gempa.

"Bagaimana denganmu kak?" tanya Hali.

"Aku sudah mandi tadi pagi, dan tinggal memakai seragamku. Cepat, gak usah pake banyak nanya" jawabnya.

"Baik kak!" all minus Gempa.

Skip time...

"Nah, kalian sudah rapi. Ayo jalan!" ajak Gempa.

"Kita berangkat naik apa kak? Kan gak mungkin kita jalan kaki, gara-gara habis hujan banyak genangan air, kalo kecipratan bisa repot" jelas Air.

"Tenang aja, gak apa-apa kok. Ayo!"

Di jalan...

"Oh iya, bagaimana keadaan Adik-adikku di sekolah" ucap Gempa memulai pembicaraan.

"Biasa saja kak, tak ada yang istimewa" jawab Hali.

Disaat mereka berbincang-bincang, dari arah belakang mereka sebuah mobil melaju dengan cepat.

'BYUURRR' *Le suara kesiram air kubangan.

"Yah basah, kan udah dibilangin sama Air. Kak Gempa malah gak mau dengerin!" omel Hali.

"Iya iya, maaf deh. Hei, kalian gak basah kan?" tanya Gempa pada adik-adiknya.

"Hei, kalian tidak basah, tapi kenapa wajah kalian memerah? Hei! Taufan! Api! Air!" tanyanya lagi karena tak ada respon.

"Eh? Um.. Anu... Kak Gempa, Kak Hali... Itu... Umm... Pakaian dalam kalian kelihatan..." ucap Taufan.

"KYAAAAAAA...! DASAR ADIK LAKNAT! KENAPA KALIAN TAK MEMBERITAHU KAMI...!" seru Gempa.

"Habisnya, pemandangannya terlalu indah sih. Hehehe" sambung Taufan.

"Ini tidak indah. INI... SPAARRTAAAA...!" seru Hali menendang Taufan.

'BUGHH' *Le suara ketendang.

"Aww... Akh... Kenapa aku harus punya kakak yang ngefans sama Leonidas sih?!"

"Apa kau bilang?!"

"Sudahlah, lagian kenapa kak Gempa sama kak Hali gak pakai jaket kayak biasanya?" tanya Air.

"Kalo aku kelupaan" jawab Gempa.

"kalo aku lagi males pakai jaket" jawab Hali.

"Ya sudah, sebaiknya kakak pulang, ganti baju. Kami duluan aja" saran Api.

"Ya udah, kita pulang dulu ya. Daah" pamit Gempa.

Skip time...

Disekolah Hali dan Taufan. Seperti biasa, setiap istirahat Hali dan Taufan bersama, yah mau gimana lagi, saudaranya yang lain berbeda sekolah.

"Hei Taufan, kalo udah selesai makan anterin aku ke perpustakaan ya!" ajak Hali

"Hmm... Oke lah. Sekarang aja yuk, aku udah selesai makan nih"

Diperpustakaan...

"Kak Hali mau minjem buku apaan sih?" tanya Taufan.

"Buku tentang teknologi" jawabnya.

Setelah lama mencari, buku yang dicari akhirnya ditemukan. Namun sayangnya rak buku tersebut terlalu tinggi.

"uh.. Susah banget. Hmm... Taufan, tolong ambilin bangku itu!" perintah Hali.

"Baik, ini dia."

"Uuh... Sedikit lagi... Dikit lagi... Dapat! Eh?! Eh.. Eh.. Taufan aw.."

'GUBRAKK' *Le suara jatuh.

Hali jatuh dari bangku dan menindih Taufan. Yang lebih memalukan kedua tangan Taufan memegang dadanya.

"Taufan, apa yang..."

"Maaf kak! Ini agar kau tak mencium lantai. Tapi... Punyamu besar juga ya kak"

"Dasar mesvm! Cepat lepaskan Taufaaahhnn... Aahhh... Ahh..."

"Gimana? Enak kan kak? Hehehe"

"Hentikan, Taufan! Dasar mesvm!"

'PLAKK' *Le suara ditampar

"Dasar adik laknat! Awas saja kalo kau melakukannya lagi!"

"Aduuh... Iya deh... Maaf ya kak... Habisnya..."

"Habisnya apa?!"

"Habisnya... Punyamu besar dan kenyal! Kaboor!"

"AWAASS KAU TAUFAAN!"

Skip time...

Dirumah...

"Aku pulaang!" salam Gempa dari pintu depan.

"Lho, tumben Kak Gempa pulang telat. Ada apa?" tanya Api.

"Hah... Abis diajak temen ngumpul dulu," jawab Gempa sembari menghempaskan dirinya kesofa.

"Ya udah, Kak Gempa udah makan belom? Kalo belom tuh, Hali udah masak" tawar Hali.

"Gak usah deh. Tadi Kakak udah makan. Makasih" jawabnya.

"Oke, mending Kak Gempa mandi dulu, terus istirahat" saran Air.

"Oke deh, Kakak mandi dulu"

Skip time... 23.15...

'NGEEEKKKRTT' *Le suara pintu kebuka.

"Kaak... Kaak... Kak Gempa... Air gak bisa tidur... Aku tidur disini ya?" tanya Air pada kakaknya yang tertidur.

"Ck... Hn iyalah iyalah..." jawab Gempa setengah sadar.

Keesokan paginya...

"Hoaammss... Hah! O... O... Oppai?! Hah! Kak Gempa?!" Air yang baru saja bangun terkejut malihat 'benda' kakaknya berada di depan wajahnya.

"Hmm... Air? Kau kenapa?" tanya Gempa.

"E..e..e.. Itu... Itu... K..kenapa kau telanjang hah!?" tanya Air balik.

"Hn.. Kenapa? Aku sudah biasa seperti ini... Dan lagi nyaman juga bisa menjadikanmu gulingku. Hehehe" tambah Gempa.

"M..m..maksudmu...kau memelukku seperti guling dalam keadaan telanjang semalaman hah?!" tambah Air

"Seperti itulah" jawabnya enteng.

"HAH... HAH... HAAAAAAAH...! AAAAAA...!" jerit Air sambil berlari menuju kamar Hali.

'GUBRAKK' *Le suara pintu didobrak.

"Kak..! Kak..! Kak Hali bangunlah..!" teriak Air.

"Hnn... Apa sih?!" tanya Hali setengah ngantuk.

"Kak... Kak Gempa jadi laknat..! Eh..!" ucapan Air terputus setelah menyadari kalo Hali juga telanjang.

"TIDAAAAKK...!" Air kembali menjerit dan lari kearah kamar Taufan.

'GUBRAKK'

"Kak..! Kak..! Kak Taufan bangunlah...! Kak Gempa dan Kak Hali jadi laknat..!" seru Air.

"Ck.. Apaan sih?! Emangnya kenapa?" tanya Taufan setengah sadar.

"Kak... Kak Gempa dan Kak Hali telanjang bulat..!" jawab Air.

"Ooh begitu... (1...2...3...) Eh?! APAAA?!" seru Taufan lalu berlari keluar kamar berencana ingin melihat 'pemandangan' yang indah itu. Namun sayang pintu kamar berisikan 'harta' itu telah terkunci rapat.

Hari Sabtu...

Hari yang panas bagi para Element bersaudara dan juga hari paling membosankan.

"Uuh... Hali! Ayo ke dapur, aku ingin minum!" ajak Gempa.

"Heeh... Ayo ah!" jawabnya.

Di dapur...

"Eh? Minuman apa ini?" tanya Gempa.

"Entahlah, sepertinya segar. Minum saja" jawab Hali.

'GLEK... GLEK... GLEK' *Le suara lagi nelen minuman.

"Kenapa lama banget sih kak? Eh?" Taufan yang datang, kebingungan melihat Kakak-kakaknya seperti orang 'tak waras'?

"Eh? Ada Taufan ya? Taufan~ 'main' sama kita yuk?" ajak Hali dangan nada manja atau lebih tepatnya menggoda.

"Iya~ ayolah Taufan~" tambah Gempa.

"E..e..engga ah kak. Kakak kenapa sih?" tanya Taufan.

"Aw ayolah~ bukannya kau begitu menikmati saat memainkan 'benda'ku saat di perpustakaan sekolah waktu itu~" tambah Hali.

"Haa... Kau sudah bermain dengan Hali? Kenapa kau tak main denganku juga?~" tanya Gempa ngambek.

"Kak Taufan, kenapa lama sih... Eeh?" Api yang datang dengan Air hanya melongo melihat ketiga kakaknya 'Thr**som*' di dapur. Canda-canda.

"Kak Taufan, ini ada apa sih?" tanya Api.

"Gak tau deh. Kayaknya mereka abis minum itu" jawabnya

"ini..."

"Hmm... Ini sejenis bir" ujar Api. "Sepertinya mereka mabuk" tambahnya.

Sementara itu Taufan sedang bertahan menghadapi kadua kakaknya yang mabuk. Ternyata tangan Hali menyentuh 'barang' Taufan.

"Eekh... Hei! Cepatlah... 'JR' udah mau bangun nih!" seru Taufan pada kedua adiknya itu.

"Air! Kau tahan kak Gempa! Aku akan tahan kak Hali!" perintah Api.

Dengan cepat Api dan Air mengunci pergerakan Gempa dan Hali. Namun sayang mereka terlalu lemah untuk kakak-kakak mereka itu, sampai keadaan berbalik, dimana Air dan Api berada dibawah Gempa dan Hali.

"Ooh~ jadi Api mau 'main' juga? Kenapa gak ngomong aja~" ucap Hali bergairah.

"Iya nih~ kalo Air juga mau, ngomong aja ya~" tambah Gempa.

"Gini aja deh, biar Api sama Air semangat, kita kasih 'susu' kita aja yuk Kak. Gimana iya kan?~" lanjut Hali.

"Boleh juga tuh. Kalian siap-siap ya~" timpal Gempa.

3...2...1... 'PRANGG' 'PLETTANG'

Untungnya 'musibah' tersebut bisa dicegah sama Taufan. Ya dengan mukulin panci ke kepala kakak-kakaknya sampe pingsan.

"Huh... Syukurlah. Thanks kak." ucap Api setelah panik setengah mati karena kakaknya sendiri.

"Iya. Thanks banget ya kak. Kalo gak ada kak Taufan, udah pasti, Air sama Api udah overdosis nutrisi kak Gempa sama kak Hali." tambah Air.

"Udahlah, mending kalian bantu aku gotong nih mayat-mayat kesofa" perintah Taufan. "Kalian Gotong kak Gempa, aku gendong kak Hali" tambahnya.

"Baiklah. 1...2...3... Angkat!" ucap Air dan Api bersamaan.

"Hmm... kak Hali semok juga ya" ucap Taufan tanpa difilter.

"KAKAK...!" seru kedua adiknya memperingatkan.

Skip time...

Pagi hari. Matahari bersinar terang. Sehari sudah Gempa dan Hali pingsan, dan tersadar.

"Uhh... Ini... Dimana? Dan kenapa aku memakai pakaian minim seperti ini?!" tanya Gempa panik.

"Uhh... Apa... Apa yang terjadi? Kak Gempa? Kenapa kita berpakaian tipis dan minim?!" tanya Hali tak kalah panik.

"Jangan-jangan... Ini... TAUFAAAAN...!" jerit panik Hali menggema keseluruh sudut jagad raya.

"Iya? Jadi kak Hali dan kak Gempa sudah sadar?" tanya Taufan.

"Sudah! Jangan mengganti topik pembicaraan! Apa yang telah kau lakukan kepada kami hah!?" tanya Hali kesal.

"Apa?! Aku tak melakukan apa-apa! Kalianlah yang macam-macam padaku! Kalian tau?! Kalian mabuk! Kalian mengajakku 'main' dan kalian memperebutkanku! Dan satu lagi! Kalian nyaris memberi Api dan Air nutrisi dari 'susu' kalian tau! Untunglah aku memukul kepala kalian sampe pingsan! Kalo engga, Api sama Air bisa overdosis nutrisi susu tau!" jelas Taufan panjang lebar.

"A...APAA?!" tanya Gempa syok.

"Gak... Enggak mungkin...KYAAAAA!" jerit Hali.

"Kak Taufan! Ini ada apa sih?! Berisik banget!" tanya Api.

"Iya nih, suaranya sampe keluar rumah" tambah Air.

"Ini, kak Hali sama kak Gempa syok, abis aku kasih tau fakta mereka" jawab Taufan.

"Aduuh. Lagian orang baru sadar udah dibikin syok lagi. Kakak, kakak" cibir Api.

"A..Api... Apa b..benar a..apa kata.. Taufan?" tanya Hali syok.

"Eee... Itu sih bener, untung aja ada kak Taufan, kalo engga... Ckckck" jawab Api.

"Hmm... Tapi kalo diminum 'susu'nya pasti aku juga seneng" ucap Gempa tanpa filter.

"KAKAK...!" seru adik-adiknya memperingatkan.

Skip time...

Saat sarapan...

"Maaf ya, kakak gak sempet masak, sarapannya biskuit, roti sama susu aja ya," ujar Gempa.

"Susunya segar dari ladang atau segar dari kamar?" tanya Taufan yang mode mesvmnya lagi ON dan langsung mendapat bogem mentah dari Hali.

"Kalo pun Taufan mau langsung gak apa-apa kok" ucap Gempa.

'KRAKK' Air yang frustasi dan kesal, mematahkan sendok menjadi dua.

"Eee... Hehehe" tawa garing Taufan.

"Hmm... Apa kak Gempa gak ke kampus?" tanya Air.

"Oh, hari ini lagi ga ada kelas, jadi anggep aja aku lagi libur" jawabnya.

"Ya udah, berangkat yuk" ajak Api.

"Ayo! Kak Gempa, kita berangkat dulu ya, daah"

"Nah udah pada berangkat, beres-beres dulu deh" ucap Gempa.

Skip time...

"Nah semua beres. Mandi dulu deh"

La...la...la...la...laa *Le bersenandung.

"Duh lupa bawa handuk lagi. Ah mumpung pada sekolah" gempa pun keluar kamar mandi tanpa sehelai benangpun.

"Kak! Aku dan Air pulang! Ada rapat guru sampai murid-murid dipulangkan! Eeh!" Api terkejut melihat kakaknya basah dan telanjang.

"KAAKAAAK! APA YANG KAU LAKUKAN HAH!?" seru Api dan Air bersama-sama.

"KYAAA...! Jangan dilihat dasar adik laknat! Aku lupa membawa handuk dan karena kalian sekolah, aku ambil sendiri..!" jelasnya.

"Eh...eh... Ah lantainya licin.."

"Bukan lantainya yang licin! Tapi kakimu yang basah kak!" seru Api.

"Eh...eh...aku akan jatuh...ah...tolong" nyaris saja Gempa jatuh kalau saja gak ditangkap Air.

"Eehhh... Aaahhh... Ahhh... Air... Kamu nakal ya~" ucap Gempa menggoda.

"Uh.. Dasar kakak laknat.." cibir Air.

"Aah... Ayolah Air... Ayo minum 'susu'ku~" goda Gempa lalu sengaja melemaskan tubuhnya agar ditahan oleh Air.

'GUBRAK' *Le suara jatoh.

"HMMPFH...HMMPPFH...HMMPH..." (Kak minggir kaak cepat!)

"Aahh... Akhirnya kamu mau minum 'susu' juga yaa~" goda Gempa.

Air yang panik, tanpa sengaja tangannya meremas 'benda'nya yang satu lagi.

"Aahh... Dasar nakal... Kamu pintar juga yaa~" ucapnya semakin menjadi.

"HMMPPHH... AHH... KAK API! PANCI... PANCI...!" jerit Air pada Api.

"Oh iya, tunggu sebentar" jawab Api.

"Aahh... Sepertinya 'Junior' kamu udah bangun ya Air?~"

"AH... TIDAK... MENYINGKIRLAH KAK... APA KAU MASIH MABUK...?!" tanya Air.

'PLETANGG'

"AH... AKHIRNYA... SELESAI..." ucap Air menghembuskan nafas lega. Api menempelkan punggung tangannya kekepala Air.

"Minggir! Apa yang kau lakukan hah?!" tanya Air kesal.

"Tak ada. Aku hanya ingin memeriksa, apa kau mabuk 'susu' atau kau overdosis vitamin G" ujarnya tanpa dosa.

"Kau gila ya?! Aku hampir mati sesak nafas disana dan kau hanya sebagai penonton saja! Yah, walau kuakui rasa 'susu'nya enak juga" balas Air.

"Dasar adik laknat! Kalau begitu aku juga mau!" jawab Api.

"Ternyata kau gak beda jauh laknatnya!"

"Sudahlah, sekarang bagaimana?" tanya Api.

"Hmm... Bagaimana kalau kita 'main' dulu sama Kak Gempa?" jawab Air mesvm dan langsung ditendang Api.

Skip time...

"Kami pulang!" salam Hali dan Taufan bersamaan.

"Selamat datang!" balas kedua adiknya.

"Hmm... Hah! Kenapa Kak Gempa tidur di sofa?! Kenapa ia gak pakai baju?!" tanya Taufan panik.

"Ka...kalian tidak macam-macam kan?" tanya Hali.

"Tentu saja tidak! Tapi Air yang jadi korban" jawab Api.

"Maksudmu Api?" tanya Hali.

"Tadi pas kami pulang, Kak gempa lagi telanjang, abis mandi. Gara-gara gak bawa handuk nah dia ngambil sendiri." jawabnya, "terus, gara-gara licin, Kak Gempa yang mau jatuh ditahan sama Air, eh Kak Gempanya malah 'kambuh'," lanjutnya, "Abis itu, Kak Gempa malah jatuhin diri dan akhirnya bikin Air minum 'susu' kak Gempa deh. Untungnya Kak Gempa aku pukul pake panci biar pingsan. Kalo engga..." jelas Api panjang lebar.

"Sudahlah. Bagaimana keadaan kakak disekolah?" tanya Air mengalihkan pembicaraan.

"Kayak biasa, ga ada apa-apa" jawab Hali.

"Ya udah, aku kekamar dulu ya," ucap Taufan.

"Ya udah gih" balas Api.

Skip time...

"Taufan! Cepat turun! Bantu aku berbenah!" panggil Gempa dari bawah.

"Loh? Kak Gempa udah sadar?! Ya udah! Bentar lagi aku turun!" seru Taufan dari kamar.

'Duk...duk...duk...' *Le suara turun tangga.

"Bentar ya kak! Aku kekamar mandi dulu." ucap Taufan.

'SREEEKK' *Le suara pintu digeser.

"Du...du...du... Ahh... Lega. Eh?" Taufan yang habis buang air kecil terkejut melihat Hali sedang mandi. Salahkanlah dia karena main masuk aja.

"KYAAA...! TAUFAAAN...! APA YANG KAU LAKUKAN...!" jerit Hali.

"M... Maaf kak! Aku... Eh... Eh... Aku akan jatuh... AAA..!"

'GUBRAK' Le suara jatuh.

Taufan jatuh menimpa Hali, dan tanpa sengaja meremas 'benda' Hali.

"Ngg... Ahh... Ahh... Aahh... Taufan... Kamu nakal ya~" goda Hali.

"Ee...ee... Maaf kak! Aku... HMMPPFFHH... HHMMPPHH..." ucapan Taufan terputus karena, mulutnya disumpal oleh 'benda' Hali.

"Haah~ pada akhirnya kau minum 'susu' juga kan~" ucap Hali menggila.

Karena panik tak bisa bergerak, Taufan berusaha mendorong Hali, namun bagian yang ia dorong adalah 'benda' Hali.

"Aahh... Adik nakal... Kalo kamu mau lebih, bilang aja~"

"HMMPPHH... HAAH... KAAAK! KAAK GEMPAA! APII! AIRR! TOLONG AKUU!" jerit Taufan.

'DUAGH' *Le pintu didobrak.

"KE... KENAPA INI KAK?!" tanya Api panik.

"GAK PERLU NANYA! CEPET! AMBIL PANCI! CEPEET!" perintah Taufan.

"NIH! PANCINYA KAK! AKU PUKUL YA?!" seru Api sambil mambawa panci.

'PRANGG' *Le suara panci vs kepala.

"Uh... Ayo bantu aku membawanya" perintah Taufan.

"Apa?! Membawanya dalam keadaan telanjang begini?! Engga deh! Nanti kalo Kak Gempa lihat, terus pikirannya macem-macem, bisa kambuh juga!" jelas Air.

"Hmm... Ya udah, biarin aja dulu dia disini" saran Taufan.

"Au ah terserah kau lah" ucap Api malas.

Diruang tamu...

"Kaak! Kak Gempaa! Kak Gempa mana sih?" tanya Taufan pada kedua adiknya.

"Ga tau deh. Eh ada surat!" seru Api melihat sebuah surat.

Isinya...

"Kakak keluar rumah dulu. Ada urusan. Kalo lapar minta Kak Hali masak ya. Terus kalo mau keluar, pintu rumah dikunci."

"Kalo tau gini kita pindahin Kak Hali dari tadi deh. Lagian, gimana bisa Kak Gempa pergi gitu aja?!" omel Taufan.

"Ga tau deh. Pas kita pulang, langsung denger Kak Taufan jerit" jelas Air.

"Ya udah, kita pindahin Kak Hali yuk!" ajak Taufan.

Skip time...

"Api! Air! Ayo ke taman! Ada yang ingin kubicarakan." ajak Taufan.

"Hmm... Ayo deh." balas Api.

Di taman...

"Api, Air. Menurut kalian, apaan sih yang bikin Kak Gempa sama Kak Hali jadi laknat kayak gini?" tanya Taufan.

"Mm... Ngga tau deh, Kak" jawab Api.

"Hm.. Dari hasil observasiku selama ini, tingkat kelaknatan Kak Gempa sama Kak Hali meningkat, setelah minum bir waktu itu" ujar Air.

"Hah?! Kenapa kau jadi rajin begini? Apa jangan-jangan... Hm... Sudah kuduga, pasti kau overdosis vitamin G" balas Api.

"Apa kau bilang!" ucap Air kesal.

"Sudahlah. Kita harus cari penawarnya" ucap Taufan semangat.

"Kau pikir mereka kena racun ya?" balas Air rada kesal.

"Lalu bagaimana?" tanya Api.

"Hmm... AHA! AKU TAU"

TO BE CONTINUE.

A/N : WAHAHAHAHA, FIIIIC ECCHI! Akhirnya ide laknat ini berhasil dimutasikan menjadi fic. Nah, karena bosen sama sifat-sifat para elementer yang too mainstream, aku jadikan mereka semua... OOC, MUAAHAHAHAHAA!. Oke sampai jumpa di chapter berikutnya.

Akhir kata. REEVVIIEEEWWW PPLLEEAAASSEEE...!