VENUS
Dazai and All the Girls Around
[A Remake Story by Phoebe ; Bungou Stray Dogs belong toKafka Asagiri and Sango Harukawa ]
[ Cast: Dazai x Atsushi slight Akutagawa x Atsushi ; Dazai x Chuuya ; Rated M ]
Warning : AU, GENDERSWITCH (GS), OOC, TYPO(S), DON'T LIKE? DON'T READ!
a/n: Mohon maaf karena menyesuaikan cerita, FanFic ini saya labeli 'GS'. Sekali lagi cerita dalam FanFic ini bukan karya saya, melainkan saya me-remake dari Novel karya Phoebe-san, dan mohon maaf sekali karena rata-rata cast disini saya buat OOC, juga maafkan karena Mas Dazai saya ubah jadi super brengs*k disini T.T
Langsung saja, selamat membaca dan jangan lupa review ^^
.
.
.
.
[ Bagian 1 ]
[Japan, As Beginning]
Dazai menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Tokyo University, terlalu pagi untuk mengingatkanya mengamankan Sasaki Nobuko dari peloncoan teman-temanya sebagai mahasiswa baru. Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Sasaki Nobuko di kampus. Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Dazai menolak permintaan senior sekaligus sahabatnya, Kunikida Doppo untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu. Meskipun selama lebih dari tiga tahun Sasaki sudah mendapatkan perawatan Intensif tentang Alzheimernya, Dazai meragukan kalau Sasaki sudah berubah. Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada gadis itu, Dazai lebih takut bila Sasaki yang melukai orang lain seperti yang seringkali di lakukanya di sekolah.
Dazai melirik Swiss Army-nya, sudah yang kedelapan kali dan Kunikida baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Sasaki ke kampus. Sebagai selebriti terkenal, Kunikida mungkin sedang berusaha menyamar. Tapi bagi Dazai, Kunikida malah lebih terlihat sangat mencolok, kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang di lakukanya dulu untuk bisa masuk ke sekolah asrama dan mengejar-ngejar Sasaki, pujaan hatinya itu.
"Bagus sekali! Aku tidur sangat sedikit semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian." Dazai menggerutu, Kunikida dan Sasaki datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan. Ia menguap sekali lagi, dan membayangkan kembali apa yang sudah di lakukanya tadi malam. Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru di lakukanya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-gadis di kampus yang menyukainya.
"Maaf, Aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Sasaki aman!" Kunikida berusaha membela diri, sebelah tanganya masih menggandeng erat Sasaki sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Dazai duduk dengan tenangnya.
"Memangnya kenapa kalau Sasaki-san dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?"
"Jangan sampai aku memukulmu Dazai!" Sasaki mengerang.
Kunikida tertawa ringan, dia sangat hapal kalau Dazai dan Sasaki seringkali berdebat. Tapi hanya Dazai yang paling paham dengan Sasaki bila di bandingkan dengan dirinya. "Aku hanya ingin merahasiakanya beberapa waktu lagi sampai Aku siap untuk mengumumkan siapa wanita yang paling ku cintai di depan publik!"
Sekarang giliran Dazai yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti di gelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta. Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum di temukan olehnya sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia. Semua wanita yang di kencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Dazai, tapi Dazai tau kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat di kenal. Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.
.
.
.
.
PLAKKK!
Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Dazai berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan. Baginya, di tampar oleh perempuan bukanlah hal yang asing, tapi di tampar oleh orang yang tidak di kenalnya membuatnya benar-benar shock. Ia memandangi seorang gadis yang berdiri di hadapanya, rambutnya sewarna light gray dengan bola mata unik kombinasi antara ungu dengan kuning, sangat indah. Wajahnya sedikit berbeda dengan wanita-wanita asia pada umumnya. Dia terlihat lebih tinggi di bandingkan dengan wanita Jepang manapun yang pernah Dazai temui. Tapi melihat wajahnya, Dazai yakin kalau gadis itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke Kampus ini dan menampar Dazai? Ini pertemuan pertamanya, dan Dazai belum pernah melihat gadis ini sebelumnya.
"Hei Nona! Kau salah orang?" Dazai bertanya dengan nada biasa, ia masih bisa bersabar.
"Dazai Osamu! Itu kau kan?"
Mata Dazai terbelalak. Gadis ini tau siapa namanya?
"Mahasiswa Ilmu Politik semester sembilan. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun? Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di Tokyo University termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa?"
"Apa maksudmu, dan kenapa kau menamparku?"
"Hei Tuan! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Mayumi Yuuki kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Yuuki sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karena mencoba bunuh diri!"
Mayumi Yuuki, itu masalahnya? Dazai tergelak sinis. Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu, Dazai tidak melakukanya secara paksa, wanita itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak. Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu di ingat bahwa Dazai tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pasanganya. Lagi pula Dazai bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Yuuki kan? "Lalu kau mau aku melakukan apa? Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?"
"Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri. Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!" Gadis itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Dazai yang masih terperangah.
Anak itu! Dazai menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak. "Hei Nona! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati jika tidak bisa bersamaku!"
[ Bersambung ]
a/n: lanjut sedikit curcolnya ya, jujur saja saya akhir-akhir ini baru ngelirik fandom BSD, padahal sudah nonton animenya dari lama, tiba-tiba kepincut lagi sama anime ini (efek stress karena mikirin skirpsweet jadi di waktu luang (?) saya nonton lagi animenya), apalagi Mas Dazai bikin susah Move On. Hahaha… Mungkin ada yang sudah pernah baca VENUS sebelumnya? Kenapa saya pilih pair Dazai x Atsushi sebagai cast di FanFic ini, karena dari awal saya folinlov sama mereka, dari awal nonton anime ini juga sudah kepincut sama momen mereka di Episade 1 (malah curhat -_-) saya sengaja buat mereka kelihatan Baddas (?) dan OOC di FF ini, Dazai yang Brengs*k, dan Atsushi yang super galak. Ngahahaha…. dan lagi, saya sudah nyelem fanfic di fandom ini dan fanfic dengan pair ini juga masih sedikit banget, jadi saya berniat untuk meramaikannya.
Boni banyak bacot ah, So, saya mohon dengan sangat review nya ya.
Terima kasih sudah membaca. Boni 3
