Disclaimer : Shingeki no Kyojin's not mine but Isayama Hajime-sensei
Pairing : Levi x Eren / Eren x Levi ; slight Hanji x Eren
Title : I Want a Kiss
Rated : T/T+
Summary : "Heichou!" .."Apa?" .."Aku minta cium!" ...terus ini maksudnya apa mendadak minta beginian?
Warnings : Yaoi (M/M) , Typo(s) , bahasa amburadul (entah ini semi-baku apa gimana), cerita boring, karakter ternistahkan dan OOC akut, serta bahasan ambigu macam-macam . Kalo gasuka sama cerita perhumuan mending klik tanda panah ke kiri ajah di pojok kiri atas :3 aku gakuat di flames ;)
SELAMAT MEMBACA
"Kamu tunggu disini ya, Eren" perintah Hanji dengan senyum mengerikan
"I-iya..."
.
.
.
.
Mungkin pembaca bingung ini maksudnya apa karena author juga bingung *tabok* iyak pokonya balik dulu ke beberapa menit sebelum adegan di atas.
"EREEEEEEEEEEEEN!"
Terdengarlah suara teriakan yang sanggup menghancurkan dan memecahkan barang pecah belah di dalam bangunan survey corps dan yang bernasip naas adalah para cangkir2 manis yang berada di dapur dengan retak sana-sini, entahlah bagaimana cara kaca-kaca jendela bertahan dari kehancuran tersebut.
"Hanji-san! Suaramu keras sekali sih!" terdengarlah suara orang yang dipanggil makhluk genderless itu
"Oya?" jawabnya dengan watados
" Iya, aduh Heichou masih tidur jadi jangan berisik-berisik ya. Yang ada nanti malah aku yang kena sasaran tendangannya" Eren merinding mengingat ketika ia ditendang oleh Levi-heichou.
" Oh? Si cebol itu belom bangun? WAHAHAHA" Hanji tertawa nista
"Ap-"
Belom selesai omongan Eren keluar dari mulutnya pintu kamar Levi udah ditendang oleh makhluk ambigu satu itu lengkap dengan lengkingan maut keluat dari mulutnya
"LEVIIIIII~ Banguuun!" diguncang-guncang tubuh mini Heichou.
"LEVI! BANGUN DONG WOY LEVI!" *ganyante*
Eren cuma bisa ngeliatin di balik pintu, ga berani buat masuk takut-takut kena amukan raja kegelapan yang murka.
1
2
3
"WOY APAAN HANJI!?" Yap raja kegelapan sudah bangun dengan kesabaran yang udah mini kayak tubuhnya.
"Ah akhirnya! Kau bangun juga"
"Mana mungkin aku tidak bangun dengan suara anak iblis di dekatku begini?" tanya Levi sarkas
" Ahh~ Levi jangan begitu ah" Hanji malah tersipu
"Dasar mata empat gila. Cepat sebutkan urusanmu, kalau tidak penting ini akan menjadi kalimat terakhir dalam hidupmu"
"Oy Levi kamu ga serius kan?"
"Kamu kira aku pernah bercanda?"
"Pernah...kayaknya"
"Cih, lalu apa urusanmu?"
"Ah~ aku ingin 'pinjam' Eren untuk eksperimenku yang baru"
"Cuma itu urusanmu? 'ambil' aja langsung susah amat sih!" Levi kesal dibangukan dari tidur cantiknya hanya untuk urusan beginian.
"Kan harus izin sama yang 'punya' !"
"Yaudah, sana pergi !" Levi menendang Hanji keluar hingga tersungkur
"Aduh!"
Eren yang sampe sekarang masih diam di balik pintu cuma bisa tertegun mendengar percakapan para atasannya yang membicarakan dia seakan-akan dia barang.
"Nah! Aku sudah dapat izin yang berarti aku bebas memperlakukanmu sesukaku" Hanji yang ditendang keluar sudah berdiri kembali.
"HAH!?"
Oke Hanji kata-katamu itu ambigu sekali.
Dan saat author mengetik kalimat di atas, Eren sudah diseret menuju ruang percobaan oleh Hanji dan kembalilah kita ke adegan paling atas.
'Hanji-san ngapain sih? Ko lama amat? Katanya mau eksperimen tapi ko malah disuruh duduk-duduk begini? Biasanya udah dikasih cairan aneh dan segala macemnya' pikir Eren dalam hati
"Ehm? Bau apa ini?" tercium bau-bauan asing samar-samar
"Ah~ harumnya. Baunya enak sekali" mencium bau harum, Eren jadi betah duduk disitu menunggu Hanji tanpa tau sebenarnya eksperimen udah dimulai
"Hihi bagus, terus hirup Eren" Hanji ternyata berada dibalik pintu mendengarkan reaksi Eren.
"Nah, aku tinggal dulu" Hanji bangkit dan pergi entah kemana meninggalkan Eren di ruang tersebut.
Eren masih menghirup bau yang tersebar di seluruh ruangan itu sampai lupa akan Hanji yang meninggalkannya. Baunya begitu memabukkan dan menyenangkan seperti rasanya tubuh sampai melayang dan rileks seketika dan Eren melihat ada kertas-kertas berserakan di atas meja Hanji. Ia pun jadi penasaran untuk melihat apa isi kertas-kertas itu tapi secara tiba-tiba dalam kepalanya muncul Angel dan Devil Eren.
Angel Eren berkata 'Jangan Eren! Meskipun Hanji-san agak-agak tapi dia tetap atasan kamu, gabisa kamu sembarangan baca-baca'
Devil Eren membalas ' Udah baca aja, ngapain sih pake ditahan-tahan. Kalo kepo mah kepo aja, ga ada urusannya sama atasan atau bawahan'
' Itu tidak sopan tau!' Angel Eren kesal
' Loh? Namanya penasaran itu gaboleh ditahan-tahan, yang ada nanti malah stress'
'Tapi tetep aja gabole, harus izin dulu kalo mau baca punya orang lain'
'Ah bawel kamu, kebanyakan aturan. Orang tinggal ambil, baca, selesai deh'
'Kamu tuh yang ga punya sopan santun!'
'Daripada kamu kebanyakan santun entar malah ribet sendiri'
Dan Angel Eren dan Devil Eren masih bertengkar di dalam kepala Eren aseli sehingga membuat yang empunya kepala malah pusing
"Udah ah diem kalian berdua bikin kepala aku pusing aja" Eren ngomong ke Angel dan Devil Eren di dalem kepalanya dan terlihat seperti sedang ngomong sendiri.
'Tapi si hitam ini mengesalkan sekali' Angel Eren membela diri
'Alah mentang-mentang pake baju warna putih gausah sok suci kau, menyalahkan aku begitu'
'Loh? Aku memang suci tau bukan sok suci orang aku kan malaikat penjaganya Eren'
'Terus kenapa? Aku juga malaikat penjaganya Eren tau'
'Gamu-'
"Udaaaah aku bilang udah, gausah pake berantem kenapa sih? Dibilangin kalian tuh bikin kepala aku makin pusing dengerin kalian bawel-bawelan"
'Well, kan demi kebaikanmu Eren'
'Cih, sudahlah kita menghilang saja biar Eren ga tambah pusing'
'Huh! Baiklah'
Dan keduanya pun menghilang begitu saja seperti saat mereka mucul yang begitu saja juga.
"Akhirnya mereka pergi juga"
Eren yang merasa pusingnya mulai hilang kembali memperhatikan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Karena Eren udah penasaran akut akhirnya ia memutuskan untuk membacanya dan di belakang layar devil Eren udah joget-joget ria sedangkan angel Eren cuma bisa pundung di pojok ruangan. Diambilnya kertas pertama di atas meja dan ia mulai membacanya
"Fakta Tentang Berciuman" dibacanya perlahan.
"Oh tentang berciuman toh—" Eren baru menyadari apa yang baru saja dibacanya dan semburat merah muncul di muka Eren.
"—AP-APA? Hanji-san baca hal seperti ini?" ia bertanya pada dirinya sendiri.
.
.
.
.
'Tapi kalau dipikir-pikir Hanji-san kan sudah dewasa, wajar saja ia membaca hal-hal seperti ini' pikir Eren .
" Ah lagipula ini kan fakta , berarti ini juga suatu ilmu, benar kan? Jadi gapapa dong aku baca juga" mulailah Eren mengobrol dengan dirinya sendiri dan memberi teori amburadul biar jadi alasan buat ngebaca tuh kertas-kertas milik Hanji.
" Berciuman merupakan cara paling indah untuk mengekpresikan cinta, juga bentuk foreplay yang difavoritkan banyak pasangan saat sedang bercinta. Beberapa fakta unik tentang berciuman antara lain..."
Eren membacanya dengan seksama, meskipun ia masih tidak mengerti arti dari beberapa kata yang terdapat di kertas-kertas itu. Apa itu foreplay? Apa itu bercinta? Semuanya terdengar asing di telinga Eren.
"Foreplay? Apakah itu semacam permainan yang dilakukan orang saat berciuman atau gimana? Maksudnya bermain sambil berciuman? Apa sih, aku tidak mengerti. Lalu apa itu bercinta? Ber – itu kan berarti sedang melakukan, dan cinta artinya...apa arti cinta? Yah pokonya cinta berarti bercinta adalah sedang melakukan cinta? Apa itu? " Setumpuk pertanyaan tertanam di dalem kepala Eren dan tanpa jawaban. Dan tiba-tiba saja...
"EREN!" Hanji membuka pintu secara kasar dan melihat apa yang sedang dipegang oleh Eren.
" Eren? Itu kertas yang ada di mejaku? Kamu membacanya?" Tanya Hanji
Eren yang kepergok tergagap "A-akh i-iya, maaf Hanji-san aku membacanya tanpa izin"
"Ahahaha tak apa Eren, remaja sepertimu pasti penasaran dengan hal-hal seperti itu kan?"
'Tapi ini tidak akan mempengaruhi eksperimenku kan?' Hanji bertanya pada dirinya sendiri dalam hati sebelum perhatiannya tertuju kembali ke Eren .
Eren hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Lalu? Bagaimana menurutmu?" Tanya Hanji lagi
"Bagaimana apanya Hanji-san?"
"Yah bagaimana pendapatmu mengenai hal itu? Atau mungkin ada yang ingin kau tanyakan?"
Eren awalnya ragu untuk menanyakan hal-hal tersebut tapi sudah ketangkep basah begini dan juga masih banyak hal yang dia tidak mengerti, lebih baik dia tanyakan saja. Akhirnya ia pun mulai bertanya.
"Sebenarnya saat aku membacanya aku bingung dengan beberapa kosa kata yang terdapat disini"
"Seperti?"
"Ehm...Apa itu foreplay? Lalu apa itu bercinta? Aku tidak mengerti"
"..."
"Hanji-san?"
"Umurmu berapa Eren?"
"15 Tahun. Hanji-san lupa?"
"Ah engga..."—'YAAMPUN TUHAN INI ANAK UMUR 15 TAHUN TAPI MASIH SEPOLOS INIIIIH? GIMANA CARA KAUM HAWA DAN ADAM MENAHAN GODAAN BEGINIIIH! MAAPIN SAYA TUHAN KARENA AKAN MENGOTORI ISI OTAK ANAK POLOS MACAM BEGINIIIH' Hanji menjerit dalam hati tapi diluar tampangnya tetap genderless (?)
"Ano...Hanji-san?" Eren menyadarkan Hanji dari teriakan mental dan shockstate yang dia alami tadi.
"Ah? Ah iya, kamu ga ngerti maksud dari kata-kata tadi?"
"Iya, Apa Hanji-san bisa menjelaskannya padaku?" dan tanpa sadar Eren mengeluarkan jurus puppy eyes mautnya dengan mata hijau miliknya yang bahkan mengalahkan warna hijau badan milik huluk (?) dan author pun tanpa sadar bawa-bawa fandom lain. Hanji yang menerima serangan tak terduga itu hampir saja mimisan, ingat HAMPIR, berarti dia belom sampe mimisan dan dia berusaha untuk menenangkan dirinya agar tidak menerkam Eren disitu karena masih ingat Eren ada yang 'punya'.
"A-ahh iya bisa. Jadii~ foreplay dan bercinta ya?" Hanji menyeringai dengan wajah seramnya yang biasa.
Eren mengangguk lagi.
"Baiklah~ Aku jelaskan dulu. Yang pertama foreplay. Foreplay itu gampangnya kayak pemanasan. Hal ini dilakukan ketika orang akan melakukan hubungan tubuh, jadi sebelum ke kegiatan utama dari hubungan tubuh dilakukanlah hal ini. Contohnya ya yang seperti kamu baca tadi, berciuman yang intim dan lama. Contoh lainnya bisa seperti belaian lembut atau sentuhan mulut pada beberapa bagian tubuh" Jelas Hanji
Eren manggut-manggut tanda ngerti sama yang dijelasin Hanji.
"Terus? Kalo bercinta itu apa?"
"Bercinta itu kalo menurut kamus sih artinya menaruh rasa cinta terhadap seseorang tapi dalam hal ini ada arti lain dari bercinta. Bercinta dapat dikatakan melakukan hubungan tubuh yang aku sebutkan sebelumnya. Disini dua orang yang saling mencintai saling 'memenuhi' satu sama lain. Apa ya istilahnya? Seperti menyatu baik hati maupun tubuh gitu" Jelas Hanji sambil garuk-garuk kepalanya yang ga gatel sama sekali
"Maksudnya mencintai sepenuhnya begitu?"
"Nah! Itu dia maksudku" Hanji ngeles
"Jadi maksud Hanji-san kalau misalnya kita mencintai seseorang tapi enggak bercinta berarti kita engga mencintai orang itu sepenuhnya?"
'Waduh?! Berat amat pertanyaan nih anak? Polos sih polos tapi pertanyaannya jangan yang begini dong' Gerutu Hanji dalam hati tapi demi mendapatkan reputasi baik (yang sebenernya lebih banyak reputasi buruknya) di depan Eren akhirnya ia mencoba menjawab.
"Enggak juga sih. Engga ada jawaban konkrit dalam hal ini, karena sebenarnya arti dari cinta sendiri pun luas Eren"
"Maksudnya bagaimana?"
"Mudahnya seperti ini, Aku cinta kamu *modus* , nah itu artinya bisa banyak. Bisa dalam arti aku mencintai kamu sebagaimananya seorang wanita kepada lawan jenisnya atau mungkin bahkan sesama jenis entahlah. Tapi bisa juga aku mencintai kamu seperti atasan mencintai bawahannya atau seorang ilmuwan yang mencintai eksperimennya (?) . Banyak dan sebenernya cinta juga ga cuma sama orang aja ko. Bisa sama benda atau yang lainnya, semua tergantung orangnya" Hanji ngomong panjang lebar sampe authorpun enek akut buat nulisnya.
"Oh jadi cinta itu luas ya.— Jadi heichou bisa dibilang mencintai kebersihan atau Sasha bisa dibilang mencintai kentang , begitu?"
"Bisa... jadi, itu salah satu bentuk cinta"— 'Levi sih bukan tahap mencintai lagi, dia mah udah jadi penyakit' Hanji ngomong sendiri dalam hati.
Eren masih mencerna semua perkataan Hanji.
"Ah, tak perlu terlalu dipikirkan secara logika ko. Ikutin kata hati aja. Menurut kamu sendiri cinta itu apa?"
Eren berpikir sejenak sebelum menjawab, " Cinta itu...bagaimana ya bilangnya? Seperti suatu perasaan yang lebih dalam dari rasa sayang gitu."
"Oh begitukah?" —'ASTAGAH INI ANAK KATA-KATANYA 'MEMBUNUH' BANGET , MAAPIN SAYA TUHAN KARENA HAMPIR NERKAM NIH ANAK !' Hanji kembali melakukan teriakan mental karena kepolosan Eren.
"Ne, Hanji-san?"
"Ha?" Hanji baru balik ke kenyataan.
"Berarti kalau ingin berciuman dengan orang yang kita cintai itu wajar?"
"Tentu saja. Ketika kamu bersama orang yang kamu cintai ada rasa dimana kamumerasa ingin lebih dekat dengannya baik dalam artian lebih dekat secara hati maupun secara fisik, dimana kalau secara fisik itu kamu makin berkeinginan mau menyentuh, mau mencium, dan sebagainya. Ditambah kamu seorang remaja yang hormonnya sedang tinggi-tingginya"
Eren membentuk huruf O bulat sempurna dengan mulutnya. Ia senang dengan penjelasan Hanji, itu terlihat dari wajahnya yang senang sekali dan mata hijaunya yang berkilauan. Hanji yang menyadari perubahan ekspresi pada wajah Eren merasa aneh.
'Tunggu...wajahnya terlihat senang sekali? Matanya terlihat berkilauan? Ada apa dengannya? Hah!? Jangan-jangan—" pikiran Hanji terputus ketika Eren menarik lengan jaketnya.
"Ano...kata Hanji-san tadi kan cinta itu artinya luas, aku baru saja teringat pada salah satu buku yang menulis 'ketika kamu menemukan cinta yang tak bersyarat maka kamu akan mengerti apa yang aku rasakan', —apa maksudnya cinta yang tak bersyarat?"
"Heem rasanya aku pernah mendengar hal itu, aah...cinta yang tak bersyarat ya? Itu artinya cinta yang murni, cinta tanpa materialisme , atau mudahnya cinta tanpa paksaan"
Eren kembali membentuk huruf O dengan mulutnya.
"Iya, kalau aku tidak salah ingat ada di salah satu lirik lagu Perancis. L'am—"
"—L'amour est l'enfant de la liberté(1) "Perkataan Hanji dipotong oleh sang korporal muda yang telah bangun dari tidur cantiknya dan sekarang berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dadanya.
"Ah Levi, sejak kapan kau ada disitu?" Tanya Hanji
"Sejak kau membahas soal cinta murni apalah itu. Apa yang kau lakukan pada Eren kali ini? Eksperimen tentang cinta?" Levi bertanya masih dengan nada sarkasnya.
"Ah bu—"
"—Heichou!" Hanji yang mau menjawab terpotong omongannya oleh Eren yang tiba-tiba berdiri, berjalan ke arah Levi, dan berdiri di depan Levi dengan muka memerah.
"Apa?" Muka Levi masih datar
"..."
"Apa, cepat katakan Eren!"
"...Aku minta cium!"
Hening
.
.
.
.
"APA!?"
To be continued
(1) L'amour est l'enfant de la liberté artinya cinta adalah anak kandung kebebasan maksudnya disini itu cinta tidak pernah lahir dari paksaan.
A/N : Hallo para pembaca yang udah nyempetin waktunya buat baca fic pertama inih , TERIMA KASIH BANYAK *nunduksedalem-dalemnya*.
Mohon maaf kalo banyak typo atau alurnya ga jelas, maklumin yaa karena baru pertama kali beneran nge-post fic hehehe. Author agak bingung nentuin ratenya jadi kalau para pembaca ngerasa ini ga pantes buat dibaca di rate T/ T+ maka ratenya akan dinaikkan, mohon maaf ya dan terima kasih kalau ada yang mau ngasih tau. Dan kalo para pembaca berkenan mohon reviewnyaa~ dan beritahu aku apakah fic ini perlu dilanjutin apa engga ;)
Salam ,
gigintama
