Title : You're my Wife?
Author : Meyla Rahma
Rated : T to M
Pairing : HaeHyuk , KyuMin and other Couple
Genre : Romance and Family
WARNING…!
YAOI / Boy Loves / Boy X Boy
Miss typo(s)
MPreg
Sedikit Out of Character
DON'T COPY ANYTHING IN THIS STORY WITHOUT MY PERMISSION!
And .. DON'T BASHING OR FLAME MY FF or ANYTHING IN THIS STORY!
DON'T LIKE, DON'T READ..!
JUST CLICK [X] {close} OKE
Summary : Ketika persahabatan para Orang Tua menentukan Takdir Cinta Anak-anak mereka.
Happy Reading . . .
.
.
Suasana Param University, salah satu kampus ternama di Seoul terlihat ramai seperti biasanya. Terlihat beberapa mahasiswa sedang bercakap di sepanjang koridor kampus. Beberapa juga ada yang tengah sibuk dengan kegiatan mereka seperti berselca ditaman atau berselancar di internet melalui wi-fi yang disediakan oleh kampus besar itu. Namun, ada yang sedikit berbeda dengan salah satu kelas jurusan management, ada sesuatu yang menarik perhatian seluruh mahasiswa yang ada di dalmnya. Sang dosen telah masuk kedalam kelas itu. Tapi, ia tak sendiri rupanya.
Sesosok namja berwajah polos nan manis berjalan dibelakang dosen tersebut. Semua mata menatap kedatangan makhluk tuhan yang indah itu. Seluruh namja, baik yang berstatus seme atau tidak berdecak kagum memandang maha karya tuhan itu. Para yeoja seakan tersihir dengan kemanisan yang menguar dari tubuh namja manis itu. Satu yang ada dipikiran mereka 'Tuhan pasti sedang bahagia saat menciptakan Namja manis itu'.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini akan ada mahasiswa baru pindahan dari Paris, silahkan perkenalkan dirimu pada yang lain. ." kata dosen Jung pada namja manis yang kini berdiri di depan kelas.
"Anneyeong choneun, Lee Hyukjae imnida. Kalian bisa memanggil ku Hyukjae. Saya mahasiswa pindahan dari Paris. Mohon bimbingannya." Ujar Hyukjae sembari membungkukkan badan – dengan Gummy Smile andalannya.
.
Hening ~
.
Suasana kelas menjadi hening sesaat, ketika Hyukjae memberikan gummy smile miliknya. Mungkin mereka terpesona dengan keindahan makhluk dihadapannya. Bahkan sang dosen sendiri juga ikut tertegun dengan keindahan yang namja manis itu suguhkan.
"Um, apa ada yang salah dengan diriku?" tanya Hyukjae polos. Ia tak sadar, justru sifatnya itu semakin membuat seluruh makhluk hidup yang ada di dalam kelas itu ingin 'menyerangnya' saat itu juga.
"ANNII. . !" seru seluruh penghuni kelas hingga membuat Hyukjae kaget setengah mati.
"Eh? Kalau bbegitu mari kita berteman. . .!" ujar Hyukjae bersemangat.
"NE . . !" ujar seluruh mahasiswa serempak. Sedangkan sang dosen hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mahasiswa baru itu. 'Kenapa jadi seperti Taman Kanak-Kanak begini?' batin dosen Jung dalam hati.
"Ah, kalau begitu Hyukjae, sliahkan kamu duduk di meja sebelah sana disamping Ryeowook." Ujar dosen itu sembari menunjuk kearah meja kosong disamping seorang namja mungil.
"Ne, Songsenim." Ujar Hyukjae sambil membungkukkan badan. Lalu ia berjalan menuju meja yang tadi ditunjukkan sang dosen. Sepanjang jalan menuju mejanya, bnyak namja maupun yeoja yang menatap kagum padanya. Sedang hyukjae sendiri hanya bisa memberikan Gummy Smilenya untuk mereka.
"Anneyeong, Ryeowook Imnida." Ujar namja mungil yang duduk disamping meja Hyukjae.
"Annyeong Ryeowook-sshi. Lee Hukjae imnida. Kau bisa panggil aku Hyukkie saja. Itu panggilanku untuk orang terdekatku. Salam kenal Ryeowook-ah." Ujar Hyukkie dengan senyum menawannya. Ryeowook sempat tertegun dengan namja manis dihapannya itu.
"Ne, Hyukkie-ah. Kau juga bisa memanggilku Wookie saja. Salam kenal juga Hyukkie-ah." Ujar Wookie dan hanya dibalas dengan anggukan + Gummy Smile setelahnya ia kembali menghadap depan untuk memperhatikan penjalasan dari Jung Songsenim. 'Namja yang manis.' Batin Wookie sambil tersenyum memandangi teman barunya.
.
.
Hyukkie terlihat terburu-buru keluar dari kelasnya. Sesekali ia memasukkan buku-buku yang ada ditangannya. Tak jarang pula ia melirik jam tangan yang bertengger manis di tangan putih mulusnya. Hyukkie masih terlalu sibuk dengan aktivitas merapikan barang-barangnya hingga tak menadari segerombolan namja tampan tengah berada di depannya. Tak ayal Hyukkie pun akhirnya menabrak salah seorang namja tampan tersebut.
BRAKK ~
Buku-buku yang dibawa hyukkie jatuh berserakan. Dengan segera ia berjongkok dan merapikan buku-buku tersebut. Tapi, sebuah tangan membantunya mengumpulkan buku-bukunya. Hyukkie segera mendongakkan kepalanya dan menatap namja yang tengah membantunya saat ini. Satu kata yang terlintas diotak Hyukkie. 'Tampan'.
"Mianhe, aku jalan tak lihat-lihat." Ujar hyukkie sambil berdiri dan sedikit membungkukkan badannya.
"Ah, Gwenchanayo. Um, aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau mahasiswa baru?" tanya namja tampan itu.
"Eh? Ne, saya mahasiswa baru pindahan dari Paris." Ujara Hyukkie lembut.
"Oh, pantas saja. Aku tak pernah melihatmu." Ujar namja tampan itu lagi. Hyukkie melirik jam tanganya dan langsung memelototkan matanya.
"OMO. .! Aku terlambat. Ah, sekali lagi Mian sudah menabrak anda. Mianhe. Saya permisi dulu." Ujar hyukkie berlalu dengan membungkukkan badan terlebih dahulu sebelumnya.
Namja tampan itu hanya bisa tertegun dalam keindahan yang baru saja ia lihat. Harus diakuinya istilah Love at The First Sigh berlaku baginya sekarang. Namja tampan itu hanya bisa tersenyum sendiri mengingat wajah manis yang dihiasi Gummy Smile yang beberapa detik lalu mampu menyilaukan matanya.
"Yah, Lee Donghae. Kau kenapa? Jangan bilang kau suka pada Namja barusan.!" Seru temannya yang juga merupakan sunbae-nya – Yunho.
"aish, jangan bilang Hyung terkena pengaruh Hormon Feromon dari namja tadi?" tanya namja yang lain yang bernama – Zhoumi.
"Ish, pabbo.! Mana ada namja yang memiliki Hormon Feromon. Yang ada juga Cuma Yeoja tahu..!" kata yunho sembari memukul 'sayang' kepala Zhoumi. Sedang yang di pukul sendiri hanya bisa meringis kesakitan.
"Namja manis yang menarik." Gumam Donghae pelan – dengan senyum yang penuh arti menghiasi bibir tipisnya.
.
.
Di sebuah Restaurant China . . .
"Hyuuungg. . ." teriak seorang namja cantik berkulit seputih salju tengah menghambur memeluk seorang namja yang tak kalah cantik yang sedang berdiri membelakanginya.
"Aish, Bummie. Kau ini kena sih.! Sperti anak kecil saja.!" Gerutu namja cantik itu pada namja yang dipanggilnya bummie atau lebih tepatnya Choi Kibum.
"Yah, Chullie hyung. Aku kan hanya terlalu merindukan mu. Bayangkan saja kita sudah hampir 24 tahun tak bertemu. Apa kau tak kangen pada ku, ne?" ujar kibum dengan wajah yang cemberut yang terlihat imut dan lucu – untuk namja seusianya. Sedang Heechul sendiri hanya bisa menghela nafas menanggapi sahabat yang sudah ia anggap sebagai seperti namdongsaengnya sendiri.
Ya kedua namja cantik berkulit putih nan mulus itu adalah Lee Heechul dan Choi Kibum. Jika kalian bertanya berapa umur mereka? Maka jawabannya kisaran 50 tahunan. Kalian pasti heran kenapa bisa kedua namja itu masih terluhat cantik dan awet mudah seperti sekarang. Jawabannya mungkin hanya satu. Cinta Sang Suami?. Konyol memang, tapi itulah kenyataannya.
Mereka adalah sahabat baik selama mereka masih berada di dunia Entertaint. Ya, mereka sama-sama actor di dunia Entertaint. Sebenarnya mereka bersabahat bertia. Salah seorangnya lagi juga seorang namja cantik yang bernama Leeteuk. Dulunya ia merupakan MC terkenal di dunia hiburan. Jadi tak ayal mereka bisa bersahabat dekat bahkan selang 24 tahun tak bertemu mereka masih bisa menjaga keakraban mereka.
KRING ~ KRINGG
Suara lonceng yang tergantuk di atas pintu masuk berbunyi. Menandakan ada seseorang yang baru masuk ke Restaurant China milik suami Heechul tersebut. Kedua namja cantik yang tengah asyik melepas kerinduan dengan mengobrol santai di salah satu meja itupun menoleh arah pintu masuk. Mata mereka berbinar-binar mengetahui sosok yang kini berada dihadapan mata mereka. Tanpa di suruhpun mereka segera berjalan – atau mungkin berlari menghampiri sosok tertua yang sangat mereka rindukan itu ~ Leeteuk.
"OMONA..! Eeteuk Hyungg..!" pekik Heechul histeris ketika melihat sosok yang telah 24 tahun sudah tak ia temui – ternyata tak berubah sedikitpu bentuknya.
"Aish, kau ingin membuat aku tuli, Chullie-ah? Ish, kau ini tak pernah berubah." Ujar Eeteuk pada sahabatnya itu.
"Ish, mian hyung. Aku terlalu senang. Eh, kau sama sekali tak berubah sedikitpun ya hyung." Ujar Heechul kagum.
"Kau bisa saja, Chullie-ah. Eh, kau kenapa Bummie?" tanya Eeteuk khawatir ketika melihat Kibum yang mematung dengan menatapnya horror.
"Ini kau, hyung?" tanya Kibum sembari berjalan mendekat dan mengelus wajah Eeteuk lembut. Kibum masih kaget. 'Bagaimana bisa kulitnya dan wajahnya tidak berubah sama sekali? Padahal seingat ku umurnya sudah 52 tahun.' Batin Kibum heran.
"Kau pikir aku hantu kah? Ish, kau ini." Ujar Eeteuk kesal.
"Gyaaa. . . Hyung, bagaimana bisa kau tak berubah sedikit pun seperti ini? Kau memang Daebak hyung." Kata Kibum bersemangat – lebih mirip sebuah teriakan.
"Yah. .! Kau ingin membuat kami Tuli, eoh?" pekik Heechul kesal.
Sedangkan Eeteuk masih cengo dengan sikap sahabat yang sudah ia anggap seperti dongsaenya sendiri itu. 'seingatku dlu dia selalu bersikap dingin dan suka sekali memasang wajah Stoic. Kenapa sekarang jadi begini?' batin Eeteuk heran.
"Kau kenapa Hyung?" tanya Heechul khawatir yang melihat hyungnya tiba-tiba terdiam dengan wajah bingun seperti sekarang.
"Ah, ani. Bummie, siapa nama suami mu? Siwon ya kalau tak salah . ." ujar Eeteuk dan dibalas anggukan antusias dari namja pemilik kulit seputih salju itu.
" – kau diapakan saja sama dia?" tanya Eeteuk lagi. Sedang Heechul dan Kibum hanya menatap bingun sahabat tertua mereka itu.
"Waeyo, hyung?" tanya kibum bingung.
"Ah, aniyo. Aku hanya berpikir. Sepertinya Siwon itu namja yang sangat hebat pasti, ya." Ujar Eeteuk kagum namun terkesan ambigu.
"Tentu saja Hyung. Memangnya kenapa?" tanya Kibum lagi.
"Ah, tentu karna dia bisa mengubah sebongkah batu seperti mu dulu menjadi Nyonya-nyonya bawel seperti sekarang." Ujar Eeteuk sambil tersenyum dan memasang Wajah Tanpa dosanya. Sedangkan Heechul dan Kibum hanya bisa Sweetdrop mendengar penuturan Namja cantik dihadapanya. Satu hal yang ada di benak mereka. 'Dia memang tak pernah berubah. Tetap menyebalkan.' Batin Heechul dan Kibum.
.
Kini mereka bertiga tengah duduk santai di sebuah ruangan khusus di restaurant milik heechul dan suaminya – Hankyung. Terlihat beberapa gelas Teh hijau menemani suasana nyaman pertemuan ketiga sahabat karib tersebut. Canda tawa terlontar dari ketiganya. Mulai dari obrolan mengenang masa muda mereka hingga saling menggoda satu sama lain. Jadi tak jarang terdengar jeritan kesal atau bahkan ekspresi-ekpresi lucu dari raut wajah ketiga namja cantik yang sudah berstatuskan sebagai Istri dan Ibu bagi Putra-putra mereka.
"Jinjja? Jadi hyukkie sekarang kuliah di Seoul, ne?" tanya Heechul antusias. Ya, mengingat Heechul sangat menginginkan namja manis putra sahabatnya itu bisa bersanding dengan anak laki-lakinya.
"Ne, Kang In-ah ingin Hyukkie meneruskan kuliahnya di Seoul saja. Ia takut kalau hyukkie kenapa-kenapa jika tetap kuliah di Paris." Ujar Eeteuk sambil menyeruput green teanya.
"Um, begitu hyung. Eh, iya. Hyungnya Hyukkie kalau tak salah juga kuliah di Param University ya hyung? Berarti dia juga satu kampus dengan Kyu, Hae dan Hyukkie kan, hyung?" tanya Kibum semangat – kalau kali ini memang Kibum ingin anak pertama dari hyungnya yakni Sungmin bisa juga bersanding dengan putranya Kyuhyun.
"Ne, Bummie-ah. Kan kalian sendiri yang menginginkan mereka di jadikan satu kampus. Biar bisa saling mengenalkan kata kalian." Ujar eeteuk dengan senyum malaikat miliknya.
"Tentu saja Hyung . . ." ujar Heechul dan Kibum serempak. Mereka bertiga saling memandang. Kemudian tertawa bersama-sama. Mereka sangat menikmati moment kebersamaan mereka saat ini. Bagaimana pun ini adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidup mereka. Karna mereka sudah menganggap satu sama lai sebagai saudara.
Tanpa mereka sadari, ada dua orang namja imut nan manis yang tengah berjalan menuju meja tempat ketiga sahabat itu melepas rindu. Kedua namja manis hanya bisa tersenyum lembut ketika telah menemukan sosok yang mereka cari – Sang Umma.
"Ummaa. . ." teriak kedua namja manis nan imut itu kompak. Dan seketika tawa dari ketiga namja cantik itupun terhenti saat mendengar suara riang yang mengintrupsi mereka untuk menoleh kearah sumber suara tersebut.
"chagi..! Kalian sudah pulang? Lama sekali. Kalian mampir kemana dulu?" tanya Eeteuk – umma kedua namja manis nan imut itu lembut.
"Um, iyya ini umma. Hyukkie tadi keluar kampusnya telat. Jadinya kami terlambat datang kemari. Mianhe umma." Ujar sungmin sambil memposisikan diri duduk disebelah kanan sang umma dan Hyukkie – yang sedang cemberut duduk disebelah kiri sang umma.
"Yah, hyung. Bukankah aku sudah bilang, kalau tadi aku tak sengaja menabrak seseorang hingga buku-bukuku berantakan. Ish, jinjja kau ini hyung." Ujar hyukkie sembari mempoutkan bibirnya – imut.
"Hey, sudahlah. Kalian ini sukanya ribut terus. Tak malu sama teman-teman umma ini kah?" ujar Eeteuk lembut. Akhirnya Sungmin dan Hyukkie memandang dua namja cantik yang duduk di depan mereka sambil membungkukkan badan memberi salam.
"Anneyeong, Ajhumma. Mian kami ribut di depan kalian." Ujar Sungmin sopan.
.
Hening ~
.
Ya, Heechul dan Kibum masih setia memasang wajah kaget bercampur kagum milik mereka. Heechul dan kibum saling menatap satu sama lain. Sedetik kemudian terdengar teriakan dari dua makhluk berkulit indah itu.
"OMONA . .!" teriak keduanya berbarengan.
"Kau lihat hyung, mereka benar-benar manis kan? Ish, aku benar-benar gemas melihat mereka." Seru Kibum antusias.
"Aigo, tentu saja. Aku bahkan berpikir jika Eeteuk hyung itu bkan umma mereka." Ujar Heechul yang langsung disambut pandangan bingung oleh semua yang ada disana.
"Hey, lihat saja. Eeteuk hyung bahkan lebih pantas sebagai hyung mereka berdua dari pada menjadi umma mereka. Lihatlah Bummie, mereka seperti kakak beradik kan?" ujar Heechul senang.
"Um, Ne ne aku setuju. Bahkan aku tak sabar untuk mempertemukan mereka dengan putra-putra kita hyung. Ish, nama mu Sungmin kan, chagi?" tanya Kibum pada Sungmin dengan senyum lembut.
"Ne, Ajhumma. Choneun Lee Sungmin Imnida." Ucap sungmin sambil tersenyum memamerkan gigi kelincinya.
"Aigo. . . Aku yakin Kyuhyun pasti menyukaimu. Tak sabar rasanya mempertemukan kalian." Ujar Kibum semangat.
"Dan kau Chagiya, namamu Hyukkie kan?" tanya Heechul lembut pada Hyukkie.
"Ah, Ne ajhumma. Bagaimana ajhumma tahu namaku?" tanya Hyukkie polos sambil mengerjap-ngerjapkan matanya imut.
"Gyaaa ~ aish, aku yakin Donghae pasti akan bertekuk lutut pada mu, Chagi. Ya, kan, hyung?" tanya Heechul pada Eeteuk yang hanya dibalas dengan senyuman lembut.
Sedangkan Sungmin dan Hyukkie sendiri bingung dengan yang dibicarakan kedua namja cantik itu. Mereka melirik pada sang Umma pun hasilnya sama. Masih Tersenyum lembut yang bahkan mereka berdua tak tahu kenapa.
.
'Kyuhyun?'
'Donghae?'
'Mereka Siapa?'
.
.
Suasana kantin Param University nampak tak begitu ramai. Ya, memang karna ini sudah lewat jam istirahat. Hanya beberapa mahasiswa yang sedang kosong kelasnya yang berada disana sekedar melepas penat pikiran ataupun dahaga mereka. Terlihat 2 makhluk manis yang tengah duduk dalam diam di meja bagian ujung kantin itu. Sepertinya makhluk-makhluk manis itu tengah memikirkan sesuatu yang rumit di kepala mereka.
"Hyung ~ " panggil Hyukkie dengan nada malas.
"Wae chagi?" tanya Sungmin bingung sembari menutup buku yang dari tadi dibacanya – walau pikirannya tak tertuju pada buku itu.
"Aku tak ingin di jodohkan, hyung ~" rengek Hyukkie dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kau pikir aku mau di jodohkan, Hyukkie? Aku sama sekali tak pernah berkenan. Tapi mau bagaimana lagi, kita tak bisa berbuat apa-apa." Kata Sungmin lesu.
Oh, ternyata dua namja manis kita ini tengah resah dengan perjodohan yang akan dibuat oleh kedua orang tua mereka. Mungkin kalian bingung bagaimana awal mulanya. Mari kita flashback ke malam dua hari yang lalu.
Flashback
.
"Jadi bagaimana, chagi?" tanya Leeteuk lembut.
"Bagaimana apanya umma?" tanya Hyukkie polos. Sedang Leeteuk dan Kang In hanya bisa Sweetdrop mendengar pertanyaan polos anak mereka satu ini.
"Aish chagi, kau ini benar-benar membuat kepala umma pusing karna kepolosanmu." Kata Leeteuk sembari memijit keningnya yang tiba-tiba ngilu.
"Tentu saja rencana perjodohan kalian." ujar Kang In kemudian.
"Mian Umma Appa, tapi kenapa kami harus dijodohkan?" tanya sungmin bingung.
"Minnie . . Hyukkie . . Kau tahu kan umma, Heechul dan Kibum ajhumma sudah bersahabat sejak 24 tahun lalu. ." kata Leeteuk lembut dan di balas anggukan mengerti dari Sungmin dan Hyukkie.
" –maka dari itu dulu sebelum umma menikah dengan appa, umma dan kedua sahabat umma itu mempunyai niat untuk menikahkan anak-anak kami kelak. Kami sangat ingin persahabatan kami bisa terhubung menjadi keluarga. Kalau kalian menikah dengan anak-anak mereka kan, kami bisa menjadi keluarga besar." Jelas Leeteuk bersemangat. Sedangkan sekarang gentian Sungmin dan Hyukkie yang Sweetdrop karan penjelasan umma mereka.
"Tapi Umma ~" rengek Hyukkie.
"Kalian ingin membuat Umma sedih, Eoh?" tanya Leeteuk dengan muka yang – dibuatnya – sedih dan hampir menangis.
"A-aniyo umma." Kata Sungmin cepat – karna tak tega melihat ummanya yang hampir menangis.
"Kalau begitu, kalian menerima perjodohan ini, Eoh?" ujar Leeteuk bersemangat dengan muka berbinar. 'cepat sekali berubah ekspresinya.' Batin sungmin dan Hyukkie.
"Kalian tak perlu khawatir, chagi. Setahu appa, anak laki-laki Heechul dan Kibum itu Tampan kok. Kalian pasti tak kan menyesal." Ujar Kang In percaya diri sambil merangkul bahu sang istri. Sementara Sungmin dan Hyukkie yang tadi tertunduk lesu, kini mengangkat wajah mereka dan memandang horror sang appa.
'anak mereka namja?' pikir Sungmin
'Huwaa . . Aku akan jadi Uke. .!' Batin Hyukkie panik.
Tahu sang dongsaeng akan berkomentar, sungmin langsung membungkam mulut Hyukkie dan mengambil alih untuk berpendapat.
"Jadi, appa dan umma hendak menikahkan kami dengan namja?"
"Ne. .!" kata Leeteuk mantap.
"Apa ada yang salah, chagi?" tanya Kang In.
"Ah ani, appa. Kami serahkan semuanya pada appa dan umma saja. Ya, kan hyukkie?" ujar Sungmin sembari melirik tajam kearah sang adik.
"Nde, terserah Appa dan Umma." Ujar Hyukkie lirih sambil menundukkan kepala – takut dengan pandangan tajam yang mengintimidasi dari sang hyung.
"Baiklah, kalau begitu lusa kalian akan langsung bertunangan." Ujar Leeteuk bersemangat.
"MWOYA?" pekik Sungmin dan Hyukkie bersamaan.
Sedangkan Appa dan Umma mereka hanya mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
.
End Flashback
"Huwwaa ~ Aku tak ingin jadi uke. .!" pekik Hyukkie tiba-tiba hingga membuat Sungmin tersentak dari lamunannya.
"Yah, kecilkan suaramu Hyukkie..! Kau tak malu dilihatin orang-orang, eoh?" ujar Sungmin ketus pada sang dongsaengnya itu.
"Mian hyung ~ Aku hanya tak ingin . . hiks . . jadi Uke. Jadi uke kan . . hiks . . sakit hyung ~" ujar Hyukkie polos sambil terisak.
"Arra . . Arra. . Hyung tahu perasaan mu. Tapi mau bagaimana lagi. Kalau kita menolak, umma pasti akan sedih dan terluka. Kau tak inginkan umma bersedih, Chagi?" ujar Sungmin lembut.
"Ne, aku tak ingin umma bersedih, hyung. Tapi aku takut bila harus jadi . . Uke." Ujar Hyukkie lirih. Ya, sepertinya bayangan Uke yang merupakan posisi yang menyakitkan masih menghantui pikiran Uri Hyukkie.
"Ck, kau ini. Tak usah memikirkan hal itu dulu, Hyukkie. Lagi pula kita kan hanya bertunangan dengan mereka. Dan belum menikah. Jadi bayangan sakit saat melakukan 'itu' jangan kau pikirkan dulu." Ujar Sungmin sinis – dia sedikit kesal dengan otak yadong sang adik yang cepat aktif jika menyangkut masalah seperti itu.
"Tapi hyung, kalau tiba-tiba mereka ingin mempercepat pernikahan kita dan namja-namja itu bagiamana?" tanya Hyukkie polos namun terlihat panik.
"Itu masalah annti, Chagi. Yang penting sekarang kita harus bisa menguatkan mental agar tak terlihat seperti orang yang menolak keinginan mereka. Bagaimanapun kita juga tak ingin mengecewakan umma kan?" ujar Sungmin bijak.
"Nde, mungkin sudah nasib kita saja ya, hyung?" ujar Hyukkie lirih.
"Hei, tak usah lemas seperti itu. Kau ingat, appa bilang kalau namja-namja itu berwajah tampan."Ujar Sungmin riang.
"Ish, kau ini hyung. Setampan apapun, mereka akan tetap menjadi SEME kita." Ujar Hyukkie dengan penekanan di kata Seme.
"Bukan kah itu menarik?" ujar Sungmin polos – kelewat polos malah.
"Yah, hyung..! Mereka itu akan menjadi SEME kita. Itu artinya mereka yang akan mendominasi dan memimpin 'acara' nantinya..!" Pekik Hyukkie frustasi. Ingin rasanya ia menjedotkan kepalanya ke meja kantin. Ia benar-benar bingung dengan sikap hyungnya itu. Kadang begitu dewasa dan bijak. Namun, tak jarang juga bertingkah kelewat polos dan kekanakan seperti sekarang.
Kedua kakak beradik itu masih memperdebatkan soal Seme mereka nantinya, hingga tak menyadari dua orang namja tampan tengah berjalan kearah meja mereka. Salah seorang namja tampan itu terlihat tersenyum penuh arti ketika melihat namja manis yang berbalut kemeja biru kotak-kotak tengah duduk sambil memanyunkan bibirnya lucu. Sedang namja satu lagi terlihat berjalan disamping namja tampan itu sambil berkonsentrasi penuh pada kekasihnya – PSP.
"Anneyeong ~ boleh kami gabung?" tanya namja tampan yang diketahui bernama – Donghae.
"Ah ne, Hae-ah. Boleh silahkan." Ujar sungmin lembut pada namja yang merupakan Classmatenya itu.
Donghae segera duduk dan menatap intens namja manis disebelah sungmin yang masih melamun sambil menghadap kearah lain dengan bibir yang mengerucut imut. Sedang namja satu lagi yang bernama Kyuhyun terlihat duduk disamping Donghae tanpa menolehkan pandangannya dari PSP yang sedang dimainkannya.
"Anneyeong ~" sapa donghae sambil melambaikan tangannya didepan muka Hyukkie. Mungkin karna sudah terbiasa atau apa, yang pasti dengan cepat Hyukkie menggigit tangan donghae yang sedang melambai di depan mukanya. Tentu saja hal itu sukses menghasilkan teriakan kesakitan dari Donghae.
"Auww . . Appo. .!" pekik donghae kesakitan.
"Mi-mian. Aku pikir itu tangan Sungmin hyung." Ujar Hyukkie bersalah sembari menundukkan mukanya yang memerah karna malu.
"Yah, Hyukkie..! Kenapa kau gigit tangan Donghae? Hae-ah, maafkan dongsaengku, ne. Dia memang punya kebiasaan begitu jika ada orang yang melambaikan tangan di depan mukanya." Jelas Sungmin sambil melirik tajam kearah sang adik.
"Aish, Gwenchanayo sungmin-ah. Lagi pula tangan ku tak apa-apa kok." Ujar Donghae sambil tersenyum dan menatap kearah Hyukkie yang tengah menundukkan wajah karna merasa bersalah.
"Mianhe, sunbae. Aku tidak sengaja. Aku –Eh kamu?" ujar Hyukkie saat mengangkat wajahnya dan menatap Donghae.
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Sungmin bingung.
"Ah ani, hyung. Kau ingat saat aku telat menghampirimu diparkiran beberapa hari lalu?" ujar hyukkie.
"Ne, kau bilang kau menabrak seseorang kan?" kata Sungmin mengingat-ingat.
"Nde, dan orang yang ia tabrak itu aku, sungmin-ah." Jelas Donghae sambil tersenyum.
"Ne, mianhe sunbae soal yang waktu itu." Ujar Hyukkie dengan wajah memerah karna malu. 'Neomu Kyeopta' batin donghae.
"Aish, gwenchanayo. Lagi pula aku yang harusnya minta maap karna tak minggir saat kau lewat terburu-buru." Ujar Donghae sambil tersenyum lembut. Satu hal yang ada di otak Hyukkie saat melihat senyum donghae. 'Tampan'. Dan tentu saja memikirkan hal itu membuat wajah Hyukkie semakin berblushing ria.
"Oh, begitu rupanya. Eh, dia dongsaeng mu, Hae? Kenapa aku tak pernah melihatnya?" tanya sungmin pada donghae saat ie melihat kearah kyuhyun yang sibuk dengan dunianya.
"Oh, itu. Dia anak sahabat dari umma ku. Aku sudah menganggapnya sebagai Dongsaengku sendiri. Kyu, perkenalkan dirimu." Titah Donghae. Sedang kyuhyun tampak segera mempause gamenya sambil berdecak kecil – karna keasyikkannya terganggu.
"Anneyeong ~ choneun Choi Kyuhyun Imnida. Aku –Neomu Kyeopta." Ujar Kyuhyun tiba-tiba saat matanya tertuju pada mata bulat bening yang tengah menatapnya polos – mata milik Lee Sungmin.
"Ya namanya – eh kau kenapa, kyu?" tanya donghae bingung melihat namja tampan disampingnya itu tiba-tiba membeku seperti patung.
Mata kyuhyun seolah enggan untuk berkedip saat memandang makhluk manis dihadapannya saat ini. Seolah tak ingin makhluk indah itu hilang saat ia mengedipkan matanya. Sungmin merasa sedikit risih saat dipandangi seperti itu oleh kyuhyun. Harus ia akui jika kyuhyun itu tampan. Tapi jika harus dipandangi dengan mata yang tak berkedip seperti itu, mau tak mau membuat Sungmin merinding juga.
"Err, apa dia tak apa-apa, Hae?" tanya Sungmin sedikit takut.
"Aku juga tak tahu. Setahu ku ia tak punya penyakit yang –"
"Nama mu siapa, manis?" ujar Kyuhyun memotong ucapan Donghae. Sedang sungmin hanya mengeriyitkan alisnya bingung melihat tingkah namja tampan dihadapannya itu.
"Sepertinya ia menyukaimu, hyung." Ujar Hyukkie polos. Dan tentu saja hal itu sukses membuat mata Sungmin dan Donghae membelalak lebar menatap kearah Hyukkie. Bagaimana dengan Kyuhyun? Ya, dia masih setia dengan aktivitasnya mari-menatap-wajah-manis-milik-sungmin. Bhakan kedua tanganya sudah digunakan untuk menopang dagunya guna memperlancar aktivitasnya.
"Ish, kau bicara apa sih, hyukkie.!" Ujar Sungmin kesal dengan wajah yang mulai memerah – entah karna marah atau tersipu malu dengan penuturan sang dongsaeng. Sedang donghae hanya tersenyum lembut memandang kedua kakak beradik – mungkin lebih tepatnya memandang Hyukkie saja.
Sesaat kemudian ponsel donghae berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Segera diambilnya ponsel yang berada disaku celananya. Dipandang sejenak ponselnya guna mengetahui siapa yang tengah menelpon.
-Umma Tersayang-
Tanpa ba bi bu, segera ia angkat telpon dari ummanya itu. Sebelum ia mendapat marah dari sang Umma yang paling cantik – menurut appanya – itu.
"Yoboseyo?"
"Yah, Hae..! Kau ada dimana sekarang.!" Teriak sang umma yang otomatis membuat donghae menjauhkan ponselnya karna tak ingin mengalami tuli di usia dini.
"Yah, Umma.! Tak usah teriak-teriak seperti itu. Aku tidak tuli. Aku sedang berada di kantin kampus. Memang kenapa?" tanya Donghae dengan nada sedikit kesal.
"Oh, begitu. ."
"Ne." ujar Donghae melunak – karna suara sang umma sudah tak sekeras tadi.
"Yah..! Dasar Pabbo..! Cepat pulang..! Apa kau lupa kalau hari ini kita ada acara?" teriak sang Umma (lagi) sepertinya sang Umma benar-benar ingin membuat anak tunggalnya itu menderita Tuli.
"Aish, jinjja. Arra. . Arra. . aku akan pulang sekarang juga." Ujar Donghae malas.
"Memang begitu seharusnya. Um, ajak Kyu sekalian. Appa dan Ummanya sudah berada dirumah sekarang."
"Arraseo. Akan ku ajak dia pulang sekarang juga." Ujar Donghae.
"Baguslah kalau begitu. Jangan sampai terlambat. Kalau sampai telat, akan ku panggang ikan yang ada di akuarium kamar mu." Ujar sang umma yang sukses membuat Donghae panik. Bukan karna apa, tapi sang umma tak pernah main-main dengan ucapannya.
"Arra. . Arra. . aku pulang sekarang. Anneyeong. Pipp ~" ujar Donghae sembari memutuskan sambungan telponnya. Dengan segera ia menarik tangan Kyuhyun yang ada disampingnya untuk berdiri.
"Yah, hyung. Kau ini kenapa sih? Ck, menganggu ku saja." Ujar Kyuhyun kesal namun ia masih tetap memandangi sungmin – sambil berdiri.
"aish, diamlah. Kita harus pulang sekarang. Umma dan Appa mu sudah berada dirumahku. Kita disuruh cepat pulang kerumah ku." Ujar Donghae sembari mnarik Kyuhyun untuk segera pergi dari tempat itu. Namun, langkahnya terhenti ketika otaknya yang encer mengingat sesuatu.
"Sungmin hyung, aku pulang dulu, ne. Anneyeong. Bye ~ Bye, Hyukkie manis." Ujar Donghae sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Hyukkie.
BLUSH ~
Seketika wajah Hyukkie memerah dan membuatnya menundukkan kepalanya karna malu.
"Ne, hati-hati di jalan, Hae-ah." Ujar sungmin.
"Bye bye, My Sweet Bunny. See you next time." Ujar Kyuhyun sembari memberikan Kiss bye dan melangkah pergi karna ditarik oleh Donghae. Sedang Sungmin langsung merona mendengar panggilan dari namja tampan bernama Kyuhyun itu.
Hening ~
Sesaat meja tempat kakak beradik itu menjadi hening. Mereka masih terdiam dalam pikiran mereka masing-masing.
'Dia memanggil ku Hyukkie manis? Aish, kenapa pipiku jadi panas mengingatnya. Arrgh. .' pekik Hyukie dalam hati.
'Ish, bocah itu. Memanggilku Sweet Bunny seenak jidatnya. Huh, tapi dia lucu juga.' Batin Sungmin sambil tersenyum sendiri.
Terlihat kini kakak beradik itu sepertinya dalam emosi yang tengah berbanding terbalik satu sama lainnya. Sungmin terlihat tersenyum-senyum sendiri sepeninggal namja yang memanggilnya Sweet Bunny. Berbeda dengan sang adik, Hyukkie. Hyukkie terlihat seperti orang frustasi karna sekarang ia tengah menjambak-jambak rambut platinumnya yang tidak bersalah. Sesekali ia mengeleng-gelengkan kepalanya tak jelas.
"Hyung ~"
"Hyukkie ~"
Panggil sungmin dan hyukkie bersamaan.
"Kau duluan saja, hyung." Kata Hyukkie pelan.
"Ah, kau tahu hyukkie. Sepertinya perjodohan nanti akan terasa rumit." Ujar Sungmin yang terkesan ambigu.
"ne, hyung. Aku setuju dengan mu." Ucap Hyukkie lirih.
"Kau tadi mau bilang apa, Hyukkie?" tanya Sungmin penasaran.
"Aniyo. Tak penting kok, hyung." Ujar Hyukkie berkelit. 'mungkin kau benar hyung. Perjodohan nanti malam akan terasa sedikit – mengganggu hati kita.' Tambah Hyukkie dalam hati.
Sungmin hanya mengehela nafas dan melirik kesisi lain meja. Dahinya sedikit mengeriyit saat melihat sebuah Gadget canggih yang tergeletak di ujung meja di depannya. Segera ia meraih Gadget yang ternyata PSP itu.
"Apa ini milik Hae, ya?" tanya Sungmin entah pada siapa.
"Huh? Oh, setahu ku benda itu tadi dibawa oleh namja bernama Kyuhyun itu hyung. Tertinggal ya?" tanya Hyukkie. Dan hanya dibalas anggukan oleh sang hyung. Sungmin terlihat menimang-nimang PSP itu sambil tersenyum lembut.
'Bocah yang lucu' batin Sungmin.
.
.
Sementara itu di dalam sebuah mobil sport bewarna putih terlihat dua orang namja yang tengah tersenyum penuh arti. Salah satunya tengah mengendarai mobil dan yang satunya duduk disampinya. Mereka masih duduk diam dengan pikiran yang melayang-layang. Tak jarang mereka tersenyum bahkan terkekeh sendiri seperti orang gila – gila karna cinta.
"Hyung ~ aku pikir aku kan membatalkan perjodohan nanti malam, deh." Ujar Kyuhyun santai.
CKKIITT ~
Tiba-tiba Donghae mengerem mobilnya mendadak hingga membuat Kyuhyun terjedot kap atas mobil.
"Yah, Hyung. Kau ingin membuat wajah ku yang tampan ini lecet, eoh?" ujar Kyuhyun kesal.
"Mianhe. Aku hanya kaget mendengar penuturan mu barusan." Ujar Donghae sambil memasang wajah tanpa dosanya yang semakin membuat Kyuhyun kesal.
"Aish, kau ini hyung." Desis Kyuhyun kesal.
"Kau yakin ingin membatalkan perjodohan nanti malam?" tanya Donghae ragu.
"Ne, aku yakin." Ujar Kyuhyun mantap.
"Memangnya kenapa? Kemarin kau sendiri yang mau menerima perjodohan itu." Ujar Donghae.
"Itu kan kemarin, hyung. Sekarang kan aku sudah merasakan Love at the First Sigh dengan namja manis yang ada di kantin tadi." Ujar Kyuhyun mendramatisir. Karna hal itu, ia dihadiahi Donghae sebuah jitakan 'sayang'.
"Yah, appo.! Kau ini kenapa sih hyung?" pekik Kyuhyun kesal sambil mengelus kepalanya.
"Kau itu terlalu mendramatisir keadaan. Tapi, kau memangnya berani melawan keputusan Appa Umma mu?" kata Donghae meyakinkan.
"Sebenarnya sih, aku takuthyung. Tapi mau bagaimana lagi. Eh, iya dari tadi akau tak melihat 'kekasihku'. Kemana ya dia?" ujar Kyuhyun sembari mencari keberadaan kekasihnya. Sedangkan Donghae hanya menggelang-gelengkan kepala dan hendak menyalakan mobilnya yang tadi dimatikannya.
"Hyung ~" panggil Kyuhyun dengan tatapan horror hingga membuat Donghae urung untuk menjalankan mobilnya.
"Ada apa? Jangan menatap ku dengan pandangan seperti itu.!" Seru Donghae – merinding dengan tatapan mengerikan dari Kyuhyun.
"PSP ku. . TERTINGGAL..!" pekik Kyuhyun histeris. Sedang Donghae reflex menutup telinganya agar tak terkena radiasi suara 'indah' Kyuhyun.
"Yah..! jangan teriak-teriak..! Salah mu sendiri meninggalkannya di kantin tadi..!" pekik Donghae tak kalah kencang. Namun, entah karna apa. Tiba-tiba kyuhyun menghentikan acara teriak-teriaknya. Dan sekarang malah berganti dengan seringai yang menakutkan bagi Donghae.
"Yah..! Kenapa kau senyum-senyum aneh begitu? Apa kau menjadi gila karna PSP mu tertinggal?" ujar Donghae asal.
"Ish, kau ini hyung. Kau tahu ada hikmah dibalik ini semua." Ujar kyuhyun dengan wajah penuh arti.
"Maksud mu?" tanya Donghae bingung.
"Karna PSP ku yang akan menyatukan cintaku ini nantinya. Oh My Sweet Bunny. . ." ujar Kyuhyun – sedikit lebay.
"Aish, bocah ini jinjja..!" Ujar Donghae kesal dan mulai mengendarai lagi mobilnya.
Mereka tak pernah tahu jika Takdir tengah mengariskan jalan percintaan kedua Namja tampan itu. .
Perjalanan Cinta yang telah diatur Orang tua mereka . . .
.
.
Terlihat suasana kediam keluar Lee tengah ramai. Bukan karna ada bazar atau semcamnya, melainkan datangnya Dua keluarga besar yakni keluarga Lee Hankyung dan Choi Siwon. Kalau kalian pikir ini adalah acara bisnis pengusaha-pengusaha Korea, maka kalian salah besar. Saat ini di kediaman Lee Kang In tengah diadakan pertemuan keluarga guna membahas perjodohan anak-anak mereka.
Kini sang nyonya Lee atau yang akrab dipanggil Leeteuk tengah melangkahkan kakinya tergesa-gesa menuju kamar kedua putra mereka. Dengan segera ia membuka pintu kamar bewarna Pink yang disinyalir milik Lee sungmin.
"Yah..! Chagi, kau lama sekali. Yang lain sudah menunggu mu dibawah." Ujar Leeteuk pada sang aegya yang ternyata sedang terduduk lesu dihadapan meja di kamarnya.
"Nde umma." Kata Sungmin lirih. Sedang Leeteuk hanya tersenyum lembut. 'Ini demi kebaikanmu, Chagi. Lagi pula kau takkan menyesalinya.''Ini demi kebaikanmu, Chagi.' batin Leeteuk.
"Ah, kemana Hyukkie? Dia tidak berdandan dengan mu?" tanya Leeteuk lembut.
"Yah, Umma..! Kami ini namja. Untuk apa berdandan.!" Seru sungmin kesal.
"Aish, . Arra. . Arra. . Umma panggil Hyukkie dulu. Ayo cepat keluar." Suruh Leeteuk lagi.
"Ne." ujar Sungmin sembari merapikan kemejanya baby bluesnya.
Leeteuk berjalan menuju pintu kamar bewarna putih yang terdapat gambar Monkey yang memakan strawberry di depannya. Sejenak ia menghela nafas kemudian masuk kedalam kamar putra bungsunya diikuti sungmin dibelakangnya.
Kini mereka disambut oleh pemandangan Indah dari anak bungsu keluarga Lee tersebut. Bagiamana tidak, saat ini Hyukkie tengah berdiri dihadapan sang Umma dang hyungnya dengan mengenakan Kemeja putih bergaris hitam yang simple namun terlihat begitu manis jika hyukkie yang mengenakan.
Saat ini Hyukkie tengah mengenakan kemeja putih berpadu dengan celana jeans biru tua yang ketat hingga menampilkan kaki-kaki jenjang nan ramping miliknya ditambah dengan sepatu yang senada dengan kemejanya. Pakaian untuk acara formal namun terkesan sangat manis jika dipadukan dengan wajah namja manis satu ini.
"Kau sudah siap, Chagi?" tanya Leeteuk lembut – usai sadar dari ketertegunannya. Sedang sungmin masih berdiri diam di depan pintu kamar sang dongsaeng.
"Ne, umma." Kata Hyukkie lirih.
"Kau cantik, chagi." Ujar Leeteuk lembut sambil membelai surai platina milik hyukkie.
"Ish, aku ini namja umma ~" rengek hyukkie lucu. Leeteuk dan sutersenyum dibuatnya.
Tak perlu banyak waktu ketiga namja yang bisa dikatakan cantik itu turun kelantai dasar guna menemui tamu-tamu yang telah tak sabar menunggu mereka. Saat ini ketiga namja cantik itu berjalan menuju ruang makan – tempat dimana acara utama akan dilaksanakan.
"Mian, menunggu lama." Kata Leeteuk. Hingga membuat semua orang yang ada diruang makan yang luas itu mengalihkan pandangan mereka pada tiga namja cantik yang baru masuk kedalam ruangan tersebut.
Seketika mata kedua namja tampan yang akan dijodohkan dengan Hyukkie dan sungmin terbelalak kaget. Bukan karna kesempurnaan yang terpancar dari diri Hyukkie dan Sungmin, melainkan. .
"Kau?" seru Donghae – dan langsung membuat Hyukkie yang semula menundukkan kepala menoleh dan menatap kearahnya.
"Sunbae?" ujar Hyukkie bingung. Kini Sungmin yang berada disamping Hyukkie juga dibuat oleh kehadiran namja tampan yang mengusik hatinya sejak tadi siang.
"Kau juga?" ujar Sungmin bingung. Dan dibalas tatapan yang tak kalah bingung oleh Kyuhyun.
"Bunny?" ujar Kyuhyun polos – dan membuat semua orang yang ada diruangan itu sweetdrop karna perkataannya.
"Kenapa sunbae dan Kyuhyun ada disini?" tanya Hyukkie polos. Sedang para orang tua hanya tersenyum penuh arti.
"Karna kalian berempat yang akan dijodohkan." Ujar Leeteuk, Heechul dan Kibum bersamaan secara riang. Sedangkan para suami hanya mengangguk dan tersenyum melihat kekompakan istri-istri mereka.
Hening ~
1 detik
5 detik
"MWOYA..!" pekik kempat namja itu bersamaan.
Sepertinya para orang tua harus siap menderita Tuli krna suara nyaring putra-putra mereka.
.
.
Suasana malam yang indah dan ditemani gemerlap bintang yang bertaburan menambah suasana tentram di malam yang hening nan sunyi di kota Seoul. Keadaan kediaman Lee sudah tak seramai tadi. Bukan karna semua orang telah terlelap tidur, melainkan mereka berkumpul di ruang keluarga di lantai 2 rumah tersebut.
Diruang keluarga itu terlihat para orang tua tengah berbincang-bincang santai sambil ditemani teh dan beberapa kue tradisional korea. Lalu kemana perginya anak-anak mereka? Sungmin dan Kyuhyun nampak tengah duduk-duduk berdua di depan ruang Televisi. Sedang Hyukkie dan Donghae memandangi langit malam di blankon lantai dua.
KyuMin
"Ini punya mu kan?" ujar Sungmin sembari menyerahkan PSP pada Kyuhyun. Sedang Kyuhyun langsung berbinar melihat sang 'kekasih' telah ditemukan.
"Gyaa ~ gomawo My Sweet Bunny." Ujar Kyuhyun dengan mata berbinar-binar.
"Ck, tak bisa kah kau memanggilku 'hyung' saja?" ujar Sungmin sambil mempoutkan bibirnya lucu.
"Aish, tak bisa, Bunny. Kau itu terlalu Imut~" ujar Kyuhyun sambil mencubit gemas pipi Sungmin.
"Yah, hentikan..! Aish, bocah ini." Kata Sungmin kesal.
Namun, diam-diam Sungmin tersenyum manis melihat Kyuhyun yang sudah mulai asyik dengan Gadgetnya itu. Ada perasaan hangat yang mengalir dihatinya saat ini. Perasaan yang ia tak mengerti apa namanya. Tapi, tak dapat ia pungkiri jika namja yang terpaut 2 tahun lebih muda darinya itu telah perlahan memikat hati Namja imut bergigi kelinci itu.
'Bocah yang menarik.' Batin Sungmin sambil tersenyum lembut.
End KyuMin
.
HaeHyuk
Hyukkie terlihat menerawang kearah langit malam yang bertabur bintang. Tak jarang ia tersenyum kecil melihat gemerlap bintang yang menentramkan hati siapapun itu. Tanpa ia sadari, sesosok namja tampan sedari tadi memperhatikannya sambil tersenyum tipis. Kini namja itu berjalan mendekati Hyukkie dan menyampirkan jaketnya kebahu Hyukkie.
"Eh?" ucap Hyukkie sedikit tersentak kaget.
"Udara malam ini begitu dingin. Tak baik untuk kesehatanmu." Ujar Donghae lembut sembari berdiri di sebelah Hyukkie.
"Gomawo." Ujar Hyukkie lirih sambil menundukkan kepalanya – berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang merona merah.
"Kau kehilangan sesuatu?" tanya Donghae tiba-tiba.
"Huh?" ujar Hyukkie bingung.
"aku pikir mungkin ini milik mu?" kata Donghae sambil memperlihatkan sebuah gantungan kunci bergambar Monyet memakai topi strawberry.
"Ne, ini milik ku. Bagaimana bisa berada di dirimu?" tanya Hyukkie sambil menatap polos kearah Donghae.
"Sepertinya saat kau menabrak ku kemarin, benda itu terjatuh. Aku pikir itu pasti milik mu. Karna aromamu yang seperti strawberry, jadi itu pasti milik mu." Ujar Donghae mantap.
BLUSH ~
Kedua pipi cubby Hyukkie pun merona karna perkataan Donghae.
"Aish, jangan menggoda ku, sunbae." Ujar Hyukkie kesal dengan wajah yang memerah.
"Yah, jangan panggil aku Sunbae. Kita hanya terpaut beberapa bulan. Lagi pua sebentar lagi kau akan menikah dengan ku. Jangan memanggilku sunbae lagi, arra?" ujar Donghae kesal – namun begitu lembut didengar.
Untuk yang kedua kalinya Donghae membuat Hyukkie berblushing ria karna perkataannya. 'Menikah? Aish, jinjja. .!' batin Hyukkie.
"Arraseo." Ujar Hyukkie lirih sambil menundukkan wajahnya yang sudah memerah hingga ke telinga.
'Neomu Kyeopta' Batin Donghae.
End HaeHyuk
.
.
Tanpa keempat namja itu sadari, ternyata orang tua mereka tengah memperhatikan kegiatan anak-anak mereka di balik dinding ruang keluarga yang menjadi pembatas ruangan anak-anak mereka berada. Leeteuk, Heechul, Kibum, Kang In, Hankyung dan Siwon saling berpandangan dan tersenyum penuh arti. Satu yang mereka pikirkan. 'Mereka benar-benar cocok.' Itu lah yang ada di pikiran mereka berenam.
"Chullie-ah, sepertinya kita harus menjalankan 'rencana' selanjutnya." Ujar Leeteuk dengan sedikit berbisik.
"Ne Hyung, kalian setuju kan?" tanya Heechul pada Kibum dan para suami.
"Okey, Let's Do it, hyung..!" seru Kibum girang.
Heechul menarik nafas dalam – sedangkan yang lainnya bersiap untuk menutup telinga masing-masing (?).
"HYUKKIE ~"
"SUNGMIN ~"
"KYUHYUN ~"
"HAE-AH ~"
"Kemarilah, Chagi…!" kata Heechul yang lebih pantas di sebut dengan teriakan.
Sedangkan keempat namja yang dipanggil tersentak kaget karna lengkingan sang ratu 'kegelapan' #plak
"Ne..!" seru keempat namja itu berbarengan sembari beranjak menghampiri orang tua mereka yang tengah berkumpul di ruang keluarga.
Keempat namja itu nampak mengerutkan dahi bingung. Bukan karna para orang tua mereka yang menyambut mereka dengan senyuman penuh arti. Melainkan beberapa koper besar yang terjajar rapi disampin sofa – tempat orang tua mereka duduk.
"Umma mau menginap disini?" tanya Donghae bingung.
"Ani." Jawab Heechul singkat.
"Oh, aku tahu. Kita mau berangkat liburan kan?" sahut Kyuhyun bersemangat.
"Ani." Ujar Kibum pada anaknya – sambil menyeringai evil.
"Kenapa koper ku dan koper sungmin hyung ada disitu? Umma mau mengusir kami?" tanya Hyukkie polos. Sedangkan Leeteuk hanya tersenyum penuh arti.
"Umma, . hiks . . benar-benar mau mengusir . . hiks. . aku dan sungmin hyung?" tanya Hyukkie sambil mulai terisak.
"Aigo, aniyo chagi. Kami tak akan mengusir mu kok." Ujar Heechul menenangkan calon menantunya. 'Sungguh polos nian anak ini.' Batin Heechul gemas sendiri.
"Lalu, . Hiks, . Kenapa koper ku disitu, ajhumma?" tanya Hyukkie sambil menyeka air matanya dan mengerucutkan bibirnya lucu.
'OMONA. .! Neomu Kyeopta ~ ' batin semua orang yang ada diruangan itu.
"Itu karna kalian berempat akan tinggal serumah mulai mala mini." Ujar Kibum riang.
Sedangkan keempat namja yang dimaksudkan hanya ber'o' ria.
Hening ~
"MWO..?"
"MICHIGETDHA..!"
.
.
To Be Continued. . .
.
Anneyeong. . .
Author mau minta maap sebelumnya. You're My Wife harus author update lagi. .
Coz kemaren ndag sngaja kedelete ama namdongsaeng author.
Sekali lagi author minta maap. . .
Sebagai gantinya, Nie gabungan dari chap 1 ma 2. .
Buat prolog ndag author update lagi. . .
.
.
Sungguh author minta maap baget ma reader's yang uda nungguin nie FF -_-
Tapi author mohon untuk tetep ngasi review di chap ini ne. . .
Sebagai penyemangat author bahwa masih ada yang nungguin ni FF abalnya author. . .
Sekali lagi mian, ne. . .
