You Damn Brat!
Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story By : Black Jjajangmyeon
Pair: Aomine Daiki x Kagami Taiga
Rate : T
.
.
Chapter 0 : Prologue
.
.
.
"Aku hanya gak mau jadi cowok brengsek untukmu, tepatnya aku gak mau jadi sahabat yang brengsek untukmu."
.
.
"Hey kau bocah culun! Sini kau! Anak baru seperti kau harus tau kalau anak culun dilarang ada di area cowok populer kayak kami!" teriak Aomine pada bocah laki-laki yang tengah berlari menjauh, Aomine berhenti berlari lalu memukul loker yang ada di sebelah kanannya. 3 orang kawannya kini tengah tertawa di belakang Aomine, bagaimana tidak, si bocah culun tadi tanpa sengaja menyenggol Aomine yang tengah memakan strawberry sundae yang dengan seketika menumpahkan saus sundae itu ke blazer seragamnya. Kini blazer Aomine penuh dengan noda merah di bagian dadanya, belum lagi kemeja putih di dalamnya juga terkena noda merah tersebut.
Mendengar cekikikan tawa teman di belakangnya, Aomine berbalik arah dan menunjukan deathglare-nya sambil meremas erat kepalan tangannya. Brak! Sekali lagi dipukulnya loker besi itu dengan keras. Membuat teman-temannya menghentikan tawa mereka, yaa meskipun wajah mereka menunjukan ekspresi –sumpah gue ga bisa berhenti ketawa-
"Heh! Kalian ngetawain apa hah?!"
Tak ada yang membuka suara di antara 3 orang yang ditanya Aomine, Dia pun mengulang lagi ini dengan nada yang sangat membentak.
"Woy! Gua Tanya, ngetawain apa hah?! Udah pada bosen hidup?"
Kali ini ketiga orang yang ditanya tersebut hanya tersenyum –mungkin menahan tawa- sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka. Pria beriris hijau yang memakai kacamata pun akhirnya berjalan mendekati Aomine. Midorima mengeluarkan sesuatu dari kantong blazernya, dan mengeluarkan cermin. Midorima mengangkatnya dan mengarahkannya pada wajah tampan Aomine. Aomine yang melihat refleksi wajahnya pada cermin, merubah raut wajahnya dari raut kesal menjadi mmm.. bisa dibilang raut muka macam orang tolol. Aomine ilfeel melihat wajahnya yang tampan kini dihiasi saus strawberry sundae yang merah tepat berada di bawah lubang hidungnya. Belum lagi yang menetes-netes sampai ke dagunya. Yaa… bisa dibilang saus itu seperti Apolo 11 (?).
"Gyaaaa! Wajah tampan gueee!" sambil menepis cermin Midorima dan mengelap saus di hidungnya dengan dasi milik Midorima.
"Ehh! Apa-apaan kau ini?! Kalau mau ngelap, pake aja dasi mu sendiri. Dasar preman kampus jorok!" omel Midorima pada Aomine.
Kise dan Akashi hanya tertawa terpingkal-pingkal melihat adegan bodoh kedua soulmate mereka.
"hey sudahlah… Aomine, lebih baik kau ganti baju sekarang. Penampilanmu seperti fangirl yang habis nosebleed tau gak?" sahut kise diiringi tawa sambil menepuk pundak Aomine.
"Iya, cepat pergi ke ruang ganti dan ganti pakaianmu disana. Kau sangat memalukan hahaha!" tambah Akashi yang tak henti-hentinya tertawa terpingkal-pingkal.
Aomine menggeram kesal dan melangkah meninggalkan ketiga soulmatenya dengan langkah yang dihentak-hentakkan. Well, Aomine saat ini sedang marah dan malu. Bagaimana mungkin dirinya yang seorang cowok sangar di Teiko bisa-bisanya ditertawai oleh soulmatenya sendiri. Masalahnya, Aomine tahu bahwa penampilannya memang sangat konyol. Mungkin ia juga akan tertawa jika penampilan macam itu terjadi pada Midorima si tuan lucky item. Ahh sudahlah… malas sekali rasanya memikirkan itu semua. Yang jelas, tujuannya saat ini adalah menuju ruang ganti dan mengembalikan image sangarnya.
Aomine membuka ruang ganti baju dengan sekali hentakan. Menimbulkan suara yang sangat besar dan menggema mengingat ruangan itu lantai dan temboknya dilapisi keramik. Ketika Aomine sampai di ambang pintu, tampak dua laki-laki yang sedang menatapnya kaget, mungkin mereka sedang mengobrol dan kedatangan Aomine memutus obrolan mereka, Whatever, Aomine gak peduli dengan itu. Ia hanya terus berjalan menuju lokernya. Loker tempat ia menyimpan perlengkapan basketnya. Hanya perlengkapan basket oke? Ga ada space untuk buku pelajaran.
"benarkah? Kudengar dia murid pindahan dari Amerika."
Aomine mencuri dengar obrolan kedua orang tadi. Hanya itu yang ia dengar, dan suara mereka menghilang seiring keluarnya kedua orang tadi dari ruang ganti.
'Amerika? Apaan sih ngomongin Amerika Amerika?' Tanya Aomine pada dirinya sendiri yang penasaran. Ah! Masabodoh lah! Yang penting bajunya harus ia ganti sekarang juga. Dengan cekatan, ia membuka lokernya dan menelusur semua sudut di dalam lokernya. Dan SHIT! Ga ada pakaian seragamnya, yang ada Cuma baju latihan basket dan perlengkapan lainnya. Aomine baru ingat jika pakaian seragam cadangan yang biasa ia simpan di loker, kini tengah ia cuci di laundry sekolah. Akhirnya ia hanya menutup kembali lokernya dan berjalan menuju cermin besar yang ada di pojok ruangan ganti baju. Ia melihat pantulan dirinya yang not style.
"Gila men, nih saos strawberry kok masih aja ninggalin noda merah sih? Lengket pula." Keluh Aomine dengan nada yang sedikit frustasi.
Akhirnya aomine memutuskan untuk berjalan menuju toilet untuk membersihkan bekas saus strawberry di bawah lubang hidungnya. Ia sedikit menundukkan wajahnya, takut kalau kalau ada yang melihatnya dengan tampilan kaya gitu. Secara, masa ada cowok tersangar Teiko punya noda merah di hidung sih? Emangnya Aomine habis nosebleed kayak fangirl abis baca fanfic? That's not Aomine's style~ Ketika sedang berjalan melewati 2 cewek yang sedang mengobrol di depan kelas mereka, sepintas Aomine mendengar percakapan mereka ' Anak pindahan Amerika pasti keren dehh~'.
Aomine nyaris menghentikan langkahnya ketika mendengar kata 'Amerika' lagi-lagi ia tak ambil pusing mengenai hal itu dan terus melangkah menuju toilet. Kali ini ketika sampai di toilet, ia langsung berjalan menuju wastafel dan membuka keran air. Dengan segera ia membasuh bagian wajahnya yang merah sambil menggosoknya.
Ketika bekas noda tersebut telah hilang, Ia menegakkan tubuhnya dan melihat kearah pakaiannya yang masih merah tersebut. Shit! Bagaimana cara menghilangkannya? Haruskah ia mencucinya di kran sekarang juga dan mengeringkannya dipengering tangan? Impossible! Sangar levelnya akan turun jika murid lain yang masuk ke toilet melihatnya tengah telanjang dada sambil mengeringkan pakaian basah di pengering tangan. So, Aomine gak akan melakukan ! Nah, terus gimana dengan seragamnya sekarang? Aomine memegang dahinya dan menggeram pelan. Kenapa harus ada kejadian kaya gini di hari ke-3 dirinya menginjak kelas 3 ?
Ketika tengah berusaha berpikir keras, seorang laki-laki berambut merah-hitam masuk ke toilet dan berdiri menghadap wastafel tepat disebelahnya. Laki-laki itu meletakkan tasnya di dekat kran dan mencuci yang sedari tadi tertunduk, mulai menegakkan kepalanya dan senyum licik mulai mengembang di wajahnya. Ketika laki-laki disebelahnya menundukan wajahnya untuk membasuh wajah, dengan cepat Aomine menarik punggung baju laki-laki berambut merah-hitam itu hingga laki-laki itu tertrik kebelakang menghadap Aomine yang tengah menyeringai.
"Hey! What's your problem eh?" Tanya laki-laki yang ditarik Aomine dengan raut bingung.
"Ga ada. Buka baju loe sekarang!" jawab Aomine singkat sambil menunjuk baju laki-laki itu.
"What? Loe mau gua buka baju gua? Buat apa?" kali ini laki-laki itu bertanya dengan emosi.
"Udah buka aja!" Sahut Aomine sambil menarik tubuh laki-laki itu untuk mendekat dan membuka kancingnya satu per satu. Si laki-laki itu memukul-mukul dada bidang Aomine yang beberapa senti lebih tinggi darinya.
"Woy! Ini namanya pemerkosaan! Dasar cowok abnormal! Lepasin gua woy!"
"Sorry ya, gue masih nomal kali. Gue cuman butuh baju loe. Well, gue liat ukuran tubuh kita hampir sama. Soalnya baju gue kotor nih~pinjem baju loe yaa" Jelas Aomine yang semakin beringas melucuti baju laki-laki yang bahkan tidak ia kenal.
Berhubung tubuh Aomine lebih besar dibanding laki-laki merah-hitam itu, akhirnya Ia bisa dengan mudah mendapatkan baju yang ia inginkan (?) setelah mendapatkan baju laki-laki itu, dengan cepat Aomine mengenakannya dan berlari keluar toilet sambil berkata
"thanks ya~ ntar gue balikin. Sementara loe pake aja dulu seragam gue. Bye! Haha"
Sementara itu si laki-laki bersurai merah-hitam tengah ngomel-ngomel gak jelas di dalam toilet
"Eh brengsek! Balikin seragam guaaa! Dasar tukang merkosa! Ga tanggung jawab lagi! Awas aja kalo loe gak balikin seragam gua, atau awas aja kalo loe balikin seragam gua tanpa dicuci dulu~ gua timpuk loe pake bola basket yang banyak!"
Omelannya terhenti ketika 2 orang lelaki memasuki toilet dan langsung nosebleed melihat ia topless. Ia langsung mengenakan seragam kotor Aomine dan melangkah meninggalkan toilet dengan wajah yang masam.
.
.
Aomine masih tertawa tawa sendiri merasakan kemenangannya mendapatkan seragam yang bersih tanpa harus mencucinya di wastafel. Yaa memang agak sadis mengingat cara Aomine mendapatkan seragam ia berjalan penuh semangat dengan kepala yang tegak lurus menatap jalan yang akan dilaluinya. Seperti biasa, aura sangarnya bisa dirasakan setiap orang yang berpapasan dengannya.
Ia berjalan dengan PDnya untuk pergi ke kelasnya. Ketika melalui persimpangan, ia kembali mendengar beberapa orang gadis sedang mengobrol mengenai Amerika.'lagi' pikir Aomine. Terbersit di benaknya, 'ada apa sih dengan Amerika itu?' 'kenapa semua orang seolah sedang membicarakan Amerika hari ini?' Tapi bukan Aomine namanya jika ia tidak bisa mengambil sikap cuek untuk mempertahankan image coolnya. Jadi, ia hanya berjalan melewati kumpulan gadis-gadis penggosip itu.
Baiklah, akhirnya ia sampai juga dikelasnya. Bisa ia lihat dari posisinya berdiri saat ini, Kise, Akashi dan Midorima sedang mengobrol santai seperti yang biasa mereka lakukan sebelum pelajaran dimulai. Aomine berjalan mendekat kea rah mereka bertiga dengan raut wajah yang ceria. Ketika sampai di dekat mereka Aomine melemparkan tasnya ke meja tempat 3 soulmatenya berkumpul,yang sontak membuat mereka kaget,lalu berteriak
"YO! Gue si Aomine ganteng nan sangar udah bersih guys!"
Perkataan itu langsung disambut meriah oleh 3 soulmatenya. Kise langsung bertepuk tangan ketika melihat seragam yang Aomine kenakan sudah sangat bersih bagai dicuci pakai detergent sekali kucek. Akashi dan Midorima pun melakukan hal yang sama.
"Waah~ udah bersih aja nih. Tuh kan, untung loe ikutin saran gue untuk selalu sedia seragam cadangan. Ramalan primbon emang gak pernah salah lohh…" sahut Midorima sambil pindah bangku untuk duduk di belakang Aomine.
"Hahaha… ramalan emang ada benernya sih, tapi hari ini gue baru inget kalo seragam gue lagi gue ga pake seragam cadangan." Jawab Aomine bangga.
"Ohh… berarti loe nyuci dulu ya?" Tanya Akashi sambil memutar-mutar gunting di tangannya.
Aomine yang tengah duduk tegap sambil menutup matanya hanya mengelengkan kepalanya dengan bangga. Reaksinya membuat Kise, Akashi dan Midorima hanya saling pandang bingung.
"terus apa dong? Jangan bilang loe ngutang dulu di koperasi sekolah?" desak Midorima yang sangat penasaran.
Aomine hanya menjawab dengan gaya angkuhnya, yang membuat ketiga soulmatenya memasang ekspresi 'plis deh, jangan mulai ke-songong-an loe'
"Gue kan ganteng dan keren. Apa sih yang ga bisa Aomine lakukan?"
Tak lama, guru mata pelajaran sejarah memasuki kelas Aomine yang membuat semua murid yang sedang mengobrol dibangku temannya bubar dan duduk di bangku masing-masing.
"Selamat pagi semuanya!" sapa guru yang dibalas para muridnya dengan tatapan ngantuk. Well, semua tahu pelajaran yang satu ini memang membuat mata berat kaya dipasangin bulu mata anti badai 7 lapis. Begitu pula Aomine yang sekarang sudah menelungkupkan wajahnya di meja dan bersiap pergi ke alam tidur untuk beberapa jam kedepan.
"Hey para murid! Berhentilah tidur di jam pelajaran ku. Dasar murid ! kalian kan bayar SPP, tau diri dikit dong. Kalo bayar, yaa harus mau belajar,lagian sekarang ibu akan memperkenalkan murid baru. Dia pindahan dari Amerika. Silahkan masuk~" sahut guru sejarah yang langsung membuat Aomine bangkit dari alam tidurnya. ' jadi ini yang dibicarakan orang-orang tentang pindahan Amerika? Jadi penasaran seperti apa rupanya' sahut Aomine dalam batin.
Dan saat itu masuklah seorang lelaki tinggi bersurai merah gradasi hitam dengan sergam penuh dengan noda merah yang telah mengering.
"Hallo Everybody, perkenalkan saya murid pindahan dari Amerika Serikat."
Mata Aomine melebar, "dia…"
"Saya pindah kesini karena saya rindu Jepang"
Aomine mengalihkan pandangannya dari lelaki di depan kelasnya ke seragam yang sedang ia kenakan.
"Nama saya adalah,"
Aomine menarik nametag yang terpasang di sebelah kanan seragamnya, melihat nama yang terpampang disana. "Jadi dia adalah…"
"Kagami Taiga."
.
.
.
.
Tubikontinyued
A/N : ahoyyy! Black Jjajangmyeon balik sama fic baru yang suoer ngaco (?) besok UKK dan aku gak peduli hohohho well... happy reading ^^
Terima kasih bagi yang sudah membaca yaa~~
Review please?
