Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto seorang
.
.
My white cat.
.
.
.
Seorang lelaki berambut panjang dengan usia setengah abad sedang sibuk mengurusi berbagai alat eksperimennya. Berbagai macam barang khas penelitian memenuhi ruangan itu. Dari labu Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes maupun alat untuk titrasi.
Dia sedang membuat ramuan pengubah diri. Karena apa? Tentu saja karena uang. Banyak para penyihir muda yang menginginkan ramuan itu untuk membantu mereka dalam ujian kelulusan mengenai cara meniru hewan dengan menggunakan sihir.
" Akhirnya selesai juga. Tinggal diberi es batu dan dengan suhu yang dingin ramuan ini dapat berfungsi secara maksimal," katanya seraya mencari tabung yang cocok untuk memindahkan cairan itu dari tabung titrasi. Dia mencari kesana kemari dan tidak ketemu-ketemu.
Akhirnya dia memutuskan untuk menuju ke dapur dan mencari sebuah gelas. Dengan hati-hati dia pindahkan ramuan itu dari labu Erlenmeyer menuju ke gelas itu. Dia segera menuju ke kulkas dan mengambil beberapa bongkah es. Dengan hati-hati dimasukkannya bongkah demi bongkah hingga seluruh bongkahan es berpindah ke dalam gelas. Lalu dia mengisi jurnal penelitiannya mengenai ramuan itu.
" Oro-jiisan lagi ngapain?"
Lelaki bernama Orochimaru menoleh ke belakang dan mendapati cucu dari Danzo, saudaranya yang sedang berdiri sambil bersandar di samping pintu dapur.
" Mengisi laporan penelitian. Oh ya, makanan ada di meja. Cepatlah makan Sai. Aku tidak mau penyakit maag-mu kumat dan ujung-ujungnya aku mendapat marah dari Danzo gara-gara tidak becus menjaga cucunya yang sedang berkunjung untuk mencari bahan penulisan skripsi," jawab Orochimaru. Dia masih sibuk mencatat jurnalnya. Sai segera berlalu melewati lelaki yang merupakan saudara dari kakeknya itu. Matanya tertuju pada cairan yang 'menggoda' dengan bongkahan es di dalamnya.
Tangannya pun beraksi.
Orochimaru melihat lagi ke arah ramuan yang baru saja dibuatnya. Dan mendapati ramuan itu sudah berpindah tempat. Dia menoleh kesana kemari untuk mencari ramuan itu.
" ah….. rasanya segar. Meskipun rasa sirupnya agak aneh sih…"
Orochimaru menatap gelas yang dipegang oleh Sai dengan tatapan horror. Pikiran dan kejadian terburuk mulai memenuhi pikirannya. Kemungkinan bahwa cairan itu telah berpindah ke tubuh Sai adalah…..
" Sebenarnya Oro-jiisan dapat sirup ini darimana sih? Rasanya bener-bener aneh."
Seratus persen!
Orochimaru mendekati Sai dengan tatapan horror. Bagaimana tidak? Ramuan itu adalah ramuan yang belum pernah diuji cobakan dan dia saja belum membuat penawarnya…
" Aduh! Kenapa tiba-tiba kepalaku sakit sekali?"
Orochimaru segera mendekati Sai dan menyuruhnya untuk berbaring di tempat tidur yang terdapat di ruang (lab) kerjanya. Orochimaru segera mengambil stetoskop dan memeriksa Sai. Sai sendiri sudah tertidur akibat obat bius yang baru saja di suntikkan Orochimaru.
Orochimaru belum tahu apa yang akan terjadi. Namun dia segera tahu ketika melihat tubuh Sai yang bertransformasi menjadi seekor binatang berbulu putih…..
….
Seorang gadis terlihat menggambar di taman kampus. Temannya yang bernama Tenten segera mendatangi gadis berambut pirang itu.
" Sedang apa Ino?" Tanya Tenten. Gadis bernama Ino itu menoleh ke arah Tenten dan mennyerahkan selembar kertas HVS ukuran folio pada Tenten. Tenten mengamati dengan antusias dan semakin antusias ketika melihat apa yang digambar oleh Ino.
" Wah….. seekor kucing….. imutnya….. hampir sama dengan aslinya," ujar Tenten terkagum-kagum sambil terus mengamati sosok bayi kucing yang sibuk bermain dengan bola benang. Ino merasa senang.
" Hontouni? Wah….. arigatou gozaimasu…."
" Kenapa kamu tiba-tiba gambar kucing? Biasanya kan kamu menggambar motif flora ataupun malah desain arsitektur…." Tanya Tenten. Ino menatap ke atas langit biru.
" Sebenarnya aku ingin punya seekor kucing yang imut…. Berbulu putih yang halus….." ujar Ino. Tenten hanya manggut-manggut mendengar perkataan Ino. " Terus kalau bisa dia itu adalah kucing yang bisa bertransformasi jadi cewek yang cantik….. putih…..biar bisa jadi temenku disaat suka maupun duka….tahu perasaanku…."
Tenten mulai waswas. Mana ada kucing yang begituan.
" Mungkin kau bisa mendapatkannya dalam mimpimu," ujar Tenten. Ino cemberut. Tenten melihat kea rah jam tangannya.
" Wah sekarang waktunya kencan sama Neji. Ino, aku pergi dulu ya….jaa ne," kata Tenten seraya berlari meninggalkan Ino sendirian di taman kampus. Ino sendiri berniat untuk pulang karena seluruh kelasnya sudah selesai.
Sementara itu…
Sai membuka matanya dan merasakan sebuah keanehan.
" Kenapa semuanya terlihat lebih besar…. Lebih tinggi ya?" kata Sai.
" Sai? daijoubuka? "
'miaw….miaw…'
" Hey, jangan meang-meong melulu… aku ga tahu maksudmu Sai…."
Sai mendengar suara Orochimaru. Dirinya menyadari kalau sekarang dia sedang berbaring. Sebentar, bukannya tadi dia berkata 'tidak apa-apa'? bagaimana mungkin menjadi 'miaw-miaw'?
Dia terbangun dan melihat di sekelilingnya. Sebentar, perasaan dia tidak punya bulu putih?
" Maafkan atas keteledoranku. Aku telah membuatmu bertransformasi menjadi kucing putih,"kata Orochimaru. Sai kaget. Dia melihat sekelilingnya dan melihat (juga) tubuhnya. Dia bergumam tidak jelas namun yang terdengar hanya 'miaw' dan 'miaw'. Akhirnya Orochimaru mengambil sebuah kaca dan dihadapkan ke arah Sai. Sai yang melihat bayangan dirinya di depan kaca hanya terpaku dan beberapa detik kemudian dia tak sadarkan diri.
" Hey… kenapa pingsan?"
Tak ada satupun yang menjawab.
Beberapa jam kemudian….
Sai POV
Aku terbangun dan menyadari kalau diriku sekarang sedang terbaring di atas tempat tidurku. Aku mengucek mataku dan menyadari (lagi) kalau aku sekarang dalam bentuk alias wujud seekor kucing. Kami-sama…. Kenapa ini harus terjadi padaku? Aku tidak pernah melukai seekor kucingpun. Aku bahkan tidak pernah memukuli seekor kucing…..
" Sudah bangun?"
Aku melihat ke samping. Oro-jiisan sedang menatapku dengan ekspresi khawatir. Aku mencoba bertanya padanya namun dia hanya menjawab apa dan apa. Oh ya, aku baru ingat. Aku sekarang sudah berubah menjadi seekor kucing.
Kami-sama…. Kenapa aku yang harus menderita seperti ini? aku bahkan belum menyelesaikan kuliahku dan sekarang aku harus menjalani hidupku sebagai seekor kucing. Seekor kucing!
Aku mencoba berdiri dengan wujud baruku ini. oro-Jiisan sudah pergi entah kemana. Sekali lagi aku melihat diriku yang sekarang melalui pantulan cermin. Seekor kucing yang sedang melakukan gerakan akrobatik dengan berdiri menggunakan kedua kaki belakangnya.
Kami-sama…..
Sai's POV end
.
.
.
To be continued
.
.
Author's note:
Kasumi saat ini bener-bener melenceng dari biasanya ya? Para reader (-sama)? Ga ada angina ga ada ujan tiba-tiba nulis fanfic yang beginian….. nanti kalau ga ada yang review ya ga Kasumi lanjut…
Ada yang mau review buat dilanjut?
