What If

By VKchu137

Pair: Top! Kim Taehyung

Bottom! Jeon Jungkook

Warning!: BL, Typo(s), aneh

Desclimer: Fanfict ini asli punya saya, saya yang buat, dari otak laknat fujoshi saya, cuma meminjam nama karakter tanpa dapat memiliki aslinya*lah?, Tapi menurut saya Tae tetep cinta Kookie kok

Selamat membaca..

~oOo~

2016

Seoul

Jungkook menatap mading sekolahnya jengah, disana dia melihat namanya lagi-lagi tertulis sebagai siswa peraih peringkat pertama.

Jungkook bukannya tidak senang, dia senang, dia bangga, tapi—

"Huh?! Dia lagi?! Ini tidak adil! Aku tidak tidur seharian karena belajar, sedangkan dia hanya tiduran di kelas!"

"Kau benar. Aku bahkan mengganti jadwal perawatanku untuk bimbingan, kenapa dia yang justru tak pernah belajar yang mendapat peringkat satu"

"Dia sepertinya menyogok"

"Hey. Dengar-dengar ayah nya kan seorang profesor, sedangkan ibunya seorang ilmuan."

"Jangan lupakan bahwa orangtua nya adalah pendonasi tetap untuk sekolah ini"

"Iya. Pasti gara-gara itu"

Ini yang tak disukai Jungkook, tanggapan teman-teman —jika memang pantas disebut teman— nya yang seperti ini membuatnya jengah.

Bukan salah Jungkook terlahir dengan otak jenius.

Bukan salah Jungkook mempunyai orangtua yang sukses.

Tapi mereka selalu berspekulasi tanpa tahu yang sesungguhnya.

Ingin rasanya Jungkook menghilang, agar tak lagi mendengar suara-suara yang membuat telinganya panas ini.

~oOo~

Jungkook melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah mewah, mencoba tersenyum manis saat netra nya menangkap dua sosok yang tengah berdiri menunggunya di ruang makan. Ya, berdiri karena—

"Oh? My son, sudah pulang ternyata. Kemarilah, kau makanlah yang banyak. Ayah dan ibu ada urusan di laboratorium." Ibunya berucap sembari menarikkan kursi untuknya.

"Jangan ganggu kami. Karena penemuan kali ini sangat penting" Ayahnya menambahkan sembari melihat arloji.

"Tapi aku—"

"Yeobo. Cepatlah, kita tak memiliki banyak waktu"

"Ayah, Ibu. Aku—"

"Selamat makan Jungkook -ah"

Jungkook menelan lagi kalimat yang ingin diucapkannya, bahkan orangtuanya tak menanyakan kegiatan sekolahnya. Beginilah setiap harinya, orangtuanya selalu menyibukkan diri di laboratorium mereka. Menciptakan berbagai macam penemuan.

Jika Ayah dan Ibu nya berkolaborasi menciptakan suatu penemuan, hasilnya tidak bisa dianggap remeh. Dua tahun yang lalu mereka berhasil menciptakan sejenis topi yang apabila dipakai, maka apa yang dipikirkan atau dikhayalkan oleh orang yang memakai akan tampil pada monitor yang sudah dirancang sedemikian rupa.

Entah penemuan apalagi yang sedang mereka geluti kali ini. Yang pasti, Jungkook selalu dilarang untuk mengetahuinya.

Jungkook lagi-lagi makan sendiri.

Menghela nafas pelan melihat makanan cepat saji yang tersedia dimeja makan. Ini pasti delivery lagi. Ibunya sudah tak lagi memasak semenjak Jungkook berada ditingkat pertama Junior High School. Dengan alasan sibuk. Tentu saja.

~oOo~

Dua minggu sudah setelah Jungkook berhasil meraih peringkat pertama pada Ujian akhirnya. Sekarang dia tinggal menunggu hari kelulusan.

Pendaftaran Universitas? Dia telah mendapatkan undangan untuk masuk melalui jalur prestasi di Universitas S, jadi tidak perlu tes.

Jungkook kini tengah malas-malasan diruang santai. Didepannya Televisi menayangkan film dengan robot merah kuning keemasan yang dapat terbang seperti roket —Iron Man Jungkook menyebutnya—, tangan kirinya memeluk toples besar berisikan berbagai macam cookies.

Rumahnya sepi. Setiap harinya sih memang seperti ini. Tapi, ini sepi yang benar-benar sepi. Orang tuanya sedang pergi ke luar negeri mengurus kesepakatan apalah namanya —Jungkook lupa—.

Mereka tak mempekerjakan maid, satpam, tukang kebun, dan sebagainya. Takut nantinya akan menyentuh penemuan mereka katanya. Jungkook sih terima-terima saja. Menolak juga percuma.

Matanya mengedar bosan.

Menerka-nerka kegiatan apalagi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebosanan.

Kakinya melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Namun sebelum membuka pintu kamar, matanya memandang tertarik pada pintu bercat hitam dengan ukiran rumit diujung ruangan lantai dua.

Itu laboratorium orangtuanya.

Pintu kamarnya yang sempat terbuka sedikit, ditutupnya kembali. Melangkah dengan ragu kearah laboratorium tersebut.

Menggigit bibir tipisnya saat sudah sampai tepat didepan pintu laboratorium, pandangannya turun menatap pengaman pintu.

Berpikir keras menduga-duga angka-angka yang menjadi sandi agar pintu tersebut terbuka.

Bip bip

Jarinya menekan beberapa angka dugaan.

Kriet

'Heol' Jungkook benar-benar tak menyangka berhasil membukanya dalam percobaan pertama.

Tersenyum kecil saat tahu bahwa orangtuanya masih memikirkannya dengan menjadikan tanggal lahirnya sebagai pengaman laboratorium berharga mereka.

Matanya berbinar menatap betapa menakjubkannya isi laboratorium ini. Dalamnya benar-benar luas dengan berbagai monitor dan peralatan yang tak dimengerti Jungkook.

Kakinya melangkah mendekati sebuah meja panjang. Tangannya meraih random beberapa kertas yang berserakan disana.

"Past Trip?" membalik lembaran berikutnya karena merasa tertarik dengan judulnya.

Netranya menangkap gambar-gambar rumit dengan beberapa keterangan.

Membalik lagi dan menemukan tujuan pembuatan penemuan.

"Hng?" Jungkook menegakkan cara berdirinya, gesture bahwa ia benar-benar tertarik dengan apa yang dibacanya. "Kembali ke masa lalu ya?"

Jungkook mengedarkan pandangannya dan menemukan sebuah alat, ruangan kecil, atau apalah, Jungkook tak tahu pasti namanya. Yang pasti, alat tersebut benar-benar mirip dengan gambar yang berada di lembaran ini.

Mendekat dan masuk kedalam alat yang seperti ruangan kecil itu. Ini transparan karena hanya terbuat dari kaca bening biasa —menurut Jungkook—. Bagian dalamnya pun kosong tak ada apapun, kecuali satu tombol yang jika tak diperhatikan dengan teliti tak akan terlihat, karena lagi-lagi terbuat dari sesuatu yang bening.

Jungkook menduga-duga, kira-kira apa yang akan terjadi jika dia menekan tombol ini? Apakah dia dapat memilih ke tahun berapa dia akan kembali? Wahh kalau seperti itu Jungkook benar-benar mau mencoba.

Dengan mantap Jungkook memejamkan matanya dan menekan tombol tersebut.

1— 2—

Menghitung dalam hati, kemudian mengerutkan dahinya saat tak merasakan apapun. Mata kirinya mengintip kecil dan menemukan berbagai tulisan yang sebelumnya tak ada dikaca bening tersebut kini bahkan memenuhinya.

Membaca dengan seksama tulisan dengan bahasa inggris yang tentu saja dimengerti murid jenius sepertinya.

Menganga kecil saat membaca bagian kalimat dengan tanda kutip dan huruf besar yang ditebalkan.

"Membawa barang yang diperlukan? Apa kita akan lama di masa lalu?" Berpikir sejenak dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa sekarang jika orangtuanya mengetahui anak semata wayangnya hilang.

"Tidak. Ini salah. Seharusnya aku tak masuk tadi"

Jungkook berlari keluar ruangan, memasuki kamarnya.

Sepuluh menit kemudian keluar lagi dengan tas kecil dipunggung. "Ya. Seharusnya aku tak masuk tadi, kan sekarang aku jadi ingin mencobanya" kakinya berlari lagi memasuki laboratorium.

Memencet kembali tombol tadi —yang sudah mati otomatis saat Jungkook keluar ruangan— dan meneliti peraturan-peraturan yang tertera.

"Hng? Lalu cara kembali ke masa depannya bagaimana?"

"Pilihan tahunnya juga mana?"

"Apa alat ini bisa membaca pikiranku?"

Bibirnya tersenyum kecil dengan pemikirannya sendiri. Tentu saja, bukankah orangtuanya sudah membuat penemuan topi yang dapat membaca pikiran? Sekarang pasti alat ini juga sedang membaca pikirannya.

"Baiklah. Ayo ke masa lalu, dimana keluarga ku masih harmonis." Ucapannya diakhiri dengan menghilangnya raganya setelah menekan tulisan 'Go' berwarna merah dikaca bening tersebut.

Diselingi dengan efek angin yang menerbangkan beberapa lembar kertas diatas meja panjang tadi.

Namun, tanpa sepengetahuan Jungkook. Alat ini belum sepenuhnya terselesaikan, karena disalah satu lembaran yang terjatuh dilantai, terlihat rancangan tahun berapa saja yang akan orang tuanya masukkan pada alat tersebut.

Dan hanya ada satu tahun yang sudah tercontreng dari sekian banyak tahun yang ada.

1415

~oOo~

1415

Dinasti Joseon

Byur

Taehyung sontak berdiri kaget.

Tadinya dia hanya duduk-duduk santai didanau belakang istana, namun mata tajamnya menangkap sesosok manusia jatuh dari langit.

"Aww— Sial— Pendaratan yang mulus sekali"

Mulutnya menganga lebar melihat seorang pemuda manis berpakaian aneh muncul dari danau. Seperti kura-kura menurutnya, karena ada sesuatu dipunggung pemuda tersebut.

"Hey. kau yang disana? Bisa bantu aku keluar dari sini?"

Pemuda manis itu berteriak. Pemuda itu sedang berbicara dengan siapa? Memanggil siapa? Taehyung?

Seperti orang idiot, Taehyung menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung. "Iya. Bantu aku keluar dari sini. Ini dingin sekali."

'Heol' pemuda manis ini sepertinya malaikat yang diusir dari langit dan dikutuk menjadi kura-kura karena melakukan suatu pelanggaran —setidaknya begitulah pemikiran Taehyung—

~oOo~

TBC

Mau dilanjut?

Atau dihapus aja?

Hai~ Ini udh aku publish di wattpad~

Aku bakal upload di wattpad dulu baru di ffn, jadi yang mau baca duluan mampir yaa~ "VKchu137"

Maaf atas kesalahan-kesalahan penulisan yaa~ aku sebenernya gk terlalu tahu tentang penemuan atau masalah joseon dan sebagainya. Jadi tolong dimaafkan yaa..

Aku minta Review untuk kelanjutannya mau gimana gk apa-apa dong?

Aku bakal lanjut kalau banyak yang minta lanjut, soalnya gk enak banget kalau buat fanfict tanpa tanggapan.

Makasih yang udah nyempetin baca Jangan lupa Mampir juga ke akun wattpad ku "VKchu137", masih baru.

Senin, 30 Januari 2017

Di Kamar tercinta

VKchu137