Feeling Guilty
Katekyo Hitman Reborn
Pair: D18
Author: shourarara
Rate: T
OOC/OC, shounen-ai, abal.
A/n: semacam udah lama ga update dan akhirnya ngapus semua fanfic lama yang udah seabad diabaikan, akhirnya setahun penuh mau juga melanjutkan. Ratingnya sebenernya mau di 'T' tapi mungkin untuk beberapa saat berubah menjadi 'M' sesuai mood saya, dan juga kalau ada yang mau baca fic ini.
KHR BUKAN PUNYA SAYA/
Prolog
Pancaran cahaya menerangi wajah letih Hibari Kyouya. Memejamkan mata serta menutupi seluruh wajahnya menggunakan buku. Ia terlelap dan alam pikirannya berpidah ke sebuah tempat di dalam mimpi. Tubuhnya terasa ringan seakan-akan dia berada di atas sebuah awan.
Dari jauh, Tsuna dan kawan-kawan melihat tubuh milik Hibari yang saat itu tertidur dengan tenang. Dalam hati mereka, lebih baik mereka tidak membangunkan HIbari. Jika Hibari merasa dirinya terganggu, ia pasti selalu berkata, "Kugigit kau sampai mati." Ya, itu memang kata-kata favorit Hibari.
Mimpi itu membawa HIbari menuju sebuah tempat yang bisa dikatakan sebagai sebuah kabin kecil berias cokelat muda. Bingung. Di dalam hatinya terdapat sebuah perasaan malu yang tidak bisa dikatakan secara fisiknya saja. Dilangkahkan kakinya menuju kabin kecil tersebut. Tangannya memutar kenop pintu—mendorong terbuka pintu tersebut.
Ketika pintu itu terbuka, kedua bola matanya langsung menyorot sebuah sosok yang terlihat sangat familiar. Lelaki bersurai pirang tengah duduk di sebuah kursi dengan lelaki berjas hitam terlihat sebagai bodyguard-nya. Wajahnya yang sangat familiar itu mengingatkan dirinya terhadap Dino, lelaki yang selalu terlihat tersenyum dengan kekanak-kanakan dan senyuman itu selalu tertuju pada Hibari. Mau tidak mau, Hibari harus membalas senyuman tersebut dengan tatapan tajam khas miliknya, jika tidak—Dino akan terus terlihat seperti anak kecil yang menginginkan sebuah lolipop dari orang asing.
Lelaki tersebut melangkah mendekati Hibari. Tangannya terjulur mendekati serta membelai lembut rambut milik lelaki bertonfa itu. Anehnya, Hibari tidak merasakan adanya tanda-tanda bahaya dari lelaki pirang itu. Ia sama sekali tidak mengangkat tonfanya dan malah membalas senyum terhadap juluran tangan lelaki yang serupa dengan Dino. Ia sama sekali tidak waspada. Tidak.
Wajah Hibari terlihat berseri namun malu akan tindakan lelaki tersebut. Ia mengambil langkah mundur sembari menutup setengah dari wajahnya bagai merah membara itu.
"Kyouya—"
Lelaki tersebut memanggil nama kecil milik Hibari. Kaget, Hibari langsung sadar akan mimpinya yang memiliki makna itu. Ia segera bangkit dan duduk di tempat dimana di merebahkan tubuhnya untuk tidur. Jemarinya menyentuh wajahnya yang menampakkan air muka yang terlihat terkejut itu.
Menggelengkan kepala, kedua matanya terpejam dan dia kembali menutupi seluruh wajahnya dengan tangannya.
'Mengapa aku harus bermimpi tentang diri-'nya'? mengapa—?' pikir Hibari dalam hati.
Setelah pikirannya sukses kembali ke asalnya, ia beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan tempat dirinya terlelap.
"—untuk apa aku harus memikirkan dirinya," gumamnya.
Matanya menyorot sebuah lorong dimana para siswa berlalu-lalang untuk mencapai kelasnya masing-masing. Ia berjalan mendekati pintu bertulisakan 'Ruang Kedisiplinan', area dimana Hibari bisa mengerjakan seluruh tugasnya tanpa ada seorangpun yang bisa mengacaukan pikirannya.
"—mungkin memang seharusnya aku tidak sejahat itu terhadap Dino."
{T B C}
A/n: mungkin sih memang cerita ini gak bagus buat yang gasuka D18 ataupun memang ceritanya super abal dll. Tapi bersyukur aja bisa nyempetin waktu buat bikin fic selama 1 tahun hiatus. Dan buat yang waktu dulu baca fic buatan—Haruki Wakazuki ya itu saya sendiri juga dan semoga cerita ini bisa menyelamatkan semangat saya buat ngerjain fic lagi.
Review? /tidak memaksa.
