Gue, Rangga Aditya Putra. Remaja dewasa yang amat bahagia pada masa kecilnya, Siswa SMA Hetalia. Seorang Personifikasi. Sekamar dengan Mahluk Berahoge pirang maniak burger dan pacar homonya yang begitu tsundere plus alis tebal.
Menjadi bulan-bulan seorang perancis dengan pantat menjadi korban, kemudian korban kenistaan adik laki- laki tak tau diri dan incaran om-om homo pedo merangkap menjadi kapten basket.
Lengkap sudah hidup ini..
Balada Korban Homo
Hetalia Axis Power Punya si Om kita yang kece badai, Hidekaz Himaruya
Warning : OOC, EYD GAK DIPAKAI, Yaoi.
No Flame..okeh _
Kelas siang ini begitu sepi. Mengapa? Karena banyaknya manusia akan memenuhi ruangan tidak termasuk kelas, menikmati istirahat tanpa menyentuh buku buku yang tebalnya 5 cm bahkan selembar pun tak sudi. Tapi ada juga yang memegangnya. Mau buku pelajaran ( khusus anak rajin ), Buku pengetahuan seperti majalah Tr*bus, majalah berkover model pakaian dalam bidadari pink lah seperti yang dipegang mahluk berambut uban tersebut. Bahkan di kumpulan cewek-cewek ada buku yang katanya pengendali dunia. Padahal kalau menurut Gue yang lebih pantas pengendali dunia itu Uang, Yang kata mereka berisi surga menjajarkan cowok tampan dengan cinta sesama jenis. Yang bernama Doujinshi.
Sedangkan Gue, di sini hanya duduk manis di kursi ini. Menatap layar handphone tercinta, menggeser ke sana kemari. Telinga disumpel dengan earphone, Hati dan Jiwa serta Mata menuju ke dalam lingkup layar berukuran 5 inch.
Sebuah colekan nista melayang di dagu seksi gue.
"Hai Rangga ~~"
Sial, Dagu sekseh gue. Dagu seksi gue plis. Ini dagu yang boleh nyolek cuma Behati Prinsloo atau Scarlett Johansson, gue ijinin. Nah Ini!. Mahluk dengan tampang yang oh katanya temen sekamar gue mirip kodok. Kejem yak? Iya EMANG KEJEM..
"Lagi ngapain, Babe?" Suara yang sering gue denger. Suara yang bikin gue pengen lempar kursi ke mukanya. Yang udah bosen gue denger itu suara. Bocah Melayu yang mesum sejajar dengan kodok di depan gue.
"Mau ngapain lu pada?" Tanya gue dengan ketus. Sumpah gue capek liat mereka mulu, Gue lelah bro.
Akibat kemalesan gue melihat mereka, Gue kembali ke layar suci Gue. Suci kok, paling yang Gue liat model dengan pakaian dalam itu doang kok, sama sosmed.
"Mau minjam pulpen, manis~~" ujar si Kodok, yang namanya Francis Bonnefoy "Cuci Mata, Mau liat muka kamu. Jadi seger deh" Ucap bocah yang kampretnya keterlaluan, Rajik Mabdullah.
Serius yang terakhir bikin gue muntah,Demi apaan. Adek gue kesurupan apa coba. Gue kembali fokus ke layar suci, menekan logo yutub.
"ciee..buka yutub. Mau ngapain? Mau liat_" Gue sumpel mulut itu dengan sumpelan tisu, Gue capek denger nih bocah dua.
"Nih pulpen. Kagak modal lo, giliran baju bermerek bisa beli lo" Gue kasih pulpen, yang menurut gue paling murah dan rada macet tintanya "dan jangan kembali ke sini lo berdua".
"Ahh..Iya My Amour~~~Aa balik dulu yak" Colekan nista kembali datang ke pipi gue sekarang. Oh dosa apa gue, Selama ini Gue rajin ibadah, puasa, dan lain lain. Gue yakin kalau ini cobaan. Cobaan merupakan kasih sayang dari Yang Maha Esa. Gue cuma bisa baca istighfar doang.
"Babe, Aku mau balik "
Mak, Gue dosa apa liat dua mahluk ini, lebih serem dari Mbak leak atau Mbak kunti ini mah. Horor. Syukur Gue gak ketemu yang satunya lagi. Mungkin lebih horor dari film Anabel kali.
lima belas menit kemudian, bel berbunyi. Masuk kelas lagi. Pelajaran Sejarah. Pelajaran yang katanya masuk wajib sewajibnya. Gue melepas earphone Gue.
"buka halaman 155"
Pelajaran masih berlangsung, serius gue ngantuk. Gue liat sekeliling gue Banyak yang Bocantix yak. Biasa nya nih pada heboh nih kelas. Gue fokusin mata ke Proyektor.
"Kok pada tidur, Bapak percuma ngajar" wah nih guru mulai sensi dia.
Tiba tiba
Buakk...shuuuu...krek..kretek..ptakk (sumpah ini sound efek nya)
Berbagai latah berkumandan di isi Ragunan, perternakan, sampai Ah udah gak usah diomongin. Pantat gue mulai pegel karena kelamaan duduk. Yah, penyebabnya sebuah penggaris kayu sepanjang hampir kurang 60 cm melayang ke tempat sasaran dengan penuh cantik landing di atas kepala Alfred F Jones. Tuh bocah masih Bobok dengan manis tanpa ada halangan. Sedangkan Pacarnya sibuk bangunin dia.
"Git, bangun...oi...wake up.."
Ditabok pipinya pelan. Belum bangun Ditabok lagi. Cuma ini sedikit lebih keras. Belum bangun.
Gue liat itu alisnya yang tebel udah makin tebel. Entah, iyak atau nggak. Kalau jiwa Pirates Englandnya keluar itu serem. Jadi, Gue sarankan jangan macam-macam sama Arthur
"Bloody Wanker...BANGUN LO"
Tendangan sepak bola yang gemulai mulai menendang kursi yayangnya.
BUAK..BUMM
Efek suara nya bagaikan bom Hiroshima nyemplung ke daratan. Itu Mahluk kacamata jatuh dari tempatnya. Semua pada diam. Hening
"Akkk...Pantat Gue " Mahluk yang berteman dengan Alien itu menjerit kesakitan sambil megang pantat. Pak Guru di depan hanya bisa menghela napas. Lelah beliau sepertinya.
"Sudah Jones, duduk di tempat mu"
Alfred dengan segenap jiwanya dan sakit pantatnya. PADA AKHIRNYA DUDUK MANIS. Kemudian, bapak kita yang tercintah berambut febeles bagaikan salah satu karakter di sebuah film buatan si Alfred, yang selalu panah dan busur menemaninya. Memberi pertanyaan.
"Kalau Indonesia sudah lepas dari Jepang dan belum merdeka, Di tangan siapa dia?"
"Ditangan semenya pak. Si pedofil Belanda" teriak seorang cewek berambut coklat berasal dari Hungaria. Elizaveta.
Oh..Pertanyaan paling luar biasa pak. Ini kelas heboh dengan darah berceceran dengan indah dan deras seperti sungai nil bung. Jika, Sungai Nil bergelimpangan Kuda Nil dan Buaya, Kalau ini bergelimpangan cewek dan beberapa cowok. Entah apa yang mereka pikirkan.
Belanda. Netherlands. Tulip. Lolicon. Penggrepe pantat gue, selain si Kodok bokep dan Bocah melayu sok dewasa. Itulah yang terlintas dari gue.
Senior kelas tiga, Yang kata cewek- cewek 'Ganteng' dan 'Keren'. Tapi bagi Gue dia itu Mata duitan, Pelit, sok cakep, Lolicon akut dan homo. Soal kadar mesumnya satu rangking dengan Kodok nista. Mahluk sialan ini namanya William Andersen.
Jangan katakan kalau Gue peduli sama dia, bisa sampai sejauh itu Gue tahu tentangnya. Gue itu 'dijajah' tiga abad lebih. Tentu Gue tahu watak dan sikap bejat itu tulip pedofil itu.
Lanjut lah ke topik awal. Akibat pertanyaan tersebut ada yang nyeletuk gini.
"Rangga..Lo emang jodoh sama William yak"
Pretlah lo pada. Gue ogah jodoh ma dia, Gue lebih baik nunggu Behati Prinsloo jadi janda daripada sama mahluk lolicon itu. Terus Gue lamar dia. Toh, Tampang Gue gak kalah ganteng sama Adam Levine.
Itu guru bukannya belain Gue. Malah cengar-cengir. Duh si Bapak, belain saya dong. Entar saya beliin Teh bottle kok.
"Namanya juga jodoh..Ngga" celetuk mahluk berahoge penggrepe dada. Im Yong Soo.
KALIAN HARUSNYA BELAIN GUE PRETT..GUE LURUS LOH. LURUS KAYAK PENGGARIS KUPU-KUPU PUNYA SI JAKA!. Sabar Rang, hidup ini harus dibawa sabar.
"Bocah Korea diem lo" celetuk mahluk absurd di kanan gue. Si Malon jadi judes dengan pedasnya. Gara-gara nih topik .
"Rangga si personifikasi Indonesia, kan Yayang Gue. Cinta sehidup semati. Iya gak beb?" Gue pengen muntah dengernya. Demi Gigi Cepot. Gue gak sudi sama lo, Wahai Malon.
Teteretetet...
Bel yang suara nya aduhai. Mengalun dengan Indah. Berarti Pelajaran selesai dan waktu nya pulang untuk bocantik biar gue makin ganteng kayak Chris Evans.
"Sudah ya. Jangan lupa pr nya. Selamat siang"
"siang pak"
Suara suka cita terdengar, seperti emak-emak mendapatkan door prize mobil Apanza dari sabun. Gue merapikan buku dan ngecek kolong meja dan tiba-tiba colekan yang udah gue kutuk kembali datang.
"Honey. My sweetheart, pulang yuk "
Suara yang paling gue benci seumur hidup terdengar kembali. Suara yang sok dingin kalau berbicara dengan orang lain, manis dan hangat di depan Gue. Padahal dulu, Itu Mata yang hijau kayak kolor mas kolor ijo itu. Ogah banget liat gue sama bangsa gue. Dan tolong anda para pembaca catat, kalau kolor Mas Kolor Ijo jauh lebih bagus dari Mata dia.
"Ogah, Gue mau pulang sendiri. Cari yang lain aja" Tolak gue "Tapi Aku mau sama Kamu" Gue cuekin. Tiba-tiba dia ngasih sesuatu panjang dengan kover biru teal. Gue diem ngelihat doang.
"Yaudah, Kalau Rangga nggak mau pulang bareng, gue ngasih ini langsung "
"Apaan nih?" Gue nunjuk kotak berwarna teal blue itu. Terus dia senyum tulus gitu ke gue. DEMI APAH. INI KEAJAIBAN BOKK, WILLIAM SI COWOK PEDO BIN PELIT, NGASIH GUE BARANG. Bung, ini senyuman langka lho. Langka banget euy. Yang Gue liat biasanya senyuman licik atau senyum ala pedobear.
Gue ngangguk aja.
"Entar ada pertanyaan dijawab , paling lama besok. Harus langsung ke Gue yaa. Di lapangan indoor jam lima."
Gue ngangguk aja.
"Dah ya, Hati-hati Beib" Gue ngangguk aja kayak mainan buat dashboard mobil.
TobeContinued...
