Lemonade

x

Wonwoo x Mingyu

x

Age Switch

x

Mature

x

Casts are belong to God, their parents and Pledis

Teriak-teriakan gadis didalam ruangan ini tidak diinginkan oleh Wonwoo sama sekali. Banyak suara ditelinga Wonwoo meneriakkan nama yang Wonwoo kenal. Sesekali ia menutup telinganya saat dia melewati para perkumpulan gadis yang kembali berteriak hampir tepat ditelinganya. Tempat ini benar-benar tidak pantas untuk seorang laki-laki pencinta bau buku-buku usang yang terdapat diperpustakaan kampusnya itu.

"Kau benar-benar gila, Hyung. Aku hampir tuli karena gadis-gadis pemandu sorak itu" ujar Wonwoo begitu ia dan sahabatnya itu duduk ditempat yang kosong.

Jeonghan tersenyum lebar sambil mengambil potongan kentang yang ia sempat beli di cafeteria. "Aku ingin melihat kekasihku bermain."

Wonwoo matanya malas. Ia lebih senang bermain dengan Nintendo DS miliknya ketimbang harus melihat pertandingan basket antar jurusan kampusnya.

Iya, Wonwoo dan Jeonghan saat ini berada di aula ruang olahraga. Disini sedang diadakan pertandingan basket antar jurusan. Hari ini jurusan Wonwoo, Bussiness and Economic, melawan jurusan Liberal Arts. Wonwoo sebenarnya kurang tertarik dengan pertandingan yang sekarang ia lihat. Ia suka olahraga namun ia lebih memilih membaca novel kesukaannya ketimbang harus menonton pertandingan basket. Apalagi saat ini disebelahnya terdapat segerombolan gadis yang berteriak nama pemain yang sekarang sedang melakukan warm up.

"Ah itu dia Seungcheol Sunbae" ujar Jeonghan sambil melambai-lambaikan tangannya pada senior sekaligus kekasihnya. Jeonghan dan Seungcheol baru meresmikan hubungan mereka dua minggu lalu. Seungcheol salah satu laki-laki most wanted dikampus mereka. Beruntung Jeonghan bisa membuat Seungcheol, si berandal tampan itu jatuh dipelukannya.

"Ia leader tim basket jurusannya?" Tanya Wonwoo saat melihat pita kuning besar melekat di lengannya yang kekar.

Jeonghan mengangguk antusias, "Iya, dia leader tim basket. Saat SMA ia pernah mendapat gelar MVP di kejuaraan nasional"

Wonwoo mengangguk. Pantas saja Seungcheol menjadi target banyak orang. Seungcheol benar-benar paket special. Tampan, pintar, sangat jago olahraga dan seksi. Tidak heran Jeonghan benar-benar jatuh ke pesona Choi Seungcheol.

"Wonwoo-ya..."

"Hmm"

"Aku rasa Mingyu sunbae memperhatikanmu"

Wonwoo yang awalnya sedang menunduk karena sibuk membalas pesan adiknya menaikkan kepalanya dan mencari sosok Mingyu yang Jeonghan maksud. Benar kata Jeonghan. Sahabat Seungcheol itu sedang menatap intens kearahnya hingga membuat Wonwoo kikuk.

"Aku rasa dia tertarik padamu" Sambung Jeonghan membuat Wonwoo menatap kearah Jeonghan.

"Yang benar saja??" Wonwoo tidak pernah memikirkan hal itu. Ia selalu berpikir, ia hanyalah seorang mahasiswa yang nerd dan tidak memiliki sahabat kecuali Jeonghan dan Jihoon. Tidak ada wanita maupun laki-laki yang tertarik padanya.

Jeonghan menatap Wonwoo balik, "Kau tidak pernah menyadari bahwa kau mempunyai sesuatu yang dapat menarik orang untuk menyukaimu, Jeon Wonwoo. Kau belum menyadarinya"

Wonwoo mengerutkan dahinya lalu kembali mengarahkan pandangannya kearah Mingyu yang masih menatapnya, "Apa?"

"Kau akan tahu nanti"

• lemonade •

Mingyu berteriak saat ia berhasil menambah poin untuk timnya disaat detik-detik terakhir hingga timnya bisa berhasil melaju ke babak selanjutnya. Semua berteriak nama Mingyu walaupun pihak lawan. Ya, siapa yang tidak mengelu-elukan Kim Mingyu. Laki-laki berkulit tan, berwajah tampan, berbadan atletis dan juga berprestasi dibidang akademik. Selain Choi Seungcheol, Kim Mingyu adalah laki-laki most wanted incaran banyak kalangan. Bahkan dosen-dosen dikampus ini rela membuka bajunya untuk Mingyu.

Namun dari semua orang yang mengejar Kim Mingyu, tidak ada satupun yang berhasil menaklukan hatinya. Tidak ada. Tidak tahu kalau nanti.

"Kau gila, Kim Mingyu. Harusnya kau yang menjadi leader tim ini" ujar Seungcheol pada sahabatnya itu.

Mingyu tertawa, membuat gadis-gadis yang mengantri memberikan selamat padanya terpana. "Aku tidak mungkin melawan orang yang selalu sombong pada title MVP nya itu"

"Brengsek kau!" ujar Seungcheol sambil memukul Mingyu yang masih tertawa.

"Seungcheol Sunbae!!" teriak seseorang pada Seungcheol hingga beberapa orang dan juga Seungcheol mengarah kesumber suara.

"Oh Jeonghan-a" Seungcheol langsung menangkap tubuh Jeonghan yang berlari kearahnya. Jeonghan tidak memperdulikan keringat Seungcheol. Iya merasa keringat Seungcheol adalah feromon baginya.

"Selamat kau telah menang"

Seungcheol tersenyum sambil mencium pipi Jeonghan, "aku harusnya minta maaf karena membuat jurusanmu kalah"

Jeonghan tertawa, "aku tidak peduli"

Mingyu yang melihat sepasang kekasih yang sedang memadu kasih didepannya hanya tersenyum simpul apalagi reaksi-reaksi gadis dan juga pria saat melihat adegan itu menambah lucunya adegan tersebut.

"Jeonghan-a" panggil Mingyu.

"iya sunbae?" Mingyu mengarahkan matanya kearah seorang laki-laki yang menggunakan over-sized sweater berwarna kuning menyala yang tak jauh dari Jeonghan.

Jeonghan memutar kepalanya dan melihat Wonwoo sedang menunduk menunggunya. "Ah, sebentar"

Tidak hanya Seungcheol, orang-orang disekitar Mingyu memandang penasaran dengan apa yang Mingyu lihat. Seorang laki-laki kurus dengan tinggi melebihi Seungcheol namun terlihat sangat rapuh sekarang menjadi pusat perhatian "Jeon Wonwoo?" bisik Seungcheol pada Mingyu.

Mingyu tidak mengubris ucapan Seungcheol. Matanya masih memandang Wonwoo yang kini ditarik paksa oleh Jeonghan hingga akhirnya Wonwoo tepat berada didepan Mingyu.

Mingyu bisa merasakan bahwa Wonwoo risih dengan perhatian yang dia dapatkan hingga akhirnya dia berinisiatif untuk meninggalkan aula. "Seungcheol-a, bagaimana kalau kita makan bersama?"

"Call"

"Aku harus berganti baju dulu" ujar Mingyu sambil membereskan barang-barang miliknya. "kau ikut aku" bisik Mingyu sebelum akhirnya ia menarik Wonwoo menjauh dari ruangan tersebut.

• lemonade •

Wonwoo benar-benar tidak mengerti mengapa sekarang ia berada didalam mobil Mingyu. Ia bahkan sama sekali tidak bisa memberontak saat jemari Mingyu melingkar dipergelangan tangannya. Ia bagai terhipnotis oleh tatapan intens Mingyu.

Saat ini ia berada didalam mobil Mingyu sedangkan Mingyu berada diluar mobil sambil berbicara dengan seseorang ditelpon yang Wonwoo yakini adalah Seungcheol.

"kita akan makan di kawasan Hongdae. Kau tidak apa?" Tanya Mingyu tiba-tiba sesaat ia masuk kedalam mobilnya.

Wonwoo bingung. Semua inderanya serasa mati saat bersama Mingyu. Ia ingin bertanya mengapa Mingyu bisa membawanya tanpa permisi, tanpa ijin dan tanpa rasa canggung.

"Aku rasa aku tahu apa yang ada diotakmu" Wonwoo yang semula menunduk langsung menoleh kearah Mingyu. "kau pasti bingung kenapa aku tiba-tiba menarikmu bersamaku padahal kita tidak saling mengenal"

"Aku mengenalmu" ujar Wonwoo untuk pertama kalinya. "Semua orang mengenalmu" sambungnya.

Mingyu tersenyum sambil memutar kunci mobilnya dan memasukkan gigi pada parseling mobilnya. "Apa itu pujian?"

Wonwoo tersenyum, "mungkin. Namun bisa kah kau menjawab semua kebingunganku?"

"Tentang bahwa aku tiba-tiba bertingkah seolah aku mengenalmu lama? Tingkahku yang tiba-tiba mengajakmu makan dan pergi bersama?"

Wonwoo mengangguk ragu.

"Matamu. Matamu menarikku untuk memilikimu"

Wonwoo menatap Mingyu tak percaya. "Apa?"

Mingyu mungkin fokus dengan jalan raya sekarang namun dia bisa merasakan ada keraguan Wonwoo akan ucapannya. Mingyu mungkin gila namun itu yang ia rasakan saat ini. Ia pun sebenarnya tidak percaya apa yang ia rasakan sekarang, awal mulanya. Saat melihat mata Wonwoo untuk pertama kalinya, ia merasa tatapan itu menusuk. Tatapan itu lemah namun menusuk hatinya. Ia tidak pernah merasakan debaran kencang pada jantungnya hanya dengan menatap matanya. Ia tidak pernah jatuh cinta. Mingyu sama sekali tidak pernah merasakan jatuh cinta. Ia memerlukan waktu hingga menyadari ia jatuh cinta. Ia bisa tahu karena sahabat-sahabatnya selalu bercerita jika ia selalu merasakan debaran aneh saat bersama kekasihnya. Ia tahu ia jatuh cinta seperti apa yang temannya alami.

"Aku tahu ini aneh. Aku merasa aneh―" belum selesai Mingyu berbicara Wonwoo langsung memutus omongannya.

"Ya, kau aneh. Kita bahkan belum pernah bertegur sapa sebelumnya" putus Wonwoo.

"Wow... aku tidak pernah tahu ternyata kau seorang yang sarkas"

"Inilah aku"

Mingyu menghela nafasnya. "Kau benar, aku sangat aneh saat ini. Kau boleh beranggapan seperti itu tapi bisakah kita saling mengenal? Ya paling tidak seperti itu"

"Halo, Namaku Jeon Wonwoo"

Mingyu terkekeh, "Aku tahu walaupun hanya sekedar nama, Foxy"

"Foxy?"

"Matamu seperti rubah. Aku menyukainya"

"Aku akan merubah bentuk mataku kalau begitu" Wonwoo bercanda namun sepertinya tidak lucu karena Mingyu tiba-tiba saja menatapnya tajam. "Hey, aku bercanda, Tuan aneh"

"Kau harus belajar lagi, Jeon Wonwoo"

Tiba-tiba semua mengalir begitu saja. Wonwoo mulai tidak canggung dan Mingyu selalu menjadi orang yang easy-going seperti yang Wonwoo ketahui. Walaupun sedikit takut diawal, Wonwoo tahu, Mingyu tidak akan berlaku jahat. Untuk saat ini.

TBC

Fely's note :

Aku kembali dengan identitas baru. Moga gak ada yg tahu sapa aku hahaha. Tolong tinggalkan jejak ya (ps : aku publish ini di wattpad juga)

― Fely, 24 februari 2018