FEEL THE SAME
Title : Feel The Same
Cast : Kwangmin, Youngmin, Jeongmin, Donghyun, Minwoo, appa dan eomma Jo Twins, beberapa member Real Men
Genre : Brothership, family
Disclaimer : All cast isn't mine. It's just a fanfiction.
Summary : Real Men? | Bukankah itu acara yang menyerupai wajib militer? | Hanya dua orang yang ikut. Kwangmin, Youngmin | Sup ini benar-benar enak | Bisakah kita berhenti berjalan sejenak? Ini sangat sakit, sungguh |
CHAPTER 1
Aku tahu kita bersaudara, saudara yang lebih dekat dari sebagian besar orang pada umumnya. Kita telah hidup bersama-sama selama lebih dari 19 tahun. Tiap hari aku bisa melihat cerminan wajahku pada wajahmu. Tiap hari aku bisa merasakan segala hal yang kau simpan dalam hatimu tanpa aku harus bertanya. Aku mengerti kamu seperti aku mengerti diriku sendiri. Karena kita merasakan hal yang sama setiap kali sesuatu terjadi pada salah satu di antara kita. Aku selalu merindukan kau yang dulu. Ketika kita tak harus saling membatasi segala hal yang berhubungan dengan diri kita. Aku selalu menyayangimu sampai kapanpun. Neomu neomu saraghae nae sanddungi . . .
6 Januari 2015 – Dorm
Semburat cahaya mulai menguar masuk melalui jendela dan menghangatkan setiap sudut ruang yang dingin dan sepi. Suasana hening masih terasa dan hanya ada suara dengkuran halus terdengar dari tiap sudut kamar. Tiba-tiba pintu dorm terbuka dan menampakkan sosok manager dengan beberapa berkas tersimpan rapi dalam tas bawaannya. Ia segera masuk sambil terus menggosokkan tangan dan bergumam 'dingin' berulangkali. Sepersekian detik ia menyadari betapa heningnya dorm anak asuhnya ini.
"aigoo, kemana mereka? Ini sudah hampir pukul 8 dan belum ada satupun yang bangun",keluhnya sambil meletakkan tasnya di sofa ruang depan lalu bergegas menuju salah satu kamar yang masih gelap karena tirai yang masih tertutup. Manager hyung mendekati salah satu ranjang dan membangunkan penghuni kamar tersebut yang masih terlelap.
"Donghyun-ah, cepat bangun dan bangunkan semua dongsaengmu juga! Ada yang harus aku bicarakan dengan kalian sebelum aku berangkat ke Daegu",ucap manager begitu melihat kedua mata Donghyun telah terbuka. Butuh beberapa detik baginya untuk mencerna kata-kata manager sebelum ia dapat menjawab.
"Harus sepagi ini kah manager hyung? Apakah ada jadwal mendadak untuk hari ini? Kemarin manager hyung berkata bahwa kita libur di hari Senin,"tanya Donghyun bingung. Karena libur ini lah dia tidak menyetel alarm dan membiarkan dongsaengnya, termasuk juga dirinya, beristirahat dan tidur hingga siang, sesuatu yang tak dapat mereka lakukan setiap hari.
"Anni, hanya saja ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan ssandungi sekalian dengan yang lain juga karena setelah ini aku harus berangkat ke Daegu, ada yang harus aku urus",kata manager hyung sebelum ia beranjak pergi dari kamar tersebut. Donghyun bangun sejenak, mengumpulkan kesadarannya dan mulai membangunkan Minwoo dan Jeongmin yang sekamar dengannya.
"Jeongmin-ah, bangunkan Hyungseong dan ssandungi ne? Aku mau cuci muka dahulu. Yak Minwoo! Jangan tidur lagi! Manager hyung sudah menunggu kita di luar",teriak Donghyun pada Jeongmin yang sudah duduk di sisi ranjangnya dan Minwoo yang justru malah menarik selimutnya rapat-rapat menutupi mukanya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena Donghyun langsung menarik selimut bergambar Micky Mouse tersebut dengan sekuat tenaga. Terjadi aksi tarik menarik beberapa saat sebelum Minwoo akhirnya memilih untuk menyerah dan mulai beranjak bangun. Jeongmin yang tak mau ambil pusing dengan tingkah Leader dan Magnae tersebut segera beranjak menjalankan perintah sang leader untuk membangunkan member yang tersisa.
Pukul 8 lebih 20 menit ruang makan telah ramai dengan suara cengkerama dan dentingan alat makan. Para member dan manager hyung yang membawakan beberapa makanan seperti kimchi dan sondubu soup tengah menikmati sarapan mereka. Wajah Youngmin dan Minwoo masih tampak mengantuk. Mereka makan dengan ogah-ogahan seolah tak suka dibangunkan sepagi ini padahal tidak ada kegiatan. Manager hyung tersenyum masam melihat ekspresi mereka namun hal yang ingin ia bicarakan lebih membuatnya risau. Itulah alasan mengapa ia ingin langsung memberitahukannya sepagi ini tanpa mau menunggu lagi. Padahal baru semalam CEO mereka memberikan instruksi pada Manager Boyfriend ini dan ia tidak mau membicarakannya lewat telepon. Ia ingin bertemu muka langsung dengan para member anak asuhnya ini.
"Ehm, ada yang ingin aku sampaikan pada kalian. Aku baru mendapat instruksi ini semalam. Ada yang tau acara variety show Real Men?"tanya manager hyung sambil menatapi satu persatu wajah mereka.
"aku pernah dengar tapi tidak tahu itu acara macam apa",ujar Youngmin tanpa mengangkat wajahnya karena sibuk dengan makanannya.
"Bukankah itu acara yang menyerupai wajib militer?"celetuk Hyungseong tiba-tiba membuat semua orang menatap langsung padanya.
"Wajib Militer? Hyung apakah acara itu yang akan kita ikuti?"tanya Donghyun mewakili yang lainnya.
"Ya. Tapi tidak semua. Hanya dua orang yang ikut. Kwangmin, Youngmin, kalian berdua lah yang ditawari untuk membintangi acara ini",kata manager hyung lagi. Kedua saudara yang memiliki kesamaan wajah identik itu menatap manager hyung secara bersamaan. Suasana langsung hening, tak ada yang berbicara. Semua yang ada disana tahu, member kembar mereka sama-sama takut mengikuti wajib militer.
"Jinjayo hyung? Apakah sudah disetujui?"tanya Youngmin lagi. Manager hyung menggeleng.
"belum karena sajangnim menunggu keputusan kalian. Tetapi karena tawaran ini penting, sajangnim memintaku memaksa kalian untuk mau mengikutinya. Bagaimana pun juga ini penting bagi kemajuan kalian. Sudah lama kalian tidak mendapat tawaran variety maupun reality show seterkenal ini bukan?"jawab manager hyung.
"apakah harus mereka hyung? Jikalau itu untuk kemajuan kami hyung bisa menunjuk aku atau Hyunseong sebagai member yang lebih tua. Umur kami juga sudah mendekati waktu wajib militer. Mengapa Sajangnim justru menunjuk magnae grup kami? Aku tahu mereka visual tetapi ini wajib militer dan bukan acara variety ringan seperti biasanya",kata Donghyun ketika melihat raut keraguan yang terpancar dari mata member kembar mereka.
"Tidak bisa. Pihak acara menjelaskan bahwa mereka ingin menampilkan bagaimana jikalau dua bersaudara dimasukkan dalam wajib militer secara bersama-sama dan ssandungi lah yang paling cocok dengan tema ini. Hanya mereka yang bisa ikut atau tidak sama sekali,"ujar manager hyung lagi. Hening lagi. Tak ada yang bicara. Karena waktu yang terbatas, manager hyung terpaksa mengakhiri penjelasannya.
"aku harus segera ke Daegu setelah ini. Dibutuhkan survey beberapa hal yang berhubungan dengan acara Real Men. Ssandungi, kabari aku paling lambat esok pagi apakah kalian mau atau tidak. Lebih bagus secepatnya agar pihak management dapat segera mengurus berkasnya karena akan ada banyak tes yang harus diikuti. Donghyun-ah, sisa jadwal akan aku kirim ke emailmu. Jika ada pertanyaan segera hubungi aku ne?"ucap manager hyung panjang lebar sembari mengemasi barangnya yang hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Donghyun. Ia pun segera beranjak pergi meninggalkan keheningan dalam ruang makan yang mendadak beraura gelap. Beberapa saat kemudian, Kwangmin tiba-tiba beranjak bangun dan masuk ke kamarnya diikuti tatapan bingung member yang lain. Youngmin yang khawatir segera menyusulnya masuk ke dalam. Hyunseong yang ingin ikut masuk langsung ditahan oleh Donghyun.
"Biarkan mereka membicarakannya berdua dulu",ucap Donghyun yang langsung disambut anggukan setuju member yang lain. Kini mereka hanya menatap miris pintu kamar berwarna cokelat tua yang kini tertutup rapat.
Youngmin membiarkan suasana hening tetap mendominasi ketika ia memutuskan untuk menyusul Kwangmin. Ia sangat mengerti bahwa sekarang dongsaengnya membutuhkan waktu sendiri, tetapi Youngmin tahu kehadirannya takkan mengganggu. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur Hyunseong. Tatapannya lekat tertuju pada Kwangmin yang tampak menelungkupkan kepalanya di kasur yang berada di tingkat dua. Dengan sabar ia menunggu, hingga setengah jam kemudian, Kwangmin akhirnya mau buka suara.
"Hyung apakah kau mau mengikuti acara itu?"tanya Kwangmin tanpa mengangkat kepalanya. Youngmin terdiam sejenak sebelum menampakkan senyuman manisnya.
"Kau lebih tahu apa yang aku rasakan tanpa harus mengatakannya, Kwang, "ujar Youngmin. Tanggapan singkat Youngmin ini membuat Kwangmin langsung melemparkan tatapannya pada sosok kakak kembarnya itu. Dahinya berkerut bingung.
"Kau menolaknya hyung?"tanya Kwangmin terkejut.
"Anni, tetapi aku berbohong jika mengatakan aku tidak takut. Kau tahu itu. Sajangnim telah bersikap lunak pada kita dengan bertanya lebih dulu sebelum menandatangani keputusannya. Padahal biasanya jadwal kita telah tersusun rapi tanpa dapat kita pilih yang mana yang ingin dan tidak ingin kita lakukan,"kata Youngmin panjang, lebar.
"Lalu?"tanya Kwangmin lagi.
"Kita akan mengecewakan beliau apabila menolaknya, Kwang. Hanya kita yang bisa melakukannya. Kita, atau tidak sama sekali,"cetus Youngmin. Kwangmin sadar,kata-kata hyung kembarnya itu benar adanya. Youngmin segera bangkit karena Kwangmin tidak kunjung menjawab. Didekatinya ranjang sang adik. Tinggi badannya membuat kepalanya tepat berada di depan Kwangmin sehingga memudahkannya untuk mengajak berbicara.
"Kwangmin-ah, dengar, hyung memang takut, tapi kau tahu sendiri sebagai artis kita harus bersikap profesional. Beberapa tahun lagi kita juga akan menjalaninya bukan? Anggap saja ini sebagai sebuah pengalaman kecil merasakan bagaimana wamil yang sebenarnya. Aku yakin tidak akan sampai dua tahun Kwang,"cetus Youngmin masih dengan senyum menenangkan di wajahnya. Kwangmin masih nampak ragu hingga ia tidak juga menanggapi kata-kata Youngmin. Youngmin menghela nafas sejenak sebelum berujar kembali.
"Ada satu hal yang membuat hyung berani mengatakan ini. Hyung tidak sendiri Kwang. Ada kau di samping hyung apabila hyung butuh pertolongan. Kita akan menjalaninya bersama. Segalanya akan mudah jika kita bersama bukan?"sambung Youngmin. Kwangmin tertegun sejenak. Kata-kata Youngmin barusan menumbuhkan satu perasaan hangat yang menghinggapi hatinya. Senyum Youngmin yang tidak juga hilang mau tak mau menarik senyum pada wajah Kwangmin.
"Kau benar hyung,"ucapnya setuju.
"Ayo kita tunjukkan pada mereka seberapa dekat kita sebenarnya. Bukankah selama ini mereka mengira kita saling canggung satu sama lain?"kata Youngmin lagi disambut anggukan semangat Kwangmin.
"Ne hyung. Aku mengerti,"ujar Kwangmin. Keduanya sama-sama tersenyum. Ada perasaan lega yang meresap dalam hati karena mereka tahu mereka akan tetap bersama. Para member yang tak sabar dengan keheningan kamar dan tadi memutuskan untuk menguping sama-sama menghela nafas lega.
"Ssandungi, mereka lebih kuat dari yang kita kira,"celetuk Jeongmin diikuti pendapat setuju dari member yang lain. Donghyun tampak tersenyum lega. Terbersit rasa bangga dalam hatinya karena memiliki member sekuat dan seberharga mereka.
To Be Continued. . .
Anyeong readerdeul! Anggota baru disini hihi. Adakah yang membaca? Jika ada jangan lupa tinggalkan review, ne? Maafkan bahasa yang berantakan. Aku masih sangat amatir di bidang tulis menulis haha.
Oiya, tanggal yang ada hanya aku perkirakan. Jadi walaupun aku buat berdasarkan variety show Real men yang pernah diikuti YoungKwang, tetap anggap cerita ini fanfiction yaaa. Karena tetap ada banyak alur yang aku buat sendiri tanpa tahu fakta yang sebenarnya. Arrachhi? Hihi
