Hello, Minna-san~ watashi namae wa Suzuha Loreilenne, kalian bisa panggil aku Suzu! Ini adalah Fanfiction pertama aku disini. Harap maklum jika banyak typo yang bertebaran dalam cerita. Jadi tolong di Review ya...Onegai shimasuuuu~

Baiklah, Ayo sekarang kita masuk kecerita

Let's Begin...


Suatu waktu, disebuah kota megah di negara Jepang. Tokyo, 2014. Tiga anak muda dengan seragam sekolah lengkap sedang berjalan menyusuri tepi jalan, dimana berbagai toko menghiasi jalan tersebut.

"Oy oy, kau tidak bercanda kan tentang apa yang kau jelaskan tadi, Lucy?" Tanya pemuda dengan rambut ravennya.

"Kenapa kau bertanya begitu? Apa kau tidak suka dengan idenya? Aku sih tidak keberatan" sahut pemuda dengan surai yang agak aneh. Spike. Merah muda.

Gadis yang berjalan diantara kedua pemuda itupun terkikik.

"Aku serius. Kenapa kita tidak membuat sebuah band? Sepertinya akan sangat menyenangkan! Kita tampil bersama-sama, menyanyikan lagu, memainkan melodi yang indah..waaahh pasti seru! Ya kan, Natsu? Gray?" Seru gadis itu dengan penuh semangat.

Mendengar seruan gadis yang berada ditengah mereka, kedua pemuda itupun tersenyum penuh arti. Pemuda berambut raven pun meletakkan satu telapak tangannya kekepala gadis itu. Gadis itu pun menoleh dan melihat senyuman dari pemuda itu.

"Baiklah, Lucy. Kalau itu maumu. Aku ikut" ucapnya.

Senyum pun mengembang diwajah Lucy.

"Aku juga akan ikut!" Tambah pemuda dengan surai merah muda.

Gadis yang bernama Lucy pun menoleh dan tersenyum. Dan tiba-tiba gadis itu pun merangkul kedua tangan pemuda itu. Kedua pemuda itu agak terlonjak tetapi mereka pun akhirnya tertawa.

"Natsu..Gray...Ayo kita bersama-sama membuat band, dan menjadikannya nomor 1!" Seru Lucy.

Mendengar semangat dari Lucy. Pemuda yang dipanggil Gray dan juga Natsu itupun tersenyum kemudian tertawa.

"Ha'i..ha'i.." Jawab Gray.

Fairy Tail © Hiro Mashima

A Fairy Tail Fanfiction

Sweet Melody For Our Love

By Suzuha Loreilenne

Warning : AU, Typo(s), OOC.

.

.

.

.

.

Ketiga anak muda tersebut adalah murid dari Fairy Tail High School. Mereka sudah menginjak kelas 2 SMA. Gadis belia nan cantik dengan rambut panjang pirangnya bernama Lucy Heartfilia. Ia adalah salah seorang siswi yang memiliki prestasi yang begitu banyak disekolahnya. Dari mulai akademik dan non-akademik. Ia begitu senang menyanyi dan hal-hal yang berbau musik. Dalam bermusik, ia begitu multi-talented. Ia dapat menggunakan alat musik apapun, lebih tepatnya ia cepat mempelajari alat musik tersebut. Selain itu juga, kehidupannya begitu sempurna. Ia terlahir sebagai 'Ojou-Sama' dari keluarga bangsawan Heartfilia.

Natsu Dragneel. Pemuda agak urakan yang memiliki rambut spike berwarna mellow ini yaitu, merah muda. Ia adalah sahabat Lucy Heartfilia. Mereka kenal sejak SMP, dimana mereka bersekolah ditempat yang sama. Pemuda ini memiliki pemikiran yang dangkal dan terkadang ceroboh. Tetapi ia memiliki keistimewaan, ia begitu setia kawan dan baik hati. Selain itu, ia terlihat seperti sosok pahlawan yang kesasar, selalu menolong sesama. Semua orang senang bergaul dengannya. Ia adalah putra tunggal dari Igneel. Pengusaha terkenal dijepang. Ia sama seperti Lucy. Sangat memiliki passion dalam bermusik.

Gray Fullbuster. Pemuda yang terlihat kalem dan tampan ini adalah anak asuh Ur, yang merupakan seniman. Kedua orang tua kandungnya sudah meninggal karena sebuah bencana melanda tempat tinggalnya dahulu. Ia tinggal bersama dengan saudara tirinya, yaitu Lyon Vastia. Gray adalah salah satu sahabat dekat Lucy. Sama dengan Natsu, Ia mengenal Lucy pun saat SMP. Mereka bertiga berada didalam satu lingkup sekolah yang sama.

Mereka memiliki kisah masing-masing untuk pertemuan mereka. Hingga akhirnya mereka dapat bersahabat sampai dengan sekarang.

XXX

Lucy sedang duduk diatas tempat tidurnya dengan memegang sebuah gitar, ia memetiknya sehingga terciptanya sebuah melodi yang indah. Sesekali ia menyenandungkan sebuah melodi sesuai dengan iringan gitarnya. Lalu ia menuliskannya disebuah kertas. Ya. Ia sedang menulis sebuah lagu. Ia sangat mahir dalam hal itu. Banyak sudah ia kumpulkan lagu-lagu ciptaannya yang ia simpan. Ia tidak berniat untuk memamerkannya atau menampilkannya, karena lagu-lagu tersebut adalah hasil dari hobbynya.

Setelah selesai menulis nada, Lucy pun mencoba memainkan nada-nada itu dengan sekaligus. Ia benar-benar menikmatinya. Dan ia pun sampai tidak mengetahui kalau dibalkon kamarnya sudah ada Natsu yang berdiri bersandar.

Setelah selesai, Lucy pun tertawa dan mengangkat kertas itu tinggi.

Natsu pun bertepuk tangan, Lucy pun terlonjak kaget.

"Sugoiii! Tidak salah lagi, Lucy Heartfilia. Gadis multi-talented" ujar Natsu.

Lucy pun blushing. "Ak—aku sudah bilang. Kalau masuk itu lewat pintu, ja—jangan lewat jendela. Baka!" seru Lucy dengan terbata-bata.

Natsu tertawa. "Gomen"

Lucy pun meletakkan gitarnya disampingnya dan menoleh kearah Natsu.

"Ada apa kau kesini?" Tanya Lucy.

"Hmm aku mendengar suara petikan gitar dari sebelah. Lalu aku berasumsi kalau kau yang memainkan itu" jelas Natsu sambil menghampiri Lucy dan duduk disampingnya.

"Telingamu tajam juga, Natsu hihi" sahut Lucy

Natsu memandangi kertas yang ada didekat gitar Lucy dan meraihnya. Ia pun dengan seksama membacanya.

"Belum ada liriknya" ucap Natsu.

Lucy mengangguk, "Baru nadanya saja. Menurutmu bagaimana? Apa harus ada yang aku ubah?" tanya Lucy.

Setiap Lucy membuat sebuah lagu, ia pasti akan bertanya pada Natsu. Apakah ada suatu kekurangan dilagunya atau tidak? Kalau pun ada, pasti Natsu yang menambahkan dan menyarankan sesuatu yang akan menjadikan lagu itu lebih baik.

"Warna lagu ini, begitu ceria. Seperti dirimu. Sempurna.." terang Natsu

Lucy agak tersentak dan memalingkan wajahnya. Ia berusaha menyembunyikan semburat merahnya yang menyembul diwajah cantiknya.

"Ah kawaiii" ucap Natsu

Lucy membulatkan matanya saat Natsu mengucapkan itu. Ia pun menoleh dan mendapati Natsu sedang memencet hidung dari boneka anjing putih dengan hidung seperti wortel.

"Baka!" Lucy pun menendang Natsu hingga terjatuh dari tempat tidurnya.

"Ah..ah..ittaiii. Apa-apaan sih kau ini!" Omel Natsu.

Lucy pun memalingkan wajahnya kembali dengan raut kesal dan sebal. Entahlah, ia hanya sebal dengan pemuda ini.

"Yasudah, aku akan pulang. Kalau kau butuh bantuan untuk membuat lirik lagu. Panggil aku saja ya. Luce.. Bye~" Setelah mengucapkan hal itu, Natsu pun berjalan kearah balkon kamar Lucy. Ia mulai memanjat pagar balkon untuk menyebrangi balkon kamar Lucy.

Ya, Lucy, Gray dan Natsu adalah tetangga. Rumah Natsu berada disebelah Lucy. Dan kebetulan, kamar Lucy dan Natsu pun bersebelahan. Sedangkan Gray, hanya beda beberapa rumah dari rumah Lucy.

Lucy dengan sigap menarik lengan baju Natsu. Natsu tertahan saat ingin melompat kebalkon kamarnya sendiri.

"Uwuooohh, Luce..Aku bisa jatuh loh. Jangan tiba-tiba seperti itu" ucap Natsu sambil menoleh kearah Lucy.

"Aku ingin menyelesaikan lagu ini, sekarang. Kau mau membantu?" tanya Lucy

Natsu tersenyum dan meraih tangan Lucy yang memegang lengan bajunya. "Tentu!"

Mereka berdua pun masuk kedalam kamar Lucy kembali. Sekarang giliran Natsu yang memainkan gitar dan mengalunkan nada-nada tersebut, sedangkan Lucy memikirkan lirik yang pas dengan nada tersebut. Diselingi dengan tawa canda mereka, tidak terasa waktu pun sudah cepat berlalu dan sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Waaah! Akhirnya selesai" ujar Natsu

Lucy pun mengangguk-angguk kesenangan sambil melihat kertas yang ia genggam. Natsu yang memperhatikan ekspresi Lucy pun tertawa pelan, Lucy yang menyadari itu pun segera menoleh dan merengut kesal.

"Kau..Kenapa tertawa?" tanya Lucy

"Tidak apa-apa. Kalau kau sedang senang, ekspresimu sangat lucu, Luce" ujar Natsu. Ucapan Natsu pun sontak membuat wajah Lucy memerah. Entahlah, ia merasa malu saat dibilang seperti itu oleh Natsu. Ini sudah kesekian kalinya ia merasa wajahnya memanas.

"Baka.." gumam Lucy

Natsu pun meletakkan gitar Lucy dan bangkit dari duduknya. Lucy mengangkat wajahnya dan memperhatikan Natsu.

"Sudah malam, aku pamit dulu ya" pamit Natsu

Lucy tersenyum dan mengangguk. "Arigatou, Natsu"

Natsu meletakkan satu tangannya kekepala Lucy dan mengelusnya. "Douitashimashite, Luce." Terlihat cengiran khas Natsu yang menghiasi wajahnya, Lucy pun terpesona.

"Ah, wajahmu memerah lagi" ungkap Natsu sambil menunjuk kearah wajah Lucy. Lucy pun menjadi panik dan segera memalingkan wajahnya.

Natsu kembali mengelus kepala Lucy. "Oyasumi, Luce"

"Ehm..Oyasumi.." sahut Lucy, Ia tetap tidak menoleh kearah Natsu.

Natsu pun melompat kebalkon kamarnya dan masuk kedalam, begitu pula dengan Lucy.

Lucy pun membaringkan tubuhnya ditempat tidurnya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Ia mengingat kejadian-kejadian tadi yang sempat membuat wajahnya memanas dan juga membuat jantung berdebar. Wajahnya pun kembali memerah. Ia segera mengambil bantal kecilnya yang berbentuk bintang dan menutupi sebagian wajahnya.

"Mouuu..aku ini kenapa.." gumamnya

XXX

Dilain tempat, yaitu dikamar Natsu. Natsu duduk ditepi tempat tidurnya. Ia terdiam—bukan ia teringat dengan kejadian tadi dikamar Lucy. Ia mengingat wajah Lucy yang memerah sesaat tadi. Mengingat hal itu, membuat wajah Natsu memerah. Natsu menutup sebagian wajahnya dengan satu tangannya. Ia segera membaringkan tubuhnya ketempat tidurnya.

"Sial! Dia manis sekali tadi" gumamnya.

XXX

Pagi hari pun menjelang. Terlihat gadis belia berambut pirang ini masih tidak bergeming dari tempat tidurnya. Seseorang pun masuk kedalam kamarnya, seseorang yang begitu mirip dengan Lucy. Ya, itu adalah Ibu Lucy. Layla Heartfilia.

"Lucy..Lucy.."

Tidak butuh waktu yang lama untuk membangunkan Lucy. Lucy akhirnya membuka matanya dan mendapati Ibunya sedang membangunkannya.

"Ah Mama.. Ohayou.." Sapa Lucy dengan suara paraunya, suara khas jika seseorang baru bangun dari tidurnya.

"Ohayou. Ayo bangun. Mama sudah siapkan sarapan. Papa akan pergi keluar negeri untuk perjalanan bisnisnya. Kau harus menyapanya terlebih dahulu" ucap Ibu Lucy.

"Baiklah, Ma.." Jawab Lucy.

XXX

"Gray! Pakai bajumu dulu!"

Gray pun melihat ketubuhnya dan benar saja, ia tidak memakai kemeja sekolahnya. Ia pun menepuk jidatnya.

'Aho' batin Gray.

"Lyooonnnn! Kau juga! Pakai pakaianmu!"

Gray menoleh dan mendapati saudaranya itu berkondisi yang sama dengannya. Topless.

"KYYYYAAAA! Gray, Lyon! Apa-apaan kalian ini! Masuk sana, pakai baju kalian!" omel gadis manis berambut hitam panjang.

"Urusaiiii, Ultear" sahut Lyon dan Gray bersamaan.

Mereka pun segera masuk kembali kedalam rumah dan mengambil seragamnya. Gray memakainya dengan secepat mungkin. Ia tidak memasukkan seragam itu, ia juga tidak mengancingi dua kancing kemejanya diatas dan memperlihatkan kalung salib yang tergantung dilehernya.

"Ittekimasu!" Gray pun berlari keluar dari rumah saat dipersimpangan jalan, ia melihat Lucy sudah berdiri disana. Ia sedikit terpesona, saat angin berhembus pelan, menyibakkan rambut panjang pirang milik Lucy. Gray pun tersenyum dan berlari menghampiri.

"Ohayou" sapanya.

Lucy pun menoleh dan tersenyum. "Ohayou"

"Kau menungguku?" Tanya Gray.

"Aku menunggu kalian berdua. Kau dan Nat-su" jawab Lucy

"Aku pikir kau hanya menungguku, ternyata kau juga menunggu si Flame-Head. Sungguh mengecewakan~" goda Gray.

"Terserah kau Gray. Godaanmu tidak akan kena untukku. Aku ini sudah kebal, tidak seperti fans-fansmu itu disekolah. Menjijikan~" sahut Lucy

"Berarti kau yang tidak normal. Lihat aku, aku tampan. Jadi tidak salah bukan kalau aku banyak fans-nya?" ucap Gray

"Makin hari kau ini semakin menjadi-jadi, Gray" sahut Lucy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan.

"Baru hari ini aku menggodamu, Lucy. Kau begitu kejam" ucap Gray.

Lucy pun tertawa dan diikuti oleh tawa Gray. Sambil menunggu Natsu, mereka pun berbincang dan sesekali bercanda sehingga dipagi hari ini dimulai dengan tawa canda.

"Oooooyyyy!" Gray dan Lucy mendengar suara yang memanggil mereka dari belakang. Mereka begitu familiar dengan suara itu. Mereka pun segera menoleh.

"Tungguuu!" Ujarnya

Lucy sweatdrop melihat pemuda yang berlari dari kejauhan dengan kancing kemeja seragamnya masih ada beberapa yang terbuka. Menampakkan kaus oblongnya yang ia pakai didalamnya.

"Haaaah, lagi-lagi telat bangun, Flame-head" gerutu Gray.

"Aku sibuk, Ice-princess. Makanya aku selalu telat bangun" elak Natsu.

Lucy tidak ikut dalam percakapan—bukan, percakapan ini akan berlanjut menjadi ejekan.

Lucy pun berjalan meninggalkan kedua pemuda yang pada akhirnya ribut. Gray dan Natsu yang sadar sudah ditinggal oleh Lucy pun segera mengejarnya.

"Luceee, maattteeeee.." Seru Natsu.

Gray hanya mengikutinya dari belakang. Natsu yang bisa mengejar Lucy pun segera merangkul Lucy. Lucy pun tersentak. Gray pun tidak mau kalah. Gray ikut merangkul Lucy dan pada akhirnya mereka bertiga ribut.

"Lihat! Rambutku kusut karena kalian bertengkar!" omel Lucy.

"Bukan salahku, Luce. Dia menyentuh tanganku. Aku tidak mau tertular otak mesumnya!" sahut Natsu.

"Cih, dasar otak udang. Aku juga tidak mau tertular dengan kebodohanmu itu!" sahut Gray.

"Aaaahh! Urusaiiii. Kalian bisa diam tidak?!" Omel Lucy.

"Ha—ha'iiiii!" Jawab Gray dan Natsu dengan ketakutan.

Lucy pun berjalan kembali. Gray dan Natsu saling memandang dan berlari menyusul Lucy.

"Maafkan kami, Luce" ucap Natsu dengan menyesalnya.

"Aku tidak marah" jawab Lucy seadanya sambil menyisir rambutnya dengan jari tangannya. Mereka pun merangkul Lucy. Lucy agak tersentak, tetapi kemudian mereka bertiga pun tertawa.

"Kau mengagetkanku, Luce. Aku pikir kau murka pada kami" ujar Natsu

"Iya benar apa yang dikatakan flame-head" tambah Gray.

Lucy menoleh kekanan dan kekiri bergantian sambil tersenyum. "Bagaimana mungkin aku bisa marah pada kalian? Hihi"

Gray dan Natsu pun sontak blushing setelah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Lucy dan juga melihat ekspresi wajah Lucy yang begitu..begitu manis menurut mereka.

XXX

"Ohayou~" sapa Lucy sambil membuka pintu kelasnya.

"Ohayou, Lu-chan"

"Ohayou, Lucy"

"Ohayou, Heartfilia-san"

Semua mata yang berada dikelas tertuju pada kedatangan Lucy. Ya, siapa yang tidak kenal dengan Lucy disekolah. Gadis belia yang cantik, memiliki otak yang cerdas, multi-talented, lahir dikeluarga kaya raya dan tidak lupa, ia begitu ramah dan baik pada semua orang. Ia begitu beruntung dan memiliki kehidupan yang sempurna.

Lucy berjalan masuk kelasnya disusul oleh kedua pemuda yang mengikutinya dari belakang yang tidak lain adalah Natsu dan Gray.

"Yo, ohayou" sapa Natsu dengan santai.

Semua yang ada dikelas pun menjawabnya, terutama kalangan para pemuda dikelas.

"Ohayou gozaimasuuu" sapa Gray

"Aaah, Gray-san.. Ohayou~"

"Ohayou, Gray-samaaa~"

Lucy, Gray dan Natsu duduk ditempat mereka masing-masing. Dan setelah itu, mereka ikut berbincang dengan yang lainnya sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Lu-chan..Lu-chan.." Panggil seorang gadis imut dengan rambut birunya yang dihias mengenakan aksesoris rambut.

"Ada apa, Levy-chan?" Lucy menoleh kearah gadis yang duduk didepannya itu.

"Aku sangat penasaran" ucap gadis yang bernama Levy ini.

Lucy menaikkan sebelah alisnya. "Penasaran? Penasaran pada apa?"

Levy pun mendekat dan membisikkan sesuatu. "Antara Natsu dan Gray. Kau lebih suka yang mana?" Bisik Levy.

Lucy pun tersentak dan segera menoleh kearah Gray dan juga Natsu.

"Aku suka keduanya" jawab Lucy dengan polos.

Levy pun melongo saat mendengar jawaban temannya itu.

"Kenapa kau berekspresi seperti itu?" Tanya Lucy yang heran dengan ekspresi Levy.

"Kau tidak mengerti apa yang aku tanyakan ya, Lu-chan?" Tanya Levy

"Apa maksudmu?" Tanya Lucy.

"Maksudku. Kau lebih menyukai siapa antara Natsu dan Gray? Hmm dilihat dari lawan jenis ya, bukan teman" jelas Levy.

Mendengar pertanyaan Levy sontak membuat semburat merah terlihat dipipi mulus Lucy.

"Ap—apa?!"

"Ah~ wajahmu memerah, Lu-chan~" goda Levy.

"Mooou..Levy-chan"

"Ayolah, jawab pertanyaanku Lu-chan. Aku kan penasaran" desak Levy.

"A—" belum menyelesaikan kalimatnya, guru pun sudah masuk kedalam kelas. Levy pun duduk ditempatnya.

Lucy menghembuskan nafasnya dengan lega, akhirnya ia tidak harus menjawab pertanyaan rumit dari Levy.

Dari kejauhan dan pada waktu yang sama, Gray dan Natsu memperhatikan Lucy. Entah apa yang dipikirkan mereka, tetapi mereka tersenyum.

XXX

"Hah lelahnyaaaa~" keluh Lucy dalam perjalanan pulangnya bersama dengan Gray dan Natsu.

Dalam perjalanan pulang, tidak seperti biasanya. Natsu dan Gray diam, tidak banyak bicara. Lucy yang sadar akan hal itu pun memandang aneh kedua pemuda itu.

"Hey, tumben sekali kalian diam. Kalian sakit?" Tanya Lucy

Gray dan Natsu menggeleng bersamaan.

"Lapar?"

Mereka menggeleng lagi.

"Ngantuk? Capek?"

Mereka menggeleng lagi.

"Memangnya kalian tidak punya mulut?! Haaah?!" Omel Lucy

Lucy merasa kesal dengan tingkah kedua pemuda yang ada dihadapannya. Dengan segera ia menjitak kepala keduanya.

"Aaaah! Apa-apaan kau ini Lucy?" Ucap Gray

"Ittai, Luce.." Tambah Natsu

"Habisnya, kalian aku tanya, jawaban kalian hanya menggeleng. Pergunakan mulut kalian! Moou, membuatku kesal saja" omel Lucy sambil terus berjalan.

"Gomen gomen, kami sedang menahan untuk tidak berkelahi..." ucap Natsu

"Dan juga membuat keributan" tambah Gray.

"Kami ingin membuktikan padamu kalau kami bisa akur" jelas Natsu.

Lucy berhenti melangkah dan menoleh kebelakang.

Gray dan Natsu membulatkan matanya. Mereka melihat senyuman manis dari Lucy.

"Ba~ka~" ujar Lucy.

Lucy membalikkan tubuhnya dan berjalan lagi. Gray dan Natsu terpaku, bisa terlihat semburat merah menghiasi wajah mereka. Gray menutupi wajahnya dengan lengannya, sedangkan Natsu masih memperhatikan Lucy dari kejauhan.

Diam-diam, Lucy tersenyum senang.

'Baka, kalian tidak harus begitu. Aku suka kalian yang seperti biasanya' pikir Lucy.

XXX

"Tadaima~" ucap Lucy.

Ibunya menyambutnya dengan senyuman hangat. Ibunya sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. "Okaerinasai"

"Lucy..." Panggil Layla

"Iya, ada apa Mama?" jawab Lucy sambil duduk disamping Ibunya.

"Mama sedang mengadakan penggalangan dana untuk penderita kanker. Mama ingin meminta tolong padamu dan juga Natsu serta Gray" terang Layla.

"Tolong? Tolong apa?" tanya Lucy

"Pertunjukkan musik jalanan. Mama selalu mendengar kalau kalian sedang berkumpul. Kalian selalu membicarakan musik. Mama ingin kalian mengadakan sebuah pertunjukkan musik jalanan untuk penggalangan dana ini" jelas Layla

Lucy membulatkan matanya, ia tidak percaya dengan apa yang didengar oleh Ibunya. Pertunjukkan musik jalanan? Sungguh ide yang hebat!

"Apa Mama yakin?" tanya Lucy untuk lebih meyakinkan.

Layla mengangguk dengan mantap. "Iya."

Lucy mengangguk dan tersenyum.

"Nah ini langkah awal untuk kalian" ucap Layla sambil tersenyum.

Lucy segera memeluk Ibunya. "Arigatou Mama..You're the best. I love you so much!" ujar Lucy.

Layla hanya bisa tersenyum melihat anaknya yang sedang bahagia.

XXX

"Ha? Pertunjukkan jalanan? Untuk menggalang dana?" Ujar Gray.

Lucy mengangguk dengan semangat. Lucy, Gray dan Natsu sedang belajar bersama disebuah kafe didekat kawasan rumah mereka.

"Bagaimana menurut kalian?" Tanya Lucy.

"Aku tidak keberatan!" Jawab Natsu.

Gray berpikir terlebih dahulu. Dan beberapa menit kemudian, ia pun mengiyakan ide Lucy.

"Yatta! Hmm sebenarnya..." Lucy merogoh sesuatu dari dalam tasnya. Dan beberapa detik kemudian, ia pun mengeluarkan sebuah kertas.

"Aku dan Natsu sudah membuat sebuah lagu hehe" ucap Lucy sambil meletakkan kertas tersebut di hadapannya.

"Lagu?"

Lucy mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk ber-high five dengan Natsu. Natsu pun menerimanya.

Gray melihat kertas tersebut dengan seksama dan tersenyum.

"Ehm, ini lagu yang bersemangat" tambah Gray.

"Hontooouu? Hehe arigatou na" ujar Lucy dengan gembira dan menoleh kearah Natsu serta mengedipkan stau matanya.

"Jadi bagaimana kalau kita latihan?" Tanya Natsu.

"Aaahh! Ide yang bagus" ujar Lucy

Gray mengangguk setuju, "Kita bisa memakai studio musik Lyon"

"Ah hontou? Ayo ayo kita kesana!" Lucy begitu bersemangat dan riang.

"Oke oke" Gray merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Ia pun menghubungi Lyon.

"Bagaimana, Ice-head?" Tanya Natsu pada Gray setelah Gray menutup teleponnya.

"Okey!" Jawab Gray.

"Yeaaay!" Seru Lucy

"Yosh! Ayo kita kesana!" Seru Natsu.

Mereka pun keluar dari kafe menuju ke studio musik milik Lyon yang tidak lain saudara Gray.

Diperjalanan mereka banyak membicarakan tentang lagu-lagu yang akan mereka bawakan, dan tidak lupa dengan nama band mereka.

"Hoy! Kalian mau kemana?"

Lucy, Gray dan Natsu menoleh kebelakang dengan bersamaan dan mendapati Gajeel yang berdiri didekat mereka.

"Oh Metal-head! Kami ingin ke studio musik Lyon. Kau?" Tanya Gray.

"Ah, tujuan kita sama" jawab Gajeel

"Sama?" Ulang Lucy.

Gajeel mengangguk, "Apa ada masalah dengan itu, Bunny Girl?"

Lucy menggeleng dengan cepat.

"Untuk apa kau kestudio musik? Ah aku tahu! Kau ingin mengikuti kami ya?" Ujar Natsu.

"Enak saja! Aku ingin berlatih disana, otak udang!" Jawab Gajeel dengan kesal.

"Berlatih?" Tanya Lucy, Gray dan Natsu bersama-sama.

"Iya, kenapa?!" Jawab Gajeel.

"Kau bisa memainkan alat musik, Gajeel?" Tanya Lucy.

"Ya begitulah" jawab Gajeel, seadanya.

"Kau memainkan apa?" Tanya Lucy lagi.

"Drum, kenapa kau ingin tahu sekali?!" Sahut Gajeel.

Lucy pun terlihat sumringah saat mendengar jawaban dari Gajeel. Ia pun menepuk kedua tangannya. "Yap! Natsu..Gray! Kita sudah menemukannya! Drummer kita!" Ujar Lucy

"Drummer? Apa maksudmu, Bunny Girl?" Tanya Gajeel yang sekarang sudah kebingungan.

"Jadi begini—" perkataan Lucy dipotong oleh Gray.

"Aku saja yang menjelaskan" usul Gray.

Lucy mengangguk. "Kami ingin membuat sebuah band. Kami berencana untuk melakukan pertunjukkan jalanan untuk penggalangan dana. Dan kami belum menemukan seorang drummer untuk band kita. Jadi apa kau ingin bergabung dengan kami, Gajeel?" Jelas Gray.

"Band? Hahahahaha memangnya kalian punya selera musik? Oke baiklah, kalau Lucy aku tahu kemampuannya. Tapi kalian berdua? Apa bisa? Kalian kan hanya bisa berkelahi" sahut Gajeel.

Lucy terkikik mendengar jawaban Gajeel. "Mereka berdua juga punya passion dimusik kok, Gajeel" ucap Lucy.

"Ah benarkah? Aku tidak pernah tahu" sahut Gajeel.

"Bagaimana kalau akan kami tunjukkan kehebatan kami?!" Usul Natsu dengan penuh semangat.

"Ah! Ide yang bagus!" Jawab Lucy

"Mau bagaimana lagi. Baiklah, aku setuju" tambah Gray.

"Baiklah! Jangan menangis kalau kalian tidak bisa memainkan musik yang indah!" Ujar Gajeel dengan berapi-api.

"Yooossshhh! Aku bersemangat!" Ujar Natsu.

Gray, Gajeel, dan Natsu berjalan didepan, sedangkan Lucy menyusul. Gadis cantik itu berjalan sambil tersenyum melihat tingkah laku para pemuda yang ada didepannya, yang melangkah didepannya. Ia merasa sudah tidak sabar dengan acara pertunjukkan jalanan ini.

XXX

"Bagaimana? Kau bisa lihat kan kalau aku memiliki passion didalam musik?" Tanya Natsu.

Natsu sudah memainkan alat musik gitar dan menciptakan sebuah melodi-melodi yang indah. Membuat Gajeel terpaku.

"Kau hanya beruntung kali ini" elak Gajeel.

Gajeel yang mendengarkan permainan Natsu pun diam-diam menikmatinya, dan mengakui kalau melodi-melodi yang dimainkan oleh Natsu benar-benar indah. Ia tidak menyangka itu.

"Kau juga tidak bisa bilang kalau aku dan Natsu hanya bisa menjadi tukang ribut" tambah Gray.

Gajeel mengangkat kedua tangannya mengisyaratkan kalau ia menyerah.

"Jadi Gajeel? Kau akan bergabung dengan kami kan?" Tanya Lucy.

"Bagaimana ya..hmm.." Gajeel sedang berpikir.

"Naaa Luce.. Apa anak-anak akan datang menonton kita nanti?" Tanya Natsu.

Lucy menoleh kearah Natsu dan mengangguk. "Aku sudah menghubungi Levy-chan, ia akan datang bersama yang lainnya"

'Levy?' Pikir Gajeel.

"Baiklah aku akan bergabung" jawab Gajeel dengan tiba-tiba.

Lucy, Gray, dan Natsu pun menoleh dan menatap heboh Gajeel yang akan menjadi anggota terakhir dari bandnya.

"Hontoooouuu?!" Tanya Lucy.

"Yaya benar. Sungguh" jawab Gajeel.

"Yeeeaaaayyyy! Mohon kerjasamanya ya, Gajeel" ujar Lucy sambil tersenyum.

XXX

Natsu, Gray, Lucy dan Gajeel masih berada di Studio musik Lyon. Mereka sedang membicarakan tentang pertunjukkan jalanan yang akan dilaksanakan mereka. Dan yang lebih penting lagi adalah nama Band mereka.

"Nah, bagaimana kalau LG2N?" Usul Natsu

"LG2N? Apa tidak terlalu rumit pengucapannya?" Tanya Gray.

"Bagaimana kalau Beautifull Creatures?" Usul Gajeel.

"Terlalu panjang" komen Natsu

Lucy masih diam dan memikirkan sebuah nama untuk bandnya. "Dreamers" gumam Lucy.

Pemuda-pemuda itupun menoleh kearah Lucy.

"Bagaimana kalau Dreamers? Kita semua punya impian bukan? Kita ini pemimpi! We are dreamers, right?!" Jelas Lucy

"Dreamers..Dreamers.." Ulang Gray.

"Wuooh, sasuga Lucy! Itu nama yang cocok" puji Natsu.

"Ya tidak buruk" tambah Gajeel.

"Bagaimana Gray?" Tanya Lucy.

Gray memandang Lucy dan mengangguk. "Baiklah, Dreamers! Kita sudah memutuskan nama band kita!"

"Bagaimana dengan posisinya?" Tanya Lucy.

"Gajeel sebagai Drummer. Aku sebagai pemain bass. Natsu sebagai pemain guitar. Dan kau, Lucy. Kau sebagai komposer kami dan juga vocalist utama kami. Bagaimana? Apa ada yang keberatan?" Jelas Gray

"Aku setuju" jawab Gajeel.

"Setujuuu!" Jawab Natsu dengan semangat.

Lucy tersenyum dan tertunduk. Ia merasa bahagia, impiannya untuk membentuk sebuah band telah tercapai. Dan sekarang ia akan mencapai impiannya yang lain.

"Aku juga tidak keberatan" Lucy menjawab dengan senyuman terpampang jelas diwajah cantiknya.

Gray mengulurkan satu tangannya, disusul oleh Natsu dan juga Gajeel. Dan yang terakhir, Lucy meletakkan tangannya diatas tangan ketiganya.

"Yeaaaay! We are Dreamers!" Mereka pun bersorak dan mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi. Senyum dan tawa akan mengantarkan mereka ke impian mereka yang sebenarnya.

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG


Bagaimana Ceritanya? Lanjut apa Delete aja?

Please, Review :)

Arigatou Gozaimasu