Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto
Disini aku berada. Sekarang.
Dengan perasaan terkoyak. Hancur lebur. Berantakan.
Aku marah. Kecewa. Sedih. Sakit hati.
Aku marah pada diriku.
Aku kecewa pada takdirku.
Aku sedih karena sakit hati.
Aku sakit hati karena melihatmu berdiri di samping pria itu dan saling mengucapkan ikrar pernikahan.
Tidak tahukah dirimu bahwa senyummu adalah sembilu yang menusuk dan melukai jantung seseorang di ruangan ini? Aku.
Tidak sadarkah gadis berambut merah muda di sebelahku bahwa perkataannya ketika ia berkata, "Lihatlah, Sasuke. Ino-chan dan Sai-kun benar-benar pasangan serasi, ya. Kita juga akan begitu, kan, Sasuke?" adalah air garam yang kian menambah pedih luka di jantungku?
Barangkali tidak. Karena mereka berdua sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Tapi mengapa aku mengangguk? Aku mengangguk membenarkan perkataan gadis berambut merah muda itu. Aku mengangguk untuk menyembunyikan segala luka dijantungku. Kurasakan betapa pahitnya pil kekalahan.
Ini semua salahmu, Sasuke! Aku merutuk. Mengapa saat ia menyukaimu kau menyia-nyiakannya? Mengapa kau tidak segera menyatakan perasaanmu padanya? Mengapa kau baru menyadarinya sekarang? Mengapa kau baru ingin melakukannya saat ia telah menjadi milik orang lain?
Rangkaian acara pernikahan ini bagiku bagaikan racun yang meyebar di tubuhku dan melumpuhkan syaraf kebahagiaanku dengan waktu sebagai medianya.
Jiwaku kosong. Lebih kosong dari ruang pesta ini yang mulai ditinggalkan tamu undangan. Aku hampir tidak menyadari bahwa gadis berambut merah muda di sampingku sudah bangkit berdiri dari tempat duduknya dan menyodorkan tangannya ke arahku bila ia tidak berkata padaku dengan manja, "Ayo, Sasuke. Kita masih harus mempersiapkan banyak hal untuk pesta pernikahan kita beberapa bulan lagi."
Aku bangkit dan menerima tangannya. Tangan calon istriku. Hangat genggaman tangannya tak mampu mencairkan kebekuanku saat kami meninggalkan ruang pesta ini.
Sebelum kami benar-benar meninggalkan ruang pesta, kusempatkan diri untuk menoleh. Aku menoleh hanya untuk melihat pemandangan yang menambah sakitku.
Ino-chan sedang tertawa bersama suaminya.
Ino-chan.
Aku menginginkanmu, namun tak dapat mendapatkanmu. Karena itu, aku hanya dapat mencintaimu.
Aku akan menyembunyikan perasaanku selamanya karena memberitahumu hanya akan melukaimu. Aku sudah terluka. Karena itu aku tak mau kau terluka. Cukup aku yang terluka.
Aku mencintaimu selamanya. Namun aku tak akan memilikimu selamanya. Karena kau sudah menjadi milik orang lain. Cintaku padamu tak akan pernah terwujud. Sekarang. Dan selamanya.
