Ramuan Pembawa Masalah

.

.

Disclaimer : Hiro Mashima

Genre: Romance, Humor (gak lucu)

Rate: M (bwt amannya)

Pariring:

Juvia X Gray

Natsu X Lucy

.

.

Summary: Sudah sebulan Gray dan Juvia berpacaran, tapi Gray tak kunjung juga mencuri ciuman pertama Juvia. Juvia merasa khawatir dengan hubungan mereka berdua. Disaat yang sama, Juvia di beri oleh penyihir misterius sebotol kecil ramuan cinta 'katanya'. Apakah ramuan itu manjur bagi Gray? Atau malah berefek pada Natsu?

~Don't Like, get out from this area, n Don't Read~

Chapter 1 - Ramuan Sial

Gadis berambut biru bergelombang itu berjalan di tengah derasnya hujan. Awalnya dia ingin menenangkan diri di taman setelah melelahkan diri dengan menyelesaikan misi-misi Level A di guildnya, Fairy Tail. Tapi, keinginannya lenyap setelah melihat kemesraan pasangan-pasangan di taman kota Fiore itu. Dia sangat kesal melihat mereka dan memilih pergi dengan membawa hujannya.

Bagaimana tidak kesal? Semua kemesraan pasangan-pasangan itu seakan akan menyindirnya. Bukan karena dia tak punya pacar. Dia punya. Malah tampan, sexy (mungkin karena sering bertelanjang dada), dan memikat, bahkan author-pun ingin memilikinya. Siapa dia?

Dialah Gray Fullbuster. Mage es terkuat di Fairy Tail, atau malah satu-satunya di guild itu. Juvia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Gray. Saat itu Juvia berada di pihak musuh, Phantom. Sekarang, Juvia pindah ke Fairy Tail. Kenapa? Tentu saja untuk mengejar Gray.

Juvia kembali mengingat saat-saat Gray menembaknya. Gray sangat malu-malu waktu itu. Saking malunya dia, sampai seluruh latar tempat mereka bertemu berubah menjadi es, dan Juvia mencairkannya hingga pohon menjadi air saat tahu bahwa Gray meminta Juvia menjadi pacarnya.

"Hemf," Juvia tersenyum saat mengingat semua itu. Tapi mengingat bahwa dia masih belum melakukan apa-apa dengan Gray membuatnya terasa sakit.

"Hai, nona!" Ucap seorang misterius mengagetkan Juvia.

"Huwaaa…" Juvia secara reflek mengeluarkan 'Water Canon'-nya. Seorang misterius itu dengan gesit menghindari 'Water Canon' Juvia.

"Hati-hati, nona."

"Eh, um.. Maaf." Ucapnya.

"Hm, tak masalah karena aku sendiri bisa menangkisnya."

"Baiklah,"

"Hm, mau ku ramal, nona?"

"Tidak, terima kasih."

"Tapi hari ini dirimu sedikit kacau, nona. Mungkin dengan ramalanku, bisa mengubah harimu." Juvia tampak berpikir.

"Hmm, baiklah. Sebentar saja, ya." Sosok misterius itu tersenyum. Juvia merasa pernah mengenal senyuman itu.

" Hmm, kau sedang ada masalah dengan pasanganmu, ya?"

"Ya,"

"Dia tidak menyentuhmu padahal tepat sebulan sejak hari jadi kalian."

"Ya,"

"Mau kubantu, nona?"

"Memang apa yang bisa kau lakukan?" Tanya Juvia. Sosok misterius itu mengeluarkan sebotol carian berwarna pink dari sakunya.

"Ini ramuan cinta. Berikan setetes jika kau inginkan perhatian darinya, dua tetes jika ciuman, dan satu botol penuh jika kau inginkan 'itu' padanya." Semburat merah keluar dari wajah Juvia saat mendengar sosok misterius itu mengatakan aturan pemberian ramuan itu.

"Terima kasih." Jawab Juvia. Dia mengambil botol itu lalu pergi meninggalkan sosok misterius itu. Tanpa diketahui Juvia, dari wajah sosok misterius itu keluar semburat merah sama seperti Juvia.

.

.

Juvia memandang botol itu lekat-lekat. Dia memikirkan ulang untuk memberikan ramuan itu pada Gray. Dia mencintai Gray. Sangat sangat mencintainya. Dia tak ingin memaksakan keinginan Gray untuk menyentuh Juvia. Tapi dia sendiri ingin disentuh Gray.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Aku sangat mencintainya tapi keinginan ini sangat egois."

"Tapi aku sangat ingin disentuhnya." Akhirnya Juvia membuat keputusan. Dia akan memberikan ramuan itu pada makanan Gray.

.

.

Saat itu keadaan guild sedang ramai. Gildarts akan pulang setelah 5 tahun berkelana dan para mage Fairy Tail sangat sibuk mempersiapkan pesta penyambutan Gildarts. Hanya saja gadis berambut biru bergelombang yang tak lain adalah Juvia itu tampak asing. Dia menyendiri di meja paling pojok sambil memegangi gelas es krim blueberry ukuran besar.

"Hmm, bolehkah ini terjadi?" Gumamnya. Dia masih berpikir ulang untuk memberi minuman aneh itu pada Gray. Tapi nafsunya masih membara. Yang dia inginkan hanya ciuman. Hanya ciuman.

"Baiklah, ini harus dilakukan." Dibukanya tutup botol yang terbuat dari kayu itu. Lalu di teteskannya pada es krim blueberry ukuran besar kesukaan Gray itu.

1 tetes…

2 tetes…

"Hai, Juvia!"

"HUWAAAA!" Juvia kaget dan seluruh isi botol ramuan cinta itu, tumpah semua. Melumeri es krim jumbo yang akan diberikan pada Gray.

"Ga.. Gawaatt.." Ucap Juvia cemas.

"Ada apa, Juvia?" Tanya Lucy. Ternyata yang mengagetkan Juvia dan membawa malapetaka bagi Juvia adalah Lucy.

"Ti.. tidak, Lucy."

"Ohh, eh, itu es krim blueberry, ya?"

"I.. iya.."

"Untuk siapa?"

"Ge.. Gray."

"Ooh,," Lucy hanya meng-oh-kan.

"Hei, ini untukku, kan?" Tiba-tiba Gray muncul di sebelah kanan Juvia. Juvia semakin kaget.

"I.. iya.."

"Oh, terima kasih." Ucapnya, lalu di ambilnya sesendok. Saat sendok itu akan memasuki mulutnya,

"Tu.. tunggu Gray!" Cegah Juvia.

"Apa?" Tanya Gray.

"GRAAAYYY! AYO KITA BERTARUNG!" Teriak seorang anak api tentu saja kalau bukan Natsu.

"Nanti saja, aku mau makan es krim."

"Pokoknya sekarang!"

"Nanti saja."

"Huuuh," Lalu, Natus merebut es krim Juvia dari tangan Gray.

'Haduh,, di ambil Natsu." Tangis Juvia dalam hati.

"Hei, itu es krim ku, kembalikan!"

"Nanti saja es krimnya! Kita bertarung sekarang!"

"Nanti saja! Gray merebut es krimnya dari Natsu. Natsu kembali merebut es krim Gray. Dan akhirnya terjadilah acara rebut-rebutan es krim rasa blueberry ukuran jumbo.

"Em, Natus, Gray, hentikan. Nanti es krimnya tumpah." Ucap Lucy. Tapi tidak dihiraukan oleh mage es dan api tersebut.

(Slow Motion Effect – On)

Rebut merebut es krim itu sampai pada kedua pemilik tangan yang sama-sama memegangi gelas itu. Gelas itu-pun terbanga, melayang, terbalik 180 derajat jatuh..

'Deg.. Deg..Deg.." Terdengar suara detak jantung Juvia yang semakin cepat. Dia menutup matanya dan berharap gelas itu tidak membasahi dan terminum oleh siapapun. Tapi sepertinya kami-sama tidak berniat mengabulkan permohonan Juvia dan malah memperburuk keadaan. Gelas besar itu jatuh dan mengenai kepala seseorang.

'PRAANGG!' Suara gelas pecah menghentikan seluruh gelak tawa dan kemeriahan penyambutan pesta Gildarts di Fairy Tail. Semua mata tertuju pada sosok yang terkena eskrim di wajah nya.

Juvia membuka matanya dan melihat keadaan. Dia sangat terkejut karena ternyata kami-sama-nya tidak mengabulkan doa'nya.

"Natsu, ada es krim di wajahnya." Ucap Lucy pada Natsu sambil mendekatinya dan membersikan wajah salamander itu.

'Semoga tidak terminum.. semoga tidak terminum..' Rintih Juvia dalam hati.

Wajah salamander api itu telah bersih dari es krim dan wajah liarnya terlihat tampan. Pandangan Natsu langsung tertuju pada Juvia. Juvia terkejut. Dia merasakan perasaan tak baik.

Natsu mendekati Juvia dengan cepat. Terlihat sekali perbedaan tinggi diantara mereka berdua.

"Juvia," Kata Natsu. Wjahnya bersemu merah seperti orang yang ingin bercinta dengan kekasihnya.

"I.. iya.." Jawab Juvia ketakutan. Rasanya yang tidak dia inginkan telah terjadi.

"Aku mencintaimu," Ucap Natsu sambil memeluk Juvia.

"HAAAAAAAA!" Teriak para mage Fairy Tail tak percaya. Pasalnya, mereka semua tahu kalau Natsu berpacaran dengan Lucy.

"NAATTSSSUUU!" Ucap Lucy geram sambil men-deathglare-nya denga penuh aura hitam pekat.

"Lucy, maaf, ya. Kita putus saja. Aku mencintai Juvia."

'PLAAKK!' tamparan Lucy tepat mengenai pipi salamander itu.

"Teganya kau melakukan ini padaku." Ucap Lucy sambil menangis. Gadis stellar spirit itu berlari sambil bercucuran air mata.

"Lucy, maafkan aku." Juvia ikut mengejar Lucy.

"Apa yang kau lakukan pada pacarku, hah?" Tanya Gray geram.

"Sebentar, Gray." Kata Natsu menghentikan. Dan bodohya, Gray ikut berhenti.

"Aku harus mengejar Juvia." Ucapnya lalu berlari. Gray sadar dan langsung marah.

"Hei, kau! Kau masih punya urusan denganku!" Gray-pun mengejar Natsu yang mengejar Juvia yang mengejar Lucy.

-T.B.C-

Gimana fanfic-nya? Gaje banget.. huft… ngebut banget aku bikin fanfic ini.. maunya oneshot, tpi setelah jdi, kyknya dbikin twoshot.. haa, sudahlah.. toh jadinya twoshot.

Silahkan tebak, apakah Natsu atau Gray yang menyentuh Juvia.

(Warning) : Ini gak adahubungannyasamasex. Cuma pemikiran mesum yang gak melebihi batas.. Wokkey,, akhir kata, ~jaa~