The Untold Story
Cast :
Xi Luhan
Oh Sehun (EXO)
Kang Seulgi (Red Velvet)
Park Chanyeol (EXO)
Kim JongIn (EXO)
Others
"Semua pemain yang ada dalam cerita ini milik Tuhan dan orang tua mereka masing-masing, saya hanya menggunakan nama mereka sebagai karakter dalam cerita ini. Ide pokok, alur cerita, dan lainnya adalah murni pemikiran saya, jadi saya minta untuk tidak pernah mempublish cerita ini di tempat lain tanpasepengetahuan/izin saya."
Enjoy the story!
CHAP.1
Jam menunjukan pukul 12 siang, saat itu bel tanda istirahat makan siang baru saja berbunyi. Murid-murid kelas 2.1 di Yeonggi Senior High School satu persatu mulai berjalan keluar meninggalkan kelas. Tapi ada seorang murid namja yang masih setia duduk di bangkunya.
Namanya Oh Sehun. Ia adalah satu dari dua puluh lima murid yang berada di kelas 2.1. Ketika hampir separuh dari teman-teman sekelasnya sudah meninggalkan kelas, Sehun sendiri masih belum beranjak dari tempatnya. Bukannya malas atau tidak antusias menyambut datangnya waktu makan siang, tapi ia masih menunggu seseorang disana.
"Sehunaaa!" Sebuah suara melengking khas seorang yeoja menggema di dalam ruang kelas itu.
Seorang yeoja cantik melangkah dengan riang ke dalam kelas. Wajahnya cantik, manis, rambutnya yang lurus dan tidak berponi itu di hiasnya dengan sebuah pita hitam bermotif polkadot warna kuning, membuatnya terlihat feminime.
Namanya Kang Seulgi, dari kelas 2.2, yang letak kelasnya tepat di sebelah kelas Sehun. Seulgi di kenal sebagai salah satu dari 4 yeoja paling populer di sekolah, karena selain cantik, Seulgi juga pintar dan merupakan salah satu dancer terbaik di sekolah. Suaranya juga bagus. Ia banyak mengikuti perlombaan dan berkali-kali memenangkannya. Entah sudah berapa banyak piala yang di dapatkannya dan mengharumkan nama sekolah.
Karena banyaknya yeoja yang iri dengannya, membuatnya mendapatkan tatapan sinis dari beberapa yeoja yang berada di kelas 2.1 saat Seulgi berjalan memasuki kelas tersebut untuk menemui pacarnya—Oh Sehun.
Sehun tersenyum ke arah Seulgi yang sudah berada di sampingnya, "Hey." sapanya singkat.
Seulgi mem-pouts-kan bibirnya tiba-tiba, "Hey, kudengar kau kurang sehat hm?" gumamnya dengan nada imut sambil meraba kening kekasihnya itu. Terdengar bisikan beberapa yeoja yang menyebut-nyebut namanya dan Sehun, tapi Seulgi memilih mengabaikan mereka.
"Ya, Itulah sebabnya aku menyuruhmu kesini. Mungkin dengan melihatmu aku merasa lebih baik." gumam Sehun sambil tersenyum, membuat pipi Seulgi merona merah.
"Yaah! Kau ini!"
Melihat Sehun dan Seulgi bermesraan seperti itu membuat beberapa yeoja yang berada di kelas itu merasa panas. Mereka iri, dan juga cemburu. Karena selain kepopuleran Seulgi di sekolah, mereka juga tidak suka "Oh Sehun Mereka" bermesraan dengan yeoja lain. Sehun memiliki wajah yang tampan, bahkan bisa dibilang sangat tampan. "Sekali saja kau melihatnya, pasti kau akan selalu terbayang-bayang wajahnya" begitulah biasanya para yeoja menceritakan tentang Sehun ke teman-teman mereka. Tapi sayangnya, Sehun jarang sekali tersenyum. Wajahnya selalu terlihat datar. Sehun hanya tersenyum pada orang-orang yang dekat dengannya, Seperti Seulgi misalnya. Ia juga tidak banyak bicara, ia hanya bicara pada orang lain seperlunya saja. Basa-basi? Jangan harapkan hal itu dari Sehun. Tapi disisi lain, Sehun sangat baik. Ia tidak cuek dengan apa yang ada disekitarnya. Jika ada yang meminta bantuan, ia pasti akan menolong. Itulah sebabnya, banyak yeoja yang mengagguminya dan bahkan mengidolakannya. Tapi percaya atau tidak, Sehun sendiri tidak pernah merasa dirinya populer atau semacamnya. Baginya, Semuanya sama. Tidak ada murid populer atau semacamnya. Ia sama saja dengan yang lainnya.
"hm.. Sehun, bagaimana kalau kita ke kantin saja?" gumam Seulgi dengan nada berbisik, ia mulai terganggu dengan tatapan sinis dari empat orang yeoja yang berada di pojok kelas Sehun.
Sehun tidak menyadari hal itu, ia pun
hanya mengangguk pada Seulgi, "Baiklah, ayo."
Lalu mereka berdua pergi berjalan dari kelas tersebut. Tentu saja tanpa lupa sebelum berjalan keluar Seulgi melemparkan tatapan tajam pada segerombol yeoja di pojok kelas Sehun, ia juga memeluk lengan Sehun seolah menunjukan pada mereka semua bahwa Sehun adalah miliknya. Membuat yeoja-yeoja tersebut gigit jari.
"Ayo buka mulutmuu! Aaaa" Sekali lagi Seulgi mengarahkan sendok dengan bubur diatasnya itu ke arah Sehun, Tapi untuk yang kesekian kalinya juga, Sehun menghindar.
"Aku tidak lapar." Tolak Sehun lembut. Ia menggoyangkan sekotak susu di tangan kanannya, "See? Aku sudah minum susu. Ini sudah cukup."
"Tapi, Sehun. Kau bilang kau tidak enak badan? Ayolah, kau butuh makaan" rengek Seulgi pada kekasihnya itu. Tapi Sehun tetap bersikeras menolak. Akhirnya ia menyerah, dan memilih memakan bubur tersebut.
Sehun tersenyum melihat Seulgi yang makan dengan wajah cemberut itu. Tingkah imut Seulgi inilah yang membuat Sehun selalu tidak tahan ingin mencubitnya karena menurutnya Seulgi sangat imut. "Hey jangan cemberut seperti itu." goda Sehun sambil mencubit pipi Seulgi.
"ish, diamlah. Aku sedang makan." gumam Seulgi sinis sambil menepuk tangan Sehun di pipinya. Sehun terkekeh pelan, lalu kembali meminum susunya tanpa mengalihkan pandangan dari Seulgi.
"Kalian ini selalu saja bermesraan. Tidak tahu tempat," protes seorang namja tinggi yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Sehun. Sehun menoleh dan tertawa pelan ketika melihat siapa pemilik suara tersebut.
Park Chanyeol. Namja tinggi dengan telinga khasnya yang agak lebar dan mata yang berbeda dengan orang korea pada biasanya itu adalah salah satu sahabat baik Sehun. Bisa dibilang, ia juga lumayan tampan. Ia pintar sekali membuat lelucon, dan pandai bermain alat musik. Berbeda dengan Sehun, Chanyeol bisa merasakan kalau dirinya populer. Kadang ia membanggakan dirinya di depan Sehun dan Kai—salah satu sahabat Sehun yang lain—atas kepopulerannya. Saat hal itu terjadi, Sehun pasti akan memukul kepalanya untuk menyadarinya.
"Ternyata kau. Kukira kau tidak sekolah hari ini?" tanya Sehun pada sahabatnya yang datang tanpa di undang itu.
"Apa? Aku? Memangnya kenapa?" tanya Chanyeol bingung.
"Kemarin kau pergi dengan Kyungsoo, kan? Ku kira Kai akan menghajarmu atau semacamnya." ledek Sehun lalu terkekeh. Sementara Chanyeol sendiri melempar pandangan tajam pada Sehun, "Hey, dengar ya. Aku pergi dengan kyungsoo karena urusan pelajaran." katanya tajam.
Sehun tertawa sambil mengangguk-anggukan kepalanya, "Ya ya. Aku hanya khawatir. Kau tau sendiri bagaimana Kai kalau sudah menyangkut soal Kyungsoo."
Chanyeol mengangguk, "Ya, bahkan gedung sekolah ini bisa dihancurkan kalau ia marah." tambahnya dengan nada meledek, lalu keduanya tertawa.
Seulgi memutar bola matanya mendengar percakapan dua sahabat karib itu. "Kalian ini, kalau Kai dengar, aku yakin dia akan mencekik kalian." sambungnya.
Chanyeol dengan cepat merespon, "Yah yah. Jangan berkata yang macam-macam padanya. Kau tidak tau bagaimana dia kalau sudah menyangkut soal Kyungsoo."
"Justru karena aku tau, jadi aku sengaja. Biar saja kau dikubur hidup-hidup olehnya!"
Chanyeol segera menoleh ke arah Sehun, "Oh Sehun, kau dengar itu?" gumam Chanyeol, sambil mengisyaratkan pada Sahabatnya itu untuk membelanya dari Seulgi.
Sehun hanya tertawa, lalu menatap ke kekasihnya itu, "Jangan khawatir, mana mungkin malaikat berbuat sesuatu yang jahat."
Blush. Pipi Seulgi merona seketika. Ia memukul tangan Sehun, "Ish, kau ini!" teriaknya sambil berusaha menahan senyumnya.
Sementara Chanyeol, rasanya ia hampir terkena diabetes karena kata-kata sahabatnya yang terlalu manis itu. "Kalian berdua hentikanlah, aku ingin muntah."
Seulgi dan Sehun tertawa mendengar kata-kata Chanyeol. Lalu tiba-tiba saja tiga orang yeoja cantik datang menghampiri meja Sehun, Seulgi, dan Chanyeol. Mereka adalah Wendy, Joy, dan Irene. Jika Seulgi adalah salah satu dari 4 yeoja paling populer disekolah, maka Wendy, Joy, dan Irene adalah 3 orang yang lainnya. Mereka ber 4 memang bersahabat.
"Permisi, Tuah Oh. Rasanya aku harus meminjam kekasihmu sebentar, boleh?" gumam Wendy dengan nada bergurau.
"Tentu, bawalah yeoja itu jauh-jauh." jawab Chanyeol, dan segera mendapatkan cubitan dari Seulgi. "Diamlah yoda!"
"Yah!"
"Sudahlah." Sehun akhirnya buka suara untuk menghentikan pertengkaran antara keduanya. Ia menoleh ke arah Seulgi. "Pergilah. Hati-hati ya." gumamnya lembut.
Seulgi mengangguk lalu mengecup pipi Sehun sebelum pergi berjalan bersama teman-temannya. "Aku akan segera kembali!" teriaknya ketika sudah agak jauh.
Sementara Sehun dan Chanyeol masih duduk di bangku kantin. "Aku tidak mengerti bagaimana kau bisa menyukai Seulgi." gumam Chanyeol sambil mengambil sebuah apel dari meja dan menggigitnya.
Sehun terdiam beberapa saat, lalu menggeleng, "Entahlah." gumamnya singkat lalu kembali meminum susunya. "Setidaknya aku bersyukur, aku menyukainya, berarti aku normal." lanjut Sehun.
"Hey, hey. Nada bicaramu terdengar menyindir."
"Memang." Sehun mengeluarkan smirk nya. "Jadi, Bagaimana Byun Baekhyun?"
Chanyeol segera mencekik Sehun tanpa keraguan, "BODOH! SUDAH KUBILANG
JANGAN SEBUT NAMANYAA. KAU MAU MENJATUHKAN REPUTASIKU HAAAH?!"
"YAAAAK! YODA! LEPASKAN AKU!"
Teriakan Chanyeol dan Sehun membuat seluruh murid yang ada di kantin menoleh ke arahnya dan Sehun. Suara Chanyeol yang berat itu menggelegar dengan dahsyatnya, menarik perhatian semua murid. Ditambah lagi ia mencekik seorang Oh Sehun. Dua namja idola di sekolah berteriak dan mencekik satu sama lain? Sangat tidak elit.
Sejak dulu Chanyeol memang "Berbeda" dengan namja yang lainnya. Chanyeol menyukai seorang namja dari kelas Sehun, Namanya Byun Baekhyun. Chanyeol sudah menyukainya sejak kelas 1, tapi ia terlalu gengsi untuk menyatakan perasaannya. Menurutnya sangat memalukan jika orang-orang tau bahwa ia Gay. Para yeoja pasti akan ilfeel dan tidak mau lagi mengidolakannya. Hanya Sehun dan Kai yang mengetahui hal ini.
"Oy, oy, ada apa ini?" Satu lagi sahabat Sehun datang menghampiri. Kim JongIn, atau lebih sering di sebut dengan Kai. Namja tinggi dengan kulit agak gelap itu juga salah satu sahabat baik Sehun. Sama seperti Chanyeol dan Sehun, Kai juga cukup popoler di sekolah. Bahkan bisa dibilang ia adalah yang paling populer. Kai adalah ketua dari klub Dance di sekolah, setiap kali ia tampil di acara-acara sekolah, rasanya tidak ada satupun yeoja yang absen untuk melihat penampilannya. Tapi sayangnya, Kai tidak akan pernah menyukai salah satu dari yeoja-yeoja tersebut karena yang sukai hanyalah satu. Do Kyungsoo, seorang namja dari kelas 2.2 . Yap, Kai Gay. Tapi berbeda dengan Chanyeol, Kai tidak pernah menutupi kenyataan itu.
Acara teriak-dan-mencekik antara Sehun dan Chanyeol akhirnya terhenti karena kedatangan Kai yang berhasil melerai mereka.
"Seperti anak kecil saja." gumam Kai datar sambil melirik kedua sahabatnya bergantian.
"Sehun yang memulai." kata Chanyeol dengan nada seperti anak kecil yang sedang bertengkar dengan temannya.
Sehun sendiri tidak menanggapi, ia masih sibuk merapihkan seragam dan dasinya yang berantakan. "Ah, Dasar Yoda gay. Menyusahkan saja." umpat Sehun.
Chanyeol bersumpah ia ingin sekali berlari ke dapur kantin untuk meminjam pisau lalu menusuk namja berwajah datar yang ada disampingnya itu, tapi ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk menggigit apelnya keras-keras untuk melampiaskan kekesalannya.
Kai mengangkat alisnya, "What's with this Gay thingy?" gumamnya, merasa sedikit tersindir dengan kata-kata Sehun.
"Aku tidak menyindirmu, oke. Aku membicarakan yoda ini. Masih saja tidak mau mengakui kelainannya."
Rasanya Chanyeol tidak jadi membatalakan niatnya untuk menusuk Oh Sehun.
"Oh, Jadi, Kau masih belum mau menyatakan perasaanmu pada Baekhyun?"
"Sudah berapa kali kubilang jangan sebut namanya!" geram Chanyeol dengan nada berbisik kesal.
Kai mengabaikan, "Aku bingung, apa salahnya menjadi seorang Gay? Kalau saja tidak terlalu besar gengsi, pasti semuanya akan lebih mudah."
Sehun menjentikan jarinya setuju, "Nah. Dan akan lebih mudah mendapatkan Byun Baekhyun, kan?"
Chanyeol mengepalkan tangannya geram dengan kedua sahabatnya. "Oh Sehun, Kim JongIn—"
"Ya, Byun Baekhyun namja yang imut. Kalau tidak cepat bertindak, seseorang pasti
akan merebutnya." gumam Kai.
"Tepat sekali. Tidak mungkin juga Byun Baekhyun—"
"BERHENTI MENYEBUTKAN NAMANYAAA!"
PRAANGGG BRUKKK
Kemudian terjadi sebuah gempa kecil.
"Park Chanyeol gila." kutuk Sehun tepat saat ia melangkah menjauh dari Kantin.
"Gay Yoda." Timpal Kai.
Sehun dan Kai akhirnya lolos dari serangan mendadak dari Chanyeol. Mereka tidak menyangka sahabatnya itu bisa meledak seperti itu hanya karena masalah kecil. Beruntung mereka berdua lincah jadi bisa dengan mudah berlari menjauh dari serangan Chanyeol. Kini mereka sudah bisa berjalan santai, Sehun dan Kai berjalan di koridor menuju ke kelas mereka.
"Hey, tunggu." Kai menahan Sehun dengan meletakan punggung tangannya di dada Sehun. Sehun menoleh, "Apa?"
"Lihat." Kai berjalan mendekati Mading, dan diikuti oleh Sehun. Sehun menerawang isi mading, sepertinya baru saja diganti, karena isinya sudah berbeda dengan apa yang dilihatnya minggu lalu. Bibir Sehun melengkungkan senyuman ketika melihat wajah kekasihnya terpampang disana dengan tulisan yang cukup besar terpampang di atasnya, "Another Victory Of Our Kang Seulgi"
Kai melirik Sehun lalu melirik ke arah yang sedang di pandanginya, Ia mendecakan lidah. "Hah kau ini." Ia menarik tangan Sehun, "Lihat yang ini."
Sehun menatap ke arah yang ditunjuk Kai. Sebuah artikel pendek yang berjudulkan, "Seorang musisi pindah ke Younggi?"
Sehun mengerutkan alisnya, "Apa maksudnya?"
"Ada seorang murid baru, namja. Dia pindahan dari Kirin."
"Kirin?" tanya Sehun dengan nada bingung. Ia kembali menoleh ke arah mading dan membaca artikel tersebut.
"Aneh, kan? Dari sekolah seni, pindah ke sekolah edukasi seperti ini." gumam Kai.
Sehun masih sibuk membaca artikel pendek itu. Dari sana ia mendapat beberapa informasi. "Namanya Xi Luhan, keturunan China, pindah ke sini dua hari yang lalu... Oh, dia sekelas denganmu?"
Kai mengangguk, "Ya. Kau tau, dia sangat manis. Maksudku, untuk ukuran seorang namja."
Sehun menaikan alisnya, "Jangan bilang, kau.."
Kai sudah bisa menebak isi fikiran Sehun, ia buru-buru menjawab, "Tidak, tidak, tentu saja tidak. Aku tetap menyukai Do Kyungsoo."
Sehun terkekeh pelan, lalu kembali menoleh ke arah mading. "Lalu, apa tujuanmu menunjukan artikel ini?"
Kai mengangkat bahu, "Hanya ingin menunjukan saja. Kapan-kapan kau harus bertemu dengannya, dia lebih manis dari Seulgi, kau tau."
Sehun tertawa pelan lalu perlahan berjalan santai meninggalkan mading, "Jangan menyebarkan virus Gay mu padaku." guraunya. Kai yang berjalan di belakangnya mendengus, "Persetan kau, Oh Sehun."
Sebenarnya Sehun sama sekali tidak merasa jijik atau semacamnya pada kedua sahabatnya itu. Biar bagaimanapun, Chanyeol dan Kai adalah sahabat terbaiknya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sehun hanya merasa nyaman dengan mereka. Tidak mungkin Sehun menjauhi mereka hanya karena mereka memiliki kelainan. Selama hal itu bukan masalah besar, Sehun tidak mau ambil pusing. Toh, kelainan mereka juga tidak berpengaruh padanya. Jadi Sehun bersikap biasa saja.
Bel tanda istirahat selesai berbunyi, Sehun dan Kai berpisah di ujung koridor menuju ke kelas mereka masing-masing.
"Aku naik Commuter Train, Kau di jemput kan?" Tanya Sehun pada Seulgi yang sedang berjalan di sampingnya.
Seulgi mengangguk, "Ya. Besok-besok bawalah mobil, jadi kau tidak perlu naik kereta."
Sehun hanya tersenyum, lalu berhenti melangkah ketika mereka sudah sampai di depan mobil Seulgi. "Tidak perlu." gumam Sehun singkat, lalu mengecup kening Seulgi. "Pulanglah, hati-hati."
Seulgi mengangguk lalu memasuki mobilnya, ia membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan pada Sehun hingga mobilnya hilang di belokan.
Sehun menghela nafas, lalu berjalan menuju ke luar sekolah. Jam menunjukan pukul 4 sore, semua murid sudah pulang dan sekolah sudah mulai sepi. Satu lagi hari yang melelahkan telah terlewati. Beginilah rutinitas yang di jalani Sehun, sekolah, pulang, lalu sekolah lagi, dan kembali ke rumah. Tidak ada hal lain yang membuat hidupnya berbeda. Sehun memejamkan matanya sejenak, menghela nafas, lalu kembali membuka matanya.
buk buk..
Langkah Sehun terhenti ketika sebuah benda bulat berhenti di depannya. Sebuah bola sepak. Sehun terdiam menatap benda bulat itu. Siapa yang bermain bola jam segini?
"Heey! Bisa tolong oper bolanya?" Teriak sebuah suara dari arah lapangan.
Sehun menoleh. Entah apa yang terjadi, tapi seketika Sehun merasakan sesuatu yang aneh ketika melihat seorang namja yang berada di lapangan.
Namja berambut coklat, wajah yang agak bulat, dan mengenakan baju olahraga itu melambaikan tangannya ke arah Sehun, meminta bola tersebut.
Sehun yakin ia belum pernah melihat namja itu sebelumnya, tapi... entah kenapa, ada sebuah perasaan aneh yang muncul ketika Sehun melihat namja itu. Kenapa?
Namja itu terdiam melihat Sehun yang terpaku di tempatnya, ia pun berjalan mendekati Sehun. Dan jantung Sehun tiba-tiba berdetak dua kali lebih kencang ketika namja itu mendekat. Ia seperti tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang, Sehun menendang bola tersebut, membuat namja itu berhenti melangkah untuk segera menangkap bola itu.
Sehun masih terdiam ketika namja itu sudah menangkap bola tersebut. Dan entah kenapa ia merasa sedikit lebih lega karena namja itu tidak jadi mendekat. Sebenarnya kenapa? Ada apa dengan ku? Sehun bertanya-tanya sendiri dalam hatinya.
"Terima kasih." gumam namja itu lagi. Kali ini ia menatap Sehun tepat di mata. Dan tepat saat itu juga Sehun merasa bahwa ada yang tidak beres dari dirinya. Ia pun segera berlari menjauh, dan memilih mengabaikan semua ke anehan yang ada dalam dirinya.
Sial.. Ada apa ini?!
Yo guys. Iya aku tau if this was a movie aja belum selesai tapi aku udah ngeluariin ff baru :')
Aku frustasi banget guys pas tau Luhan leave exo, itu berarti my very favorite otp ga bakal ada lagi. Potek potek :'(
Di tengah kegalauan, aku dapet ilham ff kaya gini, ya semoga aja ff ini lancar ya ~
Don't foget to Fav, Follow and Review!
With love, exolighteu.
