KAPAN DINOTICE?
MARKHYUCK
Haechan menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Dia menghela nafas pelan, masih dengan seragam sekolahnya dia berguling-guling diatas tempat tidurnya.
"apa yang harus gue lakuin?" tanyanya pada dirinya sendiri. Pikirannya melayang memikirkan seseorang. Seseorang yang selalu dia pikirkan. Seseorang yang selalu dia ekori kemana-mana. Seseorang yang tinggal didepan rumahnya. Dia Mark Lee. Orang yang Haechan taksir sejak kelas 1 SMP. Dia bingung.
Saat ini Haechan berada pada tingkat dua SMA. Terhitung tiga tahun sudah Haechan naksir sama pria itu. Selama tiga tahun Haechan terus berusaha mendekati Mark. Dia selalu mencari-cari kesempatan untuk memodusi bule kanada itu. Haechan juga selalu mengekori Mark kemana-mana demi mendapatkan perhatian anak itu. Dia juga sering menunjukkan perhatiannya secara terang-terangan. Bahkan Haechan berbicara pake Aku-Kamu sama Mark. Menyerang Mark dengan kode keras setiap hari. Tapi ada satu masalah, Mark itu gak peka. Ah bukan lebih tepatnya pura-pura gak peka. Haechan sangat yakin Mark itu tahu tentang perasaannya tapi pura-pura gak tahu.
Atau mungkin dia tidak suka gue? batin Haechan. Dia tidak mengerti, kalau memang Mark tidak suka padanya kenapa anak itu tampak tenang-tenang saja saat Haechan mengekorinya? dia juga selalu menuruti permintaan alias modus Haechan tanpa banyak protes. Seperti saat ini.
Haechan sedang berbaring di ranjang UKS sambil memejamkan mata. Kepalanya terasa pusing setelah terkena hantaman bola basket saat jam olahraga.
"Ahh" Dia meringis pelan sambil memegangi kepalanya. Hantaman bola basket itu begitu kuat membuat kepalanya berdenyut-denyut.
"sakit banget ya chan? bentar ya gue panggil perawatnya" tawa rJaemin. dia menatap haechan khawatir.
"Gausah nana, gue cuma mau tiduran bentar aja nanti juga sembuh sendiri. lo ke kelas aja duluan bentar lagi masuk" balas Haechan sambil melirik jam dinding diruangan itu.
"beneran?" tanya Jaemin memastikan.
"iya nana, udah sana" ujar Haechan.
"yaudah deh gue balik kekelas dulu ya nanti gue izinin" Jaemin. Haechan mengangguk kemudian melihat Jaemin bejalan keluar dari ruangan itu.
20 menit Haechan berbaring di UKS, tiba-tiba perutnya berbunyi. Dia kelaparan. Haechan bangkit tapi belum sempat duduk kepalanya kembali berdenyut. Ahh gue lapar Batinnya. Tak lama sebuah ide muncul di benaknya. Dengan cepat merogoh sakunya mencari ponselnya.
"Halo Markeuu hyung" Sapa Haechan saat teleponnya diangkat oleh Mark.
"Iya chan, kenapa?"
"Hyung sedang apa? hyung gak masuk?"
"Ngga Bu Taeyeon absen, kenapa chan?" Tanya Mark lagi.
"Hyung aku lapar, tolong beliin aku makanan di kantin. Aku di UKS kepalaku sakit" rengek Haechan dengan sok imutnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Mark dengan nada panik.
" Bentar aku kasih tau hyung aku udah laper banget ini"
"Iya, tunggu ya"
Beberapa menit kemudian Mark datang dengan kantung plastik ditangannya.
"ini hyung beliin kimbab kesukaan kamu" aduh Mamah Mark perhatian banget beliin Haechan makanan kesukkaannya. Heachan kan jadi baper.
"thanks hyung" kata Haechan sambil tersenyum manis kemudian memakan makanannya. Dia mengunyah makanannya pelan sambil menunduk. Dia malu. Bagaimana tidak Mark sedang memandanginya saat ini. Percayalah walaupun Haechan itu bar-bar, jika didepan Mark dia akan bertingkah malu-malu. Najisin banget kalo katanya Jaemin.
"Sebenarnya kamu kenapa?" tanya Mark setelah Haechan selesai makan.
"kepalaku terkena bola basket tadi hyung" jelas Haechan
"kamu tidak apa-apa? apa masih sakit?"
"ngga kok hyung tapi masih agak pusing" kata Haechan. Dalam hati ia menjerit astaga tuhan kenapa Mark perhatian sekali.
"yaudah hyung antar kamu pulang ya" tawar Mark. Tuhkan Mark makin jadi aja. Gimana Haechan gak baper.
"Gausah hyung aku mau disini aja, tapi Markeu hyung temenin ya, Aku takut sendirian" pinta Haechan dengan sok imutnya. Mulai deh modusnya.
"iya deh" balas Mark sambil menarik kursi disamping ranjang Haechan. Membuat Haechan tersenyum lebar.
Haechan berjalan menuju kelasnya sambil bernyanyi kecil. Moodnya sangat baik hari ini karena mengingat kejadian kemarin dimana ia diperhatikan oleh Mark. Dia memasuki kelasnya dengan senyum cerah dan menyapa Jaemin, Jeno, dan Renjun yang sudah duduk disana.
"Hai Nana, hai Jeno, hai njun"
Yang disapa hanya membalas pelan. Mereka sangat hafal kebiasaan Haechan yang satu ini. Haechan akan menyapa mereka jika mood nya dalam keadaan yang sangat baik padahal biasanya dia ogah-ogahan.
"moodmu bagus sekali chan, ada apa?" tanya jaemin to the point.
"tidak usah ditanya jaem, pasti habis modusin Mark hyung" ujar Renjun
Haechan cuma cengar-cengir aja mendengar nama gebetannya. "tau aja lu njun"
"Modusin mulu tapi gak pernah dinotice" Siapapun tolong tutup mulut pedas Jaemin saat ini. Haechan yang mendengarnya langsung menghela nafas berat. Itu masalahnya.
"Lu ga cape chan? udah bertahun-tahun lu ngejar dia, modusin dia kodein dia tapi gak di notice juga, mau sampai kapan?" lanjut Jaemin. Bukannya mau ngancurin moodnya Haechan tapi kalo gini terus dia gerah juga. Dia kasian melihat Haechan yang selalu mengharap sama Mark. Tapi Mark ga pernah gubris perasaan Haechan padahal Jaemin yakin Mark tahu tentang perasaan Haechan. Satu sekolah pun tahu Haechan menyukai Mark.
"cape sih, tapi gimana ya gue udah terlanjur suka banget sama dia" Jawab Haechan. Jaemin menghela nafas.
Haechan berjalan lesu menuju halte. ini sudah jam pulang sekolah. Niatnya sih Haechan mau nungguin Mark latihan basket biar bisa pulang bareng, tapi apa daya ada tugas yang harus segera diselesaikan karena Haechan sudah menundanya beberapa hari. Ia hanya tidak mau mengerjakannya di malam hari takut tidak selesai.
Dia masih memikirkan kata-kata Jaemin tadi. Mau sampai kapan? Hah Haechan juga tidak tahu. Jujur Haechan juga mulai cape ngodein Mark setiap hari tapi gak ada hasil. Apa gue bilang aja ya? ah ga mungkin. Haechan masih punya harga diri. Hei walaupun Haechan itu tingkahnya suka malu-maluin dia masih punya gengsi oke. Dia juga maunya ditembak sama mark biar romantis kaya di film-film gitu. Alah. Haechan mendudukan pantat seksi kebanggaannya dibangku halte. Dia kemudian mengeluarkan botol minum dari tasnya. gak tahu kenapa dia ngerasa haus.
"Hahh hahh" Haechan menoleh, itu bukan suaranya. Dia menoleh kesamping kanannya, dia melihat seorang laki-laki yang berseragam sama dengannya sedang menetralkan nafasnya. astaga kenapa ada cogan seganteng ini disini? kumat sudah sifat cabenya Haechan. Dia terus menatap kearah orang itu sampai orang itu balik menatapnya.
oh my god tatapannya ahh ganteng mamah. Haechan semakin menjerit dalam hati, Orang didepannya ganteng sekali.
"Ehm maaf apa aku boleh meminta airmu? aku haus sekali" astaga orang ini meminta air minumnya. Haechan dengan secepat kilat mengangguk.
"iya, ini" Jawab Haechan sambil mengulurkan botol minumnya yang belum ia masukkan kedalam tas dari tadi. Orang itu dengan cepat menyambar botol minum itu dan menenggak isinya.
"Terima kasih" Kata orang itu mengembalikan botol minum milik Haechan. Haechan mengangguk. Dia masih sibuk memandangi orang itu tidak mau menyia-nyiakan pemandangan orang ganteng di depannya. Kalau orang ini satu sekolah dengannya, Kenapa cogan ini tidak pernah dia lihat disekolah? apa mungkin dia murid baru?
"ehm maaf kita pake seragam yang sama tapi kenapa aku baru melihatmu?" Haechan dengan lancangnya bertanya.
"Ahh iya aku memang siswa baru, kelas XI B kamu kelas berapa?" jadi dia kakak kelas?
"Ahh maaf sunbae, aku kira kita seangkatan aku kelas X A" kata Haechan sedikit membungkuk.
"ahh gak apa-apa, perkenalkan namaku Yukhei"
TBC
review please?
