Sempurna
Sempurna © raichan as rhodes
Naruto © Masashi Kishimoto
Menurutku dia sempurna. Makhluk paling sempurna yang pernah Tuhan ciptakan untukku. Hanya untukku.
Wajahnya yang tampan sempurna tanpa cacat selalu membuat ku terlihat semakin jelek jika berada didekatnya. Dulu, sudah berkali-kali aku ingatkan dia agar jangan terlalu tampan kalau sedang bersamaku karena aku bisa terlihat makin jelek, lalu dia hanya akan berkata "Kau bahkan lebih cantik dari apapun." Oh Tuhan! Bayangkan saja kalau ada lelaki setampan dia berkata semanis itu kepadamu!
Bahkan dimataku namanya yang terdiri dari dua kata super indah itu terlihat sempurna. Uchiha Sasuke. Aah mendengar dan menyebutkan namanya saja sudah membuat hatiku seperti ditumbuhi macam-macam bunga nan indah dan semerbak wanginya. Saking wanginya sampai-sampai aku bisa menghirupnya melalui hidungku.
Kalau saja aku mati muda, mungkin Sasuke-lah alasan terkuatku. Karena setiap kali aku menatap sosoknya yang sempurna itu dan matanya, aku jadi lupa bernapas. Lagi pula, apa yang bisa kau ingat ketika ada sepasang bola mata hitam yang indah memandangmu? Memandangmu seakan-akan hanya dengan mata dia dapat mengorek isi hatimu. Bahkan aku bisa lupa siapa aku. Oke, aku tau itu berlebihan. Tapi itulah yang kurasakan.
Kalau saja aku yang mati muda
Kini si sempurna itu berada di hadapanku. Kutatap wajahnya yang tampan dengan penuh kasih. Kubelai rahang kerasnya dengan jari-jari kurus panjangku. Mulai dari rahangnya lalu jariku menari bebas menuju keningnya, matanya, ku usap perlahan kedua kelopak matanya dengan buku ibu jariku. Kucoba alirkan kehangatan tubuhku pada dirinya.
Lalu kukecup bibir pucat miliknya dan kurasakan dinginnya di bibirku. Setelah itu aku beranjak menuju meja riasku dan mengambil bedak, perias bibir beserta beberapa lilin beraroma bunga denganku.
Kuletakkan lilin itu diatas meja disamping Sasuke. Kusapukan bedak itu keseluruh wajahnya hingga kelehernya. Wajahnya yang putih jadi terlihat semakin putih. Lalu ku aplikasikan tipis-tipis perona wajah merah muda. Sempurna. Kini wajahnya terlihat merona semu berseri. Setelah itu kusisir rambut hitam miliknya sehingga rapih.
Ku betulkan tuxedo hitamnya, kurapikan beserta dasi kupu-kupu yang hinggap dilehernya. Segala sesuatunya terlihat sempurna.
Aku tak bisa menahan hasratku untuk mencium bibirnya sekali lagi atau beribu-ribu kali lagi. Kupeluk tubuh gagahnya lalu aku menempelkan bibirku padanya. Kulumat dengan perlahan bibirnya, kutelusuri tekstur halus bibirnya dengan lidahku. Lalu sebuah ketukan di pintu depan menghentikan kegiatanku.
"Nyonya Sakura, sudah saatnya kau makan. Bolehkah aku masuk?" Tanya pelayanku dengan hati-hati.
"Sebentar, aku sedang bersiap-siap. Pergilah." Perintahku manis. Tak pernah ada orang lain yang pernah memasuki kamarku kecuali diriku, Sasuke dan beberapa tukang yang membawa lemari pendingin ke kamarku.
Lalu aku merapikan pakaianku sendiri. Gaun ungu berbahan satin lembut dengan sedikit mutiara dijahit padanya. Kudorong kereta itu kembali masuk ke dalam lemari pendingin, lalu kututup rapat. Ku tiup perlahan lilin yang tadi kubawa, serentak ruangan kamaeku hanya mendapat penerangan semu dari cahaya matahari senja.
Sempurna.
Tapi bahkan makhluk sesempurna Sasuke kini memiliki satu kekurangan fatal, tapi tak membuatku ingin jauh-jauh darinya ataupun berhenti mencintainya.
Kekurangannya, sayang sekali kini dia sudah tak bernafas layaknya aku yang tidak mati muda.
-FIN-
C A T A T A N P E N G A R A N G
Halo semua. Mungkin ada beberapa dari pembaca yang bingung dengan karyaku ini, bahkan saya sendiri agak bingung –swt-. Kalau ada saran, kritik, pertanyaan atau apapun, sampaikan saja melalui review. HeeHee. Terima kasih.
Review, please??
