How are You

Cast: Lee Donghae, Kim Kibum, Lee Hyukjae, Cho Kyuhyun and other

.

.

Donghae, seseorang yang berasal dari desa terpencil yang harus hidup di kota bersama ayah dan saudara kembarnya karena sang ibu yang baru saja meninggal. Tepat di hari pertamanya sekolah, ia telah menjadi BUDAK salah satu lelaki menyebalkan bernama Kim Kibum.

.

.

Rated: T

Genre: Romance, Humor

Disclaimer: Kibum, I LOVE YOU.

.

Typo, BL, Humor garing, cerita gak jelas.

%ika. Zordick%

"Maafkan ayah, Hae" Donghae hanya menggeleng lemah. Ia memeluk erat sang ayah, menumpahkan kerinduannya.

Sekian lama ia tak bertemu sang ayah. Lima tahun, tidak mungkin lebih dan Donghae tak bisa mengingatnya lagi. Dia bukan tak bisa namun tak ingin. Ia hanya ingin menangis, menangis atas kepergian ibunya dari dunia ini dan ia ingin menumpahkan segalanya di dada sang ayah, yang kini datang untuk melihatnya.

"Ayah akan bekerja besok, bisakah kita pulang ke Seoul dan kurasa kakak kembarmu sangat merindukanmu"

Donghae hanya mengangguk dalam tangis, ia bisa apa? Tidak ada apapun yang bisa ia pertahankan di desa ini. Di desa tempat ibunya membesarkannya.

%ika. Zordick%

"Hae… kau sudah selesai?" Hyukjae mengetuk pintu kamar Donghae—saudara kembarnya yang baru saja datang dari desa bersama ayahnya beberapa hari yang lalu. Dan kini mereka akan bersekolah bersama, berangkat sekolah bersama, makan bekal yang sama dan tahu apa yang hebatnya Hyukjae akan selalu bersama dengan saudara yang begitu ia sayangi itu.

Hyukjae seorang pemerhati penampilan. Ia selalu memastikan bahwa ia terlihat keren hanya untuk pergi ke sekolah. Ia sudah setengah jam mematut dirinya di cermin dan artinya penampilannya sudah sangat membuatnya percaya diri—untuk beberapa saat.

Donghae keluar dan dia tersenyum dengan ceria. "Hae… kau serius akan ke sekolah dengan gaya kuno seperti ini?" Hyukjae memandang takjub pada sosok Donghae di hadapannya. Bagaimana bisa?

Penampilan Donghae tidak bisa di bilang keren.

Satu kata untuk mendiskripsikan pakaian yang dimasukkan ke dalam celana, blazer yang terkancing rapi, kemeja yang di kancing sampai paling atas, dasi yang terpasang dengan benar dan apa ini, Hyukjae ingin sekali menginjak pilihan sepatu Donghae yang terbilang sangat norak yaitu—

KOLOT

Bahkan penampilan Hyukjae ketika SD tidak seperti ini.

"Aish!" Hyukjae mengerang frustasi. "Sepertinya tinggal di desa telah merusak kinerja otakmu"

Donghae nyengir dan Hyukjae hanya balas tersenyum. "Sudahlah, ayo makan!" meskipun kolot tetap adiknya juga. Hyukjae merangkul tubuh Donghae, membawanya—sedikit menyeret—ke meja makan yang hangat keluarga mereka.

"Kau tahu Hae, aku selalu kesepian berdua saja dengan Ayah di rumah ini" celoteh Hyukjae menceritakan keluh kesahnya. Ia mendudukkan Donghae di sampingnya, dan ayah mereka—Leeteuk hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya yang kini tampak begitu akrab. "Sekarang ada kau, semuanya terasa berbeda" Leeteuk menyambung perkataan Hyukjae.

"Nah—kau dengar itu! Ayah bilang karena ada kau semua terasa ramai" Hyukjae mulai bertingkah lebay sekarang.

"Hei Nyuk."—

Donghae menepuk pipi Hyukjae. Membuat sang kakak terdiam. "Ada nyamuk yang menggigit pipimu. Ayo makan atau ku makan bagianmu!"

"Tidak! Tega sekali kau Hae!" pekik Hyukjae.

%ika. Zordick%

Suara teriakan para wanita di sekolah baru Donghae memekakkan telinga. Hyukjae sudah berpesan sebelumnya, tidak usah peduli akan mereka. Donghae hanya menuruti Hyukjae kalau tidak ia akan mengatakan dengan sangat berterus terang bahwa mereka persis seperti kera yang sudah sangat kelaparan.

Beberapa kali bahu Donghae terdorong, membuat ia terhuyung dan hampir jatuh. Satu yang Donghae tandai untuk itu, wanita di sini buas. Dan ia harus berhati hati. Hyukjae buru buru menariknya, menyingkirkan Donghae dari dua orang manusia yang baru saja keluar dari sebuah mobil Porsche yang terlihat amat mahal.

Apa mungkin mereka kedatangan tamu kehormatan?

Atau sekolah mereka sedang di sorot oleh pemerintah setempat?

Pikiran Donghae terlalu polos, dan ia merasa harga dirinya terinjak ketika melihat dua sosok manusia itu bukanlah sosok dengan kepala botak dan berkepala buncit. Melainkan dua orang pria tampan yang terlihat sok keren. Donghae terkagum, dan ia rasa mereka berdua sepertinya artis yang sering muncul di film film yang ia tonton.

Atau atau atau—

Mereka boyband? Donghae harus dapat tanda tangannya.

Atau

Capres dan Cawapres yang terpilih?

Hentikan pemikiran gilamu Lee Donghae dan cobalah untuk menikmati pemandangan yang tersaji di hadapanmu.

"Hyukjae, hyukjae! Siapa mereka? Apakah mereka artis?" Donghae akhirnya memutuskan untuk bertanya. Ia sedikit menggoyang tubuh kakaknya yang tak bergerak. "Hae, Kibum sangat tampan kan?"

Donghae kembali mengalihkan pandangannya pada dua sosok pria yang berjalan dengan angkuh dan orang orang membukakan jalan untuk mereka. "Kibum? Siapa Kibum?" Donghae menduga duga, dua duanya tampan dan ia tak memungkiri. Apakah pria berambut hitam legam? Atau pria yang berambut kecoklatan yang pucat?

"Kau menyukainya ya Hyuk?" goda Donghae. Hyukjae menoleh. "Begitulah, tapi—" Hyukjae menghela nafasnya. Ia bahkan tak punya kepercayaan diri.

Donghae melangkahkan kakinya dengan berani. Ia sekarang tepat berdiri menghalangi jalan ke dua orang yang terlihat penting di sekolah mereka itu. Dua pria tampan itu terlihat sedikit bingung dengan gerangan keberanian yang nyaris mengganggu pagi mereka. Donghae melangkahkan kakinya lebih dekat pada pria berkulit pucat, tinggi dan berambut kecoklatan yang berjalan di sisi kanan.

"HEI KIBUM! HYUNGKU MENYUKAIMU" teriak Donghae lantang dengan cengiran khasnya.

Hening—

Hyukjae merasa ia telah kehilangan muka. Ia hanya cengo tak mengerti apa yang di lakukan oleh Donghae dan ia sangat malu akan hal itu.

Semua orang hanya mengangakan mulutnya.

Tak percaya.

Seseorang sedang mengungkapkan perasaan orang lain pada duo artis sekolah mereka?

Dan yang jadi masalahnya itu adalah—

Pria yang berada di hadapan Donghae itu tersenyum—tepatnya menyeringai meremehkan. Ia menunjuk teman di sebelahnya dengan dagunya. Ia merunduk sedikit, mesejajarkan wajahnya dengan Donghae yang lebih pendek darinya. "Kim Kibum itu dia dan aku Cho Kyuhyun"

PRAANGG—

"Eh" Donghae menggaruk tengkuknya. Dia membungkuk, "Maafkan aku" dia kemudian menggeser kakinya canggung hingga sekarang posisi tubuhnya tepat berada di hadapan seseorang berwajah dingin yang terlihat acuh.

"Idiot" Kibum bergumam lalu melewati Donghae begitu saja. Kyuhyun terkekeh, ia berbisik di telinga Donghae. "Kibum tidak suka berbicara dengan seseorang bergaya kuno", Kyuhyun mengecup pipi Kyuhyun singkat.

Donghae cengo.

Seluruh manusia yang menyaksikan itu menahan nafas mereka. "Sampai jumpa adik yang baik" Kyuhyun menyindir.

"Berhentilah bermain Kyu!" Kibum memperingatkan.

"Aku hanya sedikit bermain, jangan cemberut begitu!"

"Kau akan membuatnya dalam masalah"

"Tumben kau peduli"

Kibum menghela nafas, memang susah kalau berhadapan dengan seorang Cho Kyuhyun. "Aku hanya tak ingin duniaku berisik" dan mereka menghilang ketika pintu Lift tertutup.

Hyukjae segera menghampiri Donghae, "Hae… kau—"

"Nyuk, a—aku" Hyukjae tahu mungkin saja adiknya itu terjebak dalam pesona salah satu dari dua pangeran yang baru saja di hadapi oleh mereka. Tapi ini tidak baik, para wanita buas itu akan mengkeroyoki mereka, menggigit dan mencakar mereka atau lebih parahnya lagi akan membuat mereka berjalan mengelilingi sekolah hanya dengan boxer.

"Ayo kita jalan dulu!" Hyukjae cepat menarik Donghae.

"Aku sudah ternoda NYUUK! AKU TERNODA! OLEH PRIA SETAN ITU DAN KAU DENGAR PRIA SALJU ITU BERKATA BAHWA AKU IDIOT. KAU DENGAR? KAU DENGAR?"

Donghae menyeret Hyukjae. "Aku akan memberi pelajaran pada mereka, dan akan kupaksa si muka datar itu menjadi budak cintamu!"

"SHIT!" salah satu wanita sadar. "KEJAR LELAKI YANG BERANI BERADA DALAM RADIUS KURANG DARI SATU METER DARI PANGERAN PANGERAN KITA!" teriaknya menggelengar seperti meneriakkan peperangan.

%ika. Zordick%

Bel istirahat berbunyi, Hyukjae terdiam ketika melihat segerombolan mendekat ke meja Donghae. Seperti biasa, adiknya yang polos itu akan tersenyum. Membuat para wanita itu menunjukkan wajah yang terlihat seperti mual kemudian balas membalas dengan senyum sinis. "Namamu?"

"Tidak kusangka kalian akan sangat baik menyambutku. Namaku Lee Donghae" Donghae rasa orang Seoul adalah orang orang yang sangat ramah. Mereka bahkan tidak malu untuk menanyakan nama Donghae seperti teman temannya di desa dulu.

"Dimana kau bersekolah dulu?"

"Di sekolah Jin Sung" jawab Donghae.

Wanita dengan eyeliner tebal dan berambut pendek ikal itu bertepuk tangan. "Kalian tahu dimana Jin Sung?"

Wanita wanita lainnya menggeleng. "Dasar kalian tidak berwawasan" ujar sang wanita menghardik teman temannya yang lain. "Tapi wajar saja sih, karena sekolah itu bahkan ada di pedalaman Jeju yang bahkan harus di tempuh tiga jam melewati jalan setapak pergunungan" ia menggebrak meja, kemudian tertawa mengejek dengan gaya sok elegantnya.

"Dasar KAM – PU – NGAN!" katanya duduk di atas meja Donghae. "Boleh aku bertanya?" Donghae mengangkat tangannya.

"Apa kau tahu sopan santun noona kota?" wanita itu menggeram marah. "Kau bahkan tak memberi tahu namamu dan tiba tiba saja sudah mengataiku. Ku akui kau memang orang baik karena kau langsung mengataiku di depanku bukan di belakangku. Tapi tetap saja kau jauh dari kata sopan. Jadi siapa namamu?"

"Krystal. Namaku Krystal Jung."

"Baiklah Krystal Jung, kau menyukai Cho setan atau Kim salju?" Tanya Donghae memasang wajah seriusnya. Hyukjae berdoa dalam hatinya semoga wanita itu sungguh tak menarik rambut Donghae sampai botak. Dia tak bisa membayangkan Donghae yang botak seperti orang yang siap untuk wajib militer di usia dini.

"Apa maksudmu dengan Cho setan?" terlihat wanita wanita lain menggeram marah. Donghae tidak terlalu bodoh untuk menyimpulkan bahwa wanita cantik di yang duduk di mejanya ini adalah ketua fans club untuk si setan yang mencium pipinya tadi. Donghae banyak belajar tentang ini, di desanya ia cukup menjadi preman yang bisa di kagumi.

"Ahh~" Donghae mengangguk mengerti. Ia tiba tiba berdiri, membuat Krystal hampir terjengkal. Ia mengangkat rok pendek Krystal dengan santai. "Putih dengan motif strawberry, warna yang bagus" cengirnya.

Hyukjae cengo.

Seluruh manusia di kelas yang menyaksikan kejadian itu melototkan matanya dengan mulut ternganga.

Bahkan Kyuhyun yang kebetulan melewati kelas itu, terkekeh melihat korbannya yang sepertinya malah balik membully fans clubnya.

Wajah Krystal sudah memerah. "Walaupun aku terlihat sebagai pria baik baik, tetap saja aku pria. Aku bisa saja melakukan hal yang tidak tidak padamu" ucap Donghae santai. Donghae kemudian memasukkan tangannya di dalam saku celananya kemudian berjalan ke luar kelasnya.

"ARGGHHH… Ummaku yang ada di surga, sumpah aku hanya ingin membela diri" teriak Donghae kemudian berlari. Kyuhyun tertawa hingga air matanya menetes dari ujung matanya. Anak baru itu sungguh menarik perhatiannya. Berpura pura menjadi pria nakal dan kemudian berteriak tidak karuan dengan tangan gemetar.

%ika. Zordick%

Donghae menaiki tangga darurat menuju lantai teratas sekolahnya. Ia suka tempat tinggi, setidaknya ia bisa berteriak dan tak ada orang yang akan mengatainya gila jika tempat itu kosong. Ia sampai di lantai teratas, dengan pintu besi di hadapannya.

Donghae mencoba membaca tulisan yang tertera di hadapannya. Bukan tulisan hangul jadi dia sedikit kesulitan membacanya. "Don't Open the Door or You Will Die!" Donghae merutuk. Ia bahkan tak bisa membaca tulisan itu apalagi harus mengerti artinya.

Masa bodoh.

Persetan dengan itu.

Ia membuka pintu besi itu dan kembali lagi menutupnya setelah ia bisa melihat langit biru. Dia merentangkan tangannya, dan menghirup dalam udara segar.

"AAAAAAA—aku hidup kembali!" teriaknya kegirangan. Entah untuk apa.

PLOOOKK

"Ouch!" pekik Donghae ketika kepalanya di timpuk dengan sebuah benda beranama buku dengan ketebalan tiga ratus halaman. Sialan!

Dia melihat sekelilingnya, tidak ada orang. Apa hantu?

Tapi kata ibunya tidak ada hantu ketika siang bolong. Ia percaya saja.

Donghae menelan ludahnya, ia sedikit menjauh dari tempatnya berdiri dan mencoba untuk diam. Ia melihat ke bawah dari pagar pembatas.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Dan dia bosan serta penasaran. Ia memutuskan untuk melihat ke balik tembok di dekat tempat tangga masuk berada. Ia menemukan sesosok pria yang sedang tertidur di sana.

Hah~ Donghae menarik nafas.

Kenapa adegan ini seperti komik cantik yang biasanya ia pinjam dari Sungmin—temannya yang sedikit feminim di desa. Tapi tunggu, apakah ia yang jadi wanitanya?

BIG NO!

Donghae mengambil kembali buku yang tadi di gunakan pria brengsek tapi tampan yang tengah tertidur untuk melempar kepalanya. Cengiran jahil terlihat di wajah Donghae.

BUGH—

"Ouch!"

Nice Shoot! Dia melempar balik buku itu pada Kibum—lelaki yang kini mengaduh sakit di kepalanya. "Kau—" Kibum melotot tajam. "Brother complex?"

Sepertinya orang di hadapannya benar benar buruk. Selain sifat juga otaknya. "Siapa maksudmu brother complex?"

"Kau. Kau tak lihat tulisan di depan?"

"Aku tidak tahu apa bacaannya. Lain kali tulislah dengan hangul yang jelas, mengerti?" Donghae memasang wajah polosnya. "Idiot sekali kau"

"Hei… berhentilah menamai orang dengan panggilan yang buruk" Donghae menunjuk wajah Kibum. "Dengar baik baik Kim Kibum, namaku Lee Donghae ingat itu!"

"LEE DONGHAE!" Kembali Donghae menekankan namanya.

"Anak dari Hanna Lee, dan tinggal di desa terpencil di Jeju?"

"Wow, sepertinya aku sangat terkenal hingga kau bahkan tahu nama ibuku" ejek Donghae tak habis pikir dengan teman teman sekolahnya saat ini.

Kibum mengeluarkan IPADnya. "Kau sedang sial, karena aku menemukanmu"

"Maksudmu?"

"Ibumu berhutang pada bank keluargaku"

"Eh?"

"Beruntung sekali aku bertemu denganmu, bayar hutang ibumu!"

Kibum menunjukkan sebuah file yang menuliskan secara sah perjanjian dan ia jelas melihat identitas ibunya tanpa kesalahan. "Aku ada hard copynya di rumahku, jika tidak mungkin ayahmu harus ke penjara untuk mengurusnya" Kibum berbicara santai.

"Hei! Jangan kau kira aku tidak bisa membayarnya!" Donghae menelan ludah gugup, ia juga pernah melihat surat perjanjian itu tapi tidak tertulis angka di sana. "Berapa hutang ibuku? Aku akan membayarnya"

"Dua ratus juta won"

"APAAAA? KALIAN GILA MEMBERIKAN UANG PINJAMAN SEBESAR ITU PADA SEORANG JANDA?" pekik Donghae kalap.

"Itu jumlah yang sedikit. Apa kau bisa?"

"A—"

"Kalau begitu aku akan menghubungi bagian deep collector untuk bertanya pada ayahmu apakah jumlah uangnya ada sebanyak itu"

Donghae merebut ponsel Kibum. "Hei. Kibum, aku tahu kau lelaki yang baik. Kau juga terlihat sangat tampaaaaaaan" Donghae mulai bernada manis. "Tidak usah memberi tahu ayahku, aku akan membayarnya"

"Kau bekerja?"

"Tidak"

"Punya deposito?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Aku akan bekerja untukmu bagaimana?"

Kibum menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap Donghae dari atas kebawah. "Sampai matipun, kau takkan mampu membayarnya"

"Hei! Aku serius! Ketika aku mempunyai penghasilan, aku akan mulai mencicilnya"

Kibum mengangguk mengerti, daripada kasus ini hanya berujung seseorang di tahan di penjara dan tidak menghasilkan uang kembali untuk bank keluarganya, sepertinya akan lebih baik menerima penawaran dari pria—ehem—manis ini. "Setuju." Kibum mengambil buku tebalnya, dan terlihat sebuah halaman kosong di bagian paling belakang. Ia meriah pulpen yang ada di sakunya, menulis beberapa tulisan yang membuat Donghae gelisah sendiri di tempatnya berdiri.

"Tanda tangani ini, ini surat kontrak sementaranya" ujar Donghae

Donghae segera menandatanganinya. Setelahnya Kibum memotret tulisan itu. "Baiklah, apa yang harus kulakukan?"

"Kembali ke kelasmu!" ujar Kibum sadis kembali menikmati tidurnya.

"Bangsat" gumam Donghae

"Kau berbicara sesuatu?"

"Tidak"

Kibum kembali memberi isyarat agar Donghae pergi dari hadapannya. "UMMAAAAAA! APA YANG HARUS KULAKUKAN?" teriak Donghae dan sukses membuat Kibum menggeram melihat pengganggu dunia tentramnya berlari terbirit birit dari atap.

Satu hal yang di pikiran Kibum, "Dia gila"

Suara langkah kaki terdengar, membuat Kibum menghela nafas. Siapa lagi sekarang yang akan mengganggu tidurnya?

"Biar ku tebak" Suara Kyuhyun terdengar dan Kibum memutar bola matanya bosan. "Kau mencuri start dan itu curang, es"

Kibum merebahkan kembali tubuhnya. Kyuhyun duduk di sampingnya. "Biar ku tebak" Kali ini Kibum yang bicara. "Kau tertarik lagi pada seseorang dan mencampakkannya kurang dari sepuluh hari setelah kau memilikinya"

"Rekormu lebih buruk dariku. Kau sama sekali tidak pernah tertarik pada seseorang"

"Aku pernah" Kyuhyun tertawa. "Dia yang mencampakkanmu"

Kibum tak berkata apapun. "Sialan! Dia sudah tidur"

TBC

Maafkan ka yang gak bisa nyiapin NKW. Kenapa kenapa kenapa?

Karena otak ka mampet di FF itu, itu FF akan segera tamat jadi ka harus berpikir untuk akhirnya, kalian masing masing tahu ka buruk dalam ending hahahahaha xD

Jadi jadi Kihae shipper, Kyuhyuk shipper, Kyuhae shipper dan Kihyuk shipper mana suaranya.

TnT berikutnya ka akan ngelanjutin FF baru dulu, mungkin setelah itu ka usahakan untuk berpikir lebih keras pada NKW. Oh YEAAHHH (?)

Akhir kata Thanks for read and wanna to review?