Hoax

Oleh Fahrenheit feat Neon

Disclaimer: Naruto (c) Masashi Kishimoto; Boruto (c) Masashi Kishimoto, Mikio Ikemoto dan Ukyo Kodachi

Kami berdua tidak mengambil keuntungan materiel dari fanfiksi ini

Boruto dan SasuSakuSara

.

.

Boruto berlari menuju restoran cepat saji favoritnya dan membuka pintu dengan semangat. Wajah warisan sang ayah itu, berseri-seri tanpa dosa, dan tak lupa ia menyapa teman-teman sekelasnya yang sudah duduk memenuhi ruangan.

Namun, entah kenapa Boruto merasa ada yang aneh dengan pandangan mata semua orang. Seolah mereka sedang melihat seorang buronan celana dalam yang masuk ke dalam restoran.

"Nani?" gumam Boruto, sedikit bingung. Kemudian, ia memilih mengantre; bergabung dengan barisan di depannya untuk memesan makanan.

Setelah beberapa menit kakinya pegal karena lama berdiri, Boruto celingukan mencari bangku yang kosong dengan membawa nampan yang dipenuhi dengan dua buah hamburger ukuran medium. Serta satu pack kentang goreng ukuran mini, dan satu gelas minuman cola dingin lengkap dengan sedotannya

Ia tersenyum dengan deretan gigi putih yang bersinar cemerlang. Melangkah menuju bangku kosong di mana ada Iwabe, Denki, dan Chocho sedang duduk santai di dekat jendela. Meski ia merasa teman-teman yang lainnya terlihat aneh, Boruto tetap berjalan santai dan bersikap cuek seperti tidak tahu apa-apa.

"Eh, kau tahu? Katanya Boruto pernah beli celana dalam wana pink, loh."

Seketika Boruto menghentikan langkah ketika mendengar bisik-bisik seseorang yang menyebut namanya. Ia menoleh, dan mendapati Sarada serta Inojin tengah menertawainya dari balik punggung. Hingga tak sadar membuat kerutan di dahi Boruto terlihat berjajajar rapi, dan uratnya sebentar lagi akan putus.

"Dari mana kalian tahu informasi seperti itu, 'dattebasa," teriak Boruto sambil menghampiri meja Sarada.

"Ne, ne, Boruto. Lihat di instagram Denki. Ia memotretmu yang masuk ke toko underwear di pinggir pasar. Denki juga melihatmu membeli celana dalam yang katanya limited edition itu." Sarada terlihat menahan tawa. Pun mereka yang ada di seluruh ruangan.

"Itu hoax, 'dattebasa."

Tak ada yang peduli dengan kata-kata Boruto. Semakin Boruto mencoba melawan berita—yang entah hoax atau bukan itu, semakin tertawalah teman-temannya yang ada di dalam restoran.

"Mengaku sajalah, Boruto," goda Inojin.

"Kuso!" Boruto mengumpat. Kemudian, ia berlari keluar restoran dan tidak lupa memberikan makanannya kepada Chocho sebelum pergi. "Siapa sih yang fitnah aku?"

...

"Anata, itu lucu sekali. Bisa menyala dalam gelap pula."

"Aaa, ini limited edition."

"Eh? Benarkah? Pantas saja mahal sekali harganya. Bagaimana caramu membeli itu?"

"Aku menggunakan bunshin menyerupai Boruto." Sasuke menyeringai.

Sarada menelan ludahnya sendiri ketika mendengar percakapan Sasuke dan Sakura di dalam kamar. Ia tidak menyangka, jika Sasuke alias ayahnya itu rela menggunakan bunshin Boruto hanya demi membeli celana dalam warna pink limited edition. Bahkan Sarada merasa bersalah karena sudah menerrtawai Boruto karena hal itu.

"Menyebalkan!" gumam Sarada.

[The End]