FATE

"Sauriva Angelast"

Disclaimer : SUJU adalah milik Tuhan, Elfs dan diri mereka sendiri…. Hehehehe

Warning : AU, OOC, Alur mungkin sulit dimengerti, banyak typo(s) dan miss typo(s). Saya membuat banyak perubahan. Hehehe… Ini Yaoi! BXB! BOY'S LOVE! Sehingga yang tidak suka, sudah saya peringatkan dan segera menekan tombol back.

Don't like don't read …

Summary : Apakah takdir bisa diubah? Akankah di kehidupan selanjutnya mereka semua mengalami kejadian serupa? Dan jalan apa yang dipilih? Apakah sang malaikat tanpa sayap bersosok manusia itu akan mengikuti takdir atau berusaha melawan takdir untuk mencari kebahagiaannya? Tak ada yang tahu kemana cinta akan berlabuh meskipun pada akhirnya takdir jualah yang menentukan. Seberat apapun kau menyangkalnya, cinta tetaplah cinta. Tak ada yang dapat mengubah semua itu. Begitu juga yang telah menjadikan kalian sesama laki-laki. Menjadi penghalang cinta itu.

Rate : T

HAPPY READING ^^


Seorang namja berambut pirang melangkah dengan pasti menuju sebuah altar tempat berdoa kepada Tuhan. Pakaiannya sangat elegan khas seorang bangsawan istana. Raut wajahnya sangat cantik menunjukkan jika namja tersebut sangat dimanjakan dan diberi banyak ilmu pengetahuan serta dijaga dengan sangat lembut. Setiap pendeta yang melihatnya segera menunduk hormat dan memberi jalan kepada sang namja yang juga merangkap sebagai orang suci yang berdoa kepada Tuhan setiap bulan purnama muncul di langit.

Namja itu duduk bersimpuh di tengah altar. Tangannya saling bertaut. Wajahnya menengadah ke langit. Saat ini sosoknya sudah seperti seorang malaikat tanpa sayap yang sangat rindu akan harumnya surga. Namja itu memejamkan matanya dan menyembunyikan iris mata teduh bak mutiara jernih berwarna almond manis.

"Tuhan. Ampuni aku. Hapus segala dosaku." Suara namja tersebut terdengar sangat lirih. Para pendeta yang semula juga duduk bersimpuh di luar altar mulai beranjak pergi. Mengerti keinginan sang namja yang memang sedang ingin sendiri, mengakui dosanya.

"Tuhan. Hamba-Mu ini memang sangat hina. Hamba-Mu ini sangat ingkar dengan segala nikmat-Mu." Namja itu mengucap doanya dengan sangat tenang, namun suaranya sedikit bergetar. Pelan namun pasti, air mata mengalir melalui kedua sudut matanya yang masih terpejam. Tangannya makin kuat menaut. Seakan mencoba untuk mengurangi tekanan dalam dirinya.

"Tuhan. Jika hamba-Mu ini memang melakukan suatu kesalahan dan kau menganggap itu salah dan hina. Tolong hapus rasa cinta ini dalam diri hamba, Tuhan. Walau hamba yakin, sampai matipun perasaan ini tidak akan ikut mati." Suara sang namja semakin bergetar, hingga akhirnya isak tangis mulai terdengar. Doa telah selesai diucapkan. Namja itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya untuk menyembunyikan betapa sangat menyedihkannya dirinya ini.

"Teukie hyung? Apa yang kau lakukan? Bukankah bulan purnama sudah lewat beberapa hari yang lalu?" Sebuah suara datang dari belakang sang namja. Dengan cepat namja tersebut mengusap air matanya lalu menatap orang yang ada di belakangnya. Senyuman merekah di wajah sang namja dan menampilkan lesung pipi di pipi kirinya. Menambah kesan cantik dalam diri namja tersebut.

"Aku sedang tidak melakukan apa-apa, Kyuhyunnie." Sahut sang namja dengan nada yang sangat lembut. Tidak terlihat jika sang namja itu baru saja menangis dalam doanya.

"Ghoejhitmal! Teukie hyung jangan bohong. Aku tahu jika hyung baru saja menangis." Namja yang bernama Kyuhyun meninggikan suaranya. Dia sangat tidak suka jika hyungnya tersebut berbohong padanya. Apakah dia salah jika terlalu menyayangi hyungnya tersebut? Bukankah wajar dia menyayangi kakaknya tersebut? Kakak yang hanya beda satu hari dari kelahirannya.

Deg!

Mendengar perkataan Kyuhyun, Leeteuk menghela nafas. Dia memang tidak bisa berbohong pada adiknya tersebut. Walau mereka bukan saudara kandung, namun hubungan mereka memang sangat erat bak saudara kandung pada umumnya, bahkan mungkin lebih erat lagi. Dengan langkah pelan, Leeteuk melangkah menuju Kyuhyun. Dengan gerakan lembut dia menepuk bahu Kyuhyun dan tersenyum, menandakan jika dia memang baik-baik saja.

"Hyung, ghwenchana?" Kyuhyun menatap Leeteuk dengan pandangan tidak yakin. Walau Leeteuk mengisyaratkan tidak apa-apa, namun Kyuhyun tidak akan percaya begitu saja.

"Ghwenchanayo. Ayo kembali ke istana, Kyuhyunnie." Sahut Leeteuk dengan nada lembut dan hangat, lalu dia menarik tangan Kyuhyun untuk mengikutinya. Dia tidak sadar jika wajah Kyuhyun memerah karenanya.

"Ne hyung. Aku dengar Yesung hyung akan berkunjung besok. Kita bisa pergi jalan-jalan keluar istana dengan bantuannya. Iyakan, hyung?" Kyuhyun berkata dengan nada riang, dia memang sudah lama sekali tidak keluar istana. Mungkin dengan bantuan Yesung hyung dia akan bisa keluar istana lagi, dia merindukan suasana kota di luar istana. Dia merindukan senyuman hyungnya yang sangat senang saat nereka berada di luar istana.

Mendengar itu Leeteuk hanya tersenyum. Dia mengangguk walau tidak seantusias adiknya. Dia menghela nafas sesaat sebelum mengucap selamat malam pada Kyuhyun dan memohon diri untuk masuk ke kamarnya untuk tidur. Karena memang malam sudah larut.

Pintu kamar tertutup. Leeteuk duduk bersandar di daun pintu kamarnya. Tubuhnya merosot. Dia terduduk dengan lemas. Tangannya mencengkram dadanya dengan erat, sakit bukan main.

"Yesung hyung? Yesung hyung…" Lirih Leeteuk.

Ya. Leeteuk merasa telah melakukan suatu dosa. Dia jatuh cinta dengan sesama namja. Dan itu dianggap melanggar titah Tuhan yang memang melarang hubungan sesama jenis. Yesung adalah anak dari raja di negri sebelah. Mereka sudah akrab sejak umur mereka lima tahun. Yesung yang memang lebih tua satu tahun darinya menjadi sosok kakak yang sangat Leeteuk hormati. Namun entah sejak kapan keduanya menembus batas itu. Batasan mereka antara kakak dan adik hingga kini keduanya terperangkap dalam sebuah hubungan cinta terlarang.

Tanpa sadar, air mata Leeteuk kembali mengalir. Dia terisak pelan. Dia tahu ini adalah suatu kesalahan. Dia tahu dan memang sangat tahu, namun rasa cintanya begitu besar. Dia memang sudah terlanjur cinta dengan Yesung. Hyungnya. Orang yang berhasil merebut hatinya. Orang yang paling dia anggap penting di dunia ini. Alasan dia terus bertahan. Dia memang sangat mencintai namja itu hingga sedikit demi sedikit cinta itu akan membunuhnya. Cinta itu akan menjerat lehernya hingga membuatnya sulit untuk bernafas. Dan kemudian cinta itu juga yang akan membuatnya merasa hidup.

Flashback On

"Omma, Kenapa manusia tidak boleh menikah dengan sesama jenis?" Tanya seorang anak laki-laki berumur sekitar lima tahun kepada ibunya. Saat ini ibu dan anak tersebut berada di tengah altar, baru saja selesai berdoa.

"Tuhan sangat benci dengan hamba-Nya yang menentang kehendak-Nya. Manusia tidak akan bisa memiliki keturunan jika menikah dengan sesama jenis. Karena itu Tuhan melarang-Nya, sayang." Sahut sang ibu yang sangat cantik jelita. Dan sang anak tersebut mewarisi kecantikan sang ibu walaupun dia seorang namja.

"Kalau mereka saling mencintai bagaimana, Omma?" Tanya anak itu lebih ingin tahu. Pipinya yang chabi menambah kesan imut dalam dirinya.

"Kalau mereka saling mencintai, maka ujungnya mereka akan sama-sama terluka, sayang."

"Kenapa bisa seperti itu, Omma?"

"Teukie sayang, kau jangan mendesak Omma-mu." Sebuah suara baritone terdengar dari belakang mereka, seorang pria bertubuh kekar namun tidak over dan masih sangat atletis terlihat berjalan ke arah mereka.

"Hangkyung!"Seru sang ibu kepada pria tersebut.

"Araaa~ kau memanggilku begitu setelah kita sudah lama tidak bertemu, Heenim?" Pra bernama Hangkyung tersebut terkekeh.

"Oppaaaa~!" Leeteuk kecil segera berhamburan ke pelukan pria tersebut yang ternyata ayahnya.

"Ne, chagi. Kau masih belum dewasa untuk tahu hal itu. Tapi ingat ya! Jangan pernah melanggar kehendak-Nya."

" ! Oppa, siapa itu?"

"Dia Kyuhyun. Mulai sekarang dia akan menjadi adikmu, Teukie. Walau sebenarnya kalian seumuran."

Sahut sang ayah saat melihat anaknya tersebut memandang seorang anak kecil yang bersembunyi di punggungnya.

Flashback Off

Kenapa Tuhan tidak mengijinkan hubungan sesama jenis? Bukankah Tuhan mengerti dengan perasaan manusia yang saling ingin memiliki ini? Bukankah Tuhan juga yang menciptakan rasa ini? Leeteuk tidak bisa menyalahkan Tuhan. Dia hanya dapat menyalahkan hatinya yang tidak mampu membuatnya berpaling dari sosok namja lembut dan perhatian seperti Yesung.

Dia akan terus memendam rahasia ini sampai kapanpun dalam hatinya. Dia tidak ingin ini menjadi aib dalam keluarga istana. Dia sering memohon kepada Tuhan untuk menghapus rasa cintanya ini, namun Tuhan tidak pernah mengabulkan kehendaknya tersebut. Bahkan rasa cintanya ini semakin besar melebihi cintanya pada dirinya sendiri. Leeteuk kau orang yang sangat menyedihkan. Dia hanya dapat menghardik dirinya sendiri.

"Hyung, rambutmu sangat halus. Aku yakin jika kau seorang yeojya pasti banyak namja yang akan memberikan hatinya padamu." Kata Kyuhyun setengah bercanda.

Saat ini mereka sedang berada di taman istana. Menghabiskan waktu siang yang sangat cerah dengan Kyuhyun yang menawarkan dirinya untuk menyisir rambut sang kakak yang memang panjang. Pada zaman mereka, tidak ada seorang namjapun yang memiliki rambut pendek. Leeteuk dan Kyuhyun baru saja selesai berburu binatang dua jam yang lalu hingga keduanya merasa lelah dan beristirahat di taman istana tersebut. Namun dinamakan berburu juga tidak, karena mereka hanya berburu di hutan istana yang memang sudah di sediakan. Mereka tidak pernah diijinkan untuk keluar istana.

"Hehe. Dan kau pasti salah satunya, kan? Kyuhyunnie?" Canda Leeteuk dengan tawa kecil. Membuat wajahnya semakin manis saja.

"Tentu. Aku akan menjadi orang pertama yang melamarmu, hyung!" Sahut Kyuhyun dengan senyum lebar. Dia senang jika melihat sang kakak tersenyum seperti ini.

Kyuhyun POV

Aku menyisir rambut hyungku dengan hati-hati sekali. Aku takut menyakiti hyungku ini. Dia adalah saudaraku satu-satunya, aku ingin menjaganya dengan taruhan nyawaku. Walau aku tahu Teukie hyung adalah sosok namja yang kuat, namun aku tetap ingin berada di sisinya untuk menjaganya seumur hidupku. Aku tahu jika aku berlebihan mengatakan hal tersebut. Namun aku sangat serius.

"Hyung, rambutmu sangat halus. Aku yakin jika kau seorang yeojya pasti banyak namja yang akan memberikan hatinya padamu." Ucapku dengan nada bercanda. Namun aku serius. Rambut hyungku sangat lembut. Wajahnya juga sangat cantik dan manis sekali, para yeojya yang pernah aku lihat pasti kalah dengan paras yang dimiliki hyungku ini.

"Hehe. Dan kau pasti salah satunya, kan? Kyuhyunnie?" Teukie hyung menjawab kata-kataku dengan nada bercanda juga. Mungkin dia menganggap aku sedang bercanda sejak tadi.

"Tentu. Aku akan menjadi orang pertama yang melamarmu, hyung!" Sahutku dengan bersemangat. Aku memang sering sekali berharap jika kau seorang yeoja, hyung. Karena sadar atau tidak aku telah jatuh hati padamu. Aku tahu selama ini kau hanya menganggap aku sebagai adikmu, tapi aku berbeda. Aku sangat menginginkan hyung menjadi milikku. Walau aku tahu ini salah, tidak seharusnya namja jatuh cinta dengan sesama namja. Namun rasanya aku sangat bahagia hanya dengan bersamamu hyung. Berbeda saat aku bersama yeojya-yeojya di luar sana. Aku tidak pernah merasakan jantungku berdetak lebih cepat kecuali saat bersama hyung. Karena itu aku akan menjaga hyung, tidak akan aku biarkan satu orangpun menyakiti hyung.

"Wah,wah kalian tampak sangat senang hari ini." Sebuah suara baritone menghampiri indera pendengaranku. Aku segera menoleh ke sumber suara, dan detik itu juga aku langsung menghampiri pemilik suara tersebut dan merangkulnya dengan erat.

"Yesung hyung!" Sapaku dengan semangat. Yesung hyung hanya tertawa kecil, lalu dia melepas rangkulanku dan berjalan menuju Leeteuk hyung yang masih terdiam di tempat duduknya. Biasanya Teukie hyung yang pertama kali menyambut Yesung hyung. Apa keduanya tengah ada masalah? Tapi itu tidak mungkin.

"Kau kenapa, Teukie? Kau tampak tidak bersemangat." Kata Yesung hyung dengan nada yang khawatir kepada Teukie hyung, Yesung hyung tampak sangat perhatian kepada Teukie hyung. Dengan inisiatif sendiri aku meninggalkan mereka dengan alasan ingin mengambilkan nimun.

Kyuhyun's POV end

"Chagiya, kau kenapa?" Tanya Yesung kepada Leeteuk. Saat ini mereka hanya berdua saja. Kyuhyun meninggalkan mereka untuk mengambil minuman untuk mereka.

Leeteuk menggeleng pelan. Tangannya menggenggam erat tangan Yesung yang menepuk bahunya lembut.

"Hyung, apa hubungan kita ini akan bertahan?" Tanya Leeteuk dengan nada lirih. Dia menunduk, tak berani memandang wajah orang yang berada di dekatnya tersebut.

"Chagi! Aku tak akan melepaskanmu! Percaya padaku Teukie!" Kata Yesung dengan meninggikan satu oktaf suaranya. Kini dia menunduk di hadapan Leeteuk untuk menyejajarkan posisi mereka. Yesung memandang Leeteuk dengan mata berkilat. Dia memang sangat mencintai namja yang ada di hadapannya ini. Dia rela mati hanya demi namja di depannya ini. Dia berani menentang aturan hanya demi mendapatkan cinta namja yang ada di depannya ini. Dia tak akan lepaskan.

"Saranghae, Teukie." Ucap Yesung dengan nada lirih. Dia menunduk, namun suaranya terdengar yakin. Dia kesal karena dirinya sudah berpikir egois, dia sadar bahwa sepenuhnya Leeteuk tidak akan menjadi miliknya. Namun dia ingin egois sedikit. Dia ingin meraih kebahagiaan bersama namja yang berada di hadapannya. Dia ingin mempertahankan cinta terlarang ini. Walau seluruh dunia menentang mereka.

"Nado saranghae, Hyung." Sahut Leeteuk dengan senyum lembut. Dia menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Yesung agar namja tersebut memandang langsung ke wajahnya. Leeteuk menempelkan dahi mereka berdua hingga mata mereka saling bertemu. Saling menyelami untuk menentukan perasaan masing-masing. Namun tak ada satupun kebohongan di kedua pasang mata itu. Mereka berdua memang saling mencinta.

"Saranghae, Teukie. Saranghae, Chagi. Walau dunia menentang kita aku akan selalu bersamamu."

Leeteuk tak tahan lagi. Dia mengalirkan air mata bahagia sekaligus air mata kesedihan. Dia bahagia karena Yesung memiliki perasaan yang sama dengannya dan meyakinkannya bahwa mereka akan selalu bersama dan dia sangat sedih karena semua itu tak akan mungkin. Dia tak yakin apakah mereka sanggup untuk selalu bersama dengan cinta ini jika seluruh dunia menentang mereka? Apakah mereka sanggup hanya dengan cinta ini?

Bibir mereka bertemu. Saling menyalurkan apa yang mereka berdua rasakan. Saling menunjukkan betapa besar cinta yang mereka punya dan berapa besar perasaan saling ingin bersatu untuk keduanya. Mereka terhanyut dengan ciuman tersebut hingga tidak sadar jika ada seseorang yang melihat kejadian itu.

Prang!

Suara cangkir yang pecah membuat ciuman antar namja tersebut terhenti. Mereka menoleh ke arah sumber suara dan mata keduanya terbelalak melihat seseorang yang tengah melihat mereka dengan shock.

"Kyuhyun?"

"Kyuhyunnie?"

Yesung dan Leeteuk terkejut melihat Kyuhyun menatap mereka dengan shock. Mereka berdua tak sadar jika sejak tadi Kyuhyun melihat mereka. Kyuhyun yang melihat hal tersebut segera tersadar dan berlari ke arah Yesung, dia melupakan pecahan gelas kaca yang tadi dia jatuhkan. Matanya penuh dengan kemarahan. Dia menjadi kalap dan dengan cepat memukul Yesung dengan sangat keras.

"Walau kau adalah Yesung hyng, aku tak akan memaafkan orang yang akan membuat Teukie hyung bersalah!" Teriak Kyuhyun, dia menatap Yesung dengan pandangan yang sangat tajam, penuh kemarahan di matanya. Sedangkan Leeteuk hanya terdiam, tak bereaksi melihat semua itu. Dia juga shock.

"Ayo Teukie hyung!"

Kyuhyun menatap Leeteuk dengan lekat lalu menarik tangan namja tersebut dengan kasar dan mereka kembali memasuki istana, membiarkan Yesung menggeram melihat kepergian mereka.

"Sial!" Hanya kata itu yang dapat Yesung ucapkan sebelum Yesung berlari masuk ke dalam istana untuk menyusul kakak beradik yang sudah menghilang ke dalam istana. Dia tak akan menyerah begitu saja. Pukulan ini tidak sesakit hatinya.

Brak!

Kyuhyun memerangkap tubuh Leeteuk di dinding batu istana. Wajahnya menunduk. Kepalanya bersandar di bahu sang kakak. Tangannya memenjarakan Leeteuk agar tak bisa pergi darinya. Wajahnya menunduk, isak tangis terdengar di sela-sela kesunyian. Saat ini mereka berada di lorong bawah tanah istana. Tempat yang sangat aman untuk mereka berbicara secara serius.

"Kyuhyunnie…" Panggil Leeteuk dengan nada bersalah. Tangannya mencoba menyentuh kepala Kyuhyun, namun hal itu dibatalkannya saat Kyuhyun mengangkat wajahnya dan memandang dirinya dengan pandangan terluka.

"Mianhae, Kyuhyunnie." Ucap Leeteuk. Dia menunduk, tak berani memandang langsung mata Kyuhyun.

"Sejak kapan? Sejak kapan! Sejak kapan hyung menjalin hubungan dengan Yesung hyung!" Teriak Kyuhyun frustasi. Dia mencengkram bahu Leeteuk dengan sangat keras, membuat Leeteuk meringis pelan. Namun meski Kyuhyun melihat hyungnya tengah meringis karena kelakuannya, dia tidak berniat melepaskan cengkramannya.

"Kyuhyunnie…"

"Sejak kapan hyung!"

"Tiga tahun yang lalu…"

Cengkraman Kyuhyun mengendur, dia merosot jatuh hingga terduduk. Pandangannya berubah kosong. Leeteuk segera menuduk dan menyejajarkan tubuhnya dengan Kyuhyun. Dia memeluk Kyuhyun dengan sangat erat. Dia mulai menangis.

"Jadi selama ini aku mengharapkan hyung dengan harapan kosong sejak tiga tahun yang lalu? Tak tahukah bahwa aku juga mencintai hyung!" Teriak Kyuhyun dengan frustasi, dia melepas pelukan Leeteuk dan menyatukan bibir mereka dengan paksa. Dia ingin hyungnya tahu perasaannya.

"Kyuhyun, Mianhae…"

"Aku tak akan menyerahkan hyung kepada Yesung hyung! Hyung milikku!"

"Tuhan…Aku tidak tahan lagi…"

Kyuhyun berlari meninggalkan Leeteuk seorang diri yang masih terisak. Dia selama ini tidak sadar jika saudaranya tersebut juga menyimpan rasa padanya. Dia merasa sangat menyesal. Tuhan sangat membencinya hingga memberinya karma seperti ini. Dia mencintai hyungnya dan dicintai adiknya sendiri. Hukuman apa lagi yang akan dia terima karena semua ini. Mungkin memang segala ini memang pantas dia terima. Semua kesalahan ini, semua rasa sakit ini.

"Leeteuk-ssi! Gawat! Kyuhyun-ssi menantang Yesung-ssi bertarung sampai mati."

Seorang tangan kanan Kyuhyun melaporkan berita tersebut dengan tergesa-gesa. Wajahnya penuh keringat karena dia berlari hingga menemukan tuannya tersebut.

"Dimana, Sungminnie?" Tanya Leeteuk dengan nada cemas.

"Halaman belakang istana!" Teriak Sungmin.

Leeteuk berlari. Dia tak ingin saudaranya dan kekasihnya bertarung karena dirinya. Dia tak ingin salah satu dari mereka mati karena dirinya. Lebih baik dia saja yang mati. Lebih baik dia saja yang menerima kemarahan Kyuhyun, lebih baik dirinya saja yang menanggung dosa ini. Sungmin yang melihat kepergian sang tuan hanya dapat menunduk dalam, pandangannya sendu. Walau dia hanya seorang pengawal namun dia sudah menganggap kakak beradik, Leeteuk-ssi dan Kyuhyun-ssi sebagai saudaranya sendiri. Apalagi selama ini dia yang selalu berada di samping Kyuhyun. Dia sangat cemas jika terjadi sesuatu dengan tuannya tersebut.

'Kumohon, Tuhan. Lindungi Kyuhyun-ssi dan Leeteuk-ssi.'

Tak ada satu orang pengawal istana yang berani menuju halaman belakang. Mereka semua dilarang menuju tempat itu oleh tuan mereka sendiri. Sang tuan tak ingin pertarungan ini diganggu oleh satu orangpun. Ini adalah pertarungan hidup dan mati.

"Aku tak akan membiarkanmu membuat Teukie hyung terjerumus!" Kata Kyuhyun dengan angkuh. Dia mengangkat pedangnya dan mengarahkannya kepada Yesung.

"Kami saling mencintai. Jika kau menghalangiku, walaupun kau saudaranya aku tak akan mundur." Kata Yesung dengan yakin. Dia juga mencabut pedangnya. Ini adalah penentuan.

Pedang saling beradu. Dua pedang tersebut saling tangkis dan serang dengan sangat anggun, menuruti gerakan sang tuan yang memainkan mereka masing-masing. Baik Kyuhyun dan Yesung sama-sama gesit. Mereka saling menghindar dan menyerang dengan sangat cepat dan gesit.

Kyuhyun penuh dengan aura membunuh berhasil mengenai pipi kiri Yesung dengan cukup dalam, sehingga darah merembes dari sana. Sedangkan Yesung yang tidak ingin kalah dengan cepat membalas serangan Kyuhyun dan berhasil membuta namja tersebut mundur beberapa langkah karena pedang Yesung berhasil melukai lengannya.

Nafas kedua saling memburu, terengah-engah karena sudah menghabiskan banyak tenaga. Tak ada yang mau mengalah. Tak ada yang ingin kalah dipertarungan ini.

Yesung menerjang kepada Kyuhyun, dengan secepat kilat Kyuhyun kembali menghindar, namun rupanya Yesung memiliki rencana lain. Dia memutar tubuhnya dan mengepalkan tinjunya, pedangnya masih berada di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya melancarkan tinju ke arah punggung Kyuhyun, membuat namja tersebut tersungkur. Saat dia ingin bangkit pedang Yesung sudah berada di depan hidungnya.

"Bunuh aku hyung!" Kata Kyuhyun dengan nada tajam. Wajahnya menunjukkan sebuah senyum miris. Siap menerima nasip jika memang dia akan berakhir di sini. Walau dalam hati dia tidak akan pernah rela.

Pandangan Yesung yang semula tajam kini berubah lembut. Dia menurunkan pedangnya dan menatap Kyuhyun penuh kasih.

"Aku tak akan membunuhmu, Kyuhyun-ah. Aku tak ingin membuat Teukie semakin sakit hatinya. Selama ini aku sudah banyak membuatnya susah dengan perasaanku. Aku tak akan merebut jiwamu untuk cintanya, dia akan semakin sakit." Kata Yesung, dia tersenyum lembut. Dia tak sadar jika orang yang dia cinta tengah memperhatikan pertarungan mereka dengan berlinang air mata

.

"Kalau kau tidak bisa membunuhku, aku yang akan membunuhmu, hyung!" Kyuhyun berujar, seketika dia bangkit dan mengambil pedangnya ke arah Yesung dan…

JLEB!

Ya. Pedang itu menembus jantung. Membuat tubuh Yesung membeku dengan darah yang menciprat hampir menyelubungi wajahnya dan dadanya. Sedangkan Kyuhyun membelalak tak percaya. Seharusnya pedangnya menembus jantung Yesung, bukan menembus jantung Leeteuk.

"Hyung!"

"Chagiya!"

Dengan sigap Yesung menangkap tubuh Leeteuk yang mulai ambruk. Dipeluknya erat sosok itu, diciumnya puncak kepala namja cantik itu. Air mata sudah mengalir di kedua pipinya dengan deras. Menyesal. Menyesal karena gagal melindungi satu-satunya orang yang dia cintai.

"Jangan menangis, hyung." Kata Leeteuk dengan senyuman sendu di bibirnya. Tangannya mencoba meraih wajah sang namja namun tidak bisa. Hingga Yesung menangkap tangan yang bergetar itu dan meletakkan di wajahnya sendiri.

"Hy, hyung… Mian…hae…"

Shock. Tubuh Kyuhyun merosot. Dia melepas pedangnya yang sudah berlumuran darah hyungnya sendiri.

"Hyung… mianhae… hyung…hyung…"

Kyuhyun meracau. Dia memegang kepalanya dan mengacak rambutnya dengan tubuh bergetar hebat. Dia terduduk dengan air mata yang mengalir deras. Sungguh ini bukan maksudnya. Dia tidak ingin ini terjadi. Tidak ingin. Dia sungguh sangat mencintai hyungnya dan tidak pernah sedikitpun terpikir untuk menyakiti hyungnya tersebut.

"Jang…an menangis, Kyu…." Dengan susah payah Leeteuk bisa berucap. Lalu matanya kembali memandang pujaan hatinya. Kekasihnya yang juga tengah menangis. Air mata Yesung menetes ke wajahnya.

"Chagi bertahanlah… Ayo cari tabib yang akan menyembuhkanmu." Suara Yesung kembali terdengar, bergetar sangat hebat.

"Ghwenchanayo, Hyu..yung…" Leeteuk mencegahnya.

"Aku mencintaimu, Hyung… Aku tak…aka..n…mem…buatmu terluka. Aku rela mati demi hyung…" Leeteuk tersenyum pilu. Dia menatap Yesung dengan penuh kasih dan segala cinta yang dia punya. Di ujung hidupnya dia ingin mati di dalam pelukan sang kekasih.

"Aku tak bisa hidup tanpamu, Teukie…" Lirih Yesung dengan keras. Dia menggeleng tanda tak mau kehilangan malaikatnya. Orang yang paling berharga untuknya melebihi bumi tempat dia berpijak. Apa ini hukuman baginya karena jatuh cinta dengan sesama namja? Apa ini yang Tuhan lakukan untuk memisahkan dirinya dan pujaan hatinya? Melalui sebuah kematian? Sungguh, Yesung tak akan mampu hidup tanpa sosok Leeteuk dalam hidupnya. Tak ada satu orang yeojyapun yang mampu membuatnya berpaling dari sosok namja yang kini masih terlihat sangat cantik di dalam pelukannya walau sosok itu ternoda oleh merahnya darah.

"Gomawo, Hyung… Go…ma…wo… Aku mencintaimu… Sampai saat…ini…pun… aku tak…menye…sal pernah…ja…ja..tuh…cint…a….pa…damu…"

Iris mata itu tertutup, tak terbuka lagi. Malaikat benar-benar sudah kembali ke surga-Nya dan meninggalkan dunia. Yesung berteriak dengan sangat keras, Kyuhyun meraung sejadinya. Para penghuni istana tak ada yang berani mendekati, kebanyakan dari mereka juga menangis tersedu. Mereka kehilangan sosok lembut bak malaikat tuan mereka. Apa yang akan terjadi dengan istana ini tanpa senyum sang malaikat yang dahulu menemani mereka. Kini sosok malaikat itu tidak lebih dari sosok tubuh tak memiliki daya lagi. Bahkan langit ikut menangis. Awan gelap menaungi halaman belakang istana dan menyapunya dengan hujan deras.

Kyuhyun tak bisa berkata-kata. Dia berdiri dan menatap langit yang kini sangat gelap. Dia membiarkan wajahnya diserang oleh ribuan titik hujan. Dia tak peduli. Iris matanya yang menatap kosong dan hampa seakan tak memiliki emosi. Tangan kanannya memegang pedang yang telah merenggut nyawa hyungnya. Darah hyungnya sudah mulai luntur dari pedang itu karena hujan yang deras ini. Kyuhyun menangis tanpa suara, air matanya bercampur dengan air hujan dan jatuh ke tanah.

"Hyung… Mianhae…Aku tak bisa hidup tanpa hyung… Aku akan menyusul hyung… Saranghae, Hyung. Saranghae…"

"Yesung hyung… Mianhae…Aku membuat Yesung hyung kehilangan Teukie hyung…Mianhae…"

Waktu terasa berhenti saat Kyuhyun menusukkan pedang meliknya tepat di jantungnya sendiri. Kini darah segar juga mengalir dari hidung dan mulutnya terlebih lagi di tempat jantungnya berada. Tubuh itu ambruk. Yesung terbelalak. Sekarang dosa apalagi yang akan dia buat? Seginikah akibat dia menentang larangan Tuhan? Namun meski begitu, dia tidak menyesal telah jatuh cinta. Mungkin cintanya tidaklah salah, namun siapa dan kapanlah yang membuat cintanya menjadi salah.

"Kyuhyun!"

Yesung menunduk. Ini salahnya. Andai dia dapat menahan hasrat akan cintanya, pasti saat ini mereka bertiga tak ubahnya seperti saudara kandung yang saling berbagi dan saling berbahagia karena kasih sayang yang mereka punya. Yesung menatap malaikatnya untuk terakhir kali sebelum meletakan tubuh Leeteuk yang sejak tadi di tangannya ke tanah. Dia berdiri pelan dan berjalan dengan susah payah menuju tempat Kyuhyun. Tubuhnya bergetar. Jika memang Tuhan menghukum mereka karena rasa cinta ini, biarkan dirinya juga hilang karena cinta ini.

Yesung mengambil pedang milik Kyuhyun, mengarahkannya langsung ke ulu hatinya. Dia menatap langit yang tak kunjung berhenti mengeluarkan air matanya. Yesung kemudian menunduk. Sebelum dengan cepat pedang tersebut menembus tubuhnya. Mencabut satu nyawa lagi yang merasa telah berdosa.

"Teukie…Jika aku terlahir kembali, aku tak akan gagal untuk menjagamu… Akan aku buktikan jika aku bisa menjadi yang terbaik untukmu. Aku mencintaimu, Teukie."

Iris mata itu terpejam untuk selamanya. Istana bersedih hati akan perginya penerus mereka yang akan menjaga tanah ini. Namun mereka tidak tahu, bahwa sebenarnya takdir sangat senang mempermainkan mereka. Takdir sangat senang membuat mereka kembali merasakan cinta terlarang di kehidupan mereka yang selanjutnya. Dan sepertinya di kehidupan selanjutnya, cinta mereka akan jauh lebih rumit. Namun apakah salah? Pemilik jiwa malaikat itu terbang mencari cintanya? Untuk bahagia?

Berhasilkah mereka di kehidupan selanjutnya menghindari kejadian serupa di masa lalu? Ataukah mereka kembali terhanyut dan pasrah pada takdir?

TBC


Delete or no?

Mohon kritik dan sarannya ya? Saya newbie …

Saya masih bocah ingusan yang tidak terlalu pandai bikin FF. Dan mungkin senpai-senpai semua mau mengajarkan saya sehingga menjadi lebih baik…

Saya menerima flame, kritikan pedas asalkan semua itu bersifat membangun …

Saya sungguh berharap ada seseorang yang ingin membaca dan m'review Fic saya yang saya akui sangat ancur ini …

Sauriva Angelast