Disclaimer: All characters here were owned by Aoyama Gosho. I owned nothing but the stupidness in my head.


orang-orang bilang—

—ya, orang-orang bilang.

bolehkah aku berpikir kalau yang orang-orang bilang itu benar?

hanya untuk diriku sendiri, kok.


Gerüchte
kier © 2013

a (slight) drabble

Heiji x Kazuha


"Heijiiii!"

Merasa dipanggil, pemuda berkulit gelap itu menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya kembali ke belakang dan mendapati seorang gadis yang seumuran dengannya tengah berlari kecil ke arahnya. Rambutnya yang diikat satu ke belakang berkibas-kibas seperti ekor kuda—pantas saja orang-orang menyebutnya kuncir kuda, ujar pemuda itu pada dirinya sendiri.

"Kau ini samurai, ya? Sudah kubilang kan, mana ada laki-laki yang mau dengan wanita yang berlari-lari sambil berteriak memanggil seperti itu?"

Gadis itu mendelik kesal. Detik berikutnya, sebuah jitakkan keras mendarat di puncak kepala pemuda yang lebih tinggi beberapa sentimeter dari gadis itu.

"Aaw! Tuhkah, kau pasti akan sulit menjadi pengantin!" ringis sang pemuda sembari mengelus-elus kepalanya.

"Kenapa sih tidak pernah mengajakku pulang bersama? Kau kan tahu aku paling benci berjalan sendirian. Apalagi daerah rumah kita itu terpencil..."

"Bukannya kemarin kau sendiri yang bilang kalau kau malu terus menerus pulang berdua denganku?" ujar pemuda itu tanpa menoleh.

Gadis di sampingnya terdiam—terlihat sedang memikirkan perkataan sang pemuda. Setelah beberapa saat terdiam, gadis itu membuka mulutnya, meskipun ragu.

"Kau tidak penasaran—kenapa aku malu pulang berdua saja denganmu?"

Pemuda itu menggeleng. "Kupikir, kalau kau tak mau cerita, aku tidak berhak tahu—meskipun aku sangat penasaran," katanya.

Gadis itu kembali terdiam. Ia terlihat menimbang-nimbang sesuatu. Tangannya meremas tas sekolah di genggamannya—gelisah.

"Mereka—semua orang bilang ... kita terlihat seperti berpacaran. Padahal kan tidak," ujar sang gadis tidak jelas, nyaris bergumam.

Pemuda di sampingnya berhenti melangkah. Kemudian terkekeh kecil. Ia menoleh ke arah gadis di sisinya dan mendapati semburat merah muda berdiam di kedua pipi gadis itu.

"Kalau begitu—jadikan saja apa yang mereka katakan sebagai kenyataan," kata sang pemuda setelah puas mengamati gadis di sampingnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan gadis samurai yang menundukkan kepalanya dalam-dalam untuk menyembunyikan semburat merah tua yang mulai menjalari wajahnya.


author's note

KazuHei fluff~! FINALLY! Hahahaha meskipun ngga begitu panjang—inilah yang bisa saya lakukan untuk bikin mereka berakhir bahagia *usep airmata* critics, comments and reviews are welcomed!

smile, dream and love
k.