Title : Miracle in our family

Author : Hanazawa Rainy

Pairing : Yunho-Jaejoong

Rated : T

Disclaimer : GOD, their self, their parents

Genre : Romance / Family / Hurt-Comfort

Warning : Boys Love / YAOI/ Male x male/ worse dialog/ typo/ possible M-PREG

Close this page if you don't like this story.

CHAPTER 1

- YunJae-

In The Morning

Suara kicauan burung seakan menjadi alarm di setiap pagi. Sinar mentari pagi yang menerobos masuk melalui celah-celah jendela. Seorang namja berparas cantik perlahan membuka matanya ketika sinar mentari pagi menyentuh tubuhnya. Namja cantik itu tersenyum, saat mendapati seseorang yang masih tertidur di sebelahnya memeluk pinggangnya dengan erat. Namja cantik yang bernama bernama lengkap Kim – atau Jung –Jaejoong itu terkekeh pelan melihat ekspresi tidur namja disampingnya yang ternyata adalah kekasihnya yang tepat dua bulan lalu sudah resmi menjadi suami nya.

Jaejoong memainkan jarinya menelusuri lekuk wajah orang yang telah merubah marganya menjadi Jung itu. Mulai dari pelipis turun ke hidung hingga berhenti di bibir kenyal yang selalu menjadi candu untuk Jaejoong. Jaejoong mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan selamat pagi di bibir kenyal itu, menyebabkan sang pemilik bibir terbangun dari alam mimpinya. Jaejoong yang menyadari hal itu langsung membuang wajahnya kearah lain, menyembunyikan rona merah yang menjalar di wajah manisnya.

" Jae.. "

Merasa namanya di panggil, Jaejoong menoleh kearah suami nya itu dan –

CUPPP..

Sebuah ciuman hangat dan lembut mendarat di bibir Jaejoong. Jaejoong hanya bisa menutup mata menikmati perlakuan dari suaminya itu. Tidak ada nafsu di ciuman mereka, hanya ada cinta dan kasih sayang.

" Lain kali jika ingin mencium ku, katakan saja. Tidak usah diam-diam seperti tadi. Aku pasti akan memberikannya pada mu kok Joongie-chagi . "

Jaejoong yang merasa tertangkah basah oleh suaminya itu semakin tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.

" Aishh.. liat rona merah di wajah mu itu Joongie. Ahh.. membuat ku semakin ingin mencium mu saja."

Jaejoong mengkerucutkan bibirnya sebal karena suaminya itu semakin menggodanya, "Yack!.. Jung Yunho! Berhenti menggoda ku ." ucapnya kesal

Suami Jaejoong yang ternyata bernama Jung Yunho itu hanya tertawa pelan sambil mencubit kedua pipi chubby Jaejoong.

"Berikan aku satu ciuman lagi, maka aku akan berhenti menggoda mu chagi. " Yunho mengeluarkan seringai yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya meleleh tak terkecuali Jaejoong sendiri.

Jaejoong segera mencium pipi Yunho sekilas kemudian ia segera berlari menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka berdua.

"Joongie.. kau sungguh menggemaskan"

-YunJae-

Jaejoong masih sibuk menyiapkan sarapan . Ia meletakan roti berisi selai cokelat di piring dan segelas susu panas di meja makan. Sebuah tangan kekar memeluk tubuh Jaejoong dari belakang. Jaejoong dapat merasakan hembusan nafas di perpotongan lehernya. Wangi mint menyeruak masuk kedalam indera penciuman Jaejoong.

"Kau sudah mandi Yun ? Duduklah. Aku sudah menyiapkan sarapan pagi untuk mu. "

"Sebentar saja chagi. Aku masih ingin menikmati wangi tubuh mu. "

"Yun.. cepat duduk atau kau tidak mendapati jatah malam mu selama seminggu penuh. " ancam Jaejoong.

Yunho segera melepas pelukannya. Yunho tahu Jaejoong tidak pernah main-main dengan ancamannya. Buktinya ia pernah membuat Jaejoong kesal dan berakhir dengan puasa selama seminggu penuh dan ia tidak mau membayangkan bagaimana kondisi 'Little Yunho' yang tidak tersentuh selama seminggu oleh Jaejoong. Sangat mengenaskan...

Suara kursi yang digeser menandakan Yunho sudah duduk di tempatnya. Jaejoong tersenyum saat Yunho menikmati sarapan buatannya.

" Yun, hari ini kau pulang jam berapa ?" tanya Jaejoong

Yunho menelan roti selainya, " Entahlah, jadwal ku hari ini sangat padat mungkin aku akan pulang tengah malam. Memangnya ada apa ?"

Jaejoong sedikit kecewa mendengar ucapan dari Yunho, "Hari ini aku mau ke Panti Asuhan. Changmin hari ini berulang-tahun, aku ingin memberikan sedikit kejutan untuknya. Mungkin aku akan pulang malam. Tadinya aku ingin meminta mu untuk menjemput ku saat pulang nanti, tapi berhubung sepertinya kau sibuk. Aku pulang naik taksi saja nanti"

Jaejoong memang bukan terlahir dari keluarga yang bahagia. Orang tuanya telah meninggal sejak ia kecil maka dari itu ia dibesarkan di Panti Asuhan. Panti Asuhan yang Jaejoong maksud diperkataannya tadi adalah panti asuhan yang telah membesarkannya dulu. Ia memang masih sering mengunjungi tempat itu, sekedar untuk melepas rindu ataupun menjadi sukarelawan disana. Tak heran Jaejoong mengenal baik dengan anak-anak yang tinggal disana. Sebenarnya ada alasan lain kenapa Jaejoong sering mengunjungi panti dibanding terus menerus berada di rumah. Hal ini tak lain karena ia merasa kesepian.

Yunho adalah seorang direktur di perusahaan milik keluarga Jung. Tidak bisa dibayangkan bagaiman asibuknya Yunho dengan jabatan itu. Memang setiap pagi Yunho selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama Jaejoong tapi pada malam hari Yunho kadang baru pulang saat Jaejoong sudah tertidur. Inilah yang membuat Jaejoong begitu merasa kesepian.

"Tidak boleh. Joongie tidak boleh naik taksi. Nanti malam aku akan menjemput mu."

"Tapi Yun, kau kan sibuk. Aku tidak mau pekerjaan mu terganggu."

Yunho tersenyum, "Pekerjaan dikantor bisa ditunda tapi pekerjaan menjemput bidadari mana bisa ditunda." Yunho mengedipkan sebelah matanya kearah Jaejoong.

"Yunnie gombal.."

"Hanya pada mu Joongie-chagi"

- YunJae-

In The Afternoon

Jaejoong tiba di panti asuhan dengan membawa kue tart ulang tahun yang terbilang besar. Seperti yang tadi sudah Jaejoong katakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun dari Changmin yang merupakan anak yang tinggal di panti ini.

" Anneyoeng, Leeteuk-eomma.. " sapa Jaejoong pada pemilik panti asuhan yang sudah Jaejoong anggap seperti eomma nya sendiri.

" Kau sudah datang rupanya Jaejoong. Bagaimana jika pesta ulang tahun Changmin kita siapkan sekarang, kau tidak lupa membawa kue nya kan ?" tanya namja yang tak kalah cantiknya dari Jaejoong, namja yang tadi di panggil Jaejoong dengan nama Leeteuk.

Jaejoong mengangguk, " Sudah eomma. Ayo kita siapkan semuanya. Changmin pasti sudah tidak sabar dengan pesta ulang tahunnya. " ucap Jaejoong bersemangat.

- YunJae-

In The Evening

Pesta ulang tahun Changmin begitu meriah. Tidak hanya teman-teman Changmin di panti saja yang merayakan ulang tahun Changmin, tapi teman-teman sekolah Changmin juga di undang ke Pesta hari ini. Jaejoong tersenyum melihat tingkah anak-anak yang sedang bermain bersama badut yang sengaja Jaejoong pesan. Wajah Jaejoong berubah menjadi bingung ketika ia tidak mendapati Changmin bermain bersama teman-temannya. Bocah yang saat ini genap berusia enam tahun itu hanya duduk dengan wajah yang sedikit tertekuk. Jaejoong yang penasaran menghampiri Changmin dan ikut duduk disebelahnya.

"Minnie tidak suka pestanya yaa ? " tanya Jaejoong.

Namja kecil itu menggeleng cepat "Anii.. Minnie suka pestanya."

"Terus kenapa minnie duduk disini?" Jaejoong membelai surai cokelat milik Changmin sekilas Jaejoong terlihat seperti seorang ibu yang sedang membujuk anaknya.

"Minnie hanya sedih."

"Minnie mau cerita sama Jae-hyung tidak,kenapa minnie bersedih ?"

Changmin mengangguk, "Tadi teman sekolah minnie bilang ke minnie, klo ulang tahunnya dulu. Teman minnie di ajak eomma sama appa nya jalan-jalan ke taman bermain terus disana mereka makan es krim. Kata teman minnie itu kado ulang tahun yang paling bagus daripada kado yang lainnya. Tapi kan minnie tidak punya eomma sama appa yang mau ngajak minnie ke taman bermain. " Changmin menundukan kepalanya. Jaejoong dapat merasakan kesedihan yang dirasakan Jaejoong

"Minnie kan bisa minta Leeteuk-eomma sama Kangin-appa buat nemenin minnie ke taman bermain. Mereka pasti mau nemenin minnie. " saran Jaejoong

" Leeteuk-eomma sama Kangin-appa kan sibuk. Kangin-appa harus kerja. kata Leeteuk-eomma, Kangin-appa harus kerja biar bisa beli makanan buat minnie dan yang lainnya. Nanti klo minnie ajak Kangin-appa, nanti Kangin-appa nggak bisa beli makanan donk. Leeteuk-eomma juga harus jagain adik-adik minnie di panti kan, klo minnie ajak Leeteuk-eomma yang jagain adik-adik minnie di panti siapa ?" terang Changmin lirih.

Jaejoong terkejut mendengar penuturan dari Changmin. Jaejoong tidak menyangka Changmin bisa berpikir sedewasa itu diumurnya yang masih terbilang masih muda. Jaejoong menatap Changmin dengan berkaca-kaca. Seandainya ia bisa menjadi eomma untuk Changmin.

Eh? Eomma ? Tiba-tiba Jaejoong mendapat sebuah ide yang mungkin bisa membuat Changmin merasa senang.

"Minnie, bagaimana jika besok kita ketaman bermain. Jae-hyung dan Yunho-hyung akan menemani minnie ke taman bermain. Besok satu harian penuh, Jae-hyung dan Yunho-hyung akan menjadi eomma dan appa minnie. Bagaimana ? Minnie mau tidak ?"

"Benarkah ? Asik.. Minnie mau. Nanti Jae-hyung jadi eomma minnie trus Yunho-hyung jadi appa minnie. Horee.. minnie mau bilang ke temen minnie klo minnie juga mau ke taman bermain. Makasih Jae-hyung.. minnie sayang banget sama hyung. " Changmin memeluk Jaejoong sekilas kemudian ia segera berlari menuju teman-temannya. Sepertinya Changmin sudah kembali ceria lagi.

Jaejoong menghela napasnya berat, "Sekarang bagaimana caranya aku bilang ke Yunho yaa? "

"Kau tidak harus bilang apapun pada ku Joongie. Aku sudah mendengar semuanya."

Jaejoong tersentak ketika mendengar suara yang sangat ia kenal. Suara milik Yunho. Jejoong membalikkan badannya dan dengan jelas ia bisa melihat Yunho berdiri sambil membawa jas di tangannya.

"Yunnie, sejak kapan disitu ?" tanya Jaejoong bingung

"Sejak awal pembicaraan mu dengan Changmin." Yunho mendudukan dirinya disebelah Jaejoong kemudian meletakan kepalanya di bahu Jaejoong.

"Joongie tau kan Yunnie sangat sibuk. Kenapa Joongie malah berkata seperti itu pada Changmin,hmm ?" lanjut Yunho

"Maaf.. Joongie Cuma ingin membuat Changmin senang. Tidak apa-apa klo Yunnie tidak bisa menemani ku dan Changmin besok, biar nanti aku yang jelaskan pada Changmin" jawab Jaejoong pelan. Jaejoong tidak dapat membayangkan raut wajah kekecewaan Changmin nantinya.

Yunho menegakkan kepalanya kemudian mengenggam erat tangan Jaejoong, "Apa tadi aku bilang tidak bisa menemani mu dan Changmin besok ? Tentu saja besok aku akan ikut bersama kalian. Kita akan terlihat seperti sebuah keluarga pastinya."

Jaejoong menatap wajah tampan milik Yunho, sedetik kemudian Jaejoong langsung memeluk erat Yunho. "Terima kasih Yunho. Kau memang yang terbaik."

-YunJae-

In The Morning

Yunho menunggu di dalam mobil sport hitam miliknya. Ia menunggu Jaejoong yang sedang menjemput Changmin di dalam panti. Tidak perlu waktu lama Yunho melihat Jaejoong dan Changmin berjalan sambil bergandengan tangan menuju kearah mobilnya. Ia bisa melihat raut wajah Changmin yang begitu gembira. Yunho keluar dari mobil nya dan tersenyum kearah dua namja tersebut.

" Kalian sudah siap ?" tanya Yunho

" Tentu saja kami siap appa. " jawab mereka berdua kompak kemudian tertawa kecil

" Baiklah.. Jung Jaejoong dan Jung Changmin ayo masuk ke mobil. Kita akan menuju ke taman bermain dan bersenang-senang disana" perintah Yunho . ia berusaha memerankan sosok appa untuk Changmin.

"Yeayee.. Ayo berangkat"

- YunJae-

Mereka tiba di taman bermain setelah itu mereka membeli tiket untuk masuk kedalam taman bermain tersebut. Pengunjung taman bermain terlihat begitu banyak. Yunho mengeratkan gandengan tangan kirinya pada tangan kanan Jaejoong sedangkan tangan kirinya sibuk menahan berat badan Changmin yang sedang di gendongnya.

"Pegang erat-erat tangan ku Jae. Jangan sampai terpisah. " ujar Yunho yang dibalas anggukan kepala Jaejoong.

Sekilas mereka bertiga terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Yunho yang nampak gagah, Jaejoong yang terlihat begitu Cantik, dan Changmin yang sangat menggemaskan. Pengunjung-pengunjung itu sama sekali tidak menyadari bahwa Jaejoong adalah seorang namja, seandainya pengunjung-pengunjung itu tahu mungkin tatapan jijik yang keluar bukan tatapan kagum seperti saat ini. Bagaimana pun juga hubungan sesama jenis masih terbilang sangat tabu di negara ini.

"Appa.. Minnie ingin naik cangkir putar. Boleh tidak ?" tanya Changmin.

Yunho tersenyum, "Tentu saja boleh. Kau tidak keberatan kan jika kita naik cangkir putar dulu, Jae ?"

" Nee, abis itu kita masuk rumah miring terus naik kereta gantung terus naik kita main.." ucapan semangat Jaejoong terputus oleh suara namja kecil di gendongan Yunho.

" Eomma.. kenapa jadi eomma yang menentukan permainannya. Harusnya kan minnie yang menentukannya. " Changmin mengerucutkan bibirnya sebal. Ia kesal karena Jaejoong yang malah menentukan permainan yang akan mereka mainkan nanti.

Yunho hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan Changmin, " Sudah sudah.. kita akan naik semua wahana yang ada disini. " ucap Yunho bijak.

-YunJae-

In The Evening

Mereka bertiga sedang beristirahat di sebuah taman kecil yang berada di dalam taman bermain tersebut. Changmin masih sibuk menjilati es krim cokelat yang berada di tangannya sedangkan Jaejoong sesekali membersihkan sisa es krim yang tertinggal di sudut bibir Changmin. Dimata Yunho, Jaejoong sungguh cocok menjadi seorang ibu. Seandainya Changmin memang anak kandung mereka. Pasti Yunho akan lebih bahagia dari sekarang.

"Yun, apa ada sesuatu diwajah ku ?" tanya Jaejoong polos

"Tidak ada.. minnie sudah selesai makan es krimnya ? kita pulang yuk." ajak Yunho

"Nee appa.. minnie sudah selesai makan es krim nya. Eomma appa, minnie boleh minta satu permintaan terakhir sebelum pulang tidak ?"

" Minnie mau minta apa ? " tanya Jaejoong lembut

" Minnie mau eomma sama appa cium pipi minnie bersamaan. Mau yaa ?"

Jaejoong menatap kearah Yunho seolah meminta jawaban kearah pada Yunho. Yunho mengangguk mengerti, " baiklah.. karena satu hari ini minnie sudah jadi anak yang baik. Appa akan mengabulkan permintaan minnie."

Yunho menatap sekilas kearah Jaejoong, " kau siap minnie. Satu.. duaa.. tigaa.."

CUPPP...

Yunho mencium pipi kiri Changmin sedangkan Jaejoong mencium pipi kanan Changmin secara bersamaan. Changmin merasa begitu bahagia. Ia seperti mempunyai orang tua sungguhan.

" Minnie sayang Yunho-appa dan Jae-umma" ucapnya

-YunJae-

At Night

Yunho baru saja selesai mengantarkan Changmin kembali ke panti dan membujuk Jaejoong agar berhenti menangis begitu mengantar Changmin. Jaejoong memang tidak menangis di depan Changmin tapi begitu Changmin menghilang bersama Leeteuk-umma, Jaejoong tidak henti-hentinya menangis di pelukan Yunho. Jaejoong begitu menikmati perannya menjadi seorang eomma untuk Changmin. Yunho sendiri pun merasa sedih ketika ia harus mengembalikan Changmin ke panti. Entah kenapa hatinya seolah tidak ingin melepas Changmin tapi ia berusaha untuk kuat. Ia sendiri pun menikmati perannya sebagai appa untuk Changmin.

Yunho membelai surai madu milik Jaejoong yang tertidur di kursi penumpang mobilnya. Yunho tersenyum kecil kemudian mencium pelipis Jaejoong lembut.

"Seandainya kau bisa hamil Jae. Sayangnya kau namja, tidak ada satupun namja yang bisa hamil. Tapi walau begitu, aku sangat mencintai mu Jae. Asal bersama mu, aku bahagia."

Yunho kembali ke kursi kemudi nya dan menjalankan mobil nya menuju kerumah mereka. Yunho tidak tahu bahwa Jaejoong mendengarkan semua ucapan Yunho tadi.

-YunJae-

SKIP TIME..

In The Morning

Sudah tiga hari berturut-turut Jaejoong mengalami muntah-muntah setiap pagi. Badannya pun terasa begitu lemas. Yunho yang melihat kondisi Jaejoong yang kurang baik terus memaksa Jaejoong untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter. Hanya saja Jaejoong selalu menolak, Jaejoong merasa dirinya hanya masuk angin biasa, istirahat sebentar saja dia akan sembuh.

"Jae.. kita kedokter yaa. Wajah mu terlihat semakin pucat. "

"Tidak perlu Yun, aku hanya masuk angin. Setelah minum obat dan tidur aku akan jauh lebih baik."

"Tapi kondisi mu tidak berubah sejak tiga hari yang lalu. " ujar Yunho cemas. Ia begitu khawatir dengan kondisi istrinya itu.

"Yunnie, aku.. hoek.. hoekk.." Jaejoong tidak sempat menyelesaikan ucapannya, ia langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Yunho menggendong Jaejoong dengan bridal style, " Jangan protes. Aku akan membawa mu ke dokter sekarang juga." Yunho berkata tegas. Jaejoong tahu percuma saja ia menolak dibawa ke dokter. Yunho yang sudah seperti ini tidak akan bisa terbantahkan.

Jaejoong membenamkan wajahnya didada bidang Yunho, menghirup aroma mint tubuh Yunho. Setidaknya wangi tubuh Yunho dapat mengurangi rasa mualnya.

-YunJae-

"Jadi bagaimana kondisi Jaejoong, siwon ?" Yunho meminta penjelasan pada Siwon selaku dokter yang menangani Jaejoong. Siwon adalah adik kandungnya yang bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit terbesar di Korea.

Siwon menatap kertas hasil pemeriksaan milik kakak iparnya itu, "Entahlah hyung, aku sendiri bingung dengan penyakit Jaejoong-hyung. Aku bingung, apakah ini kabar bahagia atau kabar buruk untuk mu. "

" Cepat jelaskan pada ku. Jangan bertele-tele." Yunho semakin penasaran dengan penyakit yang diderita Jaejoong. Apakah penyakit Jaejoong sungguh parah ?

Siwon menarik napasnya kemudian menghela napasnya , "Yunho-hyung, Jaejoong-hyung ternyata penderita Klinefelter Syndrome. "

" Klinefelter Syndrome ? Kau ini menguji ku yaa ? aku ini bukan dokter, jangan menggunakan istilah-istilah aneh pada ku." ucap Yunho kesal

Siwon memijit kepalanya yang bahkan tidak terasa pusing, " Singkatnya Jaejoong-hyung mempunyai tiga kromosom pada tubuhnya, kromosom XXY. Normalnya setiap orang hanya mempunyai dua kromosom. Kromosom XX untuk wanita dan XY untuk pria. Pada kasus Jaejoong-hyung, ditubuhnya terdapat kromosom wanita dan pria dalam satu tubuh. Jaejoong-hyung memang terlahir sebagai pria, hanya saja di dalam tubuh Jaejoong-hyung terdapat hormon pria dan wanita. Normalnya hormon wanita pada penderita Klinefelter syndrome seperti Jaejoong-hyung akan tertutupi dengan hormon pria. Tapi hal tersebut tidak berlaku pada Jaejoong-hyung. Di dalam tubuh Jaejoong-hyung hormon wanita nya yaitu esterogen dan progeteron yang bekerja seimbang dengan hormon pria miliknya yaitu testosteron . Bahkan hormon-hormon ditubuh Jaejoong-hyung berfungsi sebagaimana fungsi aslinya. Kasus jaejoong-hyung ini kasus pertama di dunia. "

"Yack ! Choi siwon ! langsung saja masuk ke intinya . jangan berbelit belit. "

" Jaejoong-hyung hamil . " ucap siwon singkat

" Benarkah itu ? apakah itu artinya aku akan memiliki anak. Buah cinta ku dengan Jaejoong ? kau tidak bercanda kan, siwon ?" Yunho hampir saja pingsan sangking senangnya. Apakah itu artinya keinginannya untuk memiliki anak dengan Jaejoong akan segera tercapai.

" Mungkin, tapi janin Jaejoong-hyung tidak mempunyai tempat untuk berkembang. Maksud ku, Jaejoong-hyung tidak memilik rahim seperti yeoja pada umumnya. Jadi Janin Jaejoong-hyung untuk sekarang ini menempel pada dinding perutnya. Kondisi seperti ini sungguh berbahaya untuk janinnya bahkan Jaejoong-hyung sendiri. " Siwon menerangkan semua dugaan-dugaan terburuk mengenai kehamilan kakak iparnya itu.

"Apa maksud mu ?" tanya Yunho tidak mengerti.

" Gugurkan kandungan Jaejoong-hyung. Kehamilan seperti itu hanya akan membahayakan bagi kedua pihak. Sebagai dokter dan adik mu, aku meminta agar kandungan Jaejoong-hyung di gugurkan." Jawab Siwon lirih.

Sejujurnya Siwon masih ingin berjuang untuk menyelamatkan calon keponakannya itu. Tapi ia bisa menebak apa yang akan terjadi jika janin di perut Jaejoong tidak di keluarkan. Jaejoong bisa saja kehilangan nyawanya. Tentu saja Siwon tidak mau kehilangan kakak ipar kesayangannya itu.

" TIDAK.. AKU TIDAK AKAN PERNAH MAU MENGUGURKAN CALON BAYI KU"

" Joongie.."

"Jaejoong-hyung..."

TO BE CONTINUE..

Author note :

Halohaaaa.. Rainy disini. Ini account rainy yang kedua setelah 'Rainy Hanazawa' . di account ini Rainy bakal ngepublish semua pair apapun keculai pair 2PM karena pair 2PM akan rainy publish di account yang satu lagi. Kenapa Rainy bikin dua account ? sejujurnya sih biar rapi aja gitu. Hahhaa..

Ohh, iyaa.. ini fanfic pertama rainy yang tokohnya bukan 2PM. Jadi klo agak aneh mohon di maklumi. Cerita ini terinspirasi pas rainy belajar biologi. Kebetulan ada penyakit kaya gitu. Jadi kepikiran buat bikin fanfic bertema mpreg deh.

Well, lanjut atau tidaknya fanfic ini bergantung pada feedback readers semua. JADI MOHON REVIEW NYA !