Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Pair : Naruto U. & Sakura H.
Genre : Humor, romence
Warning : banyak berterbangan typo di sini, bahasa tidak baku, cacat, menyebabkan pusing dan muntah-muntah, dll, dsb
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
.
Tau rasanya jatuh? Pasti sakit 'kan? Iye, sakit pake banget. Nggak mungkin orang jatuh ke jurang ketawa-tawa. Paling kalau nggak mati, pasti luka parah. Atau malah harus diamputasi. Yang intinya, jatuh itu menyakitkan.
Gue juga pernah jatuh. Tapi gue nggak kesakitan. Nape? Nggak percaya? Sumfeh. Gue jatuh tapi nggak kerasa sakitnya. Karena gue bukan jatuh ke jurang, melainkan gue jatuh cinta. Shhuuutt… Jangan pade cie-cie, ah. Mang gue cowok apaan? Lo pada penasaran 'kan bagaimana gue bias jatuh cinta? Nggak penasaran? Terjun aja ke laut.
Jadi gini ceritanya. Tahun ajaran baru telah dimulai. Gue itu semangat banget pingin cepet-cepet pagi biar bisa ke sekolah baru gue. Saking semangatnya, gue hampir nggak tidur malam. Gue hanya tidur 3 jam aja. Dan itu sukses membuat gue kesiangan dan mendapat khotbah dari ibu gue.
"NARUTO! MAU SAMPAI KAPAN KAU TIDUR, HAH?" Suara ibu gue yang indah mengalun lembut di gendang telinga gue dan diselingi dengan panci yang mendarat dengan mulus di jidat gue.
Begitu gue bangkit dari kematian(?), gue langsung disambut dengan seember air dingin.
"Phuah… Ibu kenapa, sih? Naru ngantuk tau. Biarkan Naru tidur sebentar lagi."
Hampir saja kepala gue nyentuh bantal, telinga gue udah keburu ditarik sama ibu gue. Dan sialnya lagi, ayah gue yang dari tadi Cuma nonton gue dan ibu gue, malah ketawa-ketiwi ngeliatin anaknya tanpa ada rasa simpati sedikit pun. Malangnya nasib gue.
"Ini sudah jam 7, Naruto! Apa kau mau terlambat di hari pertamamu sekolah?"
Bagai tersengat listrik, perlahan-lahan gue lihat jam dinding yang ada di sebelah kiri kamar. Dan… Benar saja. Pukul 7 tepat.
"TELAT!"
Skip Time…
Dan di sinilah gue berada. Di depan gerbang raksasa yang terbuka lebar dengan nafas yang ngos-ngosan dan menjadi bahan tontonan siswa lain. Untung saja sekolah ini dimulai pada pukul 7.30. Gue bisa mati digantung sama ibu kalau gue benar-benar telat.
"Hei. Kenapa kau lari-lari?"
Suara malaikat. Oh~ Betapa merdunya suara itu. Bahkan suaranya lebih merdu dari suara ibu gue.
Karena penasaran, gue mendongakkan kepala dan langsung bertatap muka dengan si pemilik suara merdu. Dan… Jengjeng. Berdirilah seorang gadis berambut pink dan bermata emerald yang tengah memandang gue aneh.
Lo percaya falled love at first sight, nggak? Awalnya gue juga nggak percaya. Begitu gue ngeliat malaikat gue, gue yakin kalau gue jatuh cinta dengan dia.
Dengan bermodalkan kenorakan dan ketidak sopanan, gue bangkit dan langsung menggenggam tangan si malaikat yang lembut, selembut sutra.
"Siapakah namamu, wahai malaikatku?" Tanya gue sok puitis.
Cewek itu malah mandang gue jijik dan sedikit mundurin tubuhnya, nggak mau dekat-dekat gue.
"Haruno Sakura. Kamu?" Oh, sungguh nama yang indah. Seindah orangnya.
"Gue Namikaze Naruto. 16 tahun. Anak paling ganteng di SMP gue. Calon suami masa depan kamu," teriak gue lantang tanpa peduli orang lain.
"O-oh. Salam kenal, ya. Maaf, aku harus pergi. Sampai jumpa lagi."
Dan malaikat gue pun pergi meninggalkan gue yang sudah kayak pasien rumah sakit jiwa.
"SAMPAI JUMPA LAGI, SAYANG!"
To Be Continued
.
.
.
Hai semua. Pomp-pomp is here. Gomen kalau kalian semua pada bingung karena cerita saya yang aneh bin ajaib. Tolong memaklumi karena saya masih baru di sini. Kritik dan saran sangat saya butuhkan. Asalkan jangan flame. Jujur, saya nggak kuat dengan hal-hal yang seperti itu. Akhir kata...
Review Please!
