Kissing?
Naruto © Masashi Kishimoto
Kissing? © My Imagination
Warning :
SasuSaku pairing, AU, OOC, abal, gaje, ETC
Hope you like it
Kissing_Sasuke_Sakura_Kissing_
Pemuda berambut raven itu meremas belakang rambutnya yang berpotongan unik itu dengan gemas, dipandanginya pantulan dirinya pada kaca didepannya.
"Sial. Kenapa aku memikirkan omongan tak bermutu milik si Dobe!" runtuknya. Ingatan pemuda itu melayang pada kejadian dikantin sekolah tadi pagi.
Flashback on
"Kenapa kau senyum-senyum begitu Naruto?" pemuda bertato segitiga terbalik itu mengamati wajah Naruto yang semuringah, dengan senyum jutaan watt ditampang manisnya.
Naruto tak berniat menjawab, ia malah asik menopang dagunya sembari cengengesan tak jelas. Sesekali telunjuknya, mengusap pelan permukaan bibirnya.
Kiba. Pemuda bertato itu menaikan ujung bibir atasnya, meringis. Melempar tatapan bertanya pada kumpulan temannya yang lain. Tapi tetap saja nihil. Tak ada satu orang-pun dari mereka yang tau apa latar belakang dari senyuman aneh milik Naruto itu.
"Mungkin dia gila?" mulut blak-blakan milik Sai-lah yang akhirnya memecahkan kebingungan mereka, dan mengundang reaksi dari yang dibicarakan sedari tadi.
Aquamarine Naruto menyipit tak senang kearah Sai, bukan takut atau sekedar segan, Sai malah membalas tatapan itu dengan senyuman polosnya.
Jadi, siapa yang gila?
"Hei Naruto!" pemuda berbadan tambun itu menyenggol pundak Naruto, mau tak mau Naruto melepaskan serangan death glarenya tadi pada Sai, beralih kepada pemuda yang menyenggolnya.
"Apa?"
"Kau kenapa senyum-senyum. Kau punya rahasia ya, Naruto?" tanyanya, sembari mengunyah kepingan keripik kentang dalam mulutnya.
Seketika wajah Naruto merah padam, membuat barisan bangku kantin di sekitar Naruto merapat.
"Ceritakan . . . ceritakan . . " pinta Kiba semangat, disusul anggukan yang lain.
Perlahan, semburat merah itu lambat laun hilang. Dan Naruto memulai kisah bahagianya dengan sebuah tarikan nafas.
"Aku . . . "
"Aha . . ? kau? kau kenapa?" masih tetap Kiba yang tampak antusias, jangan pikir yang lain tidak ya . . . mereka manggut-manggut kok. Hanya saja malas berbicara.
"Aku . . " tanpa sadar, Naruto memegang bibirnya, ". . . . aku berhasil mencium Hinata," akunya, seketika meja yang dihuni komplotan pemuda itu agak riuh.
"Wah . . wah!" Chouji menggeleng, menelan habis sisa kunyahan kripik kentang dalam mulutnya. "kau berani juga ya, Naruto?"
"Rasanya bagaimana?" tanya Lee.
Mata Naruto menerawang, telunjuknya mengusap pelan permukaan bibirnya. "lembut, manis, hangat . . "
Yang lain menelan ludah.
". . . . dan kalau boleh, aku mau mengulangnya berkali-kali . . "
Neji, kakak sepupu Hinata spontan berdiri. Menyuntrung kepala blonde Naruto. "dasar mesum, awas kau ya!" kecamnya, mendeath-glare Naruto.
Sedangkan pemuda itu hanya menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya yang membentuk tanda 'V' kearah Neji, "Hei, hei. Tapi memang harus begitu Neji." sambungnya.
"Maksudmu apa?" Neji kembali duduk, menatap blonde diseberangnya.
Naruto, mengaduk jus jeruknya pelan dengan sebatang sedotan. "jadi. Jika kau punya pacar, tapi kau belum menciumnya, itu percuma."
Yang lain mendengarkan.
"Iya. Kata ayahku, seorang gadis akan menjadi milikmu jika kau sudah pernah mengecup bibirnya!"
Yang lain manggut-manggut. Neji mengelus dadanya, wajahnya memerah. "untung aku sudah mencium TenTen, di acara ulang tahunnya."
"Kalau aku dan Ino, tiap bertemu malah." ok. Ini Sai, blak-blakan sekali dia?
"Aku sekali." Gaara, mengeluarkan telunjuknya. "waktu Matsuri tenggelam." yang lain sweatdrop. Itu mah bukan ciuman, tapi nafas buatan. Tapi, bukankah itu bibir ketemu bibir ya? artinya, ciuman juga kan?
Kiba menggaruk tengkuknya, "hehe kalian sudah semua ya?" cengirnya. "aku pernah dengan Shion, waktu diperpustakaan."
Sedang Chouji dan juga Lee tak masuk hitungan. Mereka kan tidak memiliki pasangan.
"Kau Teme, apa kau sudah dengan Sakura?" tanya Naruto, teman-temannya yang lain ikut menatap kearah Sasuke. Mereka sontak mengangguk, ikut membenarkan pertanyaan Naruto.
Dengan santainya, Sasuke menggeleng. "tidak."
"Apa?"
"Kau belum pernah mencium Sakura?"
"Berlebihan kalian." ketus Sasuke, jengkel. Tangannya Sasuke kembali tenggelam pada kantong celana seragamnya.
Kiba menggeleng. "sayang sekali Sasuke. Padahalkan Sakura manis," seketika onyx Sasuke mendeath glare Kiba yang nyengir.
"Sakura belum menjadi milikmu sepenuhnya Teme, kau belum menciumnya sih."
Dan hell. Asumsi aneh milik Naruto mendapat anggukan setuju dari rekannya yang lain. Sasuke hanya mendengus, dalam hati ia mengutuk asumsi aneh itu. Sakura miliknya, akan menjadi miliknya.
Flasback off
Geram, kesal, malu dan . . . ingin. Semua bersarang diotak bungsu Uchiha itu. Sasuke memang sudah berapa kali menginginkannya, hanya saja waktunya yang tidak tepat. Kurang ajar.
Sasuke bangkit dari tepian tempat tidurnya, Ia berjalan mondar-mandir tak jelas.
Berpikir. Uchiha itu mencoba berpikir dengan otaknya yang dianugerahi kejeniusan kelewat batas, dan ujungnya. Sasuke memilih tumpukan soal matematika dengan berjibun rumus, ketimbang harus memikirkan cara bagaimana mendapatkan first kiss Sakura.
Ia menghentikan langkahnya, tepat dihadapan sebuah cermin besar. Kurang apa dia?
Tampan?
Ah, tidak. Bukankah dia tertampan diklannya?
Seksi?
Dengan lirikan dan seringainya saja, para gadis sudah menjerit histeris. Apalagi melihat badannya yang mulus tak tercela. Bisa mati kehabisan darah mereka.
Pemuda itu mencondongkan tubuhnya, mendekat pada pantulan sosoknya pada kaca. Seringainya mengembang. Kau sempurna, Uchiha Sasuke. Batin Sasuke percaya diri.
Lantas, kenapa Ia ragu untuk mengecup Sakura?
Ia mencintai Sakura, begitupun gadis itu. Apa yang ditunggu?
"Aku. Akan mendapatkannya, segera." dan Uchiha Sasuke mengusap dagunya pelan sembari menarik ujung bibirnya. Menyeringai tampan.
Kissing_Sasuke_Sakura_Kissing_
Uchiha Sasuke. Pemuda itu memang terkenal dengan segala kesempurnaannya, ditambah dengan statusnya yang berpacaran dengan Haruno Sakura.
Haruno Sakura mungkin kebalikan dari alam nyata kehidupan Sasuke. Gadis itu tidak kaya, namun sederhana, itulah yang dicari sang Uchiha. Poin plusnya, Sakura adalah makhluk cerdas dan cantik, sehingga, hampir setiap jengkal pasangan itu berjalan bersama, pasti orang disekitar mereka akan memandangnya kagum.
"Teme . . " teriakan memekakan telinga, menyentak lamunan Sasuke. Pemuda itu melirik kearah sobat blondenya yang berjalan kearahnya dengan lambaian tangan sekilas dan juga cengiran khasnya.
Berisik. Ya, tepat sekali, jika kau berteman dengan Uzumaki Naruto maka disarankan, kau harus memiliki mental yang cukup kuat dalam menghadapinya.
"Hn."
"Kau menunggu Sakura ya?" tegurnya. Kepalanya memandang keadaan sekitar, pertanyaannya tepat, Sakura tak ada disana.
Sasuke menatapnya datar. "hn."
"ya sudah, aku duluan ya Teme." pamitnya, melambai kearah Sasuke dan beranjak dari sana.
Pemuda berambut raven itu memutar bola matanya bosan, "Hn!" sahutnya malas.
Gerombolan adik kelas itu tersenyum kearah Sasuke, sembari menyapa sang senior dipagi hari seperti ini. Sasuke menarik ujung bibirnya, tersenyum cukup singkat kearah mereka. Tapi tahukah apa yang terjadi selanjutnya? kumpulan gadis itu menjerit riang karena mendapat mukjizat berupa senyuman Uchiha Sasuke pagi ini. Mereka tampaknya tak memerlukan sarapan dari kantin, karena senyum itu sudah membuat mereka kenyang. Ckck.
Sasuke menggeram pelan, kenapa Sakura belum datang juga? habis sudah ketampanan Sasuke dihisap pandangan-pandangan para gadis yang lewat. Padahalkan Ia special men'gell rambutnya hanya untuk Sakura seorang.
Tiga menit berlalu, dan onyx itu menangkap sosok yang dicarinya, sesosok gadis berambut pink yang tengah berlari kearahnya. Ia memeluk tumpukan buku dengan tangannya, rambutnya menguar berantakan.
CKITT . . .
Sakura mengerem langkahnya, err larinya. "pagi Sasuke, maaf menunggu lama. Aku bangun cukup pagi kok, hanya saja, aku tidak mendapatkan bisa. Aku juga bingung kenapa bis pagi ini penuh semua." jelas gadis itu panjang lebar, nafasnya memburu.
Sasuke tersenyum, mengacak lembut rambut Sakura. "tak apa." pemuda itu makin melebarkan senyumnya kala mendapati segores guratan merah pada wajah gadisnya.
Sakura mengangguk, menunduk malu. "terimakasih." gumamnya.
"Ya sudah," Sasuke meraih lengan Sakura, menggenggam tangan gadis itu dengan tangan besar miliknya. "kita kekelas ya?" ajaknya.
Sakura mengangguk. Membalas genggaman tangan Sasuke.
Seukir seringai diwajah tampan Sasuke. 'jangan sebut aku Uchiha jika tidak bisa merebut ciumanmu. Haruno Sakura'
TBC
Kissing_Sasuke_Sakura_Kissing_
Hai, hai inilah Author tak tau malu yang nekat mempubhlis cerita abal nan gaje ini. Tapi jika ini tidak menghibur dan aneh, akan di delete kok #pundung
ConCrit diterima ^_^
so . . . Keep or Delete?
RnR, please . . .
Arigatou . . . . .
