Kakakku Sayang

Sebuah Boboiboy Fanfic karya LightDP AKA LightDP2.

Author note:

-Boboiboy dan seluruh karakter yang terkandung di dalamnya adalah milik pemegang hak cipta, saya hanya pinjam saja koq karakter-karakternya

-Warning: RATED M. Elemental sibblings. tanpa super power, OOC (mungkin ?), typo, shounen-ai, Yaoi, LEMON, Hali/Tau, Solar/?

-Sambungan dari fanfic "Percayakan Padaku"

-Dalam fanfic ini umur karakter utama adalah sebagai berikut dari yang tertua:

Fang: 17 tahun.

Boboiboy Halilintar: 17 tahun

Boboiboy Taufan: 17 tahun.

Boboiboy Gempa: 17 tahun.

Boboiboy Blaze: 16 tahun.

Boboiboy Thorn: 16 tahun.

Boboiboy Ice: 15 tahun.

Boboiboy Solar: 15 tahun.

.

.

.

Chapter 1. Tercyduk Oleh Solar

.

Selamat Membaca

.

Asap tebal berbau wangi masakan mengepul-ngepul dari arah dapur. Nampak Gempa sedang berhadapan dengan sebuah penggorengan dan spatula tergenggam di tangan.

"Pertama tumis daging giling dengan minyak zaitun... Api kecil... Kita ada tujuh orang... Yah satu kilogram harusnya cukup..." Daging giling yang sudah dihaluskan masuk ke dalam penggorengan dan ditumis oleh Gempa sampai setengah matang.

"Kemudian telur... Sepuluh butir, mungkin?" Sepuluh butir telur dipecahkan satu persatu dan isinya dimasukkan ke dalam penggorengan, bercampur daging giling yang sudah ditumis.

"Lalu saos tomat... Hm... Pakai tomato puree saja deh, pasti lebih gurih..." Sekaleng tomat giling olahan terjun bebas ke dalam masakan Gempa.

"Sedikit garam, merica...Nah ini yang susah... Saos spesial Anzio... Apa itu ya?. Ah sudahlah kuganti dengan saos barbeque saja..." Setelah semua bumbu masuk, Gempa mulai mengaduk-ngaduk seluruh isi penggorengan sampai bercampur rata.

Dalam keadaan hampir matang, telur-telur dan daging giling yang dimasak tadi itu dituangkan ke atas sepiring besar pasta spagheti Bolognaise yang sudah dimasak dan dibumbui Gempa sebelumnya. "Sedikit keju parmesan... Sedikit oregano... Dan..." Dicicipinya hasil masakan uji cobanya. Sebuah senyuman puas mengembang "Sukses!".

"Wah... Kak Gempa masak apa ini?" Blaze yang sedang bermalas-malasan sendirian di kasurnya mendadak terbangun ketika aroma masakan Gempa menembus masuk ke dalam kamarnya.

"Ah... Thorn lapar..." Thorn yang sedang tiduran di lantai dan membaca komik langsung meneguk ludah. "Turun yuk Blaze..." ujar Thorn sembari melirik pada saudara kembarnya yang sekamar dengannya.

"Ayo!" Seru Blaze yang langsung meloncat turun dari kasurnya.

Suara langkah keduanya berdebum ketika mereka berlari menuruni tangga, yang merupakan sinyal pertanda bagi Gempa bahwa sebentar lagi dapurnya akan 'diserbu'.

"Stop!" Teriak Gempa sembari menghalangi pintu masuk ke dapur, menghadang Blaze dan Thorn yang tinggal jarak selangkah dari ruangan keramatnya.

"Yah Kak Gem... Thorn lapar..." Keluh Thorn dengan tampang memelas.

"Aku juga lapar..." Tambah Blaze ikutan pasang tampang mengiba.

Gempa memutar bola matanya ke atas melihat adik-adiknya. "Kalian ini... Sana panggil kakak dan adik kalian yang lain."

"Yahh..." Gerutu Blaze. "Ya sudah. Aku bagian Ice deh..."

"Berarti bagianku Solar..."

Dengan langkah yang berat, Blaze dan Thorn kembali menaiki tangga.

Tanpa mengetuk pintu, Blaze langsung masuk ke dalam kamar milik Ice yang berbagi dengan Solar.

Seperti biasa, Ice nampak terlelap dalam dunia mimpinya di atas kasurnya. Yang tidak biasa adalah Solar yang juga tertidur pulas. Bedanya, Ice sudah tidur sejak siang tadi, kalau Solar baru saja tidur sejak kemarin siang. Yang satu hobby tidur, yang satu lagi hobby bergadang. Mungkin itu mengapa Solar memakai kacamata, untuk membantu pengelihatannya yang agak buruk dan menyamarkan jejak hitam dibawah matanya.

"Sol... Bangun..." Ujar Thorn sembari menggoyangkan badan adiknya yang terkecil itu. "Waktunya makan malam nih..."

"Ngh... Ngantuknya..." Keluh Solar yang malah membalikkan badan.

Sementara Ice kali ini relatif mudah dibangunkan. "Pas banget ya, aku memang sudah lapar..." Ujar Ice yang sudah melenggang keluar kamar.

"Biar kucoba..." Blaze mengambil alih tugas Thorn membangunkan Solar.

"Sooolaaar..." Blaze berbisik melagu di telinga Solar. "Aku pinjam laptopmu yaaaa."

"Ngh... Ya sana, pakai sa..." Solar terdiam. 'Apa Blaze pinjam laptopku?!'.

"JANGAN!" Dengan kedua mata membelalak panik, Solar langsung meloncat bangun dari tidurnya.

"Nah, begitu Thorn cara membangunkan Solar." Ujar Blaze yang tersenyum jahil.

"Kampret kau Kak Blaze..." Desis Solar sambil mengelus-elus dadanya yang berdegup kencang.

"Apa? . Aku cuma disuruh Kak Gempa membangunkan kalian berdua... Nah sana bangunkan Kak Hali sama Kak Taufan."

Solar tak punya pilihan lain kecuali menururi titah si kakak. Dengan langkah gontai dan ogah-ogahan masih mengantuk berat, Solar memaksakan dirinya berjalan ke kamar kakak tertuanya.

Tanpa permisi dan tanpa mengetuk pintu, Solar dengan mata mengantuk setengah terpejam langsung membuka pintu kamar yang ditempati Halilintar, Taufan, dan Gempa.

"Kak Hali, Kak Taufan, Bangun... Waktu-"

"Alamak Solar!" Pekik Taufan kaget

"Hoi! Solar!" Halilintar menyusul berteriak, sama kagetnya dengan Taufan.

"Hah?" Solar membuka mata sepenuhnya ketika mendengar teriakan kaget kedua kakaknya.

Apa yang disaksikannya membuat jantungnya serasa berhenti mendadak.

Halilintar dalam keadaan telanjang bulat di atas ranjang dengan kedua kakinya mengangkang di atas pundak Taufan.

Taufan yang juga telanjang bulat dengan kejantanan yang mengeras dan sudah setengah tertanam di dalam liang Halilintar.

Ketiga kakak beradik itu membeku dan saling berpandangan.

Sunyi senyap selama beberapa detik sebelum...

"HUAAA!" Jeritan Solar pecah membahana.

"Bodoh!. Mestinya aku yang teriak!" Pekik Halilintar sambil melempari Solar dengan benda-benda yang terletak di sekelilingnya.

Memang Solar sangat penasaran akan hubungan antara kedua kakaknya dan Solar adalah salah satu yang memanas-manasi Taufan untuk memepet Halilintar. Tapi ia tidak pernah bermimpi akan memergoki kedua kakaknya sedang berhubungan intim.

Makan malam kali itu berlangsung sangat sunyi. Halilintar, Solar, dan Taufan saling membuang muka yang nampak sangat memerah.

Gempa hanya menggelengkan kepala melihat ketiga saudaranya itu. "Makanya kalau mau adegan itu setelah semuanya tidur..."

.

.

.

Bersambung.

Author note:

-Yang dimasak Gempa itu Anzio Special Pasta dari Girls Und Panzer OVA 6 yang dibuat oleh Pepperoni. Rasanya enak lho.