Disclaimer : BLEACH by Tite Kubo
Warning : Gaje, aneh, garing kriuk kriuk, gak nyambung, de el el
Rated : T
Never Let You Go
by Poppukoo
Chapter 1 "Who's that?"
Masih teringat dimemoryku
Ketika kudengar deru suara sayup-sayup yang hinggap ditelingaku
Saat itu ku coba untuk melihat apa yang terjadi
Tapi kenapa?
Yang ku lihat hanyalah hitam dan gelap
Ku coba tuk bangkit
Tapi kenapa badan ini tak menuruti perintahku
Yang ada hanya bau yang sangat menyengat yang ku cium
"Bangun!"
Siapa? siIapa itu!?
Ada apa? Apa yang terjadi?
Hey! KalIan jawab aku!
Apa yang kalIan ributkan adalah aku!?
Aku mohon, seseorang jawab aku!?
KalIan semua kenapa!? Apa kalIan tidak mendengarku!?
Ada apa ini? Kenapa aku ini!?
Aku mohon, Tuhan
Beri aku kesempatan!
Tuk katakan pada mereka
Bahwa aku akan sangat merindukan mereka
Orang-orang yang ku sayangi
"Apa kau akan makan ini , Rukia?" ujar Renji yang tangannya siap mengambil ancang-ancang untuk mengambil makanan gadis mungil itu.
"Kau ini rakus sekali! Kau kan sudah habis 2 mangkok!" sebal Rukia sambil memukul tangan prIa berambut merah dihadapannya.
"Ya siapa tahu kau diet!" ucap Renji sembari menyeruput milk shake miliknya.
"Badan kayak triplek begitu diet? Jadi apa badannya entar?" ucap Matsumoto yang baru saja bergabung untuk makan bersama 2 sahabat kecilnya itu.
"Biar saja! Awas saja jika kalian jadi gendut, akan ku ejek habis-habisan kalian!" ujar Rukia
"Ou, takuuut" ucap Renji dan Matsumoto bersamaan dengan nada mengejek. Rukia yang merasa diejekpun langsung melempar sendok dan garpunya pada kedua sahabatnya itu. Dengan sigapnya Renji dan Matsumoto langsung menangkisnya dan tawa mereka malah menjadi-jadi. Tertawa terbahak-bahak.
"Sudah hentik-" ucapan Rukia tiba-tiba terhenti dengan apa yang sedang dilihatnya.
"Hahaha, ada apa Rukia?" tanya Renji sambil menyeka airmata akibat tertawanya tadi.
"Itu…."
"Apa?" tanya Matsumoto sembari mengikuti arah mata Rukia yang mengarah pada kaca transparan café tersebut.
"O-orang itu gila ya!?" kaget Rukia langsung berdiri dari kursinya.
"Kau itu kenapa!?"
Tanpa sebab Rukia langsung lari ke luar café
"Cepat pergi dari situ!? Aku mohon berhenti!" teriak Rukia dari tepi jalan yang meneriaki truk besar dari arah barat.
CCCKKIITTTT
Truk besar itupun langsung menginjak rem secara mendadak dan hampir saja mobil dibelakangnya menabaraknya. Akibat insiden tersebut jalanan sedikit macet.
Keterkejutan Rukia malah menjadi-jadi. Ia langsung berlari ketengah jalan dan menyusul truk tersebut dan melihat dibawah badan truk.
"Tidak ada?" ujarnya lirih
"Rukia! Kau itu gila ya!?" ujar Renji langsung menyusul Rukia dari belakang.
*KEEP SMILE :)*
"Sungguh tidak masuk akal, kau tiba-tiba berteriak dan menghentikan truk itu sedangkan kau sendiri tak tahu apa sebabnya kau menghentikannya?"
"Ma-maaf pak polisi. Mungkin teman saya ini sedang depresi berat karena diputus pacarnya" ujar Renji asal-asalan.
Yap. Karena kejadian tadi Rukia, Renji dan Matsumoto ditahan dikantor polisi untuk diminta penjelasan terhadap kejadian tadi siang yang sampai-sampai menyebabkan kemacetan yang lumayan panjang. Hingga malam ini mereka masih belum usai dimintai keterangan.
"Haaah, aku jadi bingung sendiri. Dan kenapa gadis ini malah diam saja?"
"Rukia, ayo bicara!?" bisik Matsumoto sambil menginjak kaki Rukia yang sedaritadi masih melamun.
"Aw! Sakit Ku-chan!... em, tadi aku melihat ada orang ditengah jalan" jelas Rukia ragu-ragu.
"Tengah jalan!? Saat jalan ramai begitu. Tidak mungkin, lagipula tadi orangnya tidak ada kan !?" tegas pak polisi.
"Tapi aku tid-"
"Maaf pak polisi, maafkan kami. Mungkin itu juga hanya karena factor kecapekan sampai-sampai berhalusinasi"
"Iya, pak. Tolong biarkan kami pulang, orangtua kami pasti khawatir. Lagipula besok kami harus sekolah"
Setelah Matsumoto dan Renji menjelaskan panjang lebar tentang kebodohan Rukia, para polisi pun memakluminya dan membiarkan mereka pulang.
Hingga keesokan harinya Rukia selalu merutuki kebodohannya yang kemarin siang hingga ditahan dikantor polisi sampai malam. Dan juga Ia tak tega sampai-sampai melibatkan kedua sahabatnya. Rukiapun menyadari, mungkin itu semua hanya imajinasinya yang terlalu tinggi.
"Aku minta maaf" mohon Rukia didepan kedua sahabatnya.
"Gampang sekali minta maafnya! Tadi malam waktu aku pulang Ibuku langsung menjewerku dan ayahku langsung membentakku"
"Aku mohon maafkan aku" ucap Rukia yang terlihat pasrah.
"Kau tahu Rukia? Tadi malam gara-gara aku dimarahi kakekku, sampai-sampai aku tidurnya jam 3 pagi. Dan sekarangpun aku masih ngantuk!"
"Aku mohon, apapun akan aku lakukan"
Renji dan Rangiku langsung berpandangan sambil menaik-turunkan alis mereka tentunya dengan seringai licik.
Sepulang sekolah mereka mampir ke Café, Mall, Game Center, hingga Toko Buku. Untuk membeli komik volume terbaru tentunya. Setelah mereka merasa puas, ketiga serangkai itupun mengistirahatkan dirinya dibawah rindangnya pohon ditaman sambil makan ice cream.
"Akhirnya aku bisa membeli album YUI yang terbaru!" seru Matsumoto.
"Akhirnya tadi aku menyelesaikan gameku hingga level terakhir, sekarang akulah pemilik score tertinggi!" seru Renji
"Puas?"
"SANGAT PUAS!" seru Renji dan Matsumoto bersamaan.
*KEEP SMILE :)*
"Haah, uangku tinggal segini. Jikalau buat seminggupun tak akan cukup" keluh Rukia sambil berjalan pulang.
"Haha, kau pasti tertawa" ucap seorang gadis yang sedang duduk-duduk didekat tiang listrik disebrang jalan sana. Tapi dia tak sendiran, ada seorang pria didekatnya.
Sekilas ada truk sampah lewat, yang sebentar menghalangi pandangan Rukia. Ketika Ia tengok lagi kesana, pria itu menghilang. Rukia agak terkejut dan menghampiri gadis yang mungkin sebaya dengannya.
"Maaf nona, ngomong-ngomong kemana pria yang didekatmu tadi?" tanyanya dengan senyum tipis
Gadis itu langsung berdiri dan menepuk-nepuk debu yang menempel di roknya. "Ti-tidak ada, tadi aku cuma mengobrol dengan ku-kucingku, mungkin Dia sudah lari. Ma-maaf a-aku harus mencarinya, sampai jumpa" jawab gadis dengan blazer merah ber-rok hitam itu yang mungkin dari SMA sebelah. Tapi anehnya muka gadis itu langsung memerah dan sepertinya Dia salah tingkah ketika Rukia menghampirinya.
Malampun cepat datang. Malam ini Rukia berencana pesta barbeque dengan teman-temannya dirumah Renji. Waktu itu Ia berangkat sendirian melewati malam sunyi bersama sepeda kesayangannya. Disaat ia melintasi tiang listrik yang disinggahi gadis yang tadi siang, diatasnya ada sesuatu. Tinggi dan tegap. Manusia.
"A-apa?" ucap Rukia yang adem panas ketika melihat hal itu. Ia pun langsung memacu pedal sepedanya dengan kecepatan penuh. Sesampai dirumah Renji ia masih terengah-engah dan minta Renji mengambilkan minum untuknya.
"Kau itu kenapa Rukia?" tanya Tatsuki menyodorkan berbagai cemilan untuk Rukia yang masih terengah-engah.
"Thidhak hapa hapa, hah hah hah" jawab Rukia sambil meminum air mineral yang disediakan oleh tuan rumah.
"Maaf ya, sepertinya kita kekurangan bahan" ujar Renji yang baru tiba dari dapur menyiapkan peralatan dan bahan barbeque. "Kita kehabisan daging" tambah Keigo sambil menyodorkan kantong daging yang kosong akibat perbuatan kucing Renji yang mengobrak ngobrak tudung sajinya tadi siang.
"Biar aku dan Rukia-chan yang beli" usul Inoue mengangkat tangannya. Semuapun setuju dan mereka pergi ke minimarket terdekat. Tiba-tiba saja Ishida menyusul mereka, katanya Ia takut jika cewek jalan sendirian dimalam hari. Akhirnya mereka beli bersama.
Ketika Inoue memililih-milih daging yang berkualitas dan segar, Rukia malah menuju ke deretan boneka-boneka imut yang terjejer rapih. Tapi lagi-lagi ketika ia melihat keluar kaca minimarket tersebut ia melihat hal yang sama dan seperti biasa. Menghilang.
Iapun langsung pindah dari tempat itu dan menyusul Inoue yang masih bingung memilih daging.
"Yang ini saja, sepertinya bagus" usul Ishida sambil membetulkan kacamatnya yang agak miring.
"Iya, ayo cepat kita bawa kekasir dan pulang" ucap Rukia sambil menengak-nengok luar jendela tadi.
Membuat barbeque dengan teman-teman memang sangat menyenangkan, apalagi sampai lupa waktu. Setelah dirasa sudah cukup terlalu malam, mereka membereskan semua peratalan maupun bahan-bahan barbeque yang masih tersisa.
Merekapun berpamitan dan pulang kerumah masing-masing.
"Renji, antarkan aku pulang" bujuk Rukia sambil menarik-narik baju pria itu. "Biar aku saja yang antarkan" ucap Ishida mengajukan diri yang bersiap memacu sepeda motornya.
"Kau yakin?"
"Ya, lagipula rumah kami searah"
"Tapi sepeda Ru-"
"Besok saja ambilnya, kan tidak baik bila seorang perempuan jalan sendirian. Lagipula kau kan juga harus masih membereskan sisanya"
"Hah! Sok keren kau!"
Malam itu Rukia bersedia diantar Ishida. Walau ia agak tidak enak. Karena Ishida adalah mantan pacarnya Inoue. Walau berstatus mantan, tapi bukan berarti musuhan kan? Mereka akan tetap bersahabat.
"Tidak,tidak,tidak,tidak,tidak" gumam Rukia disela-sela bersepedanya dengan Ishida. "Kau kenapa, Kuchiki?" tanya Ishida.
"Ti-tidak apa, kau berkonsentrasilah bersepeda. Maaf"
Sesampai dirumah Rukia langsung merebahkan diri dikasurnya yang empuk dan merenung sejenak. 'Kenapa aku selalu teringat itu!?' gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba kepala Rukia terasa pusing dan berat. Ia langsung bangkit dan mengambil obat sakit kepala di laci meja belajarnya. Ketika ia tepat melihat keluar kaca jendelanya tiba-tiba dihadapannya muncul orang yang selalu mengganggu fikirannya sejak kemarin. Muka merekapun saling bertatapan pada jarak dekat yang hanya terpisahkan oleh kaca.
Orang tersebut tidak terlalu kelihatan jelas karena diluar lumayan gelap yang terlihat hanya pancaran matanya saja. Rukia langsung nimbrug kebelakang. Pingsan.
*KEEP SMILE :)*
"Rukia..."
"….."
"Rukia-chan!"
"….."
"Rukia! sekolah!"
"Emh, ka-kakak?" tanyanya sambil berusaha bangkit sambil menghalau sinar matahari yang lumayan terang menerpanya. Karena masih pagi.
"Kau itu, padahal kasur nganggur malah tidur dilantai. Dan juga tirai kamarmu bahkan belum kau tutup. Ya, Tuhan… bahkan kau belum ganti baju sejak barbeque kemarin"
'Oh ya, tadi malam aku…. Melihat itu, bahkan matanya!" batin Rukia.
"Hey! Sampai kapan kau akan begitu! Cepat sekolah!" suruh Hisana sembari melempar bantal ke arah Rukia.
*KEEP SMILE :)*
"Kau lihat tatapan matanya!? Sangat menyeramkan! Aku sampai pingsan melihatnya" ucap Rukia bercerita pada Matsumoto tentang kejadian semalam.
"Hoaaamm, Rukia kau itu kecapekan!"
"Kau tidak percaya padaku Ku-chan!?"
"Iya, aku percaya kok! Sudah ya aku mau ke kelas, nanti siang kita pulang bareng! Bye!" pamit Matsumoto kembali ke kelas.
"Hah! Percuma aku bercerita padanya! Pasti dia pikir aku gila!" gerutu Rukia.
Jam sekolah telah usai. Saatnya pulang sekolah. Karena Rukia terlalu lama menunggu Matsumoto diluar gerbang Ia pun masuk kembali ke gedung sekolah.
"Apa kau lihat Rangiku Matsumoto?" tanya Rukia pada Soi Fon teman sekelas Matsumoto. Tangan Soi fon menunjuk kea rah perpustakaan, Rukiapun masuk kedalamnya.
"Dia ke perpustakaan? Makan apa dia tadi pagi?" Rukiapun menyusuri jalan-jalan ditengah rak buku yang tinggi menjulang ke atas. Kebetulan pula, ternyata Ishida masih disana.
"Ishida, kau lihat Ku-chan tidak? Kata Soi-chan dia disini" tanya Rukia pada Ishida yang penglihatannya masih belum teralih dari buku yang hendak Ia baca.
"Tidak tahu. Kesurupan apa dia sampai-sampai ke perpustakaan?"
Karena merasa sebal dengan Matsumoto yang tak kunjung nongol, Rukia berkeliling gedung sekolah. Dari ruang kelas, kantin, lab, batang hidung Matsumoto masih belum muncul. Iapun pergi ke gedung olahraga satu-satunya tempat yang belum ia singgahi.
Sampai di depan pintu ia melihat seseorang bermain basket dengan peluh-peluh keringat yang membasahi seragamnya.
"Shi-shiba-senpai?"
"Oh? Kau Kuchiki!? Sedang apa kau disini?" tanya Kaien sembari menghampiri Rukia yang masih terpaku di depan pintu.
"A-aku sedang mencari temanku, Rangiku Matsumoto. Se-senpai belum pulang?"
"Belum, aku masih ingin latihan buat pertandingan hari Senin. Nonton ya?" ucap Kaien memasang senyum tulus.
'KYAAAAA, Oh my God! Mimpi apa aku semalam!? Pangeran sekolah menyuruhku menontonnya!' jerit Rukia dalam hati.
"Ku-Kuchiki?" ucap Kaien mengibas-ngibaskan tangannya pada gadis didepannya yang masih tenggelam dalam lamunannya. "PA-PASTI!" teriak Rukia bahagia dan sangat bahagia.
"O-oke… Oh ya, nanti malam mau tidak datang ke King's Café? Disana kami akan merayakan diterimanya Kyouraku-sensei di Tokyo Daigakusen University sebagai dosen, teman-temanmu juga ada kok"
"Baik, aku pasti akan datang Senpai. Kalau begitu aku pulang dulu ya, semoga berhasil buat besok" Rukiapun pamit dan Kaien kembali melanjutkan latihannya.
Rukia langsung berlari dan terburu-buru menuruni anak tangga tanpa peduli jika Ia akan terpelesat. Sampailah Ia ditengah lapangan.
"KYAAAAAAAAAA! WOHOOOO! AYEEEE! AKU BAHAGIAAAAA! Hahahaha! Bahkan ia masih ingat namaku! " teriak Rukia di tengah lapangan. Tukang kebun yang melihatnya hanya bisa bengong.
*KEEP SMILE :)*
"Fuuuh, semoga aku tidak melihatnya lagi" ujar Rukia lirih.
"Hey, cepat berangkat. Nanti pangeran idamanmu keburu pulang lho!" goda Hisana pada Rukia yang masih termenung disepedanya.
Dijalan Rukia masih saja mengingat orang yang selalu membayangi dirinya itu hingga membuatnya pingsan. Iapun agak mempercepat pacuan sepedanya agar tidak ketemu makhluk itu.
Tanpa diduga makhluk itu benar muncul didepannya. Rukia yang terkejut langsung mengerem sepedanya mendadak hingga sepedanya hampir terpeleset. Makhluk itu tinggi tegap dan hitam tak kelihatan karena gelap yang ia tahu makhluk itu punya rambut dan menyilangkan kedua tangannya didada. Ketika Rukia coba mendekatkan dirinya untuk memperjelasnya, makhluk itu hilang.
Rukia jadi geram karena makhluk itu selalu mempermainkannya. Ia langsung membanting sepedanya kesamping.
"Kurang ajar! Dimana kau makhluk jelek! Aku tidak peduli kalaupun kau itu maling, orang gila ba-bahkan ha-hantu sekalipun! Tunjukan dirimu! Asal kau tahu saja ya, aku ini pandai ka-karate!" tantang Rukia sambil mengepalkan kedua tangan mengumpulkan sebanyak mungkin keberanian yang ia punya.
"Apa kau mencariku?"
TBC
Monggo reviewnya :)
Thankyou….
