Hidup berawal dari mimpi…
Untuk mencapai mimpi itu, ada perjalanan panjang didepan mata…
Serta berbagai macam cerita yang didapatkan…
Dan ini adalah cerita dan perjalanan seorang pemuda bermata coklat tanah dengan sinar keemasannya, yang berkeinginan menggapai mimpinya dan…
A LOVE IN JOURNEY
Chapter I
Sena Kobakawa
Cita-cita setelah lulus jadi atlit pro American Football
…
Disclamer
(Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata)
Story : Ama
Editing : Ami
ENJOY READING…b(^_^)d
Note : A.F American Football
D.D.B Daimon Devil Bats
Deimon Devil Bats dimulai oleh Yoichi Hiruma, Ryokan Kurita, dan Musashi(Gen Takekura) yang saat itu beronggotakan tiga orang. Ditahun pertama mereka di SMU, Devil Bats melakukan pertandingan debut mereka pada turnamen musim semi dengan anggota pembantu(dipaksa) dari klub lain. Dipertandingan putaran pertama, Devil Bats mendapat kesempatan membalikkan keadaan dengan Field Goal Kick, tapi disaat yang sama ayah Musashi dikabarkan pingsan dan keadaannya kritis. Hal tersebut memaksa Musashi untuk meninggalkan pertandingan yang mampu dimenangkan oleh Devil Bats dengan adanya ia dilapangan.
Kesehatan ayah Musashi tidak kunjung membaik, sehingga Musashi menggambil keputusan untuk keluar dari SMU Daimon dan menggambil alih pekerjaan ayahnya. Anggota Devil Bats hanya tinggal Hiruma dan Kurita, setengah tahun menunggu sambil berjuang untuk mengumpulkan anggota, Sena Kobayakawa bergabung(dipaksa) dalam klub American Football Deimon Devil Bats dengan nama samaran "Eyeshield 21" dan disusul Monta(Raimon Taro) serta anggota lainnya. Musashi kembali bergabung dengan Devil Bats saat pertandingan dengan Seibu Wildgunmans ditahun kedua SMU-nya saat turnamen musim gugur. Lalu dimulailah awal legenda dari Devil Bats, klub American Football dari Daimon.
Setelah World Cup Youth, Sena Kobayakawa diundang bermain American Football ke NotreDame disetengah bulan terakhir ditahun ketiga SMU-nya oleh Clifford J. Lewis. Sehari sebelum keberangkatannya seluruh anggota Devil Bats mengadakan pesta atas diundangnya Sena bermain American Football di NotreDome.
"YAAAA-HAAAAAAAAA!" dengan sigap Hiruma menyemprotkan air keseluruh anggota Devil Bats, membuat mereka basah kuyup dan jungkir balik.
Pesta dilangsungkan di lapangan sekolah, tempat dahulu mereka biasa berlatih. Hiruma, Kurita, Musashi, Yukimitsu, dan Mamori meski sudah lulus mereka masih menyempatkan waktu untuk melihat anggota Devil Bats seperti biasa. Hiruma melatih para juniornya dengan latihan neraka, terutama Chubo(Akira Nakabou) yang katanya calon kapten Daimon Devil Bats setelah Sena lulus nanti.
"Hiruma, hentikan…!" Mamori berusaha merebut selang air yang dipegang Hiruma, sepertinya air itu mengalir dari truk yang dibawa Pelatih Doburoku, tengki raksasanya dapat memuat beratus-ratus liter air.
"Ke ke ke…! Setelah kau memberikan ledakan pada World Cup yang lalu, sekarang Trio Pantagram itu mengakuimu sebagai Eyeshield 21 dan mengundangmu untuk bermain ke NotreDome, kau boleh juga, Cebol Sialan!" teriak Hiruma sambil memangku sniper riffle dibahu kanannya. Terlihat Mamori dan Kurita kepayahan menghentikan selang air yang muncrat kesana-kemari karena Hiruma melepaskannya begitu saja setelah menyemprot junior-juniornya.
"Tidak…" respon Sena sambil berdiri karena sebelumnya ia jungkar balik akibat aksi Hiruma.
"…" Hiruma memandangi Sena sambil meniup permen karetnya.
"Ini karena Kak Hiruma, seandainya waktu itu Kak Hiruma tidak memaksaku untuk masuk klub American Football maka mungkin aku tidak akan menjadi seperti sekarang, aku tidak akan bertemu dengan orang-orang kuat yang mengagumkan itu, lalu bertarung untuk mendapatkan kemenangan meskipun harus mati dan merasakan emosi yang meledak-ledak dari dalam diriku…," sambung Sena sambil mengenang masa-masa pertama kali ia bertemu Hiruma dan masuk klup American Football Deimon serta bertemu dengan para All-Star yang luarbiasa itu, "semua karena Kak Hiruma, Kak Kurita, dan Kak Musashi yang telah mendirikan Devil Bats!"
Semuanya tersenyum karena memiliki pemikiran yang sama seperti Sena.
"Apa yang kau katakan, Cebol Sialan?!" kata Hiruma datar namun santai, "aku sama sekali tidak mengerti semua perkataanmu!" tambah Hiruma sambil tersenyum menakutkan, "kau ingin mempermainkanku, Cebol Sialan…?!" Hiruma menodongkan sniper riffle-nya kearah kepala Sena, ia tersenyum, terlihat gigi-gigi runcingnya menyatu satu sama lain, bola matanya kosong, dan ditambah lagi aura hitam berupa kelelawar yang keluar mengelilinginya. Dengan suksesnya membuat Sena ketakutan setengah mati dengan sekejab mata.
"HIIIIIIIII…, bu…bukan…be…begitu…Kak Hiruma, maksudku…" ucap Sena gemetaran dengan penuh keringat dingin di wajahnya.
"Jangan main-main denganku, Cebol Sialan! Beraninya kau mengatakan kalimat nggak guna itu padaku!" teriak Hiruma menembaki Sena yang pelurunya nyasar kemana-mana hingga mengenai anggota Devil Bats lainnya, sedangkan Kurita berusaha menenangkan Hiruma yang mengamuk itu.
"Kebodohanmu nggak kira-kira, Cebol Sialan! Nggak ada artinya ngumpulin anggota yang nggak niat main…," ucap Hiruma santai namun menekan. Semuanya terdiam mendengar pengakuan Hiruma, Musashi tersenyum, ia mengenang kembali saat Hiruma mengajaknya untuk masuk klub A.F dengan mengatakan hal yang sama padanya waktu masih SMP, begitupun Pak Doburoku ia tersenyum dan mengerti apa yang dimaksud Hiruma sambil meminum sakenya. "Semuanya keinginanmu sendiri, kaulah yang memutuskan untuk tetap berada di arena perang itu, Cebol Sialan…," kata Hiruma dengan senyum khasnya, "lagipula Legenda Devil Bats nggak akan ada dengan anggota pembantu yang kayak balon tanpa udara! Itu semua karena keputusan kalian sendiri, Teri-teri Sialan…ke…ke…ke…."
"Ternyata Hiruma bisa juga memuji tanpa perlu menendang pantat orang lain…" batin semuanya keheranan.
"Tapi kalau seandainya ada yang niat ingin keluar…" kata Hiruma sambil mengisi kembali sniper rifflenya, "jangan harap kalian bisa lolos dariku, Teri-teri Sialan!" sambung Hiruma dengan wajah sadisnya.
"HIIIIIIIII…!" semuanya kaget setengah mati melihat perubahan Hiruma yang tiba-tiba itu, padahal barusan ia habis dipuji oleh semuanya.
"Dia sudah bukan manusia lagi!" batin Doburoku, Musashi, dan Kurita pasrah.
"Halo…semuanya…!" tiba-tiba saja Natsuhiko Taki muncul sambil membentuk keseimbangan huruf Y yang menjadi ciri khasnya, "kalian pasti kangen padaku! Ini makanan yang dibuat my sister Suzuna, silahkan diterima, Lady!" ucap Taki pada Mamori sambil menyerahkan kantong yang berisikan berkotak-kotak masakan Suzuna dengan bergaya ala pangeran, membuat Monta jeleous setengah mati.
"Tapi Taki, apa Suzuna tidak datang bersamamu?" tanya Mamori sambil menerima kantong yang berisikan berkotak-kotak makanan yang diberikan Taki.
"Ahahahaha…, my sister Suzuna katanya pergi 'kencan bersama Riku' !" ucap Taki gentle sambil mengangkat satu kaki kanannya.
"APAAAAAA…!?" semuanya sontak kaget kecuali Hiruma yang kelihatan tidak peduli dan tetap santai memangku senjata sniper riffle sambil meniup permen karetnya.
"Sejak kapan mereka jadiaan…?" tanya Monta setengah teriak.
"Haha…, adikku Suzuna memang sudah dewasa!" kata Taki mengancungkan jari jempolnya dengan wajah ceria yang ekspresif.
"Cih sialan, boleh juga si Riku itu!" kata Kuroki dan Togano serempak, karena rasa iri mereka yang luar bisa. Jumonji sepertinya sudah biasa dengan dua temannya yang gila itu, ia sudah tidak bisa lagi berkomentar tentang mereka berdua.
"Suzuna kencan dengan Riku?" batin Sena tersentak. Ada sesuatu yang berdenyut dan menusuk di sekitar dadanya, "ada apa ini? Rasanya perasaanku jadi nggak enak…" ucap Sena sambil meremas baju di dadanya, ada kegelisahan yang melandanya.
Seluruh anggota DDB menikmati masakan Suzuna dan kue cream puff yang dibeli oleh Kurita. Seperti biasa hampir semua kue cream puff itu dihabiskan oleh Kurita dan Mamori. Semuanya kelihatan senang dengan pesta itu, tapi tidak bagi Sena, ia lebih memilih kembali ke ruang klub dan duduk dikursi panjang yang ada di ruang lokernya sambil memandangi eyeshield yang sudah ia lepaskan dari helm miliknya. Ia mengingat kembali saat ia bersama seorang gadis di ruangan itu sehari sebelum pesta, ia bercerita betapa berharganya eyeshield ini baginya kepada seorang gadis berambut biru gelap.
"Suzuna, karena eyeshield inilah aku memulai semuanya sebagai Eyeshield 21 pahlawan palsu dari NotreDame, karena tanpa ini aku tidak bisa memulai apapun!" ucap Sena tanpa mengalihkan pandangannya pada Suzuna yang duduk di sampingnya, "meski awalnya aku dipaksa bermain oleh Kak Hiruma!" sambung Sena sambil mengingat kenangannya dahulu.
"Hihihi…, tapi Sena mengubah kebohongan menjadi kenyataan, iya 'kan?" kata Suzuna sambil memandangi langit-langit ruang loker itu. Ia ingat pertama kali mereka bertemu di Amerika, saat itu baginya Sena sangat lemah dengan badannya yang kecil itu, tapi begitu Sena berada di lapangan ia terasa berbeda. "Selain itu, Sena kelihatan keren di lapangan!" sambung Suzuna kemudian.
"Eh…?" Sena sentak kaget mendengarnya, Suzuna hanya membalas dengan senyuman cerah membuat perasaan Sena menjadi aneh, seperti ada sesuatu yang menekan dadanya, namun terasa begitu lembut.
"Tiga hari lagi dari sekarang Sena akan pergi ke Amerika dan bermain A.F di NotreDame, sepertinya kamu kan dilatih keras oleh Trio Pantagram itu, Sena!?" sambil menebak-nebak apa akan dilakukan oleh Trio Pantagram itu pada Sena, "bisa dibilang itu karena mereka mengakui Sena sebagai Eyeshield 21!" tambah Suzuna.
Sejenak Sena terdiam memandangi Suzuna sambil mengabaikan perasaan aneh yang ia rasakan.
"Hah…!? Kalau seandainya begitu, kemungkinan eyeshield Sena yang berharga ini bisa rusak!" ucap Suzuna saat menyadarinya.
"Mak…maksudnya…?" tanya Sena bingung.
"Kalau dilatih keras, itu artinya kamu harus menerima teckle atau semacamnya dari Clifford, Tatanka, dan terutama karena tabrakan yang mungkin terjadi, iya 'kan?" kata Suzuna sambil mengepal kedua tangannya.
Sena jadi ingat teckle yang diberikan padanya saat World Cup dulu, sebab ia berniat menutup jalur lari Panther dengan memanfaat , sehingga ia menerima teckle itu dari . Secara fisik itu mustahil bagi Sena, tapi tekad brutalnya untuk bertarung memaksanya melenyapkan hal yang mustahil itu dari pikirannya. Karena Suzuna bicara seperti itu, Sena membayangkan hal-hal yang menakutkan setelah ia sampai di Amerika nanti.
"Tapi meskipun begitu, latihan itu bukankah sangat bagus buat Sena, iya 'kan?" kata Suzuna sambil tersenyum manis pada Sena.
Benar-benar aneh, tidak tahu kenapa, perasaan Sena menjadi aneh ketika melihat Suzuna, apakah itu perasaan tenang karena Suzuna memperhatikannya?, apakah itu perasaan bahagia karena Suzuna ada disini, sekarang disisinya?, atau apakah ada sesuatu yang lain?, yang jelas mata Sena tidak mau lepas dari Suzuna. Akhir-akhir ini Suzuna terlihat manis di matanya dan sikapnya pun terlihat dewasa. Perasaan aneh itu seperti menggelitik hatinya dan menyesakkan dadanya, namun terasa hangat.
Menyadari itu Sena langsung tertunduk lemas ditempat duduknya sambil menutup mulutnya, wajahnya memerah dan mengeluarkan keringat dingin, tangannya yang memegang eyeshield pun bergetar. Sena tidak menyangka ia akan memiliki perasaan itu pada Suzuna, karena memiliki perasaan itulah ia merasakan perasaan yang tidak enak ketika mengetahui bahwa Suzuna pergi bersama Riku, dihari ini dimana pesta diadakan untuknya.
"Disini kamu rupanya, Sena!" kata Monta mengagetkannya dari lamunannya, ia tidak mendengar pintu dibuka. "Aku mencari-carimu dari tadi!"
"Hah…, i…itu…maaf…" jawab Sena gugup sambil memegang lehernya. Ia berusaha bersikap biasa, takut Monta menyadari perasaan yang disadarinya tadi.
"Sena…, jangan-jangan kamu…" Monta mulai curiga.
Kecurigaan monta membuat Sena tercegat dan kaget dengan cucuran keringat dingin di wajahnya. "Memikirkan Suzuna dan Riku 'kan!" sambung Monta setengah berteriak membuat Sena kehilangan keseimbangan duduknya dan wajahnya sukses mendarat kelantai dengan keras.
"Aku pikir Monta akan mengatakan 'kalimat' itu…" batin Sena was-was dengan linangan air mata masih dengan posisi jatuhnya.
"Ayo kita pergi membuntuti mereka, Sena!" usul Monta semangat dan spontan, sebenarnya ia juga penasaran dengan hubungan Suzuna dan Riku.
"EEEEH...!?" Sena dibuat kaget luar biasa karena usulan Monta.
"Taki bilang Suzuna dan Riku pergi ke pusat kota…" tambah Monta lagi.
"Kami juga ikut…!" kata Kuroki dan Togano serempak, membuat Sena dan Monta kaget setengah mati karena mereka muncul dengan tiba-tiba.
Kuroki sepertinya ingin sekali membuntuti Suzuna dan Riku, bisa dilihat bahwa ia sudah mempersiapkan 'alat perangnya' seperti handycam dan kamera digital menggantung dilehernya. Jumonji juga ikutan, tapi lebih untuk mengawasi dua teman gilanya ini agar tidak melakukan tindakan brutal.
"Kalau begitu sudah diputuskan! Ayo berangkat, Sena!" ajak Monta dengan penuh semangat sambil menunjuk langit.
"Ng…, tunggu…apa itu tidak…,tunggu…" kata Sena terbata-bata karena ia tidak tahu harus bicara apa lagi pada teman-tamannya. Tapi di lubuk hatinya, ia ingin pergi juga, rasa penasarannya menggelitiknya untuk ikut.
(bersambung…)
Ama: yo…semuanya… , ini fanfic pertama saya dan Ami, konsep awalnya saya ambil dari seri manganya ketika Sena di undang ke Amerika. Untuk awal dan ending saya sudah memikirkannya, dalam prosesnya di bantu sama Ami, karena dia suka pairing SenaXSuzuna…/(-_-)", tentu saya juga punya tujuan lain buat bikin fanfic ini…nyahahahahahaha…*tawa menyeringai…
Ami: huh…bilang aja cerita ini untuk adik kita …(T,T), maaf untuk para reader kalau fanfic ini kurang lelucon dan sebagainya…
Ama: huh….dia 'kan bisa bikin cerita sendiri...(=3=)/
Ami: ya…ya…(=.=")7
Sena: Ama-san, Ami-san…jadi bagaimana apa Suzuna suka sama Riku?*gugup dengan rasa penasaran
Ami : TENTU SAJA SENA…*menyeringai (m)d
JDAAAAAAARRRR…!
Sena: *bak disambar petir, Sena langsung ambruk
Ama : kyaaa…Sena-kun…*berlari mendekati Sena
Shine: master…anda tegaaan…
Ami: kyaaa…jangan berdiri dibelakangku,Bodoh. Image reaper dan badanmu yang hanya tengkorak itu bikin kaget…mau ku pecat jadi asisten…*teriak-teriak
Shine: nggak mauuu…masteerr….hik…\(QAQ")/
Ami: hei…kucing hitam dengan loreng hijau bersyal hijau disana…cepat ditutup chapter ini…mau bengong sampai kapan?* teriak-teriak sambil nunjuk-nunjuk
Ama: woiii…kira-kira dong, main perintah-perintah aja…(m")P…, namanya GB(Green BlackCat), asistenku…tau..huh…dasar ratu tegaan! Sena bertahanlah…(QuQ).
GB : maaf para reader yang terhormat, author kita jadi gila(_ _"), mohon dimaklumi masalah kecil ini sering terjadi…ehem…baiklah, terimakasih telah membaca fanfic ini…untuk chapter 2 akan segera menyusul…, saran dan kritiknya diterima…m(_ _)m.
