THANK YOU

Naruto – Kishimoto Masashi


Hai semuanya, namaku Yamanaka Ino. Hari ini aku akan berkencan dengan pacarku, Uchiha Sasuke. Dia bilang kencan kali ini adalah kado untuk ulangtahunku yang ke-15. Selama ini Sasuke memang sangat sibuk, dia adalah salah satu pewaris Uchiha corp., perusahaan dagang terbesar di Jepang.

Kadang aku kasihan melihat Sasuke begitu sibuk. Di usianya yang masih 18 tahun, dia sudah dibebani dengan tanggung jawab yang besar. Terlebih lagi ia selalu diawasi oleh bodyguard Uchiha.

"Hime! Sasuke sudah datang! Cepat turun!" terdengar suara ayahku berteriak dari lantai bawah.

"Baik Ayah!"

Aku kembali melihat penampilanku di cermin. Aku memakai dress berwarnya jingga dengan motif bunga berwarna ungu muda. Kuharap Sasuke menyukainya. Aku segera turun dan berjalan ke ruang tamu. Rupanya Sasuke sedang berbincang-bincang dengan ayahku.

"Ah, Ino, kau sudah siap?" tanya Sasuke begitu melihatku datang.

"Yup, ayo berangkat, Sasuke-kun." ujarku sambil menggandeng tangan Sasuke.

"Nah, tolong jaga anakku ya Sasuke." kata ayahku sambil menepuk pundak Sasuke.

"Tentu saja Paman." jawab Sasuke sambil tersenyum.

"Mana bodyguard-mu Sasuke-kun?" tanyaku heran.

"Hari ini mereka tidak akan mengganggu kita, Ino." Sasuke tersenyum simpul.

Setelah berpamitan, kami pun segera menuju stasiun yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku sudah tidak sabar, kuharap kencan kali ini berjalan lancar.

Hari sudah sore, seharian ini kami sudah mengelilingi taman bermain. Semua wahana sudah kami coba. Aku benar-benar senang hari ini. Kami berkencan tanpa diawasi para bodyguard Uchiha, tidak diganggu oleh telepon dari perusahaan, Sasuke juga terlihat lebih lepas hari ini.

"Fuuh, capeknya." kataku sembari duduk di kursi taman.

"Kau sudah puas bermain?" tanya Sasuke padaku.

"Sangat puas. Makasih ya Sasuke-kun. Ini kado ulangtahun yang terbaik." kataku tersenyum senang.

"Hmph, kau pikir aku sudah memberikan kado ulangtahunmu Ino-chan?"

Sasuke duduk di sebelahku. Dia mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah dari dalam sakunya. Ekspresinya berubah serius.

"Eh? Sasuke-kun, itu…"

"Ini adalah kado yang kusiapkan khusus untukmu."

Sasuke membuka kotak itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin dengan hiasan amethyst, permata berwarna ungu.

"Ino, aku ingin hubungan kita lebih serius. Maukah kau menjadi pasangan hidupku?" kata Sasuke melihatku.

Wajahku terasa panas mendengar kata-kata Sasuke. Pasti wajahku benar-benar merah sekarang.

"Aah… ta-tapi Sasuke-kun, apa ini tidak terlalu cepat? L-lagipula usiaku masih 15 tahun, tidak mungkin ayahmu setuju kita menikah kan?" jawabku gugup.

"Ahaha, tentu saja tidak Ino. Kita akan menikah saat kau sudah menyelesaikan pendidikanmu. Aku hanya takut kau akan direbut orang lain sebelum saat itu tiba." kata Sasuke.

"A-apa yang membuatmu berpikir aku akan direbut orang lain?" tanyaku.

"Yah, kau tahu sendiri, aku jarang punya waktu untukmu, Ino." kata Sasuke pelan.

"Wa-walaupun begitu, aku akan tetap setia pada Sasuke-kun!" kataku sedikit membentak.

Sasuke terlihat sedikit terkejut. Sepertinya suaraku terlalu keras. Sasuke melihatku dan tersenyum lembut.

"Terimakasih, Ino. Aku harap kau mau menerima cincin ini." kata Sasuke melihatku.

"Ah…, te-tentu saja aku mau menerimanya Sasuke-kun." jawabku dengan wajah memerah.

"Terimakasih Ino."

Sasuke pun memasangkan cincin itu di jari manisku. Aku benar-benar bahagia hari ini.

"Apa kau suka dengan cincin itu?" tanya Sasuke.

"Sangat! Terimakasih Sasuke-kun, aku benar-benar bahagia." kataku.

"Hm, sama-sama Ino." Sasuke tersenyum lembut padaku.

"Sudah hampir gelap, ayo kita pulang." Sasuke menggandeng tanganku.

Saat kami dalam perjalanan pulang, tiba-tiba sekelompok orang berbaju hitam mendekati kami. Mereka melihatku dengan mata lapar.

"Hai manis, kau mau ikut kami tidak?" kata salah satu dari mereka.

"Biarkan kami lewat." kata Sasuke datar.

"Oow, sepertinya kita harus menyingkirkan pemuda ini dulu." sahut orang yang lain.

"Orang sepertimu sebaiknya mati saja, hahaha."

Aku mengeratkan peganganku pada tangan Sasuke. Sasuke menatapku dan tersenyum lembut. Dia melepaskan pegangan tanganku.

"Sa-sasuke-kun…"

"Jangan khawatir, kau akan baik-baik saja." bisiknya di telingaku.

Sasuke mulai berkelahi dengan orang-orang itu untuk melindungiku. Mereka menyerangnya membabi buta. Aku tidak tahan melihat pemandangan mengerikan itu. Kulihat seseorang mengayunkan pemukul besi ke arah Sasuke dari belakang.

"Awas!" aku berusaha melindungi Sasuke.

'DUAK!'

"INOOO!"

-To be continue….