Antara Itachi dan Deidara
Hak cipta
Naruto: Masashi Kishimoto
Antara Itachi dan Deidara: Ice-cy
Ini adalah sebuah fanfiksi satu kali habis, yang merupakan drabble. Fanfiksi ini kebanyakan akan singkat dan sangat tidak jelas.
Peringatan: YAOI, drabble, school-life, short, ItaDei, common idea.
Kesamaan nama dan bentuk tokoh adalah hal yang disengaja. Namun bila ada kesamaan atau kemiripan cerita, adalah murni sebuah ketidaksengajaan, karena fanfiksi yang saya buat terinspirasi dari gambar-gambar ItaDei yang saya temukan di Google.
Bagi yang tidak suka jangan membaca ya! Hehe
Bagian 1: Manis
"Kyaa! Deidara-senpai manis sekali!"
"Hun. Dia itu juga cantik!"
"Menurutku dia imut!"
Teriakan demi teriakan, padahal hanya seruan kecil namun terdengan teriakan di telingaku, mulai berngiang di kepalaku. Baiklah, aku ini laki-laki. Aku tak mempunyai dada, dan apa perlu aku menunjukkan bukti bahwa aku ini laki-laki? Jangan sampai aku melakukan itu!
Cih, aku sebal sekali dengan mereka. Aku sama sekali tak keberatan dengan mereka yang menjadi fujoshi dan kerap mencuri gambarku dengannya. Tapi... saat mereka berteriak aku ini manis, seolah-olah mereka sedang menyerui seorang gadis, itu sungguh membuatku kesal! Manis? Cantik? Imut? Darimana kata-kata aneh itu bisa terlontar tentangku?
Aku ini seratus persen bertubuh laki-laki, dan aku ini tampan. Aku tampan! Camkan itu para fujoshi nubi ataupun veteran.
Aku berjalan menghentakkan kakiku dengan kesal menuju ke samping lapangan dan duduk di bawah sebuah pohon. Sejuk sekali di sini. Dari sini aku bisa melihat hampir seluruh gedung sekolah. Aku menyandarkan diri pada pohon yang ada di belakangku, menutup mata dan pura-pura tidak tahu. Pura-pura tidak tahu tentang apa? Tentu saja tentang teriakan-teriakan para fujoshi dan tatapan para seme yang berseliweran di sekolah.
Ah, sedaritadi aku merasa terganggu dan menyebut mereka fujoshi dan seme. Alasannya adalah karena merecokiku yang sejak sebulan lalu menjadi kekasih salah satu idola mereka. Mau tahu siapa dia?
Lihatlah ke mana aku memandang. Saat ini aku tengah melihat seorang pemuda yang terkenal cool itu berjalan ke arahku sembari memamerkan senyuman tipisnya. Acara menutup mata-menghindari-mereka batal karena aku mendengar suara yang sangat familiar bagiku memanggil.
Aku duduk bersila, memandang ke atas pada pemuda yang kini berdiri di depanku. Kalian tentu kenal dengan si keriput sejati kan? Dia lah kekasihku. Salah satu Uchiha yang menyebalkan. Dia sama sekali tak jauh beda dari adiknya yang sangat menyebalkan.
Menurut kalian, apa yang akan seorang kekasih lakukan jika bertemu dengan kekasihnya? Memeluknya? Merangkulnya? Mengajaknya ngobrol? Atau apa? Yah, yang jelas adalah hal menyenangkan, bukannya malah saling memelototi seperti yang aku lakukan sekarang. Lihatlah dia. Dia berdiri diam di depanku, membiarkan aku seperti orang bodoh.
"Cih. Ada perlu apa, Itachi?" Tanyaku tak peduli dan melempar pandang ke arah lain.
Aku mungkin sebal dengannya. Tapi satu hal yang tak bisa aku elakkan adalah, aku tak bisa bertahan dengan pesonanya. Kharisma seorang Uchiha Itachi terlalu sulit untuk ditolak para uke, termasuk aku –yang dengan terpaksa- mengakui diri menjadi uke-nya.
Normal POV
Itachi tak menjawab, ia malah tersenyum penuh arti pada kekasihnya yang tengah memalingkan muka darinya. Detik berikutnya ia memilih untuk duduk di samping Deidara dan bersandar di pohon. Wajah tenang tampak tergambar jelas di wajah Uchiha sulung itu saat ini. Memejamkan kedua matanya, merilekskan tubuhnya, dan meletakkan kedua tangannya dengan santai di atas rerumputan yang menjadi alas mereka.
Deidara melirik sesekali melihat Itachi. Hal yang ia dapati setelah beberapa kali lirikan itu adalah, Itachi tersenyum –menyeringai– tipis, dan membuat Deidara menebak-nebak Itachi.
"Apa yang kau lakukan di sini, Dei?" Tanya tachi dengan suara pelan, namun cukup untuk sampai ke telinga Deidara.
"Hanya sedang menghindari tatapan menjijikkan dari para gadis itu."
"Memangnya kenapa?"
"Aku sama sekali tak terima saat mereka mengatakan bahwa aku manis. Aku ini pria!"
"Hn."
Deidara menoleh dan mendelik tak percaya ke arah Itachi. Ia sebal sekali jika pemuda itu merapalkan trademark milik adiknya. Demi apapun yang ada di muka bumi ini, kombinasi dua huruf nista itu adalah kombinasi huruf yang paling buruk dari sekian jutaan kosa kata yang ada.
"Tapi menurutku kau manis, Dei." Ucap Itachi lembut yang lalu menutup kedua kelopak matanya, menikmati hembusan angin, dan tersenyum tipis karena ia yakin bahwa saat ini kekasihnya tengah merasa terusili.
"Ii– Itachi baka!"
Benar dugaan Itachi. Saat ini Deidara tengah sibuk memalingkan wajahnya yang mulai merona merah.
Ia akan marah, jika ada yang mengatakannya manis. Namun dari Itachi, hal itu tak berlaku.
TAMAT
Bagian selanjutnya: Cemburu
Itachi dilirik seorang seme?
Deidara yang berpura-pura tak peduli justru membuat pemuda itu semakin gencar mendekati Itachi.
Deidara mengetahui bahwa mereka akan pergi ke festival sekolah bersama.
Apakah yang akan dilakukan Deidara?
Spesial buat ItaDei fans. Hapus, atau tetap? ^^
