* Hunkai *

Menjadi istri seorang Oh Sehun bagaikan mimpi di siang hari. Katakan lah jika Kim Jongin gadis berkulit tan itu beruntung. Bagaimana tidak, dia terlahir yatim piatu dan dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ibunya meninggalkannya ketika dia baru lahir, dan ayahnya entahlah. Umurnya baru saja menginjak 23 tahun, dan dia sudah menjadi istri Sehun, nama suaminya selama 3 bulan ini. Pernikahan sederhana layaknya cinderella, pesta kebun, adik-adiknya di panti dan bibi Jung pengasuhnya sedari bayi turut hadir di pesta pernikahan yang diadakan di kebun belakang rumah panti. Bahagia? Tentu saja, Jongin tidak pernah menyangka dia akan menikahi putra dari seorang pengusaha terkenal. Dan kebahagiaannya lengkap sudah ketika dia mengandung buah hatinya yang menginjak 2 bulan ini. Seperti sekarang, Sehun akan dengan senang hati mengantarkan istrinya ke panti untuk mengajar adik-adiknya.

" nanti aku jemput seperti biasa "

" hmmb hati-hati "

Jongin melepas seatbeltnya dan tersenyum ke arah sang suami.

Cup

Sehun bahkan menarik lengan mungil istrinya dan mengecup pipinya.

Cup

Dan mengecup perut yang masih datar itu

" jangan nakal sayang, jaga ibu ok "

" baik ayah "

Dan mobil hitam itu pun melaju meninggalkannya di pagar rumah panti.

" jongin unniiieeee/nooonaaaa "

Baru saja hendak masuk ke dalam gerbang, teriakan anak kecil bersautan keluar dari pintu rumah minimalis itu. Sekitar 7-8 anak laki-laki dan perempuan berlarian kearahnya dan memeluk kaki jenjang sang kakak

" hai ben, insoo, yeri, wooshin, taeryong, seohyun, yoojung, namjo "

" una, au idak i apa " ( noona aku tidak disapa )

Jongin menoleh ke sisi kanan, dilihatnya anak laki-laki gembul berumur sekitar 23 bulan yang merajuk dengan pipi bulatnya. Jongin berjongkok dan mengusap kedua pipi gembul batita itu.

" hai joomyeon iii "

Cup cup cup

" aa una,, eliii "

Cup cup cup

" aa unaaa "

Joonmyeon terkikik geli karena dikecup pipinya berulang kali dan batita itu tertawa dengan giginya yang belum tubuh sempurna. Melihat si gembul Joonmyeon diserang sang noona, para kakaknya juga ikut mengecup dan menggelitiki perut si baby gembul.

" aaa uuung, ukup ukup hihihi hihihi elii, unaa eliii " ( cukup cukup geli )

" hahaha ayo serang si gembul, gelitiki dia hahahha "

" ben uung eliii hihihi yeli una elii hihihi " ( ben hyung geli, yeri noona geli )

Jongin ikut tersenyum dan semuanya terduduk di rumput hijau yang sedikit basah itu.

" hey sudah sudah, ayo masuk. Ben sudah jangan gelitik adikmu, hey hey namjo sudah jangan buat adikmu menangis kegelian "

Itu Bibi Jung pengasuh mereka dan hmmb mungkin ibu mereka. Di lengan kirinya ada bayi mungil, yang baru seminggu ditinggalkan di depan pintu panti.

" jongin , ya tuhaaaan. Suruh berhenti adikmu itu "

" haahaha baik ibu. Hey sudah sudah, berhenti. Kasian joonmyeon "

Semua anak kecil itu berhenti menggelitikinya dan merepat ke tubuh Jongin. joonmyeon bangun dengan susahnya dan dibenatu dengan noona kesayangannya, Seohyun.

" hay baby min, uuh kau semakin gembul saja "

Sapanya dengan baby Min, nama panjangnya Minseok. Tubuhnya mungil, putih, lembut dan gembul. Umurnya mungkin masih 8 hari, terhitung sejak ditemukan di depan pintu dengan keadaan berdarah seperti habis dilahirkan.

Semua anak kecil itu duduk di ruang tamu dengan Jongin berdiri di samping papan tulis. Umur mereka rata-rata 7-9 tahun. Dan yang tertua adalah Ben, 2 bulan lagi umurnya 10 tahun. Nasib mereka sama, ditinggalkan di depan pintu panti ketika masih bayi. Berbeda dengan Namjo, gadis kecil itu masih sempat mendapat kasih sayang orang tuanya, sebelum kecelakaan merenggut semuanya. Saat itu usianya 3 tahun, dan tetangga rumahnya menitipkannya untuk tinggal disini. Sedang yang terparah adalah Seohyun, gadis mungil berumur 7 tahun itu ditinggalkan di pintu depan dengan badan membiru dan kedinginan di sebuah kardus sempit sehingga tubuh mungilnya terlipat ke dalam.

" kemarin kalian sudah belajar tentang ilmu alam, sekarang kita akan belajar menghitung. Seperti biasa, jika ada yang berhasil menjawab noona akan memberikan hadiah "

Tedengar bisik-bisik di depannya, bahkan Joonmyeon si batita merengek ikut duduk di ruang tamu bersama hyung dan noonanya. Bibi Jung memang melarang Joonmyeon ikut belajar bersama kakak-kakaknya itu karena, jika semua kakaknya memperoleh hadiah ketika bisa menjawab, batita itu akan menangis kencang dan baby Min juga akan ikut menangis. Tapi karena Joonmyeon sudah berjanji untuk diam dan tidak boleh menangis, bibi Jung mengijinkannya ikut dengan catatan duduk di samping ibu asuhnya.

" coba kalian hitung soal diatas, jika benar kalian mendapatkan ini "

Jongin mengangkat sebuah bungkusan kecil di tangan kanannya. Semua adiknya berlomba untuk menulis dan menghitung dengan jemari mungilnya, tak terkecuali Joonmyeon yang meminta Jung eomma untuk membantunya menjawab.

" apa perlu kita membawa minny, hun ? aku pikir ibu akan kesusahan merawatnya mengingat joonmyeon yang masih ingin diperhatikan "

" apa perlu ?"

" menurutku, hmmb iya. Kita bawa saja selama 5 bulan. Sampai kandunganku 7 bulan dan setelah itu kita kembalikan lagi ke panti, minny masih berumur 8 hari dan aku takut jika baby min tidak terurus "

Sehun melirik istrinya yang menatapnya dalam, lelaki albino itu tersenyum, mengusak rambut istrinya dan menarik rem tangan ketika mereka berhenti di lampu merah.

" jika mengembalikan kepada ibu, aku tidak yakin kau akan melepaskannya sayang. Ketika kau sudah menggendong baby min, kau akan lupa semuanya. Dan ketika dia berusia 5 bulan kau kembalikan ke panti, aku yakin kau akan merengek kembali padaku untuk tidak mengembalikannya ke panti "

Jongin nampak berfikir, betul juga dengan apa yang dikatakan Sehun. itu sama saja, huuuh suaminya ini benar-benar pintar.

" lebih baik kita sering mengunjungi saja, kita pasti tahu bagaimana perkembangan baby min, jonmyeoni dan lainnya "

" baiklah "

Bahagia, yaa keluarga kecil yang tengah menunggu lahirnya putra atau putri mereka yang pertama begitu bahagia. Hingga hari yang tidak mereka duga datang. Ayah dan ibu Sehun datang berkunjung ke rumah sederhana mereka dengan tatapan mengintimidasi. Ya, pernikahan bahagia mereka sebenarnya tidak benar-benar bahagia. Sehun yang Jongin kenal sebagai putra tunggal keluarga Oh nyatanya menikahinya tanpa restu orang tuanya. Jongin hanya sekali bertemu dengan kedua orang tua Sehun dan hari itu pula, mereka tidak mendapat restu hingga akhirnya Sehun meninggalkan rumah mewahnya dan pergi ke tempat asal Jongin di Busan, tempat dimana dia dibesarkan. Jongin bahkan menolak keras Sehun untuk lebih memilihnya, tapi karena rasa cintanya yang mendalam, Sehun lebih memilihnya dan meninggalkan gemerlap dunia mewahnya. Berbekal ijasah sarjana yang dimilikinya dengan nilai tinggi, dia bekerja di perusahaan kecil. Dan sekarang ketika usia kandungan Jongin menginjak 6 bulan, mereka dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tua Sehun dan sebuah berita besar yang membuat mereka membulatkan mata lebar-lebar.

" kalian harus bercerai. Ibu tidak mau tahu sehun "

Ucap wanita paruh baya dengan dandanan sosialitanya. Jongin memandang kedua orang paruh baya di depannya itu dengan diam namun air mata tak pernah berhenti mengalir di kedua pipinya. Jemari tangan keduanya juga sudah terlepas dengan sendirinya ketika mendengar apa yang mereka dengar dari wanita yang dipanggil ibu oleh Sehun

" dan kau, gugurkan kandunganmu. Aku tak ingin anak itu lahir dari rahimmu. Gugurkan janin itu "

" ibu "

" DIAM KAU SEHUN "

" IBU YANG HARUS DIAM, IBU MENYAKITIKU DAN JONGIN. TERLEBIH DIA "

Suara teriakan yang bisa mereka pastikan akan terdengar hingga luar rumah itu membahana.

" hiks... hiks... "

" kalian harus bercerai, dan anak itu tidak boleh lahir sehun. dia harus mati sebelum lahir "

" hiks hiks.. "

Keluar sudah isakan yang sedari ditahannya. Lelaki tua itu juga menyuruh kedua pasangan muda itu untuk membunuh janin yang tidak berdosa.

" hiks... aku ti.. hiks dak akan membu.. hiks nuhnya.. dia anakku "

Ucapnya dengan terbata dan memeluk perut besarnya

" ya anak dari ADIKMU SENDIRI KIM JONGIN "

" IBU "

Jongin semakin erat memeluk perutnya dan menggigit bibirnya yang sudah ia pastikan tergores oleh gigi depannya. Satu fakta yang baru saja ia ketahui, apa tadi, adik? Adiknya? apa maksudnya Sehun adalah adiknya? lalu kedua orang tua Sehun adalah ayah ibunya? Jadi, dia... tunggu tunggu, apa ini berarti Jongin putri tuan dan nyonya Oh, dan Sehun adalah adiknya. adik kandungnya?

Jongin menatap tidak percaya kedau orang tua Sehun yang ia tidak yakin sebagai orang tuanya juga. Bahkan Sehun ikut mengernyitkan kening begitu kalimat lancar tersebut keluar dari bibir sang ibu.

" mengapa nyonya hiks... baru datang ketika keadaan seperti hiks ini. Mengapa tidak dari awal hiks memberi tahu ku hiks jika aku putri kalian hiks. Putri kalian yang sudah nyonya buang 23 tahun yang lalu. Mengapa baru sekarang mencari tahuku nyonya "

" aku tidak ada waktu untuk mencarimu. Dan aku bukan ibumu, aku hanya mengandung dan melahirkanmu. Melihat kau lahir sebagai perempuan, membuatku hina "

" ... "

" kami terpaksa membuangmu karena kau perempuan, jika kau lelaki kami tidak akan seperti ini. "

" ... "

" jalan terbaik adalah menggugurkan kandunganmu dan pergi dari kehidupan sehun. aku tidak ingin mempunyai cucu dari kedua anakku sendiri. Memalukan "

Kuku-kuku Sehun memutih dan matanya terpejam membiarkan air mata lolos di mata elangnya. Mendengar sebuah kenyataan yang ternyata disimpan rapat oleh kedua orang tuanya membuatnya marah bukan main.

Ya, Sehun dan Jongin merupakan adik kakak kandung. Jongin dibuang oleh ibunya ketika tahu, wanita itu melahirkan bayi perempuan. Dan selama hidupnya Heechul dan Siwon, tidak pernah mencari tahu keberadaan bayi perempuan itu hingga akhirnya Sehun, anak kandung mereka yang lainnya membawa Jongin kepada mereka dan meminta restu untuk menikah. Mendengar hal itu, Heechul maupun Siwon murka. Mereka lebih murka ketika tahu Sehun pergi dari rumah. Beberapa bulan kemudian, karena kesibukan mereka, keduanya baru mencari tahu tentang Jongin dan mereka terutama Heechul begitu terkejut jika Jongin merupakan bayi yang dulu dilahirkan dan dibuangnya.

" sehun, ini peringatan. Jika kau tak segera bercerai dan menyuruh jongin untuk menggugurkan kandungannya. Ayah tidak akan segan-segan melakukan hal yang tidak menyenangkan kepada istrimu "

1 tahun kemudian.

" noona, adik bayi masih tidur ? "

" tentu, dia habis minum susu jadi harus tidur myeon "

Batita berumur 3 tahun itu mengangguk dan duduk disamping wanita berkulit tan di ayunan rumah panti mereka. Jongin, nama wanita yang tengah menggendong baby Haowen yang sedang tidur dengan lelapnya dan Joonmyeon yang setia mengecup pipi gembul adiknya. Udara di siang hari tidak terlalu panas, angin juga bertiup semilir, lagipula ayunan itu berada di bawah pohon rindang di belakang rumah panti.

Dikecupnya kening sang putra, namanya Haowen. Kim Haowen, bayi laki-laki berumur 9 bulan. Mungil, putih, lucu dan mirip dengan ayahnya. Melihat putranya yang tertidur mengingatkannya kepada ayah dari Haowen, Sehun.

Flashback

" baiklah, aku tidak akan menyuruh jongin untuk menggugurkan kandungannya. Tapi dengan syarat, kau, sehun. kau harus menceraikannya, dan menikah dengan pilihan ayah. Jika kau menolak, ayah akan memaksa jongin menggugurkan janinnya "

Brak

Pintu rumah itu tertutup dengan keras. Isak tangis di ruang tamu terdengar saling bersautan. Mereka diam dalam hening hingga suara sengau dari salah satu diantara mereka keluar

" sehun, turuti perkataan ayahmu. Dia benar, kita tidak mungkin bisa bersatu. Kau adikku, dan aku kakakku. Kita harus berpisah "

" ... "

" saudara sekandung tidak harus menikah, ini salah. Tuhan akan menghukum kita. Aku kakakmu, kakak kandungmu. Dan benar, janin ini memang seharusnya tidak ada. Tapi maaf, aku bukan seorang pembunuh. Aku akan membiarkannya lahir dan tumbuh "

" hiks... "

Jongin menarik nafas dan menghembuskannya kasar lalu mengusap air matanya

" maaf, kita harus bercerai "

Sebuah kalimat yang sangat sulit diucapkan akhirnya keluar juga. Jongin menangis dan membiarkan dress bagian atasnya basah. Perlahan Sehun menarik tubuh wanita itu dan memeluknya erat. Jongin balas memeluknya erat. Mereka menangis bersama dengan Sehun yang berkali-kali mengecup puncak kepalanya. Beradu argumen dengan ayah ibunya tidak akan menemukan titik temu terbaik bagi mereka berdua. Sehun tahu jika ini salah, tapi mereka tidak sepenuhnya bersalah.

" aku mencintaimu, aku mencintaimu "

" hiks ... se... hiks "

" aku mencintaimu jong, aku mencintaimu. Aku mencintaimu dan bayi kita. Aku mencintaimu "

" se,,, hun,,, hiks hiks... jangan seperti ini hiks hiks "

" aku mencintaimu "

Ucapnya berkali-kali dan mengecupi seluruh wajah istrinya. Dia tidak menghiraukan rasa asin dari air mata itu. Dan terakhir, kedua bibir itu bertemu untuk yang terakhir kalinya. Sebelum mereka bertemu di pengadilan untuk bercerai.

Flashback off

" hiks hiks,,, huweeee huweeee huweeee "

" sssstt sayang, diam yaa ssst ssst ibu disini "

" huweeee huweeee "

" ssst, wen chan ssst hyungi disini ssstt diam yaa "

" hiks hiks "

Tangis Haowen pun berhenti, Jongin tersenyum kala Joomyeon ikut menenangkan adiknya. Hari semakin siang dan tampak bibi Jung yang berjalan ke arah mereka dengan Minseok yang berjalan tertatih di sampingnya.

" wen chan, myeonnie ayo masuk "

" uumh "

Joonmyeon mengangguk dan dia menggenggam sebelah tangan Jongin dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Sementara itu, lelaki berjas yang sudah berjam-jam lamanya duduk di kursi belakang mobil mewah itu masih saja menatap punggung wanita yang telah menjauh itu.

" tuan, apa kita harus pergi sekarang ?"

" sebentar lagi, sampai mereka benar-benar masuk ke dalam "

" baik tuan "

Sehun, lelaki berjas itu bernama Sehun. Yaa, sudah sebulan ini dia selalu mengamati rumah panti atau lebih tepatnya wanita dewasa dengan bayi yang ada digendongannya itu.

Drrrt drrrt

" kyungsoo calling "

Ponselnya berbunyi, dan itu istrinya. Istri kedua Sehun yang sudah dinikahinya 9 bulan yang lalu, dan sekarang dia tengah mengandung. Sehun tersenyum, dan kembali menatap pintu rumah panti yang sudah tertutup.

' maafkan aku, aku mencintai kalian '.