Adventure in New World
Naruto © Masashi Kishimoto
Highschool DxD © Ichiei Ishibumi
Warning: OC, OOC, Typo, and Etc
~ • ~
Chapter 1: Meet Old Sensei and Best Friend Mother!
Menghela nafas panjang pemuda berambut pirang berusia 17 tahun, mengenakan jaket putih di padukan dengan kaos standar shinobi warna hitam dan celana standar shinobi warna hitam menambah kesan tampan pemuda tersebut.
Dirinya tidak menyangka, sudah hampir tiga bulan hidup sendiri di dunia ini, dan hanya di temani oleh ke sembilan bijū yang menjaga tempat terjadinya Perang Dunia Shinobi Ke-4.
"Naruto." kata sebuah suara yang ternyata adalah bijū berekor sembilan. Kurama namanya.
Kurama beserta para bijū lainnya berjalan mengikuti Kurama, tidak lama kemudian para bijū beserta Kurama membentuk sebuah lingkaran dan Naruto berada tepat di dalamnya.
"Ada apa Kurama?" tanya Naruto heran, yang lebih heran lagi adalah semua para bijū berkumpul.
"Ada yang ingin aku sampaikan." menghela nafas sejenak, Kurama melihat rekan-rekannya sejenak dan mereka semua menganggukan kepala, pandangannya beralih kembali kepada Naruto, "Kami semua sepakat akan mengirim dirimu ke dimensi lain." kata Kurama.
Mendengar perkataan dari sahabatnya, Naruto benar-benar terkejut, "Apa maksudmu Kurama?" tanya Naruto tidak mengerti.
"Maksud kami adalah kami akan mengorbankan hidup kami untuk mengirim kamu ke dimensi lain" kata Shukaku bijū ekor satu to the point.
"Apa?! Aku tidak mau!" Naruto tidak habis pikir kenapa para bijū rela mengorbankan nyawa mereka hanya untuk seorang yang gagal menyelamatkan dunia.
"Dengar Naruto, di dunia ini sudah tidak ada harapan lagi, lagi pula kami semua ingin sekali bertemu kembali dengan Tou-san." kata Gyūki bijū ekor delapan, "Dan juga hidupmu lebih berharga dari pada kami, kamu bisa melanjutkan hidupmu di dimensi baru itu." tambahnya.
Naruto berpikir sejenak, perkataan Gyūki ada benarnya, tapi dengan mengorbankan hidup mereka itu membuat Naruto harus merasa kehilangan lagi sahabat-sahabatnya, "Aku tidak mau kalau itu-," Naruto menghentikan kata-katanya dan tertunduk sedih jika harus berpisah dengan mereka.
"Kami rela melakukannya Naruto, dan apa yang di katakan Gyūki benar, kami rindu dengan Tou-san, kami rela mengorbankan hidup kami kalau kamu mendapatkan hidup yang baru," Matatabi bijū ekor dua tersenyum kearah Naruto, "Kami bersyukur bisa berteman denganmu selama tiga bulan ini, kamu adalah teman berharga kami, lagi pula kamu masih mempunyai masa depan di dimensi baru tersebut." Matatabi menambahkan kata-katanya.
Mengangkat kepalanya, Naruto memandang wajah semua bijū yang tersenyum kearahnya, mereka semua tampaknya sudah siap dengan resikonya, Naruto tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan hanya bisa menutup matanya.
"Terimalah hadiah dari kami ini Naruto." kata Kurama tersenyum.
Masih menutup matanya Naruto mengangguk lemah, para bijū tersenyum ketika Naruto menganggukan kepalanya.
"Kalian siapa teman-teman!" kata Kurama bersiap-siap mengirim Naruto ke dimensi lain.
"Tentu saja!" jawab para bijū lainnya.
"Bijūjutsu Ōgi: Gaikeisunbō Toraberu!" teriak semua bijū menyebutkan nama jutsunya.
Cahaya putih menyelimuti tubuh Naruto, para bijū tersenyum ketika jutsu mereka mulai bekerja dengan baik, lambat laun tubuh Naruto mulai menghilang dari hadapan mereka.
"Jaga dirimu baik-baik Naruto!" teriak Son Goku bijū ekor empat tersenyum lebar.
"Terima kasih sudah mau menjadi teman kami Naruto." kata Kurama terkekeh senang.
"Shukaku, Matatabi, Isobu, Son Gokū, Kokuō, Saiken, Chōmei, Gyūki, Kurama! Terima kasih! Kalian semua adalah sahabat terbaik yang aku punya selama tiga bulan ini!" teriak Naruto sebelum tubuhnya memudar dan menghilang dari hadapan para bijū.
Para bijū terkekeh senang karena mereka berhasil mengirim Naruto ke dimensi lain, mereka semua menutup mata sebelum tubuh mereka menghilang bagaikan debu, dalam pikiran mereka cuma satu, semoga sahabat mereka baik-baik saja di dimensi yang mereka kirim, tapi mereka percaya bahwa Naruto pasti baik-baik saja, apalagi tubuh Naruto adalah tubuh Rikudō Senjutsu yang merupakan renkarnasi salah satu anak dari Hagoromo.
~ • ~
Di kota Kuoh, tepatnya di sebuah pemandian air panas, terlihat seorang pria paruh baya berusia sekitar setengah abad sedang melakukan sesuatu yang di sebut 'research'.
"Hehe, dunia ini benar-benar indah dari dunia shinobi." kata pria paruh baya berambut silver panjang dengan senyum mesumnya.
Pria berambut silver panjang tersebut bernama Jiraiya, dirinya terlempar ke dimensi lain setelah dirinya tenggelam di dasar laut setelah pertarungannya dengan Pein, hampir satu tahun Jiraiya berada di dunia ini.
Satu tahun juga Jiraiya menyelidiki dunia ini dengan mengembangkan jaringan mata-matanya, dan betapa terkejutnya Jiraiya banyak sekali fraksi-fraksi yang ada di dunia ini. Dirinya tidak habis pikir, dunia shinobi maupun dunia ini masih saja ada pertikaian.
Enam bulan sebelumnya Jiraiya belajar tata cara hidup di dunia ini, dirinya juga tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan teman dari dunia shinobi, teman yang merupakan istri dari Uchiha Fugaku, seorang yang selamat dari Uchiha Massacre selain Uchiha Sasuke, dia bernama Uchiha Mikoto.
"Ah! Aku harus cepat-cepat pulang, Mikoto-chan bisa marah jika aku terlambat pulang." kata Jiraiya, mengingat Mikoto sudah di anggap anak sendiri setelah dirinya berada di dunia ini.
Baru ingin membalikan badan menuju rumah, Jiraiya merasakan tekanan chakra yang sangat di kenalnya, sebuah tekanan chakra yang sudah lama sekali Jiraiya tidak merasakannya.
'I-ini tekanan chakra milik N-Naruto.' batin Jiraiya segera pergi meninggalkan tempat pemandian air panas dan segera menuju tempat berasalnya chakra yang di duga milik Naruto.
Melompat melewati atap rumah-rumah, Jiraiya bergegas hingga dirinya sampai di depan sebuah hutan yang tidak terlalu lebat, kemudian dirinya masuk ke dalam untuk memeriksa kebenarannya apakah tekanan chakra tersebut milik Naruto atau bukan.
Tidak berapa lama dirinya sampai tidak jauh di depan seorang pemuda yang sedang terbaring lemas di atas tanah, pemuda tersebut memiliki ciri berambut pirang dengan tanda whisker di kedua pipinya, Jiraiya membulatkan matanya melihat pemuda tersebut, pemuda yang sedang terbaring di depannya tidak lain adalah Uzumaki Naruto, murid keduanya di dunia shinobi.
"N-Naruto!" Jiraiya segera berlari memeriksa keadaan Naruto, "Naruto! Hei Naruto!" teriak Jiraiya menampar pipi kanan Naruto dengan pelan, berusaha membangunkan muridnya, tidak kunjung bangun Jiraiya memeriksa nadi Naruto kemudian menghela nafas lega, "Syukurlah, dia hanya pingsan."
Mengangkat tubuh Naruto dengan bridal style, Jiraiya langsung bergegas menuju rumah.
Melompati rumah-rumah Jiraiya memandang wajah Naruto dengan tersenyum, "Wajahmu makin mirip saja dengan Minato, gaki." katanya mengingat wajah murid pertamanya yang hampir sama persis dengan Naruto.
Ada perasaan senang dalam hatinya ketika bisa bertemu kembali dengan muridnya. Tidak berapa lama Jiraiya tiba di depan sebuah rumah yang cukup besar.
"Mikoto! Mikoto cepat buka pintunya!" teriak Jiraiya.
Merasa namanya di panggil dari arah pintu masuk, Mikoto bergegas mendekati pintu dan membukanya.
"Akhirnya pulang juga." kata Mikoto yang melihat Jiraiya berada tepat di depannya, tapi beberapa detik kemudian Mikoto terkejut ketika melihat sosok yang di kenalnya berada dalam gendongan Jiraiya.
Jiraiya yang melihat ekspresi Mikoto sedikit mengerti, karena dulu setelah Naruto lahir, Mikoto satu-satunya orang yang ingin merawat Naruto, tapi tidak di perbolehkan oleh suaminya.
"Lebih baik kita masuk dulu untuk membaringkan Naruto." kata Jiraiya. Mikoto menganggukan kepala dan memberi Jiraiya jalan untuk membawa Naruto masuk.
Jiraiya masuk dan membaringkan Naruto di salah satu kamar, kemudian Jiraiya keluar dan menutup kembali pintu kamar.
Di ruang tamu, Mikoto sudah menunggu Jiraiya yang baru saja membaringkan Naruto di dalam kamar, Jiraiya menghampiri Mikoto dan duduk di sofa yang tidak jauh dari Mikoto.
"Jiraiya-sama, bisa anda jelaskan kenapa Naruto-kun ada di dunia ini?" Mikoto benar-benar penasaran kenapa Naruto bisa ada di dunia ini.
Jiraiya menggelengkan kepalanya, "Sejujurnya aku juga tidak tahu Mikoto-chan, saat Naruto aku temukan, dia sedang dalam keadaan pingsan." Jiraiya menatap pintu kamar Naruto, lalu menutup matanya sejenak, "Apa mungkin Naruto juga mengalami hal yang sama seperti kita?" tanya Jiraiya.
"Aku juga tidak tahu Jiraiya-sama, lebih baik kita tanyakan langsung padanya setelah dia sadar." kata Mikoto. Berharap mereka berdua mendapatkan jawaban kenapa Naruto bisa ada di dunia ini.
"Kau benar Mikoto-chan," Jiraiya memberikan sebuah senyuman kemudian bangkit dari kursi dan berjalan kearah kamarnya, "Aku mau menyelesaikan buku ku dulu, nanti kalau Naruto sudah sadar panggilkan aku." kata Jiraiya. Setelah itu Jiraiya membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.
"Dasar, tidak di dunia shinobi tidak di dunia ini, kerjaannya hanya membuat buku hentai."Mikoto menggelengkan kepalanya heran kenapa Minato dulu mau jadi muridnya Jiraiya yang kelewat mesum. Menatap pintu kamar Naruto, Mikoto tersenyum, "Semoga cepat sadar Naruto-kun."
~ • ~
Malam yang indah di kota Kuoh bisa jadi malam yang terburuk bagi seseorang, tapi untuk seorang pemuda berambut pirang dengan tanda whisker di kedua pipinya bukan malam yang sangat buruk, melainkan malam dimana dirinya terbangun dari pingsan.
Membuka matanya secara perlahan, 'Shit! Jangan bilang kalau aku ada di rumah sakit,' pemuda bernama lengkap Uzumaki Naruto sangat trauma dengan namanya rumah sakit, "Nampaknya ini bukan rumah sakit." Naruto berusaha memposisikan dirinya bersandar pada penyangga kasur.
Melihat sekeliling kamar Naruto terasa asing dengan perabotan yang ada di kamar tersebut, hingga akhir sebuah pintu terbuka dan menampakan wanita cantik berambut raven berusia sekitar 38 tahun.
"Syukurlah kamu sudah sadar Naruto-kun," Mikoto nama wanita tersebut berjalan kearah Naruto dan duduk di pinggiran kasur.
Naruto kaget bahwa wanita cantik tersebut tahu namanya, "Ano, Oba-sama siapa yah? Kenapa bisa mengenalku?" tanya Naruto.
"Namaku Uchiha Mikoto. Salam kenal Naruto-kun." jawab Mikoto seraya tersenyum.
Mendengar nama tersebut Naruto membulatkan matanya kaget, "A-Anda ibunya teme?" tanya Naruto. Mikoto menaikan alisnya tanda bingung, dan tentu saja Naruto mengerti itu, "M-Maksudku anda adalah ibu dari Uchiha Sasuke?" Naruto benar-benar salah tingkah menyebut nama panggilan dari sahabat sekaligus rivalnya.
Wanita bernama Uchiha Mikoto terkekeh ketika Naruto memanggil sebutan anaknya dengan nama 'teme', kemudian menganggukan kepalanya, "Ah kau tunggu sebentar di sini Naruto-kun, ada seseorang yang juga ingin menemuimu." kata Mikoto. Mikoto bangkit dari duduk kemudian keluar dari kamar Naruto.
Ketika Mikoto keluar, Naruto mengamati sekeliling dengan cermat, 'Sepertinya ini memang dimensi lain, tapi kenapa Mikoto-basan ada di sini?' batin Naruto. Dirinya benar-benar bingung kenapa ibu dari Sasuke yang seharusnya sudah meninggal saat pembantaian clan Uchiha masih hidup, dan yang lebih herannya lagi kenapa Mikoto bisa ada di dimensi lain.
Tidak lama kemudian Mikoto datang kembali, tapi kali ini dirinya tidak sendiri, di belakangnya ada seorang pria paruh baya berusia sekitar setengah abad lebih, memiliki ciri berambut silver panjang dan garis di bawah matanya, dia adalah Jiraiya yang merupakan guru dari Naruto.
Naruto yang menatap gurunya terkejut dan mengucek matanya untuk memastikan bahwa gurunya benar-benar berada tidak jauh dari hadapannya dan yang terpenting gurunya hidup dan sehat.
"Lama tidak bertemu gaki." kata Jiraiya tersenyum.
Air mata turun di kedua mata Naruto, tidak butuh waktu lama Naruto segera bangun dari kasur dan memeluk erat gurunya yang merupakan figur ayah bagi dirinya.
"E-Ero-Sennin! Akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi!" Naruto memeluk erat Jiraiya, menyalurkan betapa rindu dirinya akan kehadiran Jiraiya, begitu juga dengan Jiraiya membalas pelukan murid yang sudah di anggap anaknya.
Mikoto yang melihat moment bahagia itu hanya bisa tersenyum senang. Tidak berapa lama akhirnya Naruto melepas pelukannya dan tersenyum kearah Jiraiya.
"Ero-Sennin, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi? Apa yang sebenarnya terjadi? Pa bilang Ero-Sennin sudah meninggal saat melawan Pein?" tanya Naruto. Setahu Naruto, gurunya meninggal saat bertarung melawan Pein.
"Ceritanya panjang gaki. Kalau kamu bertemu dengan Pa, berarti kamu menguasai Sage Mode?" tanya Jiraiya. Bila Naruto sudah bertemu dengan Pa berarti Naruto di ajarkan Sage Mode oleh Fukasaku dan Shima.
Naruto menganggukan kepalanya, "Ya, aku menguasai Sage Mode." kata Naruto bangga.
"Kamu memang murid terbaikku Naruto." kata Jiraiya bangga akan murid keduanya.
Mereka bertiga akhirnya berbicara panjang lebar, Naruto menceritakan semua kejadian yang menimpanya, dari belajar Sage Mode, bertarung dengan Pein, belajar menguasai chakra Kyūbi, terjun ke perang dunia shinobi ke-4, bertemu dengan kedua orang tuanya, bertemu para Kage yang di bangkitkan oleh Edo Tensei, bertarung bersama dengan Sasuke melawan Madara dan Obito, bertarung dengan Kaguya yang di bangkitkan oleh Zetsu, menyegel Kaguya, lalu bertarung satu lawan satu dengan Sasuke yang menyebabkan dunia shinobi hancur karena jurus terlarang Sasuke, serta para bijū yang mengirimnya ke dimensi ini.
"Aku tidak menyangka anak ku bisa berbuat seperti itu." Mikoto benar-benar sedih atas perbuatan Sasuke yang menghancurkan dunia shinobi.
Naruto menggelengkan kepalanya, "Maafkan aku Mikoto-basan, aku tidak bisa menarik keluar kegelapan dalam hati Sasuke." Naruto benar-benar menyesal hingga menitikan air mata.
Mikoto mendekat kearah Naruto lalu memeluknya, membawa Naruto kedalam pelukan di dadanya, dalam pelukan Mikoto, Naruto benar-benar merasakan seperti mendapatkan pelukan seorang ibu yang sudah lama dia inginkan.
'Lucky bastard!' batin Jiraiya yang melihat Naruto di peluk oleh Mikoto.
"Kau tidak salah Naruto-kun, itu sudah menjadi keputusan Sasuke-kun, dan apa yang kamu lakukan sudah lebih dari cukup. Terima kasih." kata Mikoto membelai rambut pirang anak dari sahabatnya.
Naruto menganggukan kepalanya, "Mikoto-basan, boleh aku memanggilmu dengan sebutan Kaa-san?" tanya Naruto. Berharap bahwa Naruto bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, dan juga Naruto akan berbakti untuk menebus kesalahnya karena tidak bisa membawa Sasuke keluar dari rantai kebencian.
Mikoto terkejut sekaligus senang karena Naruto mau memanggilnya dengan sebutan 'Kaa-san', "Tentu Naruto-kun, mulai sekarang kamu adalah anakku." kata Mikoto. Melepaskan pelukannya Mikoto mencium kedua pipi Naruto dan kening Naruto sebagai tanda kasih sayang, "Sudah jangan bersedih lagi." Mikoto menghapus air mata yang keluar dari kedua bola mata indah Naruto, lalu membawanya kembali kedalam pelukannya.
'Fuck! Double lucky bastard!' batin Jiraiya yang melihat adegan tersebut.
"Terima kasih Kaa-san." kata Naruto merasakan setiap kehangat kasih sayang ibu barunya.
Tidak berapa lama akhirnya mereka bertiga menuju meja makan untuk makan bersama, di meja makan Jiraiya dan Mikoto menceritakan kenapa mereka bisa sampai ke dimensi ini, Naruto juga terkejut karena tidak di dunia shinobi tidak di dunia ini, ternyata pertikaian dan peperangan masih saja ada.
Mikoto juga akan mendaftarkan Naruto bersekolah di Kuoh Academy karena menurut kabar hanya sekolah tersebut yang mau menerima murid baru, dan tentu saja Naruto menerimanya dengan senang hati, karena Naruto ingin belajar lebih banyak tentang dunia ini. Naruto juga tidak berencana ikut campur tentang masalah yang menimpa dunia ini. Tapi tetap saja nampaknya Naruto juga akan turut ambil bagian di dalam dunia ini.
~ • ~
Dua hari sudah berlalu, Naruto juga sudah belajar tata cara hidup di dimensi barunya, sungguh hidup di sini sedikit ribet, Naruto tidak boleh melompati atap rumah-rumah penduduk, tidak boleh mengeluarkan jutsu, pokoknya segala yang dia pelajari di dunia shinobi tidak boleh di gunakan karena akan menarik perhatian orang-orang.
Di dalam rumah tersebut juga sebuah pintu yang tempat untuk latihan agar mereka para shinobi tidak tumpul akan kemampuannya, tempat tersebut di buat oleh Jiraiya dengan menggunakan Fūinjutsu hingga dapat membuat tempat seperti lapangan yang luas di sertai dengan pohon-pohon, berlatih selama satu jam di ruang tersebut sama saja berlatih selama satu hari penuh.
Hari ini Naruto sudah bersiap-siap dengan pakaian anak sekolah yang di kenakan oleh murid-murid Kuoh Academy.
"Kaa-san, Ero-Sennin, aku berangkat dulu." Naruto membuka pintu masuk dan keluar dari rumah.
"Hati-hati di jalan Naruto-kun/gaki." kata Mikoto dan Jiraiya.
Berjalan menyusuri kota Kuoh membuat Naruto terkagum-kagum, banyak gedung-gedung tinggi yang menjulang, banyak anak-anak sekolah yang berjalan menuju sekolah mereka masing-masing.
Kini Naruto berada tepat di gerbang Kuoh Academy, dirinya tersenyum, "Yosh! Awal baru di dimensi baru! Semoga menyenangkan!" kata Naruto bersemangat.
Baru beberapa langkah Naruto di kagetkan dengan teriakan para gadis-gadis.
"Kyaaa! Siapa dia?! Tampannya!"
"Kyaaa! Lebih tampan dari Kiba-kun!"
"Kyaaa! Lihat senyumannya begitu menawan!"
Naruto memang tersenyum menanggapi teriakan dari para gadis, 'Teme, akhirnya aku mengerti perasaanmu kawan.' batin Naruto. Dirinya baru mengerti perasaan dari sahabatnya yang sempat iri di teriaki oleh anak perempuan saat di akademi ninja dulu.
Tidak jauh dari tempat Naruto, tiga orang yang di juluki 'Trio Hentei' hanya bisa mengutuk ketampanan Naruto.
"Terkutuk kalian para orang-orang tampan!" teriak salah satu dari mereka yang bernama Hyōdō Issei.
"Kau benar Issei, mereka benar-benar terkutuk!" teriak salah satu yang mengenakan kacamata. Dia bernama Motohama.
"Kapan kita mendapat teriakan seperti itu!" kata salah satu yang berkepala botak yang ternyata adalah Matsuda.
Naruto terus berjalan hingga sampai di ruang kepala sekolah, akhirnya Naruto di tempatkan di kelas 3-A, tempat yang masih memiliki satu bangku kosong.
Lagi-lagi di kelas 3-A, Naruto mendapati teriakan dari gadis-gadis dan segala macam kutukan dari para pria. Setelah perkenalan Naruto mendapatkan tempat di bangku tengah pinggir tembok.
Awalnya Naruto sungguh antusias untuk mengikuti pelajaran, hingga akhirnya Naruto mengutuk diri sendiri, 'Shit! Tahu begini aku gunakan Kage Bunshin no Jutsu saja,' batin Naruto.
Naruto sungguh merasa bosan hingga akhirnya melihat dua orang gadis yang tampaknya menarik perhatian Naruto, dua gadis tersebut adalah Himejima Akeno dan Rias Gremory. Naruto menaikan alisnya karena dirinya merasakan sesuatu yang aneh dari kedua gadis tersebut.
'Shit! Dua gadis cantik itu ternyata salah satu dari fraksi-fraksi yang di bilang oleh Ero-Sennin.' batin Naruto mengutuk diri sendiri karena kenapa dia bisa bersekolah di tempat yang terdapat salah satu dari fraksi-fraksi.
Merasa ada yang memperhatikannya, gadis berambut crimson bermata blue-green melihat kearah Naruto, saat gadis tersebut melihat kearah Naruto, pemuda berambut pirang tersebut hanya tersenyum ramah.
Gadis yang ternyata bernama Rias Gremory tersenyum juga kearah Naruto, 'Tampan juga pemuda itu, tapi kalau sifatnya sama saja seperti Riser sama saja bohong.' batin Rias. Rias memang tidak suka dengan laki-laki mesum macam Riser, bisa di bilang benci karena mereka hanya melihat dirinya dari bentuk tubuhnya.
Naruto yang sudah puas memandang Rias mengalihkan pandangannya kearah jendela luar, 'Sungguh damai, jika suasananya seperti ini enaknya tidur di atap sekolah,' batin Naruto menghiraukan guru yang sedang menerangkan mata pelajaran.
Pelajaran sudah selesai, para murid keluar dari kelas untuk istirahat, tidak terkecuali Naruto. Naruto berjalan untuk istirahat tentu saja dirinya melewati Rias dan Akeno yang sedang mengobrol di bangku.
Naruto hanya menganggukan kepalanya sekilas sebelum Naruto keluar dari kelas ketika Rias melihat Naruto dan tersenyum, satu-satunya tempat yang ingin di tuju Naruto adalah satu, yaitu atap sekolah, dan tentu saja untuk tidur di waktu istirahat.
"Kau tertarik dengannya Buchō?" gadis berambut raven panjang dengan warna mata violet memandang Rias yang bersemu merah. Gadis tersebut bernama Himejima Akeno.
"Entahlah Akeno, dia tampak berbeda dengan laki-laki lain, dia seperti tidak jatuh pada pesonaku." kata Rias. Jujur saja baru kali ini ada laki-laki yang tidak jatuh akan pesona Rias Gremory, kecuali Kiba yang memang merupakan bagian dari Peerage Rias.
"Ufufufu, sepertinya menarik." kata Akeno. Akeno juga sama seperti Rias, di lebih suka laki-laki yang tidak mesum, dan juga laki-laki yang mau menerima dia apa adanya, bukan karena kemolekan tubuhnya semata.
"Sudahlah jangan di bahas lagi, apa kamu sudah menyuruh Koneko untuk mengawasi Issei?" tanya Rias.
Akeno menganggukan kepalanya, "Sepertinya apa yang di katakan Buchō benar, Issei memiliki Sacred Gear, dan sepertinya Malaikat Jatuh juga sedang mengincarnya." jawab Akeno. Akeno tidak menyangka bahwa Rias memiliki feeling yang kuat mengenai Issei yang mempunyai Sacred Gear.
Rias menganggukan kepalanya paham dengan situasi saat ini, "Untuk saat ini biarkan saja Koneko untuk mengawasi Issei. Kita tunggu perkembangannya lebih lanjut." kata Rias. Akeno menganggukan kepala, mereka berdua keluar kelas untuk menuju ruang klub penelitian ilmu gaib, tempat dimana mereka berdua menghabiskan waktu istirahat sekolah.
Di atap sekolah Naruto membaringkan tubuhnya untuk tidur, "Fuih! Tidak aku sangka bahwa sekolah itu membosankan, sungguh merepotkan." kata Naruto teringat ucapan dari salah satu sahabatnya yang suka memandangi langit.
Ini adalah hari pertama Naruto masuk sekolah, dirinya tidak tahu bahwa sebentar lagi dirinya akan ikut ambil bagian dari pertikaian antar fraksi-fraksi yang ada di dimensi ini.
To Be Continued
~ • ~
A/N: Ini adalah project kedua saya, saya mencoba membuat Fiction Crossover Naruto dan Highschool DxD, semoga kalian suka dengan Fiction saya yang ini. Fiction ini dan Fiction Realization akan berjalan bersama-sama, dan saya akan fokus dengan dua fiction itu saja dan tidak akan membuat Fiction lain sebelum kedua Fiction ini rampung 50-70% jalan ceritanya.
Untuk shinobi sendiri cuma ada Naruto, Mikoto, dan Jiraiya. Saya taruh Mikoto karena saya ingin buat sosok Ibu untuk Naruto, dan untuk Jiraiya sendiri saya buat sebagai sosok kakek sekaligus guru Naruto di dimensi Highschool DxD.
Saya senang jika para pembaca mau meriview, follow, dan favorite Fiction ini. Terima kasih sudah mampir ke Fiction ini.
~ • ~
Keterangan Jutsu/Teknik:
• Name: Bijūjutsu Ōgi: Gaikeisunbō Toraberu!
• English Name: Tailed Beast Technique Secret Art: Dimension Travel!
• Classification: Unknown
• Rank: S-Rank
• Class: Supplementary
• Rank: All-range
• Description: Teknik yang di gunakan para bijū untuk mengirim Naruto ke dimensi lain dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri. Teknik ini hanya bisa di gunakan apabila semua bijū berkumpul bersama dan mempunyai satu tujuan yang sama.
