Naruto © Masashi Kishimoto
Conversation © Lala Yoichi
Warning:
Fic abal, gaje, typo bertebaran, garing, ide pasaran,
judul tidak sesuai dengan isi dan lain-lain.
Don't Like Don't Read.
But review, please? #plakk :v
Happy reading~
.
.
.
"Hei…" Sasuke menatap datar gadis pink yang kini tengah menarik kursi dan duduk berseberangan di depannya. Ia kembali melanjutkan kegiatan membacanya yang sempat tertunda karena kedatangan gadis yang sebenarnya sedang ia hindari akhir-akhir ini. Sakura melipat kedua tangannya di atas meja. Mata hijau bulat miliknya menatap Sasuke dengan pandangan yang sulit diartikan. Dipandang seperti itu oleh Sakura membuat Sasuke merasa tidak nyaman.
"Apa?" Tanya Sasuke cuek tanpa memandang wajah gadis yang sudah menjadi temannya sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar. Merasa keberadaannya diakui oleh pemuda yang terkenal akan sikap dinginnya itu membuat Sakura mengembangkan senyum lebarnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" bukannya menjawab pertanyaan Sasuke, Sakura malah balik bertanya.
"Menurutmu apa yang orang lakukan di perpustakaan?" tanya Sasuke jengah menanggapi pertanyaan retoris yang Sakura lontarkan. Oh ayolah, bahkan anak SD pun juga tahu apa yang orang lakukan di perpustakaan. Dan apakah gadis itu tidak menyadari buku tebal yang sedang ia pegang sekarang? Sakura menyangga dagunya menggunakan jari telunjuknya yang lentik, tak lupa, dahi lebarnya juga ikut berkerut. Terdiam sejenak, ia tampak serius memikirkan jawaban yang tepat dari pertanyaan Sasuke.
"Tidur? Pacaran? Bersembunyi dari guru BP? Membaca komik hentai ?" mendengar jawaban konyol yang keluar dari bibir mungil Sakura, membuat Sasuke tak bisa menahan gerakan tangannya untuk tidak menggetok kepala pink yang mirip sekali dengan gumpalan permen kapas itu menggunakan buku tebal yang sedang ia baca.
'Dugh!'
"I-Itaiii …! Kenapa kau memukul kepalaku, ayam?! Kau tidak lihat betapa tebalnya buku yang sedang kau baca, hah?! Sakit tahu…" protes Sakura tidak terima atas tindakan Sasuke yang semena-mena terhadap kepala pink nya.
"Sssttt!"
"Jangan berisik!" mendapat teguran dari penghuni perpustakaan yang merasa terganggu karena kegaduhan yang dibuat olehnya, membuat Sakura menciut dan meminta maaf. Detik berikutnya, emerald nya menatap tajam Sasuke. Ditatap seperti itu membuat Sasuke menaikkan kedua alisnya, lalu dengan tampang polos ia berkata…
"Apa? Aku hanya ingin membenarkan otakmu."
"Sialan…" gerutu Sakura yang masih sibuk mengelus kepala pinknya dan ditanggapi Sasuke dengan sebuah seringaian.
.
.
.
Kepala pink itu terkulai lemas di atas meja. Jemari lentiknya membuka lembar-perlembar halaman buku tanpa minat. Sesekali manik emeraldnya mencuri-curi pandang kearah Sasuke yang masih serius berkutat dengan buku tebal bersampul coklat tua miliknya, kemudian mendengus kasar. Begitu seterusnya. Merasa pegal dan bosan karena terus didiamkan oleh Sasuke, Sakura menegakkan posisi duduknya. Ia senderkan punggunya pada kursi sambil melakukan gerakan kecil untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
"Sasuke…"
"Hn."
"Kau tidak bosan ya membaca buku membosankan itu?" tanya Sakura sambil menopang dagu menggunakan kedua tangannya. Sasuke mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap wajah bosan Sakura dengan tatapan datar.
"Kau sudah pernah baca?"
"Belum." Jawab Sakura sambil menggelengkan kepalanya dengan ekspresi polos.
'Dugh!'
"A-aduh. Ke-kenapa?! Kenapa kau memukulku lagiii?!" tanya Sakura jengkel. Sebisa mungkin ia berusaha menahan suaranya menjadi seperti sebuah bisikan agar tidak mengganggu penghuni perpustakaan lainnya.
"Jangan seenaknya menilai sebuah buku kalau kau belum pernah membacanya." Ucap Sasuke datar dan kembali membaca buku.
"Iya-iyaa." Sakura melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya mengerucut dan pipinya menggembung seperti bakpao. Setelah itu, keadaan kembali hening. Sasuke sibuk dengan buku bacaannya, sedangkan Sakura sibuk meniup-niup poni rambutnya keatas, benar-benar kurang kerjaan. Manik emeraldnya kembali mencuri-curi pandang kearah Sasuke. Ia berhenti meniup-meniup poni rambutnya. Kepala pink nya ia letakkan pada lipatan kedua tangannya di atas meja. Dengan posisi seperti ini, dia bisa melihat wajah serius Sasuke dengan jelas. Sudut bibirnya tertarik keatas dan menciptakan sebuah lengkungan kecil di bibir mungil Sakura.
"Hei..." panggil Sakura yang masih setia memandang wajah Sasuke.
"Hn."
"..." merasa tidak mendapat jawaban, Sasuke melirik ke arah Sakura dengan dahi yang mengernyit heran. Bukannya mendapat jawaban, Sasuke malah menemukan Sakura yang sedang tersenyum kecil ke arahnya.
"Ternyata kau tampan juga ya kalau sedang serius membaca. Hehehe..." ucap Sakura yang kembali tersenyum lebar. Tanpa sepengetahuan Sakura, genggaman tangan Sasuke mengepal erat dan dengan sekuat tenaga dia menahan sudut bibirnya yang berkedut.
'Dugh!' Sasuke kembali memukul gemas kepala Sakura dengan buku tebalnya.
"A-aduh. Kenapa memukulku lagi? Kalau begini otakku bisa benar-benar cidera!" keluh Sakura sambil menyentuh bagian kepalanya yang terasa nyeri karena tiga kali mendapat ciuman mesra buku Sasuke.
"Bodoh. Jangan mengganggu konsentrasiku saat sedang membaca. Kau tahu? Karena hanya dengan membaca aku bisa berhenti memikirkanmu!"
1 detik
2 detik
3 detik
"Eeeh? Mak-maksudmu?" tanya Sakura dengan wajah memerah. Sasuke menutup buku tebalnya dan bersiap meninggalkan perpustakaan. Sebelum melangkahkan kakinya, ia menoleh ke arah Sakura.
"Karena kau sudah tahu rahasiaku, mulai sekarang kita resmi pacaran! Aku tahu, kau juga menyukaiku. Sampai jumpa, Sa-ku-ra." Sasuke menyeringai diakhir ucapannya dan melangkah keluar. Sakura segera mengikuti langkah Sasuke.
"A-apa?! Hei, Sasuke! Tunggu aku! Kau tidak bisa seenaknya padaku! Dan siapa bilang aku menyukaimu,hah? Pantat ayaam!" Teriak Sakura sambil mengejar Sasuke yang sudah melangkah jauh meninggalkan perpustakaan.
"Bodoh." Gumam Sasuke mendengar teriakan Sakura yang menggema di sepanjang koridor kelas. Detik berikutnya, sudut bibir Sasuke tertarik keatas. Dia bisa bernafas lega sekarang, walaupun tidak dengan cara yang romantis, paling tidak dia sudah berhasil mengungkapkan perasaan yang selama ini mengganggu hatinya. Yah, akhirnya.
The End
.
.
.
Wkwk, aneh kah? xD
Gaje kah?
Review? :D
