Disclaimer
Naruto hanya milik Masashi Kishimoto.Saya hanyalah seorang penggemar yang mengharapkan Sasuke kembali ke Konoha dan insaf lagi.
DON'T LIKE, DON'T READ!
Akan Kubawa Ia Kembali
Senja nan indah. Mentari berada di ufuk barat. Maka terciptalah langit jingga penuh pesona. Membuat siapa saja yang menatapnya akan kagum dengan Dia yang menciptakan langit dan bumi.
Seperti biasa, malam ini pun Ichiraku Ramen tetap ramai. Para pelanggan mengantri, tetapi untunglah mereka tertib. Sehingga kami agak tenang melayani mereka.
Salah seorang pelanggan setia Ichiraku Ramen datang ke tempat ini. Ya, siapa lagi kalau bukan Naruto? Ku ingat sejak masih kecil pun dia sudah sering menyantap ramen di tempat ini. Bahkan sampai dua belas porsi! Kebiasaan seperti itu masih dia lakukan, tetapi dia sudah mengurangi porsi makannya. Mungkin dia takut gemuk dan diejek teman-temannya.
"Satu porsi mie ramen, ya!"
Ah, Naruto. Aku sering merasa gemas dengannya.
"Apa kabar, Naruto?" Aku mulai menyapanya.
"Ah, Kak Ayame! Aku baik-baik saja," jawabnya ramah.
"Baguslah! Hmm… Naruto makin banyak mendapat misi dari Nona Tsunade, ya?"
"Ya," katanya ramah dan semangat, "apalagi, belakangan ini aku harus ke markas Orochimaru."
"Kudengar markas itu mengerikan," ujarku.
"Ya, persis seperti yang punya markas," dengan senyum mengembang, Naruto menjawabku.
"Tapi itu tidak masalah, asalkan aku bisa merebut Sasuke kembali," katanya.
"Kau masih saja berusaha membawanya pulang, ya? Apakah itu tidak terkesan absurd(1)?"
Raut wajahnya berubah. Ia tampak lebih serius. "Tidak," katanya, "sampai kapanpun, aku akan berjuang membawanya pulang."
"Bahkan jikapun kau tidak membawa laki-laki itu kembali, tidak ada satupun yang menghardikmu, kan? Sudahlah, nikmatilah masa mudamu. Lupakan dia," kataku dengan sedikit berkelakar(2).
"Apapun katamu, aku tak peduli. Menyelamatkan Sasuke merupakan tujuan hakiki(3)."
"Bagimu," sambungku.
"Dia saudaraku, Kak," katanya. "Aku terpanggil menolongnya."
"Jadi, kau akan berjuang membawa pulang si jambul ayam itu?"
Naruto terkejut. "Siapa yang berjambul ayam, Kak?"
"Sasuke, dong! Kamu belum tahu, ya? Itu istilah para author di Fanfiction, lo! Wah, kamu ketinggalan zaman." Aku berkelakar lagi. Dia tertawa. "Oh, ya, Kak Ayame, aku pesan satu ramen lagi."
"Satu apa? Satu gerobak? Satu kampung?"
"Satu piring," ujarnya mantap. Segera kubuatkan sepiring mie ramen.
"Kakek ke mana?" Tanya Naruto.
"Pulang kampung. Saudaraku ada yang bertunangan di kampung halaman."
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan, "Naruto, di toko buku di belakang Ichiraku Ramen sedang ada diskon, lo! Mungkin kamu berniat membeli di sana? Novel ringan di sana sangat banyak."
"Di belakang Ichiraku Ramen?" Ia tampak bingung. Jangan-jangan dia belum tahu ada toko buku baru di belakang Ichiraku Ramen.
"Ya. Cobalah ke sana. Mungkin dengan membaca buku, kau bisa melupakan Sasuke sejenak. Karena aku tahu, kau tak akan bisa melupakannya selamanya."
"Baiklah," katanya. "Gochisousamadeshita(4). Aku permisi pulang, ya."
Ia segera membayar dan meninggalkan Ichiraku Ramen. Matanya dengan jelas menunjukkan bahwa saat ini, ia bahagia. Mungkin rasa bahagia itu adalah tanda. Tanda bahwa ia akan membawa pria berjambul ayam itu pulang ke kampung halaman.
Sasuke, kembalilah!
Catatan kaki
(1) tidak masuk akal, mustahil
(2) bergurau, bercanda, mengolok-olok
(3) benar, sesungguhnya, sebenarnya
(4) Bahasa Jepang, kira-kira berarti , "terima kasih atas hidangan ini."
Akhirnya, saya gagal membuat fanfiksi yang baik...
Review, please!
