What Are You Doing?

(Meanie)

Wonwoo memasuki kelas barunya. Ia melongok dan melihat beberapa teman barunya. Wonwoo mendesah kecewa. Semua temannya sudah memiliki kelompok masing-masing dan Wonwoo yang notabene anak pendiam menjadi malas masuk kelas. Kelasnya didominasi oleh perempuan, membuat Wonwoo semakin malas karena Wonwoo yakin bahwa nantinya kelasnya akan sangat ramai. Wonwoo tidak suka ramai, ia lebih suka menyumpal telinganya menggunakan earphone jika situasi di sekitarnya sangat ramai.

BRUK

Baru saja Wonwoo membalikkan badannya, bermaksud untuk kelaur dari kelasnya dan membolos di hari pertamanya kuliah, seseorang sudah menubrukkan badannya ke Wonwoo. Secara teknis mungkin bukan orang itu yang menabrak Wonwoo, tetapi Wonwoo lah yang langsung membalikkan badannya ketika orang itu akan masuk. Wonwoo tidak terjatuh, mukanya hanya terbentur dada bidang orang itu, membuat kacamata bulatnya sedikit merosot dari hidung mancungnya.

"Kau mau membolos?" tanya orang itu. Wonwoo mendongakkan kepalanya dan ia terpana ketika menyadari bahwa lelaki yang tadi ditabraknya begitu tampan dan tinggi. Wonwoo memang termasuk tinggi, tetapi orang ini lebih tinggi daripada Wonwoo. Wonwoo tersenyum kikuk lalu menggeleng dengan kaku.

"Bilang saja mau membolos, akan kutemani.." jawab orang itu enteng. Wonwoo membulatkan matanya dan menolehkan kepalanya cepat. Orang itu menganggukkan kepalanya. Wonwoo menghela napasnya, daripada ia tidak mempunyai teman di kelas dan semakin bosan, tidak ada salahnya ia mengikuti orang ini membolos di jam pertama ini. Ia pun melangkahkan kakinya mendahului orang itu.

"Namamu siapa?" tanya orang itu. Wonwoo yang menunduk tidak mendengar apapun yang dibicarakan orang itu.

"Hey, namamu siapa?" tanya orang itu sambil menarik kerah baju Wonwoo. Wonwoo terhuyung lalu menatap orang itu dengan tatapan tajamnya, namun orang itu hanya menatap tajam Wonwoo juga bahkan lebih mengintimidasi Wonwoo.

"Namaku Jeon Wonwoo dan jangan menarik bajuku sembarangan!" protes Wonwoo sambil menggeliat dan menarik diri dari cengkraman lelaki tinggi tadi. Ia menatap lelaki itu tajam dan membetulkan letak kacamatanya.

"Namaku Kim Mingyu.." ucap namja itu. Wonwoo menganggukkan kepalanya kaku. Mingyu ya, ah Kim Mingyu namanya. Wonwoo tersenyum tipis, namanya lucu, seperti orangnya. Entah kenapa Wonwoo merasa bahwa ia nyaman dengan lelaki ini. Kesan pertama yang Wonwoo dapatkan adalah orang ini mengasyikkan. Walaupun Wonwoo tidak menanggapinya dengan baik, tetapi orang ini selalu mengajaknya berbicara duluan.

"Kau mau makan ini?" tanya Mingyu sambil menyodorkan roti. Mereka sedang ada di kantin jika kalian ingin tahu, dan entah kenapa, feeling Mingyu mengatakan bahwa lelaki kurus di sampingnya ini belum makan dan kelihatan kelaparan. Wonwoo menatap roti itu. Ugh, roti isi ikan, dan Wonwoo benci ikan atau yang berbau-bau ikan ataupun segala jenis hewan yang hidup di air. Wonwoo menggelengkan kepalanya. Ia mendongak dan menemukan ramyeon cup.

"Aku ingin ramyeon saja, uhm, Gyu.." ucap Wonwoo kaku. Sedikit sebal karena meskipun tinggi, Wonwoo tidak bisa mengambilnya sendiri. Mingyu tertawa pelan dan mengambilkan ramyeon cup, lalu memberikan kepada bibinya untuk diseduh. Wonwoo mengedarkan pandangannya, matanya tertuju pada sebotol cola dingin yang dijual di sana.

"Uhm, Gyu.. aku akan mengambil cola sebentar, kau tunggu di sini.." ucap Wonwoo. Mingyu menoleh dan menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum melihat Wonwoo yang mengambil cola dan langsung membayarnya, tak lupa dengan senyum manis yang Wonwoo tujukan kepada paman penjual cola tadi. Mingyu yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya. Melihat senyuman Wonwoo membuat pipinya memerah. Astaga, Mingyu pasti salah makan sesuatu.

Mingyu tersadar saat bibi penjual ramyeon memberikan 2 cup ramyeon kepada Mingyu. Mingyu langsung membayar dan membawa kedua ramyeon tersebut sebelum berjalan menghampiri Wonwoo. Wonwoo tersenyum melihat Mingyu.

"Kata ahjussi yang tau kalau aku membolos, ada tempat terbaik untuk membolos. Kau tau dimana?" tanya Wonwoo. Mingyu menggelengkan kepalanya. Wonwoo mendengus, ia pikir Mingyu itu tau segala tempat di sekolah ini. Dengan mengehela napas, Wonwoo pun langsung berjalan dahulu diikuti Mingyu di belakangnya.

Mereka sampai di perkebunan apel milik sekolahan. Bagaimana mereka sampai di sana? Beruntunglah ingatan Wonwoo sangat tajam dan ia mampu mengingat setiap detail yang diceritakan ahjussi penjual cola tadi padanya. Ia mendudukkan dirinya di rumput yang bersih, sedikit menauh dari pepohonan apel yang mulai berbuah dan menggoda untuk dipetik. Mingyu duduk di samping Wonwoo dan menyerahkan ramyeon cup yang tadi dibelinya. Wonwoo menerima dengan senang hati, lalu mulai memakan ramyeon itu dengan dalam diam, membuat Mingyu tersenyum, lalu meraih ramyeon cupnya sendiri.

"Kenapa kau membolos?" tanya Mingyu setelah mereka selesai makan. Wonwoo menaruh cupnya dan memandang depan.

"Aku tidak mudah bergaul dengan siapapun, dan aku tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik di tempat yang menurutku asing.." jawab Wonwoo seadanya. Mingyu menganggukkan kepalanya. Ia menguap lalu merebahkan dirinya di paha Wonwoo. Membuat lelaki itu terjingkat kaget.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Wonwoo. Mingyu menggumam tidak jelas dan memejamkan matanya. Ia meraih tangan Wonwoo dan meletakkan tangan Wonwoo untuk menutupi wajahnya.

"Tanganmu hangat, biarkan seperti ini dulu, aku sangat lelah.." ucap Mingyu. Jantung Wonwoo tiba-tiba berdegup tidak karuan dan semburat merah mulai menjalar ke pipinya. Astaga, Wonwoo rasa ia terjangkit syndrom jatuh cinta pada pandangan pertama.

-TBC-

::: Coretan Author :::

Haloha, author balik lagi dengan ff yang gak jelas lanjutannya gimana.. menurut kalian enaknya ini dilanjutin apa enggak? Aku juga asal ngetik ini dan berjalan segini juga.. butuh inspirasi sumpah..

Please read, like, and review reader-nim #bow