Clairvoyant

Author: Honeymoon Hamada

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Rating: T

Genre: Supernatural, Suspense

Kategori: NaruHina AU

Summary: #NHDD7 #NaruHinaDarkDay Sebuah kasus menimpa pasangan Uchiha- Sasuke dan Sakura dimana mereka mendapat ancaman dari makhluk halus penghuni rumah elit tua yang mereka tinggali untuk sementara, mereka meminta bantuan Hinata yang ahli dalam menjinakkan makhluk halus dengan kemampuan melihat masa lalu serta masa depan tanpa perantara apapun atau biasa disebut dengan 'Clairvoyance' untuk menjinakkan para makhluk halus itu, namun apa jadinya jika ia harus berhadapan dengan makhluk halus yang memiliki sebuah "dosa" yang mengeluarkan aura kelam hingga menutupi penglihatannya?

WARNING: CERITA INI SEDIKIT TIDAK JELAS DAN BERBELIT-BELIT, SILAHKAN BERKATA "KOQ KESEL YA?" JIKA KALIAN MENDAPAT EFEK SAMPING BERUPA: KETIDAKPUASAN, KETIDAKMENGERTIAN, MERASA DIBOHONGI DENGAN SUMMARY YANG ADA, ATAU DARAH TINGGI MENDADAK KARENA GEMAS.*warningnya juga gak jelas hahahaha XD*HAPPY READING MINNA!

= Chapter 1 =

Clairvoyance: Sebuah kemampuan melihat masa lalu, ingatan dan masa depan tanpa perantara apapun.

Clairvoyant: Orang yang memiliki kemampuan Clairvoyance

= Oo =

Sinar matahari sudah sirna dan digantikan sinar bulan purnama yang teduh menemani kelamnya malam, ini seharusnya malam yang bagus untuk bersantai sejenak mengistirahatkan tubuh yang sudah terkuras dan tergolang telak tenaganya saat matahari bersinar. Bukannya malah bersantai, gadis bersurai blue indigo ini justru masih berkutat dengan selembar kertas bertuliskan cairan merah, bau anyir tercium kuat dari kertas itu. Aura gelapnya pun dapat ia lihat dengan jelas.

Gadis ini ternyata masih menggolangkan tenaga otaknya dalam berpikir, kasus kertas darah ini adalah kasus supernatural tersulit yang pernah ia dapatkan. Bagaimana tidak? Darah pada kertas ini sudah mengering lama, tapi bau anyirnya seakan-akan seperti masih baru, begitu menyengat jika tercium dari dekat. Manik amethyst itu tak lepas dari aura kelam tulisan singkat yang ada pada kertas ini. Yang tertera hanyalah frasa dua kata, sebuah ancaman bagi keluarga Uchiha yang tinggal di rumah elit tua yang harus diperiksanya besok.

Kabarnya siapapun yang tinggal di rumah itu akan lenyap dalam tujuh hari. Ini tidak bisa dibiarkan, dia harus turun tangan memeriksa ada apa di rumah itu di masa lalu. Pembantaian kah? Pembunuhan kah? Atau mitos tentang perjanjian para penduduk dengan siluman rubah berekor sembilan?

Kedua sahabatnya- Sakura dan Sasuke tak boleh lenyap di rumah itu, kebetulan ini adalah hari keenam mereka mendapat ancaman kertas darah ini, entah siapa pelakunya ia akan segera mengetahuinya dengan kemampuan penjinak makhluk tak kasat mata yang diwariskan secara turun temurun dari klan Hyuuga. Kemampuan gadis manis ini tidak boleh diragukan, sudah banyak kasus supernatural yang ia tuntaskan seperti kasus yang menghebohkan saat siluman ular bernama Orochimaru yang pernah menyerang sahabatnya Ino dan Sai yang hanya disebabkan oleh lukisan ular buatan Sai, ia menanganinya sendiri, berbicara dengan Orochimaru dan menenangkannya saat liar.

"Kau masih memikirkan kasus yang menimpa Sakura? Sebaiknya kau segera tidur, kita akan mengetahui detailnya besok," Suara Neji memecahkan suasana hening di kamar Hinata.

Hinata sempat diam, namun tak lama helaan napas kecil pun keluar dari mulut dan hidungnya. Neji benar, ia harus istirahat mengumpulkan tenaga untuk penyelidikannya esok pagi. "Baik, Kak Neji."

Ia pun melipat kertas berdarah itu dan mencampurnya dengan kertas darah lain yang ditindih sebuah batu amethyst yang merupakan sebuah jimat dari mendiang kakeknya. Ia pun memandang jendela yang menyuguhkan pemandangan bulan nyaris purnama, ia kembali memikirkan kasus ini, sepertinya ini adalah kasus bawaan dari sebuah "dosa" yang bersarang di kalbu si hantu. Pasalnya, kerap kali manusia itu tinggal di rumah itu, mereka jarang yang keluar dengan selamat di hari ke tujuh, esok ia akan melihat segalanya dari aura hantu itu tentang masa lalu, dan "dosa" yang membuatnya jadi begini.

Hinata pun menutup tirai jendelanya, ia segera mengambil posisi untuk tidur agar tenaganya kembali pulih di pagi hari nanti.

== Oo ==

"Ini sudah hari keenam, apa kita harus pindah lagi, Sasuke? Aku takut iblis itu akan muncul lagi dan mengancam kita.." ujar Sakura.

Sasuke membisu, ia tak tahu harus menjawab apa.

"Sasuke.." panggil Sakura, lagi.

"Kita tak punya pilihan, Sakura. Kau tahu sifat kakekku kan?" Jawab Sasuke.

"Kalau aku jadi kau, lebih baik aku memilih untuk kabur," tiba-tiba suara lain dari arah pintu menyambar pembicaraan drama mereka.

"Neji," sebut Sasuke sambil tersenyum tipis.

"Mana Hinata?" Tanya Sakura.

"Sudah kuduga kau pasti menanyakan aku," Hinata berjalan mendekat beberapa langkah lalu mendekap Sakura untuk beberapa detik. "Aku bisa melihat apa yang menyebabkan kalian terpaksa tinggal di rumah ini, kakek Madara sedang merenovasi rumah kalian kan? dan dia memaksa kalian untuk tinggal di rumah ini, apa aku benar?" tanyanya pada pasangan Uchiha itu.

"Clairvoyance-mu sangat luar biasa, Hinata. Padahal kami belum berniat untuk menceritakannya padamu," ujar Sakura.

"Jangan memujiku, Sakura," jawab Hinata.

"Baiklah, sebaiknya kita diskusikan bagaimana caranya unt uk menenangkan hantu ganas itu," ujar Sasuke sambil memandu mereka untuk duduk di kursi.

"Biar kubuatkan minuman," Sakura memulai langkahnya menuju dapur, namun tangan Hinata tiba-tiba menahan pergelangan tangan Sakura.

"Jangan ke sana, hantu yang kaumaksud sudah mengetahui kedatangan kami, kau bisa terluka," ujar Hinata.

"Baiklah, aku percaya pada pengelihatanmu, Hinata," tanpa ada keraguan Sakura pun duduk di sebelah Sasuke dan mempercayai perkataan gadis bersurai blue-indigo itu sepenuhnya,

"Jadi Hinata, apa kau bisa melihat sesuatu dari kertas darah yang kami berikan kepadamu kemarin?" Tanya Sasuke, langsung ke inti.

"Aku tidak bisa melihat apapun, kertas itu dipenuhi dengan aura yang sangat kelam, begitu juga dengan ingatan kalian yang kulihat saat kalian dibuat ketakutan oleh makhluk yang kalian maksud, aku tidak bisa melihat wujudnya secara jelas karena makhluk itu dipenuhi oleh aura gelap dan kemerahan, jadi kasus ini tidak bisa selesai jika aku tidak menghadapinya langsung. Sepertinya makhluk itu memiliki sebuah "dosa" yang menguasai kalbu dan pikirannya," jawab Hinata panjang lebar.

"Aku pernah dengar soal 7 dosa dan 7 kebajikan, dan seperti katamu jika benar makhluk itu memiliki "dosa" yang sudah menguasai hatinya berarti..." Sakura tiba-tiba memutus kalimatnya.

"Jika kasus ini memang tidak bisa Hinata lakukan, akan lebih baik jika kami pindah sekarang juga, kami tidak akan membiarkan Hinata terluka atau mati karena makhluk itu," Sasuke langsung mengerti isi pikiran istrinya dan melontarkan pendapatnya kepada duo Hyuuga yang jadi tamunya ini.

"Percayakan ini pada Hinata, dia pasti bisa melakukannya," tegas Neji. "Lagipula Hinata pasti sudah tahu jika kalian pindah pun makhluk itu akan mengejar dan membunuh kalian," ketusnya.

Perkataan Neji sukses membuat pasangam Uchiha ini menelan ludah, ternyata masalah supernatural ini lebih rumit dari yang mereka bayangkan.

"Kalian tidak perlu khawatir, aku sudah punya rencana untuk menghadapinya," Hinata tersenyum tulus atas kekhawatiran kedua sahabatnya itu, ia memang berniat untuk membantu dan takkan membiarkan makhluk itu mengusik nyawa kedua sahabatnya ini.

"Terima kasih banyak Hinata, Neji.. maaf sudah merepotkan kalian," ujar Sakura dan disambung dengan anggukan dan senyum tipis Sasuke.

"Itulah gunanya sahabat," jawab Hinata sambil tersenyum.

"Jadi? Apa rencanamu untuk menjinakkan hantu itu, Hinata?" Tanya Sasuke.

"Sebelum itu, izinkan aku menginap di sini satu malam dan aku akan mengikuti aura gelap yang ada di titik-titik tertentu di rumah ini, kemungkinan di situlah ia bersemayam, aku akan berbicara padanya jika dia muncul," jawab Hinata.

== Oo ==

Deru angin malam di rumah itu mulai menggerakkan tirai-tirai jendela, menggerakkan dedaunan pohon seakan-akan seperti meronta-ronta ketika amukan angin itu menyerang mereka. Lampu-lampu mulai berkedip membangkitkan rasa takut yang langsung menyerang jiwa. Namun Hinata terlihat tetap tenang menatap ruang keluarga yang sedang ia tempati kini bersama Sasuke dan Sakura, aura-aura kelam dari jiwa-jiwa yang terbunuh di sini mulai menampakkan diri, tak salah lagi mereka tertular "dosa" yang dimiliki sang 'makhluk pembunuh' itu, namun aura kelam itu masih terlihat tipis dan masih bisa ditembus pandang oleh kemampuan Clairvoyance Hinata, jelas ingatan-ingatan mereka masih ada, satu-satunya cara adalah membuat mereka teringat kembali akan hal berarti yang mereka kejar saat mereka hidup dan memberi tahu mereka tentang kehidupan selanjutnya setelah mereka mati. Itulah hal sederhana untuk meredam kemarahan mereka.

"Buanglah rasa dendam kalian, buanglah amarah kalian, dosa amarah hanya akan membawa jiwa kalian ke dalam perangkap neraka abadi di akhir zaman nanti, ingatlah mimpi-mimpi kalian, percayalah bahwa kalian akan mendapat kehidupan yang lebih baik melalui reinkarnasi, bersabarlah, setiap insan pasti akan mendapatkannya," ujar Hinata dengan lantang setelah melihat puluhan arwah-arwah penasaran yang dilihatnya. Aura perkataan kejujuran dari Hinata dapat menembus aura-aura dari "dosa" ya ng nyaris menelan nurani dalam kalbu mereka. Satu per satu iris amethyst Hinata dapat melihat kenangan yang paling berarti dari mereka dimana itu adalah titik bagus untuk menenangkan hati mereka yang rapuh ditempa emosi.

Hinata tersenyum melihat aura gelap itu memudar, mereka menangis, menyesali diri mereka sendiri yang mudah dikuasai emosi dan dendam atau biasa disebut "dosa amarah" hingga mereka melupakan impian mereka saat masih hidup dulu.

Sasuke dan Sakura hanya mematung dan saling berpelukan, mereka juga merasakan efek aura kejujuran dan kesabaran tinggi yang dimiliki Hinata dalam menjalani hidupnya yang dipusingkan oleh urusan-urusan supernatural yang tiada henti.

"Sasuke, kau merasakannya? Perkataannya tidak mencerminkan kebohongan sama sekali.." ujar Sakura.

"Ya aku tahu itu," jawab Sasuke sambil terus membelai rambut Sakura.

Kembali pada Hinata, dengan segelintir nasihat saja arwah-arwah penasaran itu takluk dan memutuskan untuk berhenti meneror manusia untuk melampiaskan dendam dan amarah mereka. Mereka haruslah berada di alam sarpa, bukan di alam fana seperti ini.

Namun lepas dari itu, aura kelam yang ia lihat pada kertas darah itu mulai bermunculan memenuhi ruangan, Hinata dapat melihat energi gelap itu dengan jelas berkat Clairvoyance-nya. Aura gelap itu berkumpul dalam satu tempat, wujud makhluk itu sama sekali tidak terlihat sebab tertutup oleh aura yang sangat kelam ini, aura ini seperti kumpulan dari dendam dan amarah setiap insan di dunia. Ini lebih berat dari yang Hinata bayangkan, wujudnya saja tidak dapat tembus oleh pengelihatannya, apalagi tentang masa lalunya? Sang Clairvoyant ini sedikit kebingungan, namun ia tetap menatap tenang energi kelam yang menyelimuti sosok makhluk yang ada di depannya itu.

"Tak kusangka kau bisa menaklukkan sedikit 'dosa' pada arwah-arwah tadi dengan sangat mudah," suara berat yang bersumber pada pusat aura itu terdengar.

"Sasuke, tetap peluk Sakura. Jangan pernah mengosongkan pikiran kalian dia bukan hantu, tapi dia siluman," ujar Hinata.

"Sial, ternyata soal perjanjian para penduduk dengan siluman rubah itu bukan mitos," gumam Sasuke.

"Jangan bicara sembarangan seperti itu, dasar bodoh!" sontak Sakura langsung menjitak Sasuke karena takut iblis itu menyerang.

"Beraninya kau menyebutku mitos!" benar saja, amarah siluman itu sedikit tersulut, ia pun maju mengerahkan aura kelamnya ke arah pasangan Uchiha itu.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Tak terjadi apapun. Sebuah perisai putih melindungi mereka, siapa lagi kalau bukan gadis indigo itu yang melakukannya? Bukan hanya pasangan Uchiha itu yang terkejut, siluman di hadapannya pun turut terkejut.

"Ba-bagaimana bisa? Siapa kau sebenarnya?" tanya si iblis itu.

"Redam amarahmu dan kita akan bicara," jawab Hinata.

To be continued...

Tunggu part 2-nya ya...