Title : One Confession
Author : HanYongIn / HanY
Cast : Lee Hyukjae – Lee Donghae (HyukHae)
Length : Chaptered
Genre : Romance, Angst
Rate : T
.
.
.
WARNING : YAOI (BL)
.
Summary : Setidaknya aku pernah mengikutimu, memperjuangkanmu, mencoba meraihmu dan merasakan kebahagiaan bersamamu. Tentang takdirku? apakah aku harus menjadi pendamping yang menuntunmu ketika kau tak sanggup berjalan? Berada dibelakangmu untuk memberimu perlindungan atau berada didepanmu untuk menunjukkan masa depan kita bersama? Tentang itu, Tuhan yang akan memberikan jawaban.
.
.
.
.
Hyukjae POV
Rintikan hujan yang menjadi saksi dan memberiku secuil harapan dimana aku merasakan kebahagiaanku akan segera datang. Bersedih? Tidak mungkin bersedih ketika ku ketahui secercah cinta sedikit lagi akan ku raih. Bahagia? Dan aku juga tak mungkin melakukan itu ketika melihat sebuah jalinan yang semula erat harus terlepas begitu saja. Ah entahlah? Jangan salahkan aku! Karena ini bukan sepenuhnya salahku. Ini cinta? Cinta yang siapa saja berhak merasakan hal itu.
.
.
.
.
~One Confession~
.
"Aku tidak ingin melihatmu bersamanya lagi Hae" suara itu cukup jelas Hyukjae dengar dari balik pintu kelas walaupun sedikit terhalang suara rintikan hujan.
"aku sangatlah tidak mengerti apa yang kau maksut Kim Kibum"
"Kau masih saja tidak mengerti Hae, jangan kau fikir aku akan segera pindah dari sekolah ini kemudian kau mencoba menggoda yang lain" suara itu membentak, Hyukjae yang masih dibalik pintu tersentak ketika gebrakan meja bertanding dengan suara hujan.
"Itu hanya fikiranmu Kibum-ssi. Aku benar-benar tidak menggoda siapapun. Aku harap kau tidak terlalu overprotektif terhadapku" balas Donghae
"Kalau kau terus seperti ini dengan yang lain. Dengan Siwon ataupun Hyukjae lebih baik kita tidak meneruskan hubungan kita"
Deggggg
Seketika mata indah itu terkaca-kaca. Ini bukan Kim Kibum yang sebelumnya. Dan Donghae tidak tau apa yang terjadi sehingga Kibum berbicara itu terhadapnya. Begitu pula Hyukjae yang saat ini masih bertahan berada di balik pintu namanya saat ini menjadi bahan pembicaraan didalam ruangan itu.
"apa aku benar-benar menjadi benalu" batin Hyukjae terus berkecamuk kacau.
.
.
FLASHBACK ON
.
.
"Donghae terimakasih untuk malam ini" ucap Hyukjae yang kemudian beranjak dari tempat duduknya saat ini.
"Terimakasih untuk apa Hyukjae?" Donghae balik bertanya dengan menanggalkan satu alisnya.
"Terimakasih aku sudah kau ijinkan dirumahmu malam ini"
"Aaa Hyukjae ya. Lagi pula kau hanya ingin meminjam bukuku kemari, jadi buat apa berterimakasih. Hehe" Donghae menunduk entah kenapa ada perasaan malu ketika Hyukjae berada didekatnya.
"Emm.. ah baiklah kalau begitu aku pamit dulu. Sudah malam Hae dan aku harus segera pulang" Hyukjae melangkah keluar pintu rumah Donghae dengan menggenggam sebuah buku ditangannya.
"hati-hati Hyukjae ah" setidaknya itu kalimat untuk mengantarkan tamunya agar pulang dengan selamat tapi ketika Donghae hampir menutup pintu suara itu seketika menghentikan kegiatannya.
"Donghae.."
Suara mantab Hyukjae membuat Donghae terpaku dan kembali menatap ke arah Hyukjae.
"selamat malam dan mimpi indah" giggles smile Hyukjae menghias serangkaian ucapan selamat malam itu.
"Ahh hanya ingin mengucap itu. Kau sangat lucu Hyukjae ah" batin Donghae yang kemudian di iyakan olehnya sambil mengangkat tangan untuk sekedar melambai ke arah Hyukjae.
.
.
.
.
~One Confession~
.
Langkah demi langkah tersusuri untuk segera sampai di rumahnya.
"aku hanya melihatmu Hae dan aku tidak menyangka sebahagia ini" senyuman itu terus mengembang tak peduli angin malam sangat dingin menerpa tubuhnya.
"Aku yakin tidak bisa tidur malam Ini hanya karena memikirkan tadi. Ya walaupun aku tau hanya bahagia untukku dan aku tak yakin kau juga merasakan bahagia sama sepertiku" Hyukjae sesekali terkekeh membayangkan saat Donghae melambai tangan mungilnya untuk mengucap selamat jalan untuknya. Bagi Hyukjae malam itu adalah sebuah anugrah untuknya.
Drepp Drepp Drepp
Derapan langkah itu mengganggu perjalanan Hyukjae untuk segera sampai dirumahnya.
"Ahh apa itu"
Hyukjae memegangi lehernya bukan karena takut tapi ia merasa ada yang mengikutinya saat ini.
"aniya bukan apa-apa Hyukjae, jangan menjadi penakut"
Gumam Hyukjae sedikit lantang agar rasa was-wasnya menghilang.
"Baguslah kalau kau tidak takut pecundang"
Teriakan itu menghentikan langkah kaki Hyukjae yang seketika berbalik ke arah belakang.
"Kim Kibum. K-kau sedang apa? Dan kau mengikutiku" pertanyaan Hyukjae seketika terarah ke sosok namja yang saat ini berada dihadapannya yang ternyata adalah Kibum teman satu sekolahnya.
"Ya aku memang sengaja mengikutimu Hyukjae, dan aku hanya memastikan apakah kau mempunyai maksut tertentu setelah kau menemui kekasihku DOnghae tadi. Dan ternyata benar kau mencintainya"
Kibum mendekat ke arah Hyukjae dan mencoba menekannya agar ia berterus terang akan hal itu.
"Ti-tidak Kibum. Aku hanya teman dengannya dan aku hanya meminjam bukunya"
"Aku mendengar semua perkataanmu dijalan tadi Hyukjae, dan kau tidak bisa lagi mengelak pernyataanku tadi"
Merasa ia tidak sanggup lagi melawan perkataan Kibum,Hyukjae hanya diam. Apa yang harus ia jawab saat ini.
"Hey jangan hanya diam pecundang. Kau memang seorang pecundang Lee Hyukjae"
Gertakan Kibum hanya di abaikan oleh Hyukjae. Hyukjae hanya tidak ingin memicu perkelahian antara dirinya dan Kibum.
"Haha kau masih sanggup diam Hyukjae. Kalau sampai hubunganku dan Donghae terjadi sesuatu, berarti itu karena kau pecundang"
Deggg tatapan mata Hyukjae menjadi tajam dan menatap ke arah Kibum.
"aku pecundang?! Kim kibum ! aku memang mencintai kekasihmu Lee Donghae tapi aku tidak serendah itu merebutnya darimu. Biarkan Donghae yang akan memberikan jawabannya nanti, apakah aku atau kau"
.
.
FLASHBACK OFF
.
.
.
"Baiklah Kibum-ssi jika itu keinginanmu. Aku tidak ingin munafik, tidak mungkin hubungan rumit ini berlanjut ketika sudah tidak ada lagi kepercayaan dan aku tidak ingin membebani fikiranmu ketika kau sudah berada di Amerika untuk melanjutkan pendidikanmu nanti"
Dengan cepat Donghae berlalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kelas tak peduli hujan mengguyur tubuhnya saat ini. Hanya saja ia ingin air matanya terbasuh oleh hujan. Donghae tidak ingin semua orang melihatnya menangis. Dan hujan! Hanya hujan yang mampu menyamarkan setiap keresahannya saat ini.
.
.
.
~One Confession~
.
Langkah pelannya kini terarah pelan. DIbawah hujan ia menemukan ketentraman.
"Donghae"
….
Genggaman erat itu menghentikan langkah kecil Donghae.
"Siapapun yang berada dibelakangku saat ini, lepaskan genggaman itu. Biarkan aku hanya sendiri. Biarlah hanya hujan yang menghilangkan airmataku"
Tapi tidak ada balasan apapun yang ada genggaman itu semakin kuat dirasakan Donghae.
"Apa kau tuli ha, jangan mempedulikanku" Senggukan Donghae bertarung dengan suara hujan yang semakin deras.
"Kenapa kau hanya diam, jangan memaksaku untuk menghadap ke arahmu saat ini. Aku tidak ingin kau menjadi pelampiasanku. Hiks"
Donghae melepas genggaman tangan itu, langkahnya kembali tertuntun menembus deraian air hujan yang membuat tubuhnya melemah.
GREBBBBBBB
Dibawah guyuran hujan itu tubuh mungil Donghae telah dipeluk erat oleh sesosok yang masih belum diketahuinya. Karena memang Donghae belum berbalik untuk mengetahui siapa yang menghangatkan tubuhnya saat ini.
"KARENA AKU MENYAYANGIMU LEE DONGHAE KARENA AKU MENYAYANGIMU JAUH SEBELUM KAU BERSAMA DIA, JAUH SEBELUM KAU BERSAMA KIM KIBUM"
Bisikan itu membuat Donghae terpejam ringan. Ia merasakan ketentraman dalam hatinya ketika bisikan itu tertiup hingga sampai dipendengarannya.
Donghae berbalik, suara penuh ketenangan itu benar-benar membuatnya penasaran.
"Hyukjae kau.."
Donghae berhasil dibuat terperangap oleh kehadiran Hyukjae yang ternyata adalah pemilik suara ketenangan itu.
"Iya Hae ini aku Hyukjae, orang yang selama ini tidak pernah kau lihat dan hanya berada samar melihatmu dari kejauhan"
"A-aku tidak tau apa yang kau utarakan tadi Hyuk. Dan aku.." DOnghae tergagap hingga akhirnya Hyukjaee berhasil menutup bibir Donghae dengan jar telunjuknya.
"Ah sudahlah Hae lebih baik kita berteduh dulu, diseberang jalan itu ada ada rumah kecil kecil"
.
.
.
.
. ~One Confession~
.
Kedua namja itu saling terdiam. Entah apa yang kini harus menjadi bahan pembicaraan mereka.
Hingga dengan berani Hyukjae mulai mengawali pembicaraan.
"emm Hae, aku tadi tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Kibum-ssi"
"Ah Hyukjae jangan membahasnya lagi. Aku benar-benar tidak ingin membawa namanya dalam percakapan kita"
"Mianhae DOnghae-ya"
Percikan air hujan kembali terdengar karena memang keduanya terdiam lagi. Sekitar lima menit tanpa pembicaraan apapun.
"HyukHae"
Bibir Donghae tertata untuk membaca sebuah kata yang saat ini terukir indah di tiang rumah kecil.
"HyukHae.. Hyukjae dan Hae.." Batin Donghae dibuat penasaran oleh kata yang saat ini tertulis indah.
"Hyuk apakah kau sering berteduh dirumah kecil ini?"
Donghae memiringkan kepalanya imut dan berhasil membuat Hyukjae menatap kepadanya sembari menampilkan senyumnya.
"bisa dibilang seperti itu. Aku sering menghabiskan waktuku ketika aku sedang bosan disini. Dan ketika aku sudah berada disini aku mendapatkan ketenanganku Hae.."
Donghae hanya mengangguk ringan mendengar jawaban Hyukjae yang ternyata mempunyai keistimewaan berada di rumah kecil itu.
"apakah aku boleh menanyakan sesuatu kepadamu Hyuk?"
"Tentu, apa?"
"HyukHae, apa arti dari kata yang terukir di tiang ini Hyuk?" telunjuk Donghae mengarah pada tulisan ukir yang sedari tadi menyita perhatiannya. Sementara itu Hyukjae hanya diam. Sorotan matanya kembali menatap tajam ke mata Donghae. Kini pandangan itu menjadi penuh arti.
"Apa kau tidak mendengar bisikanku dibawah hujan tadi Hae"
Tatapan Hyukjae menjadi sayu membuat Donghae mengingat bisikan Hyukjae yang sekejap tadi terlupa karena Hyukjae segera mengajaknya berteduh.
"A-aku aku mendengarnya Hyuk"
"Lalu kau masih menanyakan hal itu, aku rasa kau sanggup menemukan jawaban dari ukiran tulisan itu Hae"
Donghae mengangguk ia tidak ingin mendengar Hyukjae mengatakan itu lagi karena fikiran Donghae saat ini masih kepada hubungannya dengan Kibum yang berakhir. Tidak mungkin bagi Donghae mendengar ungkapan hati seseorang secepat itu.
Tapi ketika Donghae menatap ke arah lain, pandangan Hyukjae tidak bisa terlepas darinya. Donghae membuang wajahnya sejauh mungkin. Ia mulai khawatir dengan keadaan ini.
"Hae.."
Donghae mencoba tidak menjawab panggilan itu tetapi tangan Hyukjae dengan lembut memegang dagunya dan membuat Donghae berada tepat didepan pandangannya.
"Aku menyayangimu Hae. Hanya saja Kibum berhasil mendahuluiku"
Bibir Donghae terkatup, Hyukjae mulai mendekatkan aroma hangat nafasnya. Donghae hanya terpejam, entah kenapa ia menikmati deru nafas Hyukjae yang sekarang berhasil menjamah bibir tipisnya.
"Hyuk aku tidak tau tentang hatiku untukmu, aku hanya merasakan ketika bersamamu aku merasa tenang. Hanya saja saat ini aku terlalu menutup diri karena keberadaan Kibum. Hingga aku sulit merasakan rasa saying orang lain untukku" kini hati Donghae yang berbicara.
Dibawah hujan itu kehangatan benar-benar terjadi. Bibir Hyukjae terus memainkan apa yang ia dapatkan saat itu. Tangan Hyukjae melingkar erat ke pinggang Donghae. Nafas mereka saling memburu cepat. Donghae tergeragap mendapatkan perlakuan Hyukjae yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rangkulan erat tangan Donghae kepada Hyukjaenya membuat Hyukjae semakin memberikan kehangatan kepada mereka berdua. Dibawah hujan saat itu menjadi saksi bahwa bibir kedua insane itu telah bertemu.
.
.
.
.
~One Confession~
.
.
"Emmmhhh.." Donghae mendorong tubuh Hyukjae ke belakang sehingga membuat ciuman itu harus berakhir.
Hyukjae terdiam, ia tidak tau kenapa ia melakukan itu kepada Donghae.
"Aku minta maaf Hae" Hyukjae menunduk seperti menyesal dengan perlakuannya terhadap Donghae tadi.
"ah Hyukjae hujannya sudah reda. Dan aku harus segera pulang"
"apa kau mau ku antar"
.
.
.
Sebuah mobil putih mewah menembus hawa dingin hujan yang baru saja reda. Mobil mewah itu terhenti tepat didepan rumah kecil tempat dimana Hyukjae dan Donghae berteduh.
"Donghae kau sedang apa disini"
Kaca mobil itu terbuka pelan hingga segera diketahui siapakah yang berada didalamnya.
"Masiii kau.. ah aku terjebak hujan dengan Hyukjae disini" terang Donghae.
"Ini Siwon kan Hae kenapa kau memanggilnya Masii?" Tanya Hyukjae penuh penyelidikan.
"Haha hanya karena aku berganti warna mobil saja kau sampai tidak mengenaliku Hyuk. Aku Siwon"
Siwon pun membuka pintu mobilnya dan cepat keluar untuk berbincang dengan rekannya.
"Iya aku lebih suka memanggilnya Masii, hyuk"
Hyukjae hanya mengangguk ringan dengan keterangan yang diberikan oleh Donghae.
"Kalian mau kemana"
"Aku mau pulang, kalau Hyukjae aku tidak tau dia akan kemana lagi" Donghae bergedik lucu.
"Apakah mau ku antar Hae" Siwon mencoba menawarkan jasa terbaiknya untuk Donghae.
"Kau tidak keberatan mengantarku Masii.. Hyukjae kau mau sekalian ikut bersama kami" Donghae berbalik member penawaran untuk Hyukjae.
"Ah tidak aku masih ada perlu Hae, kau pulang saja bersama Siwon"
"Baiklah kalau begitu"
"Jaga Donghae , jangan sampai terjadi apa-apa dengannya" tidak tau kenapa ucapan itu keluar darri bibir Hyukjae membuat Siwon menanggalkan satu alisnya karena heran dan Siwon pun tersenyum mengetahui hal itu.
.
.
Hyukjae hanya menatap laju mobil yang mulai menjauh dari tempatnya berdiri.
"Ku harap Siwon bukanlah sainganku"
.
.
. ~One Confession~
.
T.B.C
.
.
Dengan siapapun Donghae akan tetap berada di posisi uke. Gesture tidak bisa diganggu gugat. EHS mind to RnR pweaseeeee ;)
Let's be my friend fb : Hany Hae atau di twt & IG ya : hanyhaek
Thanks before muahhhhhh EHS
