Title : Chocolate, Eyes, and Love
Pairing : 3 YunJae 3
Cast : Jung Yunho
Kim Jae Joong
Jung Jihye
Others…
Genre : Romance, Drama
Rated : T
Disclaimer : Mereka saling memiliki. YunAppa milik JaeUmma. JaeUmma milik YunAppa. :D
WARNING : ini Boys Love. YAOI. Gay. Men x Men. Yang gk suka mendingan jauh jauh!. No Bash ^^
^^ Happ Reading^^
Pagi yang indah, kini tengah dirasakan oleh dua namja kecil yang sedang bermain bola di taman kompleks daerah rumahnya. Tak hanya mereka berdua saja, namun banyak juga orang orang yang sedang jogging ataupun hanya sekedar berjalan jalan saja.
"BUMMIEEE.. TANGKAP BOLANYA NEEE…" teriakan nyaring terdengar dari namja kecil berusia 5 tahun, yang sedang melemparkan bolanya ke kembarannya. Namja kecil nan tampan yang bersuara nyaring ini bernama lengkan Shim Changmin.
"NEEEE….." teriakan tak kalah nyaringnya juga berasal dari Shim Kibum –kembaran Shim Changmin- namja kecil dengan wajah yang ehm.. cantik. Mereka memang kembar, hanya selisih 3 menit saja saat lahir di dunia, tapi wajah dan sifatnya tak sama atau orang biasa menyebutnya kembar non-identik.
"Yah. Bummie.. kenapa tidak Bummie tangkap bolanya?" Changmin mengerucutkan bibrnya lantaran sang adik yang dianggapnya tak mau menangkap bola yang dilemparkannya.
"Bummie sudah belusaha menangkapnya hyungie. Tapi hyungie saja yang melempalkannya tellalu tinggi" Kibum juga mengerucutkan bibirnya, huh kakaknya memang semaunya sendiri. Tentu saja dia tidak bisa menangkapnya karena tubuhnya yang tak setinggi changmin. Changmin terlalu tinggi untuk ukuran anak seusia 5 tahun.
"Dimana bolanya Hyungie?" Tanya Kibum yang tak menemukan bola disampingnya.
"Mwo? Bolanya tidak ada Bummie?" Tanya Changmin balik. Kimbum hanya menggeleng sebagai balasannya.
"Aish… Ayo kita cali Bummie"
"Ne.."
^^YunJae^^
'BUKKK..'
"eh?" seorang namja cantik yang sedang duduk di kursi taman menoleh ke asal suara benda yang telah menghantam kakinya. Memang tidak terlalu keras, namun cukup membuat namja cantik itu terpekik. Tangannya yang indah memindahkan keranjang coklat yang berada diatas pangkuannya kesamping. Ia merunduk ke bawah, tangannya meraba benda tersebut.
'Bola' batinnya saat indera perabanya meraba benda bulat, besar, dan padat itu.
"Bola siapa ini?" gumamnya, tangan cantiknya mengambil bola itu ke pangkuannya.
^^YunJae^^
"HYUNGIEEE…!" teriak Kibum kepada hyungnya itu.
"Apa sih Bummie? jangan teliak teliak. Telingan hyungie tidak tuli Bummie" celetuk Changmin.
"Hyungie lihat itu! Itu bolanya kan?" jari mungil Kibum menunjuk seseorang namja cantik yang sedang duduk sendirian dibangku taman, mata Changmin berbinar melihat bola kesayangannya itu tidak hilang.
"WHOAAA… Benal Bummie. Kajja kita ambil" Changmin menyeret lengan Kibum menuju ke bola kesayangannya itu, sedangkan Kibum hanya bisa mengerucutkan bibir kedua kalinya, hyungnya benar benar seenaknya sendiri.
"Noona.." Namja cantik yang diketahui bernama Kim Jae Joong itu menoleh ke arah suara khas anak anak di sebelahnya, dan kembali focus ke depan. Karena ia merasa bahwa panggilan itu bukan untuknya. Yah tentu saja, dia seorang laki – laki. Bukan perempuan.
"Kenapa noona itu tidak menyahut kita Bummie? Apa dia tidak bisa mendengal yah?" bisik changmin.
'Pletakk..'
"Hyungie Pabbo" cibir Kibum. Ck dasar si kembar Shim -_-"
"Noona" panggila mereka lagi.
"Kalian memanggilku adik manis?" Jaejoong menolehkan kepalanya menghadap duo Shim tetapi tatapan matanya tidak focus dengan apa yang ada dihadapannya itu, saat ia merasa bahwa panggilan itu memang untuknya. Walaupun dia memang seorang namja, tapi wajahnya yang cantik banyak orang teripu mengira ia adalah seorang yeoja. Dia sendiri tidak tahu seperti apa wajahnya yang sebenarnya. Yah dia tidak bisa melihat. Kim Jae Joong buta.
Sebenarnya kebutaannya bisa saja disembuhkan. Dengan jalur opersai tentunya. Tapi.. oh ayolah.. Kim Jae Joong hanya berasal dari keluarga tak mampu, pekerjaannya hanya sebagai pembuat dan penjual coklat, ummanya seorang penjahit, appanya telah meninggal sejak lima tahun yang lalu karena serangan jantung, sedangkan Kim Junsu sang adik terkadang membantu menjual coklat di kampusnya. Jangan tanya kenapa Jaejoong tidak ikut ke kampus. Itu tentu saja karena tidak ada biaya kuliah untuknya, kalaupun ingin kuliah, ia harus mendaftar di unniversitas 'khusus' bukan? Dan itu sangat mahal! Tapi Jaejoong tetap bersyukur karena dia sempat bisa merasakan bagaimana rasanya bersekolah walaupun hanya ditingkat Sekolah Dasar.
"Kalian memanggilku adik manis?" Tanya Jaejoong sekali lagi. Dua bocah itu mengangguk. Sayang Jaejoong tidak bisa melihatnya.
"Oh mungkin bukan aku" gumam Jaejoong.
"Andwe! Itu untuk noona kok" sela Kibum cepat.
"Eh? Memangnya ada apa adik manis hmm? Kalian ingin membeli coklat eoh?" Tanya Jaejoong.
"Aniyo. Kami mau mengambil bola itu noona" jawab kibum
"ini bola kalian?" Kibum mengangguk.
"Jjaa.. ambilah. Ingat jangan memanggilku noona lagi ne? aku ini hyung bukan noona. Panggil Joongie hyung. Arraseo" Jaejoong memberikan bola itu dihadapan kibum. Walaupun dia buta, tapi alat pendengarannya sangat tajam, dia bahkan bisa mengetahui seseorang mendekat kepadanya hanya dari gelombang suara saja. Hebat bukan?
"eh.. tapi kata umma, jika ada seseolang yang cantik, halus dipanggil noona" kata kibum polos.
"hahaha.. ummamu memang benar saeng, tapi hyung ini namja hmm.. otte? Masih mau memanggil noona lagi" jaejoong terkekeh pelan mendengar perkataan polos dari kibum.
"aniyo, allaseo. Bummie panggil hyung. Minnie hyungie! Kenapa diam saja dali tadi?" tegur Kibum saat tak mendapati kembarannya besuara.
"Min mau coklat" gumam Changmin pelan tapi masih bisa didengar oleh kedua orang di depannya. Changmin lalu mulai merogoh saku di celana pendeknya dan menyodorkan beberapa uang koin pada Jaejoong. Tetapi ditolak olehnya.
"Eoh? Minnie mau coklat?" Tanya Jaejoong yang dibalas dengan rengekan Changmin.
"hahaha.. ne ne ini coklat untuk Minnie dan ini coklat untuk Bummie"
"Eh? Bummie juga?" Tanya Kibum polos.
"waeyo? Bummie tidak mau?" Tanya Jaejoong lagi.
"Aniyo.. Bummie mau Joongie hyung" selanya sembari menggelengkan kepalanya dengan bibir yang dikerucutkan.
"Gomawo Joongie hyung…" Teriak ChangBum sambil memamerkan cengiran imutnya.
"Ne.. ^ ^"
^^ YunJae^^
"Kyaaa… Hye Sun-ah.. lihat.. Hyunjoong oppa tampan sekali hari ini.." teriakan histeris terdengar dari seorang yeoja cantik bernama Jung Jihye.
"Aishh.. Ya! Kau bisa membuatku tuli, Jihye-ah" satu jitakan berhasil mendarat dengan mulus di kepala Jihye. Tak lain dan tak bukan pelakunya dari seorang yeoja cantik juga bernama Park Hye Sun.
"Appo.." gumam Jihye smabil memberi death glare untuk sahabat terbaiknya itu.
Jihye dan Hye Sun saat sedang berada di lorong kampusnya menjalankan aktivitas rutinnya yaitu menstalk Kim Hyun Joong. Sang flower boy di kampusnya yang digilai banyak gadis, termasuk Jung Jihye.
"Omo! Jihye-ah. Hyunjoong oppa sedang sendirian. Cepat kau samperin sana!"
"Mwo? Ta- tapikan.." belum sempat Jihye menolak, Hye Sun terlanjur mendorongnya tepat dihadapan Hyun Joong. Menyisakan Hye Sun yang sedang terkikik di belakang.
"Eh?" bingung Hyunjoong.
"A-anyeong oppa"
"Ne anyeong. Kau Jung Jihye di semester dua itu kah?" Tanya Hyunjoong.
Jihye terperangah kaget. Hey, dari mana Hyunjoong tahu tentang dirinya? Jihye sampai cengo dengan tidak elitnya begitu pula dengan Hye Sun.
"Hey, kau tak apakan?" Hyunjoong mengibaskan – ngibaskan tangan di depan wajah Jihye. Dia heran melihat reaksi aneh dari yeoja cantik dihadapannya sekarang.
"eh? A-anu.. i-itu.. a-aku terlihat jelek ya? Hehehe.." Tanya Jihye tak nyambung dengan muka memerah. Hyungjoong semakin mengernyitkan dahinya bingung dengan orang di depannya. Namun dia tetap menggelengkan kepalanya.
"Begitukah? Kyaa.. oppa saranghae" teriak Jihye lantas ia pun langsung berlari meninggalkan Hyunjoong yang memerah mendengar ucapan Jihye barusan.
"Yahh.. Jung Jihye tunggu aku.." teriak Hye Sun juga. Meninggalkan Hyunjoong yang memerah bin cengo.
^^YunJae^^
"Woahhh.. hebat bukan? Hyun oppa tahu namaku.." ucap Jihye exited. Saat ini mereka berdua berada di taman kompleks perumahan. Jihye tak henti hentinya mengoceh tentang pujaan hatinya kepada Hye Sun yang berada di sampingnya.
"Ya..ya.. selamat.. asal kau bahagia aku juga bahagia" ucap Hye Sun tulus.
"Owhh.. kau manis sekali Sunniee.."
"Coklaattt.."
"Chakamman! Kau dengar itu tidak? Ada yang jual coklat." Kata Hye Sun.
"Ne aku mendengarnya. Ahh itu dia orangnya" Hye Sun memutar bola matanya kea rah seseorang yang ditunjuk Jihya. Dan benar saja ia mendapati sosok cantik sedang menjajakan coklat di keranjang yang berada di pangkuannya.
"Kajja.. aku ingin membelinya untuk HyunJoong oppa"
.
.
"err.. Anyeong" sapa Jihye dan Hye Sun.
"Ne anyeong. Apakah kau inging membeli coklat?" Tanya Jaejoong.
"eumm.. ne. tapi aku ingin coklat dengan makna seperti yang ku alami." Kelas Jihye.
"mwo? Mana ada coklat yang seperti itu?" sembur Hye Sun.
"Tentu saja ada. Setiap coklat memiliki makna tersendiri. Begitu pula dengan bunga, bintang dan yang lainnya" sahut Jaejoong dengan senyum manisnya.
'Aigoo.. bagaimana bisa ada namja secantik dia bahkan lebih cantik dari yeoja' batin Jihye dan Hye Sun hampir bersamaan.
"eumm.. mian jika pertanyaanku terlalu lancang. Jika aku boleh tahu, memang apa yang kau rasakan saat ini? Tanya Jaejoong.
"tapi sebelumnya, bolehkah kami duduk di sebelahmu. Aku lelah" timpal Hye Sun dengan cengiran bodohnya dan dibalas dengan plototan Jihye.
'dasar tidak sopan' batin Jihye melihat tingkah sahabat karibnya itu.
"Omo.. mian ne aku lupa.. silahkan" setelah mengambil tongkat di sampingnya, Jaejoong bergeser kesamping agar bangkunya muat untuk tiga orang. Jihye dan Hye Sun sempat tertegun melihat Jaejoong meraba untuk mengambil tongkatnya.
'Dia buta.' Tebak mereka berdua.
"Jja.. kau ingin bicara apa eummm..?
"Ah aku Jung Jihye imnida. Dan ini temanku namanya Park Hye Sun."
"ne Kim Jae Joong imnida"
"Oppa? Bolehkan aku memanggilmu oppa?" Tanya Jihye ragu ragu.
"Tentu saja. Aku malah senang"
"aniyo.. ketimbang 'oppa'. oppa lebih pantas jika dipanggil noona atau eonni" timpal Hye Sun.
"Mwo? Tapi aku kan namja." Jaejoong mengerucutkan bibrnya membuat dua yeoja disampingnya yang ternyata berkedok fujoshi jadi memikirkan seme yang pantas untuk uke seperti Jaejoong. Hohoho XD (yun: tentu aja guee #nyolot)
"aku tidak menerima penolakan." Tegas Jihye absolute.
"Jadi kau mau membeli coklat opp-"
"Ehem.. eonni" sela Hye Sun.
"Ne ne. Jadi kau mau beli coklat eonni atau tidak?" Tanya Jaejoong dengan nada pasrah.
"Ne eonni tentu saja" dan dimulailah Jihye menceritakan perasaannya pada flower boy di Unniversitas TOHO.
.
.
"Oh.. jadi begitu" Jaejoong tersenyum geli mendengarkan cerita 'dongsaeng barunya' yang menurutnya Jihye terlalu melankonis. Tak lama setelah itu Jaejoong terlihat meraba coklat coklat di dalam keranjangnya. 'Gotcha'. Lalu ia menyodorkan sekotak coklat untuk Jihye.
"Ini coklat apa eonni?" Tanyanya.
"Ini namanya Chocolate Bar yang didominasi dengan Dark chocolate. Dark coklat memiliki arti bahwa 'harimu, hatimu, pikiranmu dipenuhi dengannya' dan lagi coklat ini sangat enak. Walaupun tidak terlalu manis, tapi dapat ditutupi dengan isi di dalamnya. Dan juga ini sehat." Jelas namja cantik itu.
"Benakah?" ucap Jihye dan Hye Sun.
"Kalian boleh mencobanya" Jaejoong menyodorkan dua potong Chocolate Bar untuk kedua gadis tersebut.
"Kau benar eonni, ini sangat enak. Hyun Joong oppa pasti suka" jawab Jihye. Dimulai dari itu Jihye dan Hye Sun sering membeli coklat pada Jaejoong. Bahkan hampir setiap hari mereka berdua pergi ke Jaejoong tak hanya untuk membeli coklat saja, namun untuk curhat juga.
^^YunJae^^
"Aku pulanggg.." teriak yeoja cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Jung Jihye. Putri bungsu keluarga Jung.
"Kau sudah pulang, Jihye" Mrs. Jung mencium puncak kepala anaknya yang sekarang terlihat sedikit lebih tinggi darinya.
"Ne umma. Eh? Ada Tifanny eonni juga disini." Tifanny tersenyum manis kepada calon adik iparnya itu.
Tifanny Hwang adalah yeoja cantik yang satu bulan lalu baru bertunangan dengan Jung Yunho. Tifanny sudah lama menyukai Yunho. sekitar SMA saat mereka masih satu sekolah. Orang tua mereka berdua memutuskan untuk menjodohkan Yunho dan Tifanny. Yang tentu saja langsung ditolak oleh pemuda tampan itu. Namun Mrs. Jung tetap teguh pada pendiriannya untuk menjodohkan putra sulungnya dengan Tifanny. Menurut Mrs. Jung, Tifanny adalah menantu idaman baginya maka jika Yunho berani menolak ia akan mengancam dengan mencoret Yunho dari Keluarga Jung. Dan Yunho tidak bisa berbuat banyak dengan itu. Ia tahu betul bagaimana watak ummanya tersebut. Keras kepala.
"Kau membawa coklat lagi, chagi?" Tanya Mrs. Jung. Ia heran melihat putrinya yang beberapa hari ini selalu membawa coklat ditangannya.
"Ne umma. Umma mau? Tifanny eonni juga maukah?" Tawar Jihye. Tifanny menggeleng dan tetap mempertahankan senyumannya.
"Aigoo.. kau tidak takut gemuk nanti?" Tanya Mrs. Jung.
"asal umma tahu ne. ini adalah Dark coklat. Coklat untuk diet."
"Baiklah umma. Jihye mau ke kamar dulu ne"
Jihye merebahkan tubuhnya di kasur Queen Sizenya itu. Pikirannya melayang ke Jaejoong. Namja cantik yang telah ia anggap sebagai 'eonni'nya sendiri.
"Andai Yunho oppa belum bertunangan" gumamnya. Ia ingin Jaejoong yang menjadi calon kakak iparnya. Bukan Tifanny.
^^YunJae^^
'Ceklek..'
"Aku pulanggg…" seorang namja tampan melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam rumah yang megah bak istana itu. Mata musangnya terlihat sayu, gurat kelelahan terlihat jelas di wajahnya yang tampan. Tak ada senyum di bibir hatinya. Benar benar kelelahan eoh? Bayangkan saja, sejak jam enam pagi sampai jam sepuluh malam. Tadi pagi ia sudah harus berangkat ke Busan untuk mengecek cabang kantornya disana. Belum lagi memeriksa pekerjaan pegawainya dan diakhiri meeting dengan perdebatan yang sengit. Untungnya dia bisa memenangkannya dan mendapatkan tender besar itu.
"Kau baru pulang Yun?" sapa Mr. Jung. Yang sedang menonton TV di ruang tengah.
"Ne appa" jawabnya singkat. Ia ikut duduk di sofa sebelah appanya itu.
"Appa dengar kau ada meeting hari ini. Bagaimana tadi?"
"Melelahkan. Tapi aku berhasil memenangkannya, appa"
"Itu baru anakku" Yunho tersenyum kecil mendengar ucapan Mr. Jung barusan.
"Yunho. aigoo.. kenapa kau baru pulang sekarang? Kau tahu tadi sore Tifanny datang. Umma kira kita akan makan malam bersama tadi. Tapi ternyata kau tidak datang juga" sembur Mrs. Jung yang baru saja keluar dari dapur dengan segelas teh hijau untuk suaminya.
"Mianhae umma. Tadi aku sibuk sekali"
"Sudahlah, yeobo. Yunho sedang lelah sekarang. Yun cepat ke kamar" perintah Mr. Jung.
"Ne. aku permisi. Selamat malam"
.
.
"Oppa.." Jihye menyapa Yunho yang baru akan masuk ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Jihye.
"Ne? Kau belum tidur gadis kecil?" Jihye mengerucutkan bibrnya. Ia tak suka dengan panggilan Yunho baru saja. Dia kan sudah kuliah. Bahkan sudah jatuh cinta.
"Oppa.. apa kau akan.. menikah dengan Tifanny eonni?" Tanya Jihye pelan.
"Molla. Kau tahu bukan? Oppa tidak mencintainya." lirih Yunho. dan berlalu dari hadapan Jihye.
'Kau harus bertemu dengan Jaejoong eonni, oppa.' Batin Jihye.
^^YunJae^^
"Hyung?" Pria imut bernama Junsu itu memiringkan tubuhnya menghadap hyung cantiknya yang tengah berbaring di kasur sebelahnya dengan mata terpejam.
"hmm? Waeyo Suie?" jawab Jaejoong
"Kau belum tidur, Hyung?" Tanya Junsu.
"Tadinya mau tidur, tapi kau memanggilku" ucap Jaejoong sambil terkekeh. Menurut Jaejoong adiknya itu lucu.
"Mian"
"Gwechana. Ada apa hmm?" Tanya Jaejoong lembut.
"eumm.. ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, Chunnie juga mencintaiku. Tadi dia menembakku, Hyung" ungkap Junsu dengan wajah memerah karena malu.
"Mwo? Jincha? Chukkae Junsu-ie. Hyung ikut bahagia mendengarnya." Jaejoong bangun dan menghampiri kasur Junsu yang berada di sampingnya. Junsu dengan sigap menggenggam tangan Jaejoong menuntun ke tempatnya. Ia tak ingin Hyung cantiknya jatuh seperti dulu. Sungguh ia sedih melihat Jaejoong seperti ini. Ia amat nenyayangi Hyungnya itu.
"Kajja ceritakan pada hyung, Suie" desak Jaejoong.
"Hyungie.. aku malu."
"Ayolah.."
.
.
#FlashBack
"Y-Yah! KAU! Penjual Coklat" teriak namja tampan berpipi chubby.
"E-eoh? A-ada apa, Sunbae?" Junsu bingung ketika namja taksirannya ini memanggilnya dan dia gugup karena jantungnya yang berdetak dengan cepat
'Aish tenangkan dirimu Kim Junsu'
"A-anu. I-itu. Aish bagaimana sih?" Yoochun. Si namja Casanova itu terlihat frustasi. Dia menggumamkan sesuatu yang tidak jelas.
"Sunbae ke-kenapa?"
"Junsuakumaukaujadikekasihku" jawab Yoochun cepat.
"eh? Aku tidak mengerti? Kata junsu sambil memiringkan kepalanya bingung. Imut.
"Maukah kau menjadi namjachinguku?
"MWOO..?"
"Bagaimana?" Tanya Yoochun yang dibalas dengan anggukkan Junsu. Senyum manis terukir dalam wajah mereka berdua.
#Flashback End
"Kau bahagia, Suie?"
"Ne hyung. Tentu saja aku bahagia. Dia yang notabenenya adalah pemilik Kampus tempatku kuliah, mau mencintaiku yang hanya namja miskin si penjual coklat" ungkap Junsu. Ia tak menyangka sama sekali jika Yoochun memiliki perasaan yang sama padanya.
Jaejoong tersenyum kecil mendengar ucapan Junsu. Dia bersyukur karena adiknya dicintai oleh orang yang mencintainya juga.
'Lalu.. apakah aku akan sepertimu, Suie? Apakah ada yang mau mencintaiku yang buta ini? si namja miskin yang buta' batinnya pilu. Junsu yang melihat Jaejoong tengah melamun merasa kasihan kepada hyung cantiknya itu. Ia tahu apa yang sedang Jaejoong pikirkan saat ini. Namun hanya bisa Junsu lakukan hanyalah menghibur Jaejoong. Karena selama ini hanya dialah yang menjadi teman Jaejoong, sebelum bertemu dengan Jihye dan Hye Sun tentunya.
^^YunJae^^
"Seketaris Cho. Tolong kau rangkum semua data pemasukkan dan pengeluaran tiga bulan yang lalu. Berikan padaku besok setelah jam makan siang" perintah tegas terdengar dari namja tampan nan tegap. Setelan jas mahal begitu cocok di tubuhnya yang atletis. Begitu menawan. Dialah Jung Yunho.
Yunho melirik jam tangan rolex keluaran terbaru yang bergelantung manis ditangannya.
'Waktunya makan siang' batinnya.
Ia lantas keluar dari ruangannya. Dan pergi ke pujasera yang berada di kantornya.
"Yo man!" sapa seseorang dari belakang Yunho. tak perlu ditebak lagi siapa orang itu, dia kenal betul dengan orang itu. Sepupunya Choi Siwon yang merangkap menjadi direktur pemasaran di kantornya.
"Kau mau makan siang kan? Ayo denganku" siwon langsung merangkul bahu Yunho seolah seperti teman yang lama tidak bertemu.
"Aish. Yah! Kuda! Lepaskan tanganmu!" yunho -yang menurutnya pelan- itu ke perut Siwon. Siwon hanya meringis sambil mengelus perutnya.
"Yah! Sakit bodoh"
"Kau yang bodoh" Siwon melotot pada sepupu karibnya itu.
"Kau. Tumben kau makan siang denganku, biasanya kau menghabiskan waktumu dengan tunanganmu, Kibum." Celetuk Yunho.
"Ani. Dia sedang berlibur dengan keluarganya di Jepang. Andai kau memberikanku cuti. Pasti aku bisa dengannya sekarang" adu Siwon. Yang dibalas dengan seringaian Yunho.
"hahaha.. Tidak akan"
'Piip piip pip'
Suara ringtone Handpone yunho bordering. Ia mengrnyitkan dahinya melihat nama Jihye tertera dalam layar ponselnya.
"Ne Yoboseo?"
"Oppa! Belikanku coklat seperti yang selalu kubawa pulang ke rumah. Ingat! Oppa harus beli di taman kompleks perumahan Insa ne. penjualnya seorang namja cantik dengan keranjang coklat dipangkuannya. Awas! Jika tidak, sepatu kesayangan oppa akan ku bakar-piip" sambungan telepon terputus begitu saja. Dasar seenaknya saja.
.
.
"Yah! Jung Jihye! Beraninya kau bertelepon saat aku mengajar. Maju! Dan kerjakan soal ini!" perintah Shin Sonsaengnim
'Ck, sial'
TBC
(a/n: Moment YunJae emang belum ada di chap ini. Dan dimulai chap depan. Mungkin chap depan hampir Yunjae semua ^^)
^^..RIVIEW PLEASEE.. ^^
