DANCE BASE LOVER

OOC, AUPair : Len x Miku

Namaku adalah Len, aku adalah Mahasiswa semester 2 disalah satu Universitas dikota Bogor. Jam kosong, waktu yang tepat untuk melepas rehat, bermain game, makan-makan, ataupun tidur, dan masih banyak aktifitas yang dilakukan. Kebiasaanku disaat jam kosong ini adalah pergi kepusat perbelanjaan didekat kampusku. Bukan untuk makan, minum, bermain, apalagi menikmati secangkir kopi dengan harga selangit demi mendapat wifi gratis, WIFI GRATIS.

Aku menghabiskan jam kosongku di mall hanya untuk alasan yang simple, yaitu melihat. Mungkin kedengarannya booring ya jika hanya melihat, tapi percayalah, jika feelingmu berkata A maka ikuti feelingmu. And well, Im here.

Didepan Game center yang isinya penuh dengan berbagai kalangan yang sedang bersenang-senang. Diriku memfokuskan kedua mata ini kearah sebuah Arcade Game bergenre musik, yakni DANZ BASE. Memang kuakui para wanita yang bermain game ini sangatlah "ehem" ' Wah'. Begitupun sebaliknya, para laki-laki yang memainkan game ini kebanyakan 'Waaaaaaahhhhhhaaaaannnjjjiiiirrr.' Membuat pedih mata.

Tapi yang menarik perhatianku ke mesin kotak ini bukanlah Gameplay, Tarian, maupun Musik. Tetapi Miku. Ya, Miku, ia adalah teman sekelasku di kampus. Di kampus, ia selalu diam dan tak pernah tersenyum sekalipun. Jalankan melihat senyumnya, wajahnya saja tak terlihat karena ia selalu mengenakan masker dengan kacamata yang memiliki frame besar dan juga topi bertipe Newsboy.

Namun Miku yang kukenal amat berbeda dengan Miku yang ada didepan mataku sekarang. Berparas manis, Iris Toscanya yang menawan, Twintail yang bergerak bebas diudara, senyuman pelepas lelah, dan juga body slim yang bergerak dengan fleksibel mengikuti kemauan otaknya. Benar-benar bukan seperti Miku yang biasanya.

Miku telah usai menari, ia tertawa lepas bersama teman-temannya. Momen inilah yang paling kutunggu dan kuinginkan ketika berada disini, karena diriku menyukai seorang Miku. Aku menyukai Miku bukan saat Kuliah, melainkan saat diriku, atau tepatnya kami berada dikelas 3 SMA.

Saat SMA dulu ia jauh lebih terbuka dari pada sekarang. Bagaimana tidak, Jabatan ketua Osis di SMA membuat dirinya ditemani oleh banyak orang, dan akupun salah satunya.

1 Hari selepas Try Out yang terakhir, aku sempat bertanya kepada Miku. "Hei Miku, kau suka tipe cowok yang seperti apa?"

"Aku menyukai laki-laki yang apa adanya. Sederhana, simple, baik, ramah, jujur, dan juga pintar."

"Apa adanya darimana?" Diriku Facepalm mendengar jawabannya.

"Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?" Ia bertanya namun tak melepaskan mata dan tangannya dari buku yang amat tebal berjudul 'DETIK' yang dimana cukup horor ditelinga kebanyakan orang, termasuk aku.

"Ti-ti-tidak ada. Aku hanya ingin tahu saja."

"Oh." Jawabnya singkat.

Mulai dari hari itu, aku memberanikan diriku untuk berkencan dengan 'DETIK'. Setiap malam, setiap istirahat, bahkan di jam kosong, buku 'DETIK' adalah satu-satunya temanku dalam melewati fase akhir di 12 tahun wajib sekolah ini.

Disaat kami mendapatkan angket untuk Universitas dan jurusan yang akan dipilih selanjutnya, aku mengintip kertas milik Miku. Dan semua isi kertas Miku ku salin ke kertasku. Dan diriku kembali bermaso ria dengan yang namanya belajar.

And Finally, aku lulus dengan nilai memuaskan. Tapi bukan itu yang membuatku bahagia, yang membuatku amat sangat bahagia adalah bisa 1 Universitas dengan Miku. "Mantap Gileeeeee." Itu adalah kalimat yang spontan keluar dari mulutku saat tahu aku dan Miku akan kembali bertemu dikampus yang sama.

Sekian, itu saja Flashback singkat kenapa diriku menyukainya.

"Yo, Len."

"Waaaaaaaa..." Diriku terkejut saat menyadari Miku berada didepanku. Alhasil aku terjatuh dan dilihati banyak orang, bahkan samar-samar aku mendengar suara tertawa yang ditahan. Uuuuu malunyaaa.

"Hahahahaha.."

Miku tertawa! DIA TERTAWA! DIA TERTAWA DAN KUPINGKU MENDENGARNYA! OOOHH GOOOOODDDD IM VERY VERY HAPPY NOW! *Len terbang bersama paraa cupid*

"Hei Len, apa kau mendengarku."Suaranya menarikku kembali ke Bumi.

"Eh iya, ada apa?"

"Apa kau ingin mencobanya?"

Karena kesadaranku belum sepenuhnya pulih, aku hanya melongo.

"Kau ingin mencoba menari di Danz Base?" Ia menunjuk kearah belakang badannya.

Akhirnya kesadaranku sepenuhnya pulih, dengan senang aku mengangguk.

"Yosh." Miku tersenyum, kemudian menarik lenganku.

Hal seperti ini untuk kebanyakan orang yang merasakannya akan berpikir seolah waktu berhenti dan hanya kami berdua yang bergerak, aku setuju akan kata-kata tersebut. Aku tak bisa mendengar apa-apa, hanya suara langkah kakiku dan kakinya. Aku tak bisa melihat hal lain selain Miku yang berada didepanku, hal yang bisa kurasakan hanya tanganku yang dipegang erat oleh Miku.

"Kau ingin mencoba lagu apa?" Kembali, suara tersebut membawaku ke Real Life.

"Hmmm... Bagaimana Kalau Cheer Up." Ujarku dengan santai.

"Hoho, kau ini ONCE ya?" Miku terkekeh.

"Yup." Bohong. Aku bukanlah orang yang menyukai lagu Korea, karena Sejatinya diriku dilahirkan untuk Jazz semata. Namun alasanku memilih Cheer Up itu simple, karena Miku sering sekali menari dengan lagu ini. Darimana aku tahu? Tentu saja aku selalu melihat list lagu yang ia gunakan, hehehe. "Langsung saja Hard."

Miku kembali terkekeh. "Jangan menyesal ya."

Lagu mulai diputar. Kedua kaki kami mulai bergerak mengikuti gerakan yang ada dilayar. Irama lagu berjalan detik demi detik, Keringat yang turun begitu saja, bunyi gerakan kaki yang menyatu dengan lantai dansa. Jadi ni apa yang dirasakan Miku saat ia bermain Danz Base, sungguh menyengangkan.

"Woaaahh, Double S. Hebat Hebat." Celetuk teman Miku yang memiliki rambut berwarna Pink.

"Hoosshh hooosshhh, Hebat juga kau Len. Tak habis pikir kau bisa mendapat Double S. Apakah kau pernah memainkan game semacam ini sebelumnya?" Tanya Miku sembari menyeka keringatnya.

"Tidak, tidak pernah. Ini untuk pertama kalinya aku bermain game Ritme dance semacam ini." Jawabku dengan santai, sembari menjauh dari kotak tersebut, kemudian duduk untuk menenangkan otot kaki.

"Hahahaha, kau ini memang unik Len." Miku duduk disebelahku seraya menyodorkan Air Mineral.

"Terima kasih." Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil botol tersebut dan mulai menenggak isinya.

"Aku menyukaimu, Len."

"Bbbffffffttttt... Ohhooooohhhookkk ohhhookkk."WTF, apa yang baru dia katakan barusan? Dia menyukaiku? Bentar bentar bentar. Mana mungkin dia menyukaiku. "Maaf, barusan tadi kau bilang apa?"

"Aku bilang..." Miku mendekati telingaku, suara nafasnya membuat panca indraku menajam. "Aku menyukaimu." Setelahnya ia kembali menjauh sembari tersenyum.

Senangnya diriku. Gadis yang kusuka ternyata menyukaiku juga, Mantap Gileeeeee.

"Miku, a-a-a-ku..." Belum selesai aku merangkai kata balasan, ia menutup mulutku dengan telunjuk kecilnya.

"Aku sudah tahu jawabanmu Len."

"yahuuuuu..." Aku melompat kegiringan. Rasanya para Cupid menembakkan seribu anak panahnya kehatiku ini. Dan mereka membawaku ke Nirwana.

"Oke, sudah cukup istirahatnya. Kau ingin lanjut?" Miku menjulurkan tangannya. Kuraih tangannya dan menganggukkan kepala. Mulai hari ini, Aku dan Miku resmi menjadi sepasang kekasih.

Note : ONCE adalah sebutan fans Twice