._o0o_.
Miss H
._o0o_.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NaruSaku
Genre : Slice of Life, Romance
Happy Read
Shikamaru's POV
"Ini, coba diuji aja pake cara black box" Kataku pada juniorku yang sedang berkonsultasi padaku tentang system pengetesan yang bagus. Anak itu tampak mengangguk-angguk paham dengan semua yang kukatakan padanya.
"Arigatou, Shikamaru-san" Aku pun tak bisa menahan senyuman malas milikku saat melihat senyuman lega yang polos dari pemuda berambut hitam yang berada didepanku tersebut. Beberapa saat kemudian dia pun berjalan keluar dari ruanganku dengan wajah lega sekaligus senang.
Mataku tampak sedikit tertarik pada sebuah benda plastic berbentuk prisma segitiga yang berada didepanku.
Nara Shikamaru, yap… Itu adalah namaku. Aku adalah kepala bagian software development dari perusahaan IT yang paling berpengaruh di dunia, Sky Corp. Operating system besutan perusahaan ini, SkyOS merupakan OS yang sudah dipakai oleh 80% dari market. Kalau tidak disebut menang telak, harus disebut apakah itu? Dan aku sekarang kepala bagian yang mengembangkan SkyOS, prestasi yang sangat bagus kan? Apalagi di umurku yang, yah masih sekitar 25 tahun ini.
Aku pun mengambil hapeku yang berada di depanku untuk melihat apa yang harus kulakukan hari ini. Dahiku berkerut begitu melihat ada tanda notifikasi masuk. Aku pun melihat kearah notification bar dan menemukan sebuah foto gadis pirang.
Mata hijaunya tampak sedikit sayu meskipun posenya seharusnya merupakan pose orang yang riang dengan tangan yang berbentuk peace. Rambut pirang pasirnya tampak indah dengan style kucir empat yang khas dari dirinya. Diatasnya tertulis Discover your day.
"Ah… Tak terasa sudah lima tahun aku menyimpan foto ini" Gumamku pelan ketika menyadari bahwa itu merupakan notifikasi dari aplikasi Memoirs, yang menyimpan semua fotoku beserta tanggal di buatnya di server Sky Corp. sehingga nanti aku bisa ingat hari ulang tahun perayaan dan lain-lain.
Memori lama tentang gadis berkucir empat itu tampak memasuki pikiranku secara tidak sadar dan membuatku tenggelam dalam sebuah kesenangan yang tak terungkapkan saat membayangkan diriku di masa lalu.
Flashback
Sebuah story dari WhatsApp tampak muncul di layar hapeku. Aku paling gak suka ketika melihat lingkaran hijau dari statusnya orang yang menandakan bahwa aku belum melihat statusnya. Aku pun menekan status dari seseorang bernama Temari tersebut sehingga munculah foto seseorang yang sedang tersenyum sambil berpose peace.
Aku pun tersenyum kecil melihat story tersebut sebelum akhirnya ku swipe keatas untuk membalas story tersebut dengan apa yang kurasakan.
Kamu tersenyum tapi matamu masih saja terlihat sedih
Senyum yang tulus dong. Biar makin cakep
*angry face*
Apaan sih, suka-suka aku dong
Kelihatannya lagi sedih nih…
Apakah ada masalah?
Bukan urusanmu, baka
*angry face*
Kesal mulu emotnya…. :/
Aku teringat sama seseorang
Kelopak mataku tampak sedikit berat setelah kulihat jam di pojokan layarku telah menujukkan pukul 10 malam. Waktu yang sangat tepat untuk tidur memang, tapi aku agak sedikit penasaran dengan siapa yang diingat oleh perempuan yang menarik hatiku ini.
Siapa? Aku?
Ih… Lha ngapain…
Kamu tau Neji dulu waktu masih disini itu suka sama siapa?
Enggak
Jadi gini….
Sebuah chat yang panjang dan tanda 'mengetik' yang tidak kunjung berhenti mencegahku untuk memotongnya yang sedang curhat tentang seseorang yang bernama Neji ini. Oke, Neji adalah temanku yang sudah lulus beberapa bulan yang lalu.
Entah kenapa, meskipun kubaca semua chat nya yang benar-benar panjang itu, tapi aku tidak begitu memahaminya. Yang kurasakan hanya sedikit tekanan sinus milikku seolah aku sedang menahan tangisan yang tidak mampu aku tumpahkan. Semua chat yang panjang menceritakan sejarah bagaimana Neji memperlakukannya dulu.
Ingin rasanya aku mematikan paket dataku supaya aku bisa menahan semua chattingan tersebut sebelum air mataku tumpah, tapi entah kenapa juga jariku masih ragu-ragu untuk menekan tombol tersebut karena takut melukai hatinya. Bukankah dia akan sadar kalo tiba-tiba dia mendapatkan centang satu sehingga tahu bahwa aku sudah tidak bersamanya lagi?
Gimana menurutmu?
Tanyanya menutup semua curhatan mengerikan itu. Ah… Lebay dah… Kenapa aku harus selebay ini sih.
Yah… Gimana ya, kalo menurutku sih…
Setelah itu kujelaskan semua hal untuk menghiburnya dari kenangan Neji yang terkubur dalam ingatannya, sebelum akhirnya aku menutup percakapanku dan pergi tidur.
Intinya sih, jangan terlarut dalam masa lalu aja
End of Flashback
Yah… Temari, nama gadis itu. Aku menyukainya entah sejak kapan. Bahkan aku pun tidak sadar bahwa aku menyukainya sampai suatu hari aku benar-benar agak kesal dengan kelakuannya yang hanya menganggapku sebagai orang yang bisa diajak bicara.
Flashback
Kok nangis?
Si Naruto nyebelin tau….
Masa dia terus-terusan ngajak video call, padahal kan aku ga mau
Dia membahas orang itu lagi. Naruto adalah teman seangkatanku, orang yang terkadang receh bicaranya meskipun dia juga orang yang semangat sehingga menarik banyak orang dalam circlenya. Berbeda denganku yang hanya bisa tidur doang.
Sekali lagi kurasakan sesuatu yang benar-benar tidak nyaman di dadaku. Kenapa sih? Ga keren banget tau kalo aku terus-terusan kayak gini? Marah hanya karena dia membahas cowok lain didepanku, memujinya didepanku. Ah… aku marah juga gak berhak kok, tapi entah kenapa waktu itu tampaknya alam bawah sadarku mengambil alih jariku sehingga aku mengetikkan beberapa kata pada Temari.
Temari, denger ya….
Aku itu sebenernya suka sama kamu. Aku ga suka kamu membahas cowok lain saat didepanku.
Aku tau aku ga sekaya Neji, seterhormat Neji, semenyenangkan Naruto ataupun seganteng Sasuke. Tapi aku ga bisa terus mendengarmu membicarakan orang-orang itu didepanku.
Aku memang ga punya hak buat cemburu, marah atau apapun yang berhubungan sama mereka. Tapi tolonglah, aku ga tau harus berbuat apa agar rasa gak enak ini hilang
Aku pun mematikan paket dataku dan segera pergi untuk mencari wifi supaya aku bisa melupakan semuanya dengan tenang. Dan upayaku tampaknya…. Tidak berhasil. Tanganku terasa gatal melihat bagaimana respon dari Temari saat membaca pesan ku tadi. Secara tidak sadar aku pun membuka pesan yang bersumber dari Temari tersebut.
Jangan gitu a….
End of Flashback
Setelah itu hubunganku dengannya mulai membaik meskipun dia masih banyak menceritakan sesuatu tentang Neji, Naruto dan Sasuke.
Aku hanya bisa tersenyum pahit ketika mengingat bahwa percakapan kami terlihat hambar, tanpa ada balasan apapun darinya. Dia sepertinya hanya mau menggugurkan kewajiban saja untukku, mencoba membuatku lebih baik dengan terus bercakap denganku, meskipun aku sendiri sedih dengan kenyataan itu tapi tetap saja aku meneruskannya.
Sampai suatu saat aku yakin, bahwa aku ga bisa menggantikan posisi seseorang dalam hatinya. Usahaku semuanya sia-sia. Dia tidak bisa melupakannya bahkan dengan semua kebaikanku.
Flashback
"Kau yakin mau cuti dulu, Shikamaru?" Tanya Sasuke saat melihatku sedang berkemas didalam kamar kost milikku. Aku hanya bisa mengangguk pelan.
Yap… Aku mau cuti dari kuliah setelah aku menggagalkan projek PKL ku beberapa bulan yang lalu. Kemaren aku menemukan iklan baris disebuah web untuk menjadi junior development di Sky Corp.
Kurasa ini kesempatan bagus untuk mencoba meniti karir. Jadi yah… Aku mencoba melamar disana dan baru saja aku mendapatkan undangan untuk interview beserta lampiran tiket ke Amerika dan akomodasi hotel yang cukup untuk 4 hari. Yah… Kesempatan emas kenapa disia-siakan hanya karena kuliah coba.
"Ayo… Anterin aku ke bandara, aku udah pamitan kok sama Kaa-chan" Kataku pada Sasuke. Kami berdua pun melesat ke bandara hanya untuk mengejar pesawat internasional yang akan berangkat tiga jam lagi.
"Hati-hati disana, Shikamaru. Semoga sukses" Kata Sasuke yang hanya kujawab dengan cengiran malasku. Aku pun mengaktifkan hapeku untuk mengirimkan sedikit pesan Whatsapp pada Temari sebelum aku menghapus akun WA ku.
Temari….
Jangan lupa bahagia ya
End of Flashback
"Sedang nostalgia ya?" Sebuah ucapan yang sangat menyindir itu masuk begitu saja ke telingaku, membangunkanku dari mimpi nostalgia milikku. Aku pun melihat kearah biji aquamarine yang sekarang tengah tersenyum manis kearahku tersebut.
"Uhm.. Ada apa Ino?" Dia adalah Ino sekretaris pribadiku. Dia dulu juga merupakan juniorku yang rajin sekali minta bantuanku untuk mengerjakan tugas kuliah maupun projek akhirnya. Dan beberapa bulan yang lalu dia melamar pekerjaan di Sky Corp. setelah dia lulus kuliah.
"Temari ya… Aku jadi teringat saat dia dulu membicarakanmu Shikamaru-kun" Jawab Ino yang sama sekali gak nyambung dengan pertanyaanku barusan. Tapi persetan dengan pertanyaanku tadi, sekarang aku tertarik dengan apa yang dia bicarakan bersama dengan Temari tentang diriku.
"Apa yang dia katakan?" Tanyaku dengan nada penasaran. Ino tampak tersenyum jahil seolah-olah dia tidak berniat untuk menceritakannya. Aku pun kembali ke mode serius, dan kali ini dengan bernada ancaman.
"Katakan atau kau mau kuturunkan posisimu" Ancamku yang langsung bikin Ino keder juga.
"Yah… Kata Temari sih, kamu itu baik banget. Terlalu baik malah. Kamu selalu membantu banyak orang sehingga, yah mungkin dirinya tidak merasa special aja. Dia cuma merasa seperti orang lain yang selalu kamu bantu" Jelas Ino. Aku pun hanya bisa terkesiap heran dengan ucapan Ino. Membantu orang bisa salah juga ya?
"Yah, meskipun aku merasa kaget juga sih saat kau mati-matian menghiburnya saat dia sedang down banget saat itu. Kau bahkan gak menghiraukan diriku saat aku ngambek gara-gara projekku ditolak dosen tiga kali itu. Kau cuma cuek aja dan bilang 'ntar juga kelar'. Sebel tau waktu itu, kau niat bantuin ga sih" Celoteh Ino. Eh…. Entah kenapa senyumku tidak bisa kutahan saat aku menyadari sesuatu dari ucapan Ino tadi.
Yah… Aku gak mau melihatnya sedih, itu aja. Rasanya sedih aja jika melihatnya terpaksa tersenyum seperti foto yang ku lihat tadi. Aku pun menggeser foto tersebut untuk melihat foto apa selanjutnya.
Kali ini mata hijau itu tampak bersinar cerah dengan tanda peace yang berada disamping matanya. Aku ingin melihatnya seperti itu terus, entah kenapa hatiku terasa lega saat melihat story nya untuk terakhir kali sebelum aku berangkat ke Amerika empat tahun lalu.
"Ne, ne, apa kau mau jelasin kenapa waktu itu kau menghiraukanku?" Tanya Ino tetap ngotot. Aku pun menutup aplikasi memoirs tersebut dan tersenyum meremehkan kearah Ino.
"Senyummu terlalu pasaran, aku tidak berminat untuk menjaga senyumanmu"
-0-
"Yah… Komik selalu mengingatkanku padanya" Gumamku saat melihat-lihat buku komik dalam toko buku favoritku. Kuliat-liat beberapa komik romance yang…
Bagus sih…
Mataku tampak terbentur pada sebuah komik yang begitu familiar. Entah kenapa senyumku kembali tak bisa kutahan ketika melihat sampul dari komik tersebut. Aku kenal style yang seperti ini, ini adalah style milik Temari, tak salah lagi. Aku pun membolak-balik komik tersebut untuk melihat siapa penulisnya.
"Wow… Meet and greet dengan penulisnya ya? Udah jadi best seller aja nih komik" Gumamku ketika melihat sebuah pengumuman dari selembar pembatas buku tersebut. Aku pun tersenyum lebar ketika melihat siapa nama penulisnya.
"Miss H?"
TBC
Siapa kira-kira Miss H ini sih? Bukannya itu karangannya Temari ya?
Thanks for Read
