Disclaimer : Super Junior isn't Mine

.

.

.

.

.

"We Are Broken"

Created by Park Young Ha © 2012


Warning:

Alternate Universe

Out of Characters

Miss Typo(s) – Typo(s)

M-Preg

Shounen Ai – Boys Love

Pair 'Zhou Mi x Henry Lau'

Lil. Bite Romance - Lil. Bite Angst

Don't Like? Don't Read!


Mobil sport berwarna putih nan mulus itu melaju dengan kecepatan sedang, menembus jalanan yang tertutup salju.

Salju-salju menyibak saat roda-roda mobil menapak di atasnya. Meninggalkan jejak ban yang segera terhapus sesudahnya serta kelebatan salju yang beterbangan.

Dua orang yang berada di dalam mobil hanya terpaku dalam badai keheningan. Dan hal ini membuat setengah perjalanan mereka terlewati dengan lantunan suara sang maestro dari dasbor sport putihnya. Dan pria berambut merah yang tengah duduk di belakang kemudi, lebih memilih menggerakkan kepalanya mengikuti irama.

Akhirnya, setelah melewati sebuah cafe, sebuah mansion mulai terlihat di depan mata.

Sejurus mata memandang hanya ada warna putih. Walau sesekali cemara yang tertanam di sela jalan setapak menuju mansion tertutup salju lebih mendominasi. Namja tinggi itu menghentikan mobilnya di samping pohon cemara besar dengan tangkup dahan tertutup salju di depan rumahnya

Namja mungil di sisinya merapatkan mantel, dan keluar, lebih cepat dari ahjusshi yang hentak membukakan pintu mobil untuknya.

Namja mungil itu berdiri di samping mobil, merapikan topi yang menutupi rambut dark caramel-nya.

Sang bagaskara sedang merayapi dinding-dinding tebing hari. Masih dua jam lagi sebelum lagi sebelum ia sampai di puncak tertinggi. Namun, berani bertaruh, singgasana tertinggi sang bagaskara pun takkan mampu merubah atmosfer di bawahnya. Sinar matahari harus bersaing dengan awan dan kabut untuk sampai ke bumi.

Adakah yang mau berada di luar rumah saat termometer menunjukkan angka di bawah lima belas pada skala celcius?

Dingin udara langsung menyerang tanpa ampun ketika mereka menginjakkan kaki di atas tanah bersalju.

Namja mungil itu mengosok-gosokkan tangannya yang terbalut sarung tangan, mencoba melawan dingin yang nakal menyusup di sela pakaian tebal yang ia kenakan. Di sisi lain mobil sport putih, namja tinggi tengah berdiri dengan kedua tangan menyusup di saku jaket red-black yang dikenakannya. Kedua matanya lurus menatap ke depan.

Tak lama ia mulai berjalan, memasuki mansion-nya yang megah dengan namja mungil yang mengekor dengan patuh di belakangnya.

.

.

.

.

.

Namja tinggi itu menghempaskan tubuhnya di sebuah sofa dengan ukiran mewah di setitap sudutnya. Sosok itu nampak berpikir keras.

Di depannya sosok mungil itu menunduk. Tak berani untuk memandangnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" ucap namja tinggi itu seraya meremas kepalanya frustasi. "Aku sudah membayar mahal untuk program ini. Dan mereka bilang kau salah satu dari namja yang kurang beruntung untuk bisa hamil, eoh?"

Mata yang biasanya lembut itu, kini menusuk menatap namja mungil yang tetap konstan pada posisinya.

"Mianhae… Gege," ucap namja mungil itu pelan. "Jeongmal mianhae…"

"Aku tidak menyalahkanmu, Henry Lau," balas namja yang bernama Zhou Mi itu pelan. Tapi Henry tak bisa tertipu. Ada raut kecewa yang sangat di wajah namja yang berstatus sebagai suaminya itu.

.

.

.

.

.

.

.

"Mochi…"

Henry tersadar dari lamunan panjangnya dan menoleh untuk menemukan Zhou Mi, sang suami di pintu. "Aku ingin bicara."

Henry mengangguk sebagai jawaban. Mata Henry mengikuti Zhou Mi yang kini berjalan ke arah jendela tinggi dan berdiri di sisinya.

"Aku memutuskan untuk—!"

Henry menahan napas. Apa ini ada hubungannya dengan dirinya yang tidak bisa hamil? Karena Zhou Mi terlihat sangat berat mengucapkannya.

"—menikah lagi…"

"Mwo? Me-menikah lagi?" Henry menatap Zhou Mi tajam. Berharap yang ia dengar adalah sebuah kesalahan.

"Ne," jawab Zhou Mi singkat.

"Kenapa harus menikah lagi? Apa karena aku tidak bisa memberimu anak?" suara namja mungil itu terdengar bergetar, menahan tangis yang seakan ingin pecah dan meledak keluar.

Zhou Mi terdiam. Henry sudah tahu alasannya.

"Kita bisa mengadopsi anak, Gege…" bisik Henry parau. "Kalau kau sangat menginginkannya."

Zhou Mi menatap sang 'istri' di sisinya. "Aku ingin anak darah dagingku sendiri."

"Apa kau sudah tidak mencintaiku? Kau membenciku karena aku tidak bisa memberi anak. Kau sudah tidak—!"

"—aku mencintaimu, Mochi. Sangat…" potong Zhou Mi cepat.

"Lalu kenapa, Mimi-ge? Kenapa? Siapa yang akan kau nikahi? Nuguya? Apakah dia lebih baik dariku…?"

Zhou Mi menatap taman di luar jendela.

"Dia…"

.

.

.

.

.

.

.

.

To be Continued


Author's Note:

Annyeong ^^

Hanya sebuah proyek ZhouRy terbaru author karena saya akan segera meng-upload chapter terakhir 'My Lovely Mochi Student.' Sekaligus minimnya ZhouRy yang multichapter.

Just a short prolog. But, wanna gimme feedback?

Warm hugs,

Yong Ha