The Left Hand of the King

Prologue

Rate: M

Category: Angst

Disclaimer: Original story Haikyu! by Furudate Haruichi

Warning: Mafia AU, Explicit language, Death

.

.

.


"Apabila Shiratorizawa family diibaratkan sebagai sebuah kerajaan, tentu ia akan memiliki seorang raja."


Wakatoshi POV

Setiap rintik hujan yang turun selalu berhasil menarikku mundur dua dekade, kembali dimana aku masih seorang bocah berumur delapan tahun.

Aku ingat, hari itu hujan turun dengan deras dan ayah memanggilku datang ke ruang kerjanya. Aku melangkahkan kaki dengan cepat namun tidak berlari hingga aku sampai tepat di depan pintu yang berukuran dua kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhku saat itu. Tanpa ragu, aku membukanya.

Disana, aku melihat ayahku yang duduk di kursi kerjanya, didampingi oleh Leon-san dan Tendou-san di kanan kirinya.

Tanpa dipersilahkan aku pun melangkahkan kakiku mendekat lalu berhenti tepat di dekat Tendou-san.

Ayahku yang memang dikenal tidak suka basa-basi, sekonyong-konyong langsung menodongku dengan sebuah pertanyaan.

"Wakatoshi, apakah kamu tahu kenapa lambang keluarga ini adalah seekor elang?"

"Karena... burung elang adalah burung yang kuat?"

"Wakatoshi-kun, miracle boy~ Jawaban yang bagus untuk seorang penerus keluarga Shiratorizawa!" seru Tendou-san sambil bertepuk tangan, sekonyong-konyong berkomentar.

Dari sebelah kanan ayahku, Leon-san berdeham pelan sambil menyahut singkat, "Biarkan bocchan yang menjawab, Tendou."

"Are? Memangnya kapan aku menggantikan Wakatoshi-kun untuk menjawab pertanyaan dari bos? Sepertinya tidak pernah tuh~"

"Maksudku, lebih baik kamu diam dulu."

"Nah, seharusnya kamu langsung saja bilang begitu."

Leon-san hanya menghela nafas panjang.

Seperti tidak mempedulikan kedua penasihat terbaiknya yang sedang berargumen, ayahku kembali menambahkan, "Hmm, jawabanmu tidak salah, Wakatoshi. Kekuatan adalah sesuatu yang absolut. Dengan kekuatan tentu kamu bisa dapat mendapatkan apa saja yang kamu inginkan. Tapi apakah kekuatan saja cukup?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan, bukan sebagai jawaban namun karena sungguhan tidak tahu. Seperti bisa mengetahui ketidakmampuanku untuk mengikuti pola pikirnya, ayahku pun memandangku dengan pandangan yang melunak, setengah memaklumi usiaku yang saat itu masih kecil. Kemudian ia pun beranjak bangun, melangkahkan kakinya, berhenti tepat di hadapanku lalu menepuk kedua bahuku lalu menggenggamnya keras sembari menatap lurus ke arahku.

"Dengar Wakatoshi, seekor elang merupakan salah satu predator hebat yang ada. Ia merupakan burung yang dapat terbang paling tinggi di dunia ini. Tapi yang membuatnya hebat bukanlah paruh yang kuat juga cakar tajamnya yang dapat mengoyak musuh. Kamu tahu apa yang membuat seorang burung elang menjadi salah satu burung terhebat di dunia?"

Karena keterbatasan pengetahuan di kala itu, lagi-lagi aku hanya dapat menggelengkan kepalaku.

"Burung elang adalah salah satu burung yang dianugerahi umur yang panjang. Namun, agar dapat mencapai umur sepanjang itu, seekor burung elang harus membuat keputusan yang sangat berat." ujar ayahku memulai penjelasannya. Ia kembali menambahkan, "Di saat seekor burung elang mencapai usia dewasa, cakarnya akan mulai menua. Paruhnya kemudian menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Bulu-bulinya akan tubuh dengan lebat dan tebal sehingga hanya akan menjadi pemberat yang menyulitkannya untuk terbang. Pada saat itu, burung elang hanya mempunyai dua pilihan; menunggu kematian atau melalui proses transformasi panjang yang menyakitkan."

Aku mendengarkan penjelasan ayahku dengan seksama dan hingga saat ini aku dapat mengingat satu demi satu kata yang ia ucapkan dengan sempurna.

"Pertama-tama, seekor elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya dan bersabar menunggu tumbuhnya paruh yang baru. Dan dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabuti satu-persatu cakarnya yang mulai menua dan menunggu cakar yang baru untuk tumbuh. Setelah itu, ia masih harus mencabuti satu demi satu bulu yang ada di tubuhnya agar dapat kembali terbang. Barulah setelah melewati proses yang panjang dan menyakitkan itu burung elang dapat terbang kembali. Sekarang kamu mengerti kan kenapa kita memilih burung elang untuk dijadikan sebagai lambang dari keluarga ini"

Aku pun mengangguk pelan.

"Yang masih tidak kumengerti adalah kenapa sudah setua itu burung elang tidak botak?" tanya Tendou-san sambil mengerutkan alisnya seakan berfikir keras.

"Tendou, biarkan bos menyelesaikan penjelasannya kepada bocchan." sahut Leon-san lagi.

"Wakatoshi," panggil ayahku sekali lagi, kali ini dengan nada suara yang lebih serius sehingga seorang Tendou-san sekali pun tidak lagi menginterupsi. "Aku tidak akan pernah memaksamu untuk berjalan di jalan yang sama sepertiku. Tapi, seandainya kamu memilih jalan ini, ingatlah bahwa kamu adalah seekor elang. Namun, menjadi elang yang mati sebelum sampai ke usia lanjut atau menjadi elang yang dapat bertransformasi, semuanya tergantung padamu."

Aku terdiam sebentar sebelum menganggukkan kepalaku lagi.

Dengan pandangan mata yang lagi-lagi melunak, ayahku berkata pelan, "Nanti saat kamu sudah dewasa, kamu akan mengerti."

Dengan isyarat mata, ayahku pun menyuruh Tendou-san untuk menggiringku pergi keluar dari ruang kerjanya.

Di ujung pintu sebelum pergi, aku kembali melirik ke arah ayahku dan juga lambang keluarga Shiratorizawa yang melekat sempurna di atas dinding sebelum akhirnya benar-benar pergi.


"Apabila Shiratorizawa family diibaratkan sebagai sebuah kerajaan, ayahku tentu saja adalah sang raja,

Leon-san dan Tendou-san adalah orang kepercayaan sang raja,

sementara aku

hanyalah seekor anak burung di balik sangkar."


A/N: Halo reader, perkenalkan gue Regal. Ini adalah fanfic pertama gue, dan jujur gue sendiri nggak puas sama prolognya. Cuma karena keterbatasan kemampuan linguistik, jadilah harus bersabar dengan prolog yang begini. Feel free to drop some critics and comments, I'd love to hear what you guys think about this story.

Selanjutnya mengenai story. Seperti yang udah ditulis di atas, cerita ini adalah mafia AU dimana Shiratorizawa adalah salah satu keluarga mafia yang paling berkuasa. Untuk rivalnya silahkan tunggu di chapter selanjutnya :D Pada cerita ini, Ushijima Wakatoshi berusia 8 tahun, Satori Tendou berusia 21 tahun sementara Ohira Leon berusia 28 tahun. Penjelasan mengenai usia karakter lain akan dijelaskan di chapter yang akan datang.

Untuk sementara, sekian penjelasan gue.

See you in the next chapter.