Naruto and its characters are Masashi Kishimoto's
.
A is for "AAAAHHHHH SASUKE-KUUUN!"
.
Uchiha Sasuke hanya bisa memejamkan matanya kuat-kuat, meskipun tangannya masih menggenggam tangan istrinya seerat mungkin. Ototnya menegang, rahangnya mengeras. 1001 emosi berkecimuk di dalam kepalanya saat ini, dan salah satu yang paling kentara ialah takut.
Seandainya sakit luar biasa yang dirasakan istrinya saat itu dapat dipindahkan ke tubuhnya sendiri...
"Ibu, tarik napas, ya, Bu..."
"Huh... hah... huh... hah... " Uchiha Sakura terengah-engah di dalam persalinannya, air mata menggenang di sudut mata hijau cerahnya. Entah kalimat apa yang dapat mendeskripsikan rasa sakit yang ia alami di bagian bawah sana. Ini lebih dari sakit, ini bukan sekadar sakit. Bagi wanita itu, ini perang di antara hidup dan mati. Perang demi keluarganya, demi suaminya, demi anaknya...
"Sekarang, mengejan kuat-kuat!" ujar dokter yang membantu persalinan keluarga Uchiha itu, yang kemudian langsung disambut dengan erangan sekuat tenaga Sakura.
"AAAAHHHHH SASUKE-KUUUN!"
"Oek, oek, oek..."
"Selamat, Ibu, Bapak. Bayinya lahir dengan selamat. Berjenis kelamin perempuan."
Sasuke membuka matanya, lantas serta merta mendapati seorang bayi paling cantik di dunia, sedang menangis dengan suara yang bahkan lebih merdu dari penyanyi kawakan manapun. Bulu matanya lentik, persis ibunya yang cantik. Rambutnya hitam, tipikal keturunan Uchiha. Bibirnya kecil dan ranum—anak ini calon-calon perebut hati lelaki.
Ah—tiba-tiba segumpal air mata sudah tumpah membasahi pipinya, mengalir terus tanpa ia bisa hentikan. Hatinya mengembang, ia tidak pernah merasakan emosi seperti ini. Emosi yang sukses membuatnya menangis sekaligus tersenyum di saat yang sama.
Matanya kemudian refleks mengerling ke samping, menatap istrinya yang juga tengah menangis. Salah satu tangan Sakura meraih bayi perempuan itu dari gendongan suster. Maniknya menatap bayi mereka dengan tatapan yang jauh lebih teduh daripada pohon terrindang sekalipun—tatapan seorang ibu. Wanita itu pun tersenyum, senyum yang belum pernah ia tunjukkan pada siapapun, termasuk Sasuke sendiri.
"Uchiha Sarada," ujar Sakura pelan, namun mengandung seribu perasaan. Sasuke tahu betapa istrinya telah merindukan bayi mereka.
Maka lelaki itu berlutut, kemudian mencium punggung tangan istrinya dengan ciuman selembut mungkin. Bibirnya yang tertarik menjadi sebuah senyuman berbisik,
"Terima kasih."
.
.
Terima kasih yang sudah mau membacaaa
Review is much appreciated untuk chapter kedepannya yang lebih baik :)
B is for...?
