Minna san, konichiwa!
Karena belum pernah bikin cerita di TRC, Yoroshiku!
Seperti yang pernah ta tulis di CCS, ff Refer ini dibagi kedua bagian. Yaitu CCS side dan TRC side. Crossover -yang gak ditaruh di crossover side- ini memang gak jadi tujuan utama. Cerita ini memang bakal menjurus ke TRC aja (semoga).
Saa, douzo~
Refer~TRC Side
Chapter 1
Disclaimer: CCS dan TRC punya Clamp. saya gak ikut-ikut punya.
Warning: Banyak spoiler dari TRC yang manganya uda tamat (lamaaaa banget) dijepang.
Kurogane
Pagi kali ini mereka berada di negeri Suwa, negeri tempat Kurogane berasal. Pagi ini tidak terlalu ribut seperti dulu, saat ia belum dikirim Tomoyo hime ke tempat penyihir dimensi, keadaan lebih tenang padahal kejadian kemarin cukup mengagetkan. Memang mereka bertiga, Syaoran, Fye, Kurogane sudah biasa dengan pertarungan mendadak untuk memperebutkan bulu saya Sakura, tapi secara tiba-tiba mereka bertemu dengan rival yang semakin kuat sejak memakan mata kiri Fye.
Kurogane, pria bertubuh tinggi besar yang telah kehilangan orang tuanya saat masih kecil, sudah mengabdi pada Tomoyo hime menginjak usia mudanya. Sebelumnya ia adalah anak biasa yang sangat sayang pada orang tuanya. Bahkan ia sangat mengagumi ayahnya yang merupakan prajurit pelindung negeri Suwa. Namun semua berubah sejak Fei Wong menghancurkan negerinya hingga membunuh orang-orang yang dia cintai.
Dia marah, dendam, dan bersumpah untuk lebih kuat agar ia bisa melindungi orang yang ingin dilindunginya. Tersebutlah Tomoyo hime, putri cantik negeri ini yang beruntung medapatkan pengawal kuat nan hebat. Tetapi kesombongannya -saat kekuatan dan kehebatan tanpa siapapun bisa menandinginya muncul- telah membuat dirinya puas dan membunuh orang yang di anggapnya rival secara membabi buta. Saat menyadari itu, Tomoyo hime mengirimnya ke penyihir dimensi demi menyadarkannya akan kekuatan yang sesungguhnya.
Di tempat penyihir dimensi itulah, ia bertemu dengan Fye dan Syaoran serta Sakura hime yang kini sudah….
Cukup, dia tidak mau melanjutkan kata-kata selanjutnya.
Kepada penyihir, yang belakangan ia kenal sebagai Yuuko, ia meminta untuk dikembalikan ke negeri asalnya. Kini, ia benar-benar kembali ke tempat asalnya. Namun tanpa tangan kirinya.
Saat berusaha kabur dari negeri Celes, negeri asal Fye berasal, ia harus mengorbankan tangannya demi membawa serta Fye yang putus asa dengan hidupnya setelah pertarungan di negerinya tersebut. Suatu persyaratan untuk keluar dari negeri Celes yang dikatakan oleh Tomoyo hime. Dengan kata lain Tomoyo hime lah yang menyelamatkannya kali ini, dengan meminta permohonan pada Yuuko. Begitulah cerita yang tidak salah ia tangkap dari sang putri.
Tidak salah Tomoyo hime mengirimnya ke penyihir dimensi yang membuatnya menjelajahi berbagai dimensi dan bertemu dengan banyak orang. Sekaligus banyak kejadian yang telah merubah dirinya untuk lebih mengerti tentang apa itu kekuatan, mengerti tentang apa itu persahabatan, berbagi hal dan ikut merasakan apa yang dialami sahabatnya. Atau lebih dari itu, ia menikmati kebersamaan mereka. Meskipun memang, tidak pernah ia tunjukkan secara terang-terangan dan dengan senyum merekah seperti pemuda berambut pirang bertubuh ramping, Fye.
Saat salah seorang dari "rombongan" menghilang dan terganti oleh seseorang yang baru, ia berusaha menerima kenyataan yang sesungguhnya. Saat Fye dihadapkan kematian, ia berharap tidak lagi kehilangan teman-teman perjalanannya hingga tidak peduli dengan konsekuensi menjadikan darahnya sebagai makanan Fye.
Terkadang ia bingung, kenapa Fye suka tersenyum di saat apapun situasinya. Karena ia jadi tidak bisa membaca sifat asli orang itu sebenarnya. Bahkan, ia muak melihat senyum Fye yang dibuat-buat bahkan disaat ia tahu bahwa pemuda tersebut ingin bersedih tapi masih memakai topeng "senyum". Ia memang tidak peduli dengan masa lalu Fye yang membuatnya terus hidup dengan senyum palsu, tapi di suatu sudut hatinya, ia memperhatikan pemuda- yang memakai penutup mata disebelah kiri- tersebut. Sekarang, tempatnya berpijak bukanlah masa lalu tetapi masa depan yang harusnya ia hadapi dengan wajah baru, bukan dengan wajah mengingat masa kelam di masa lalunya.
Selain dengan Fye, ia juga bingung dengan kejadian yang menimpa anak paling muda dalam rombongan mereka, Syaoran. Seorang anak yang ia panggil bocah. Yahh…itu panggilan yang cocok untuknya. Saat pertama bertemu dengannya, ia yakin kalau Syaoran adalah orang yang berjuang demi untuk mengembalikan bulu sayap sang putri baginya, Sakura hime. Tidak ada keraguan di dalam mata Syaoran yang berpendirian kuat. Karena itulah, Kurogane jadi terbawa suasana untuk membantu anak itu. Saat Syaoran meminta bantuannya untuk melatih kemampuan pedang, ada sedikit keraguan apakah bocah itu mampu menerima ajaran darinya. Tapi diluar dugaan, bocah itu malah menunjukkan kemapuan yang signifikan membaik karena tekadnya yang ingin menjadi lebih kuat demi melindungi sang putri.
Tunggu, atau demi mengumpulkan bulu sayap putri?
Kalimat terakhir baru terbukti beberapa minggu ini bahwa Syaoran -bocah yang ia temui dulu- hanya menjadi kuat demi mengumpulkan bulu sayap Sakura hime setelah segel mata kanan atau sifat aslinya muncul atau apalah namanya. Bocah tersebut berubah lebih kejam daripada dulu. Sifatnya yang baik hati pada siapapun, kecuali rivalnya yang memiliki bulu sayap, hilang tanpa bekas. Bahkan Sakura hime yang ia sayangi dan ia lindungi, terlupakan mentah-mentah. Malah ia lebih mementingkan bulu sayap lain yang harus ia cari.
Itu salah satu kejadian yang masih segar di ingatannya. Salah satu kejadian di negeri Tokyo yang memulai cerita memilukan bagi mereka berlima.
Hari ini, ia telah siap untuk kembali berpetualang bersama mereka kembali. Dengan membuang keegoisannya untuk berdiam diri di negerinya setelah kembali ke tempat asal. Bukan karena tidak mau lagi melindungi Tomoyo hime, tapi ia ingin membantu teman seperjalanannya. Menemukan Sakura yang telah menjadi sahabat terpenting dihidupnya selain Syaoran, Fye, dan si bakpau putih. Sahabat yang selama ini sudah mengajarinya akan kehangatan, kebaikan hati, keramahan -meskipun pada orang yang pertama kali dikenalnya-, kesabaran dan kepercayaan pada teman-teman.
Ia meminta ijin pada Tomoyo hime, orang yang paling mengerti akan dirinya. Ia diberi pedang Ginryuu sambil memanggilnya Yo-oh, nama asli yang ia rindukan untuk diucapkan oleh sang putri, untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Gimana? Gimana? Gimana? *puppy eyes* Ceritanya aneh kah? bosenin kah? membingungkan kah? Terlalu sok tau kah saya sebagai author baru TRC? *di tabok*
Tentu aja banyak kesan yang kalian rasain saat mbaca. Review kalian semua bakal bantu saya yang masih abal ini buat memperbaiki ide cerita selanjutnya.
Mau protes gara-gara banyak spoiler? boleh
Mau protes karena penghayatan perasaan karakter yang lebay? boleh
Mau kirimin saya makanan lezat, halal dan bergizi juga boleh~ *mulai ngaco*
Pokoknya, saya tunggu RnR dari kalian semua. Jaa~
