Title : The World In a Crisis of Terror
Story By : Yogi97
Disclaimer : Para tokoh dari Naruto hanya milik Masashi Kishimoto dan para tokoh dari game Time Crisis Series hanya milik dari Namco
Rated : Teenage
Genre : Adventure & Action
Language : Indonesia
Character : Naruto, Sasuke, Shikamaru, Neji, Sai, Lee, Chouji, Kiba, Shino, Gaara, Kankuro, Sakura, Ino, Hinata, Tenten, Temari & Time Crisis Series All Stars
WARNING : Fanfic pertama pasti masih berantakan jadi harap dimaklumi, newbie, AU, OOC, Crossover dengan game Time Crisis, alur kadang capat kadang lambat tidak konsisten, Typo, dll (karena masih belum banyak ngerti istilah-istilah dalam fanfiction)
Summary : Sebuah kelompok teroris misterius melakukan invasi besar - besaran terhadap kelima benua di dunia. VSSE, sebuah organisasi pemberantasan terorisme dunia mulai mengerahkan para agen terbaiknya untuk misi penyelamatan dunia. Begitupun VSSE Jepang, Naruto dan para sahabatnya yang merupakan agen VSSE Jepang akan melaksanakan misi untuk mempertahankan kedamaian dunia.
Enjoy The Story
CHAPTER 1
PERMULAAN TEROR
.
.
.
.
.
Disebuah ruangan yang besar dengan ukuran sekitar 20x18x10 meter, dengan satu pintu masuk utama dibelakang ruangan dan dua pintu masuk kecil disamping kiri dan kanan ruangan. Lalu terdapat jajaran komputer panjang yang fungsinya untuk memantau entah apa, komputer-komputer itu berjajar membentuk baris dan kolom pada ruangan tersebut, dua kolom dan lima belas baris komputer pada ruangan itu, serta terdapat jalan diantara celah tengah kedua kolom komputer itu. Dinding, lantai & langit-langit ruangan semuanya berbahan metal. Dari pintu masuk utama yang di belakang ruangan terdapat tangga turun menuju jalan dibawahnya, terus menuju bagian depan ruangan terdapat tangga naik pula. Dibagian depan ruangan terdapat sebuah komputer utama dengan tiga layar monitor raksasa, layar monitor sebelah kiri menampilkan status pasukan, layar monitor sebelah kanan menampilkan status persenjataan dan layar monitor yang di tengah menampilkan peta dunia dengan tambahan panah berwarna merah yang menunjuk pada kelima benua didunia, seolah panah itu adalah arah serangan mereka. Benar, ruangan ini merupakan pusat kendali utama didalam markas besar para teroris itu. Dibawah komputer utama bagian tengah itu, berdiri seorang pria yang mengenakan jubah hitam. Disamping kanan belakang pria itu berdiri seorang pria mengenakan mantel ala peneliti atau ilmuwan. Dibelakang mereka berdua berdiri lima orang, empat pria & satu wanita, dan dua pria lagi disebelah kiri pria berjubah hitam itu.
"Bagaimana status persenjataan kita?" ucap pria berjubah hitam sambil menatap layar monitor yang menunjukkan peta dunia.
"Sedang dalam proses penyempurnaan tuan." jawab pria ilmuwan itu.
"Hmm, lalu butuh waktu berapa lama untuk penyempurnaannya?" ucap pria berjubah hitam tadi yang masih tetap menatap layar monitor.
"Sekitar satu minggu lagi tuan." ujar pria ilmuwan tadi.
"Satu minggu lagi? Hmm" ujar pria berjubah hitam tadi, lalu pria berjubah hitam itu menghela napas sejenak. "Kalau begitu, mari kita lakukan pemanasan dahulu sampai tiba waktunya." Sambung pria berjubah hitam tadi, detik selanjutnya ia membalikkan badannya dan menatap lima orang dihadapannya.
"Kurasa kita bisa memberikan salam perkenalan dulu pada dunia" ucap pria berjubah hitam itu dengan ditambah senyum tipis diwajahnya sambil menatap lima orang dihadapannya sekarang.
"Baiklah, Sherudo kau serang Asia, bermarkaslah di Indonesia dan tahan selama mungkin!" perintah pria berjubah hitam pada pria berambut pirang agak oranye dan berpakaian jas putih serta celana senada bernama Sherudo Garo.
"Siap tuan!" jawab Sherudo.
"Kantaris, kau serang Australia, kuasai secepatnya!" perintah pria berjubah hitam pada wanita berambut hitam dan berpakaian gaun merah bernama Kantaris.
"Siap tuan" jawab Kantaris.
"Diaz, kau serang Afrika, bermarkaslah di Afrika Selatan dan tahan selama mungkin!" perintah pria berjubah hitam pada pria tua berambut hitam agak beruban bernama Ernesto Diaz.
"Siap tuan" Jawab Diaz.
"Zott, Kau serang Eropa, bermarkaslah di Perancis atau di Inggris dan tahan selama mungkin!" perintah pria berjubah hitam pada pria berambut cokelat dengan kumis yang cokelat pula berpakaian seperti Jenderal bernama Georgio Zott.
"Siap tuan" jawab Zott.
"Dan kau Barrows, seranglah Amerika dan terserah kau mau bermarkas dimana!" perintah pria berjubah hitam pada pria berambut putih dan agak tua dengan mata kirinya menyala merah bernama Gregory Barrows.
"Siap tuan" jawab Barrows.
"Laksanakan secepatnya!" tegas pria berjubah hitam tadi.
"Siap!" jawab mereka berlima serempak kemudian mereka berlima meninggalkan ruangan pusat kendali.
"Dan untuk kalian berdua..." ucap pria berjubah hitam pada kedua pria disebelah kanannya, "...Pergilah ke Jepang, temui dia dan sampaikanlah salamku padanya!" sambungnya memerintah kedua pria disamping kanannnya itu.
"Akan aku sampaikan tuan" jawab pria paruh baya yang agak beruban dengan berpakaian mantel berwarna coklat dan kacamata bulat hitam. Kemudian pria disampingnya yang jauh lebih muda darinya hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, pria berambut pirang dengan kemeja merah dan bermantel ungu. Setelah itu kedua pria itu meninggalkan ruangan.
"Sepertinya tuan akan menikmati ini" ucap pria ilmuwan pada tuannya.
"Ya tentu saja..." gumam pria berjubah hitam yang kembali membalikkan badannya dan kembali menatap layar monitor, "...Aku ingin melihat perkembangannya, sebelum aku kuasai dunia ini" sambungnya sambil tersenyum tipis saat menatap panah merah yang mengarah pada kelima benua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ PROLOGUE ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di Konoha (Kediaman Uzumaki [08.00] )
Langit yang gelap telah mulai terang. Sang mentari mulai keluar dari persembunyiannya dari arah timur, menampakkan cahayanya ke seluruh penjuru Kota Konoha, kota metropolitan yang damai dan ramah para warganya. Disebuah distrik perumahan tingkat menengah bagian barat Kota Konoha, terdapat sebuah rumah yang bisa dibilang simpel yang kini dihuni oleh keluarga kecil bahagia dengan sebuah lambang pusaran air berwarna merah pada pintu masuknya.
Seorang pria berambut pirang kuning pendek dengan tanda tiga garis kumis kucing dikedua pipinya masih tertidur nyenyak walau jam alarm telah menunjukkan waktu pukul 8 pagi dan telah berbunyi berkali-kali. Dia masih tidur diatas kasurnya sendirian, ya sendirian, karena sang pendamping sudah bangun lebih awal darinya. Tak lama kemudian, sang istri yang cantik dengan surai indigo sebahu serta iris mata lavendernya membuka pintu kamar mereka dan membagunkan sang suami yang masih tetap tertidur tak menghiraukan bunyi pintu yang terbuka sekalipun.
"Sayang, ayo bangun, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita" ucap sang istri dengan nada yang lembut sambil mengusap dan membelai rambut pirang kuning sang suami.
"Nghhhh" hanya lirihan malas sang suami yang didengarnya, kemudian sang suami membalikkan posisi tidurnya menghadap jendela yang masih tertutup gordennya.
'Hmm mungkin aku bisa melakukan ini pada Naruto' batin sang istri seraya berdiri dan berjalan ke arah jendela.
"Ayo sayang bangun, anak-anak sudah menunggu" ujar sang istri pada suaminya yang masih tetap belum membuka matanya.
"Nghhh?" balas sang suami yang sudah mulai merespon ucapan sang istri tapi masih belum membuka matanya juga.
'Hmm aku tidak punya pilihan lain' batin sang istri yang kemudian memegang gorden jendela kamar dan... *KREEEEK* suara gorden yang dibuka oleh sang istri membuat cahaya mentari yang terang masuk dengan bebasnya tanpa adanya penghalang lagi ke dalam kamar dan menyinari pria yang masih tertidur di kasurnya itu.
"Waaahhh cerahnya pagi hari ini" ujar sang istri yang sedang memandang langit pagi.
"Nghh? Ngaah?! Aaaahh! Hinata tu-tutup lagi gordennya! Si-silau! Aaaaahhh aaaahhh!" *GEDEBRUG* teriak sang suami histeris ketika mata biru safirnya langsung menatap cahaya matahari yang menyilaukan matanya, setelah itu ia terjatuh dari ranjangnya untuk mencari perlindungan dari terpaan sinar sang mentari
"Hihihi, Naruto sayang kau ini seperti vampir saja, hihihihi " Hinata sang istri hanya bisa tertawa geli melihat kelakuan Naruto sang suami yang terlihat ketakutan pada sinar matahari. "Sudahlah ayo bangun sayang. Ingat lho, sekarang kan hari pertama tahun ajaran baru dan Boruto sekarang sudah kelas 12 jadi berilah ia semangat, Himawari juga kan sudah kelas 11, jadi ayo bangun mereka sudah menunggu dibawah" ujar Hinata sambil membelai tubuh dan rambut Naruto. "Aku duluan ya sayang, kami tunggu dibawah" ucap Hinata kemudian ia keluar meninggalkan Naruto yang masih tergeletak dikamar, tepatnya dilantai kamar samping ranjang.
"Ngghhh, hari pertama? Tahun ajaran baru? Boruto? Kelas 12?..." gumam Naruto yang belum sepenuhnya sadar. Hening hening hening. "AAAAHH HARI PERTAMA BORUTO DAN HIMAWARI SEKOLAH" *JEDUG* "Aww!" erangan kesakitan Naruto sambil memegang dan mengusap-usap kepalanya karena kejedor(?) ranjangnya.
"Sayang kau tidak apa-apa?" tanya Hinata dari bawah (berarti keras banget dong kejedornya kalo kendengaran sampai bawah -_-').
"A-aku tidak apa-apa sayang, te-tenang aja, aku akan segera ke bawah, aww" jawab Naruto yang masih terlihat kesakitan sambil mengusap kepalanya dikamarnya kemudian segera turun.
Kediaman Uzumaki (08.08)
"Ahhh ayah lama sekali" gerutu seorang pemuda pirang kuning ketika melihat Naruto sang ayah baru memasuki ruang makan.
"Ahahaha iya maaf ya hehehe" kata Naruto sambil menyengir dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Selamat pagi ayah" ucap seorang gadis kecil –upss- maksudnya gadis remaja berambut indigo dengan garis di kedua pipinya.
"Selamat pagi Himawari" ucap Naruto pada putrinya, Himawari Uzumaki.
"Baiklah, kalian berdua sudah mulai beranjak dewasa sekarang. Boruto, sekarang kau sudah kelas 12, itu artinya sebentar lagi kau akan lulus, apa kau sudah punya rencana akan melanjutkan kemana Boruto?" tanya Naruto pada Boruto.
"Emm, rencananya sih aku akan melanjutkan kuliah ke UNNETO (Universitas Negeri Tokyo) yah, dan aku akan mengambil program studi Ilmu Hubungan Internasional yah, bagaimana menurut ayah?" jawab Boruto sekaligus menanyakan pendapat pada Naruto perihal rencana kuliahnya.
"Itu bagus, kau nanti akan terlibat dalam pemerintahan Jepang dan menghadapi permasalahan Internasional dan mungkin juga kau akan bertemu dengan tokoh-tokoh luar biasa dunia, atau juga kau bisa bekerja di dalam PBB" ujar Naruto memaparkan pendapatnya.
"Kereen kak Boruto" ucap Himawari yang kagum dengan kakaknya.
"Terimakasih Himawari, tapi..." ucapan Boruto menggantung.
"Tapi kenapa?" tanya Naruto.
"Aku punya saingan yah, si Sarada itu, masa dia mau mengambil program studi yang sama denganku di UNNETO lagi, ya memang itu hak dia sih tapi dia itu kan...aaaaargh!" ujar Boruto sambil sweatdrop lalu mengacak-acak rambutnya kemudian meletakkan dagunya diatas meja dengan wajah kesal.
"Hei tak perlu khawatir, kau juga pintar tak kalah dengan Sarada, nilai-nilaimu juga bagus, lagipula kau kan siswa dari Konoha International High School yang pasti didalamnya terkumpul murid-murid terbaik se-Konoha dan pastinya cerdas termasuk kau Boruto. Sudah tenang saja, kalau kau kalah dari Sarada dijalur undangan SNMPTN, maka buktikanlah pada ayah kalau kau itu layak diterima di UNNETO melalui jalur ujian tulis SBMPTN. Kuncinya hanya tiga: berpikir positif, berjuang sekuat tenaga dan pantang menyerah" ujar Naruto panjang lebar dengan diakhiri mengepalkan tangan kanannya kepada Boruto.
Boruto menatap ayahnya lalu tersenyum, "Hm (menganggukkan kepala), kau benar ayah sekarang bukan waktunya untuk takut, sekarang adalah waktunya belajar lebih giat lagi supaya aku bisa mendapatkan nilai yang sempurna di semester ke-5 ini dan dapat diterima dijalur SNMPTN, kalau pun tidak aku akan berjuang sekuat tenaga di ujian SBMPTN. Kau dengar itu Sarada!, aku tak akan kalah darimu!" ucap Boruto dengan semangatnya, Naruto tersenyum bangga melihat putranya semangat dan bangkit.
Di Kediaman Uchiha (08.13)
"Hacuuh!" suara bersin seorang gadis uchiha berambut hitam dan barmata hitam juga serta mengenakan kacamata merah.
"Hmm, kau kenapa Sarada? kau flu?" tanya seorang wanita berambut pink bermata emerald kepada putrinya, Sarada Uchiha.
"Aku gak apa-apa bu" jawab Sarada sambil tersenyum, Sakura sang ibu hanya tersenyum tanda tak ada yang perlu dikhawatirkan. 'tapi rasanya seperti ada yang sedang membicarakanku' batin Sarada lalu kembali melanjutkan sarapannya bersama sang ayah Sasuke Uchiha.
Gerbang Timur Kota Konoha (08.14)
*SREK SREK SREK SREK SREK SREK, KRESEK KRESEK KRESEK* Suara kumpulan orang-orang misterius berjalan direrumputan dan semak belukar dibagian timur luar Kota Konoha, berpakaian serba hitam serta bermasker hitam pula sambil membawa persenjataan lengkap berjalan mengendap-endap mendekati pos penjagaan gerbang timur Kota Konoha.
Kota Konoha dilindungi oleh dinding yang besar dengan ketebalan 10 meter dan tinggi 50 meter. Disetiap arah mata angin terdapat gerbang masuk dengan 2 pos penjagaan dibagian luar gerbang saling bersebrangan satu sama lain yang dipisahkan oleh jalan. Disetiap gerbang berdiri 2 menara penjaga dengan diameter 5 meter dan tinggi 80 meter dari tanah yang dapat diakses melalui pintu bawah menara didalam pos penjaga dan pintu tengah yang terdapat ditengah menara masuknya dari puncak dinding. Jumlah tentara penjaga disetiap pos ada 5 orang, disetiap menara ada 3 orang, dan di puncak dinding terdapat 15 orang penjaga, jadi kalau dijumlahkan total penjaga disetiap gerbang Kota Konoha ada 31.
Komplotan misterius itu berhenti sejenak untuk mengamati situasi gerbang. Seseorang dari mereka sedang menggunakan teropong untuk memantau gerbang. Ia melihat kedua pos, kedua puncak menara dan puncak dinding sambil bibirnya mengucapkan kata-kata yang tak bisa didengar seolah ia sedang menghitung. Setelah selesai megamati, ia menyuruh 31 personil sniper. Lalu para sniper tersebut mulai membidik targetnya.
Kediaman Uzumaki (08.15)
"Kalau Himawari yang anak IPA, kira-kira mau kuliah dimana dan ambil program studi apa?" tanya Naruto pada Himawari.
"Hmm, aku juga mau kuliah di UNNETO yah, rencananya mau ambil Meteorologi dan Geofisika atau mungkin Klimatologi juga ayah" jawab Himawari tak lupa dengan senyumannya.
"Wah hebat, Sepertinya Hima tertarik pada ilmu kealaman, ayah yakin setelah lulus kamu akan menjadi staff BMKG Jepang yang hebat, anak-anak kita memang pintar-pintar iya kan Hinata?" kagum Naruto pada rencana kedua anaknya, lalu meminta pendapat istrinya tentang kepintaran anak-anak mereka.
"Hm pastinya" jawab Hinata mengiyakan sambil tersenyum pada sang suami.
Sesaat kemudian hening sambil menunggu sarapan matang, lalu tiba-tiba Naruto sadar akan sesuatu tentang rencana kedua anaknya, "Tunggu dulu, kalau kalian berdua pergi ke Tokyo yang jauh, pasti bakal lama pulang kerumah kan?, terus siapa yang akan menemani kami kalau kalian berdua pergi?" tanya Naruto pada kedua anaknya.
Setelah mendengar pertanyaan dari sang ayah, sesaat Boruto dan Himawari saling pandang. Tak lama kemudian, Boruto menatap Naruto sambil nyengir dan bilang "Kalau begitu, ayah dan ibu berikan kami adik lagi gimana?"
"EH?!" sontak Naruto dan Hinata terkejut dengan ucapan Boruto barusan. Naruto menatap Hinata yang berada didapur dan ia mendapati istrinya menundukkan kepalanya dengan wajah yang memerah bukan main layaknya kepiting yang baru dikeluarkan dari panci rebusannya (padahal udah nikah punya dua anak lagi, tapi tetep aja tuh sifat gak ilang-ilang Hinata -_-').
Gerbang Timur Kota Konoha (08.16)
Ke 31 personil sniper telah menentukan dan mengunci target mereka masing-masing, setiap sniper memilih satu target. Kemudian sesuai aba-aba dari ketua tim sniper lalu...*CUB* melesatlah peluru dari kalibernya tanpa suara yang terdengar dari tembakan karena menggunakan peredam suara, seluruh personil sniper menembak para penjaga secara bersamaan sekaligus. *CROT* suara daging para penjaga yang ditembus oleh peluru sniper, seketika itu juga seluruh penjaga digerbang timur terbunuh dengan lubang yang terpampang dikepala mereka.
Keadaan gerbang timur aman, para komplotan mulai bergerak mendekati gerbang. Setelah sampai didepan gerbang, lantas mereka langsung memasang bom C4 didinding kanan dan kiri dari gerbang, sedikit agak jauh dari gerbang dengan tujuan untuk membuat celah pada dinding dengan menghancurkannya. Mereka pun kemudian mengset timernya, lalu bersiap pada posisi. Tak lama kemudian, C4 tersebut telah menunjukkan waktu tinggal...10...9...8...7...6...5...4...3...2...1...
Kediaman Uzumaki (Di Waktu Yang Bersamaan)
"Akhirnya matang juga" ucap Boruto gembira yang melihat sarapan mereka telah matang dibawakan oleh Hinata.
"Hm, baiklah ayo sarapan" ujar Hinata yang kemudian menata sarapan mereka diatas meja.
"Selamat makan!" ucap semuanya kemudian berdoa lalu mulai menyantap menu sarapan mereka. Namun tiba-tiba...
*DEM*
"Eh? Suara apa itu?" tanya Boruto yang merespon bunyi tersebut.
"Mungkin cuma ban mobil truk yang pecah dijalan, sudah lanjutkan sarapannya lagi" jawab Naruto yang kemudian direspon dengan anggukan dari semua anggota keluarganya, namun tiba-tiba suara itu terdengar lagi.
*DEM*
"Bukankah kalau sebuah ban truk pecah kemudian truk itu berhenti atau mungkin terguling, seharusnya tidak akan pecah dua kali kan?" gantian Himawari yang heran dengan suara ledakan yang dikira oleh ayahnya hanyalah sebuah ledakan ban truk.
Tidak ada respon apapun dari seluruh anggota keluarga Uzumaki tersebut, semuanya terdiam tanpa kata. Naruto mencoba berkonsentrasi dengan indera pendengarannya yang berdampak dengan wajahnya yang kini terlihat tegang. Hinata menatap cemas suaminya, Boruto melakukan hal yang sama dengan ayahnya namun Himawari hanya diam menunggu penuturan dari ayah atau kakaknya. Samar-samar Naruto mendengar suara *DEDEDEDET DEDEDEDET* lalu Naruto menatap Boruto. Tak lama kemudian Boruto pun menatap sang ayah dengan agak terbelalak seolah ia mendengar apa yang didengar oleh ayahnya, Naruto dapat mengetahui dari tatapan putranya itu bahwa Boruto juga mendengar apa yang ia dengar, Hinata dan Himawari menatap Naruto dan Boruto bergantian dengan penuh tanda tanya dikepala mereka.
"Kau dengar itu?" tanya Naruto pada putranya yang kemudian dibalas dengan anggukan putranya itu.
"Ayah juga?" tanya Boruto pada ayahnya yang kemudian dibalas anggukan pula.
'Ada yang tidak beres' batin Naruto kemudian ia mengedarkan pandangannya ke penjuru arah untuk mencari arah asal suara itu. Ia lebih mendengar suara itu dari arah timur. *GREEG* suara kursi yang diduduki Naruto yang dorong mundur karena Naruto hendak berdiri.
"Aku akan ke atap untuk melihat keadaan sekeliling, Hinata kau jaga anak-anak sepertinya ada yang tidak beres, aku merasakan firasat buruk" ujar Naruto yang kemudian langsung berlari ke atap rumah, Hinata yang diberi perintah oleh Naruto hanya mengangguk mengerti.
"Apa yang terjadi bu, apa semua baik-baik saja?" rintih Himawari yang terlihat sedikit ketakutan.
"Semua akan baik-baik saja sayang, kamu tenang saja, ada ibu dan Boruto disini" balas Hinata menenangkan Himawari.
"Iya Himawari, kakak pasti akan melindungimu" ujar Boruto sambil nyengir dan menepuk pundak adiknya, kini Himawari sedikit tenang walau tak dapat dipungkiri bahwa semua yang ada disitu semua khawatir.
Setiap langkah Naruto menuju atap rumahnya ia terus-menerus mendengar suara seperti suara baku tembak tersebut. 'Firasatku benar-benar buruk' batin Naruto. Ia kini menaiki tangga menuju atap rumah, setelah didepan pintu *CEKLEK* kunci dibuka *BRAK* Naruto membuka pintu atap dengan kasar kemudian ia keluar. Naruto mulai memandang sekeliling. Namun mata Naruto terbelalak dengan apa yang ia lihat dari arah timur kota, Naruto melihat kepulan asap hitam yang menjulang tinggi dari arah timur tepatnya dari gerbang timur. "Apa yang terjadi disana?" tanya Naruto pada dirinya sendiri, 'Aku harus segera kesana' batin Naruto kemudian ia kembali berlari kebawah.
Naruto barlari ke bawah kemudian masuk ke ruang kerjanya di lantai dua. Ia mengambil beberapa senjatanya seperti; handgun, machine gun, shotgun dan grenade. Lalu berlari menghampiri pintu dan mengambil sebuah celana panjang berwarna hitam yang tergantung dipintu kemudian ia mengenakannya juga sebuah jaket, jaket dengan warna oranye dan hitam dengan dibagian punggungnya terdapat sebuah tulisan yang berupa lambang badan pemberantasan terorisme dunia yang terpampang dipunggungya bertuliskan 'VSSE'. Setelah memakai jaketnya, ia berlari ke mejanya dan membuka lacinya kemudian mengambil sebuah kunci yang dipangkalnya berlogo Nissan juga smartphone-nya yang ada diatas meja. Setelah semua lengkap, Naruto kembali berlari ke lantai bawah.
Naruto membuka pintu ruang makan, Hinata terkejut melihat Naruto yang sudah berpakaian agennya lengkap dengan membawa handgun ditangannya. "Sayang ada masalah apa? apa yang terjadi sampai kau memakai seragammu dan membawa senjata?" tanya Hinata yang terkejut melihat suaminya tiba-tiba yang sudah siaga dengan senjata.
"Kota diserang, dari arah timur ku lihat asap hitam mungkin dari gerbang timur..." jawab Naruto, Hinata hanya menutup mulutnya seolah tak percaya. "... Tutup semua gorden, kunci semua pintu dan jauhi jendela, Hinata aku akan kesana jaga anak-anak kau mengerti!" perintah Naruto pada istri dan anaknya lalu Naruto berlari ke pintu keluar
"Naruto izinkan aku ikut bersamamu, aku juga agen VSSE, aku belum pensiun" pinta Hinata sambil merangkul lengan kanan Naruto.
"Tidak bisa terlalu berbahaya!, lagipula siapa yang akan menjaga anak-anak kalau kau juga pergi?" tolak Naruto lalu Hinata menundukkan kepalanya.
Naruto mengangkat dagu Hinata dan ditataplah mata lavendernya, "Aku akan baik-baik saja, aku janji" ucapnya pada sang istri kemudian Naruto mengecup kening Hinata dengan lembut.
"Iya hati-hati sayang" ucap Hinata pelan yang dibalas oleh Naruto dengan anggukan, kemudian Naruto menatap Boruto.
"Boruto, kau sudah melaksanakan wajib militer kan?" tanya Naruto.
"I-iya ayah, kenapa?" jawab dan tanya lagi dari Boruto.
"Hinata" ucap Naruto dan Hinata mengangguk tanda ia mengerti yang dimaksud oleh suaminya, lalu Naruto tersenyum dan kembali mengecup kening Hinata lembut, lalu Hinata memberikan bekal sarapan pada Naruto karena tak sempat sarapan setelah itu Naruto pamit keluar dari rumah.
Naruto memakai sepatu sneakers berwarana oranye-nya kemudian berlari menuju garasi rumahnya. *CEKLEK* kunci dibuka *GREEEEEG* pintu garasi diangkat dan terpampanglah sebuah Skyline putih. Kemudian Naruto masuk dan melajukan Skyline-nya menuju gerbang timur Kota Konoha secepatnya.
"Apa yang dimaksud ayah sih bu?" tanya Boruto pada ibunya, Hinata menatap Boruto kemudian berlari menuju lemari diruang makan lalu mengambil dua buah handgun.
"Ini tangkap!" ucap Hinata yang kemudian melemparkan salah satu handgun-nya pada Boruto.
*TAP* berhasil ditangkap, "Woah, apa ini tidak berlebihan bu?" tanya Boruto lagi yang tampak kaget dengan handgun ditangannya.
"Tidak ada yang berlebihan, kita harus bertahan dan melindungi diri. Sekarang lakukan apa yang Naruto katakan tadi cepat!" jawab Hinata sekaligus memerintah kedua anaknya untuk menutup gorden dan mengunci semua pintu lalu kembali bersiaga.
"Seharusnya ini menjadi hari pertama sekolah, kenapa jadi begini? hiks" rintih Himawari yang mulai meneteskan air matanya.
"Kau benar Hima, kurang ajar memang orang-orang yang menyerang kita, dasar!" timpal Boruto yang terus siaga menodongkan handgunnya kearah jendela dan pintu.
"Kalian yang sabar ya, kita pasti bisa menghadapi ini" ucap Hinata yang kemudian memeluk Himawari untuk menenangkannya. 'Ku harap kau baik-baik saja Naruto, aku akan selalu mendoakanmu' batin Hinata.
Jalanan Kota Konoha (08.25)
Naruto melajukan Skyline-nya dengan kecepatan 60 km/h karena jalan yang mengarah ke timur sudah sepi sedangkan sisi jalan yang lain penuh dengan kendaraan. Naruto saat menyetir sambil memakan sebuah roti pemberian Hinata dengan handgun yang selalu siaga didepan kemudinya. Setelah selesai melahap rotinya, Naruto mengambil smartphone-nya lalu mulai menyentuh layarnya dari MENU→KONTAK→Menyentuh huruf 'S'→SASUKE UCHIHA→PANGGIL. Naruto memasang headsetnya agar tetap dapat mengemudi. Tak lama kemudian yang dihubungi mengangkat teleponnya.
"Hn" itulah yang pertama didengar Naruto.
"Hoi Sasuke, kau dengar itu juga kan?"
"Hn, aku juga sudah melihatnya, kau dimana?"
"Aku sudah dijalan sedang menuju ke gerbang timur, temui aku didepan restoran Akimichi!"
"Kau akan mengajak Chouji?!"
"Tidak, Chouji tidak akan ke restorannya, dia sudah berangkat lebih dulu untuk mengevakuasi warga, tapi itu tempat yang pas karena dekat dengan kedua rumah kita"
"Hn, baiklah aku juga sedang siap-siap, sampai ketemu"
"Sampai ketemu" ucap Naruto lalu menutup panggilannya. Sekarang yang harus ia lakukan adalah menemui Sasuke direstoran milik Chouji dan pergi ke gerbang timur bersama.
Kediaman Uchiha (08.28)
"Sasuke hati-hati" ucap sang istri berambut pinknya sambil memegang pipi Sasuke dengan kedua tangannya.
"Hn, pasti. Sekarang pegang ini" ucap Sasuke yang kemudian memberikan sebuah handgun pada Sakura. "Kau juga agen VSSE tapi kau tak bisa ikut dulu..." lanjutnya. "Temui aku dimarkas saja jika situasi sudah aman" sambungnya lagi.
"Aku mengerti" ucap Sakura sambil mengangguk lalu dikecuplah keningnya oleh Sasuke.
"Sarada" panggil sakuke sambil menggerakkan tangannya menyuruh untuk Sarada mendekat, lalu dipeluklah Sarada oleh sang ayah.
"Papa hati-hati ya" ucap Sarada dalam pelukan Sasuke.
"Iya" sahut Sasuke kemudian melepaskan pelukannya.
"Baiklah aku pergi" ucap Sasuke kemudian membuka pintu dan keluar rumah, meninggalkan istri dan putrinya didalam.
"Papamu pasti akan baik-baik saja, diakan hebat" ucap Sakura sambil memeluk Sarada.
Sasuke berlari menuju garasi rumahnya. *CEKLEK* kunci dibuka *GREEEEEG* pintu garasi di angkat dan terlihatlah sebuah Mitsubishi Lancer Evolution berwarna hitam. Sasuke menaikinya kemudian melajukan Evo-nya menuju tempat pertemuannya dengan Naruto di restoran Akimichi.
Jalanan Kota Konoha (08.30)
800 meter lagi dari restoran Akimichi, Naruto melajukan Skyline-nya dengan kencang. Namun ia melihat dua buah jeep yang dikemudikan oleh orang-orang berpakaian serba hitam sampai dengan maskernya mendekati Naruto. Didalam jeep ada 4 orang, 2 dikursi kemudi dan dia 2 lagi dibelakangnya. Mereka mengangkat senjatanya dan... *DODODODODODODODODODOR...* mereka menghujani Naruto dengan peluru *TANG TANG TANG TING TANG PRANG TANG TING TANG CEMPRANG* suara skyline Naruto yang ditembaki sampai ada kacanya yang pecah.
"Argh!" lirih Naruto yang menundukkan kepalanya, "Baiklah kalian yang minta!" sambungnya menerima tantangan mereka.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ PROLOGUE START ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
-WAIT- Naruto mengambil Handgun-nya lalu membuka kaca pintunya dan –ACTION-. Naruto mengarahkan handgunnya dan *DOR DOR DOR DOR DOR* dua orang yang didepan sekaligus pengemudinya berhasil ditembak alhasil jeep pertama hancur bersama dua orang sisanya. Naruto mereload handgun-nya. Belum sempat ia mengarahkan handgun-nya pada jeep kedua, Naruto kembali diberondong peluru. Ketika mereka mereload senjata mereka, *DOR* tepat mengenai pengemudi sehingga jeep kedua pun terguling dan meledak serta menyingkirkan tiga orang sisanya, "Itulah akibatnya kalau berhadapan denganku" ucap Naruto kemudian kembali menyetir.
-WAIT-, Naruto kembali mengemudikan Skyline-nya dengan sedikit lega. Namum ketika Naruto melewati sebuah perempatan, sebuah jeep muncul dari sebelah kanan. "Oh ayolah!" umpat Naruto kemudian kembali siaga –ACTION-. Naruto mengarahkan handgun-nya dan *DOR DOR DOR* dua orang dibelakang jeep kena namun Naruto menunduk ketika ditembaki musuh yang berpakaian merah disamping pengemudi. Setelah musuh merah itu berhenti menembak, Naruto melancarkan serangan balik *DOR DOR DOR DOR* kedua musuh yang tersisa kena.
-WAIT-, Namun jeep tersebut hilang kendali kearah kiri tepat disamping Skyline Naruto, akhirnya jeep itu menghantam Skyline Naruto dari kanan membuatnya tak bisa menjaga keseimbangan kemudinya alhasil Skyline Naruto keluar dari jalan dan *BRAK* menghantam pohon disisi kiri jalan.
"Aargh payah!" umpat Naruto. Darah mengucur dari pelipisnya akibat terbentur kemudi saat mobil menabrak. Naruto segera mengambil smartphone-nya dan keluar dari Skyline-nya lalu melanjutkan perjalanan ke restoran Akimichi yang tinggal 540 meter lagi dengan berjalan kaki, meninggalkan Skyline-nya yang mungkin sudah rusak.
Ketika Naruto akan beranjak, datanglah 3 jeep dari arah depan, "Kurang ajar!" ucap Naruto lalu mengambil sisi kiri depan Skyline-nya sebagai perlindungan dan –ACTION-. Ada 12 musuh yang datang; 3 merah, 2 pelempar kapak, 2 machine guner, dan 5 hitam. Naruto keluar dan *DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR DOR* berhasil menyingkirkan: 2 merah, 1 pelempar kapak, dan 3 hitam. Naruto mereload handgun-nya, tersisa 6 musuh lagi. Ketika Naruto hendak keluar *WIG WIG WIG WIG DAK!* sebuah kapak menancap dipohon, sontak membuat Naruto kembali berlindung karena ia pun kembali diberondong peluru, 'Itu gila, tadi benar-benar nyaris' batin Naruto lalu mengubah senjatanya menjadi machine gun. Musuh mereload, "Sekarang!" teriak Naruto dan langsung memberondong habis 6 sisa musuh didepannya.
-WAIT-, ke 12 musuh yang dihadapi tadi berhasil dikalahkan. Naruto berlari ke arah jeep mereka dan mengemudikannya ke restoran Akimichi secepat-cepatnya. 50 meter lagi sampai ke restoran Akimichi, namun Naruto melihat 3 jeep berderet didepan restoran. Ketika tinggal 15 meter lagi, musuh memberondong jeep yang dinaiki Naruto dan Naruto pun melompat membiarkan jeepnya melaju kencang ke arah musuh. "Awaaas!" teriak salah satu dari musuh itu, *BRAK* jeep Naruto menghantam jeep mereka. Naruto mengambil posisi digang celah antar gedung dan –ACTION-. Jarak 7 meter lagi dari restoran Akimichi, Naruto mengubah senjatanya menjadi grenade, setelah musuh berkumpul Naruto keluar dan *DUZZ* meluncurlah grenade Naruto lalu *DUAR* meledakkan semua jeep dan menyingkirkan semua musuh yang ada disitu.
-WAIT-, Naruto berlari menuju restoran kemudian berlindung diantara jeep-jeep yang ditembaknya tadi, tidak masuk kedalam restoran karena masih dikunci. Naruto beristirahat sejenak dan mengambil sebuah roti dari saku celananya dan memakannya. "Ini benar-benar melelahkan" ujarnya yang sedang duduk bersandar ditembok restoran. Setelah naruto menghabiskan roti keduanya, ia mengambil smartphone-nya dan mencoba menghubungi Sasuke karena dia belum datang juga. Panggilan keluar sudah dilancarkan, menunggu jawaban.
"Argh!, Naruto kau sudah sampai?"
"Aku sudah dilokasi, hey Sasuke kau kenapa?!"
"Aku ada sedikit masalah, aku diserang dan baru menyingkirkan beberapa argh!"
"Dimana posisimu?!"
"Sekitar 500 meter arah selatan dari posisimu!"
"Ok bertahanlah aku akan mencoba membantu"
Naruto melihat sekeliling untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan. Naruto melihat sebuah sniper rifle yang tergeletak disamping musuh yang Naruto kalahkan barusan, Naruto segera mengambilnya dan memposisikan dirinya tengkurap bersiap menembak kearah selatan dimana arah Sasuke akan datang.
-ACTION-. Naruto mulai membidik. Ia melihat Lancer Evolution-nya Sasuke yang dikejar oleh 4 jeep. 'sepertinya Sasuke kualahan' batin Naruto. Jeep sebelah kiri Sasuke menghantam Evo Sasuke, namun Sasuke menghantam balik alhasil jeep yang disebelah kiri Sasuke agak menjauh lalu *DOR* Naruto menembak pengemudi jeep tersebut hingga jeepnya terguling dan meledak, tersisa 3 lagi. *DOR* Naruto berhasil menembak pengemudi jeep yang disebelah kanan Sasuke dan hancur.
"Sasuke singkirkan jeep yang ada didepanmu!"
"Sedangku coba!"
Sasuke mencoba mempercepat laju Evo-nya untuk menghantam jeep yang didepannya. *BRAK* dihantamlah jeep tersebut. Tampaknya jeep tersebut agak hilang kendali ke arah kiri kemudian *DOR* Naruto menembak pengemudinya lagi dan hancur, Naruto mereload sniper rifle-nya. Jeep yang yang dibelakang Sasuke bergerak ke sebelah kanannya. Naruto mulai membidik lagi dan *DOR* ia berhasil menembak pengemudi jeep terakhir. –WAIT-, Sasuke tiba didepan restoran Akimichi.
"Ayo naik!" ucapnya pada Naruto dan Naruto pun masuk kedalam Lancer Sasuke dan kembali melaju.
"Tembakan yang bagus, aku kira kau tidak bagus dalam hal sniper"
"Tidak juga, nyatanya aku bisa menembak mereka semua tanpa ada yang meleset"
"Hn, lalu bagaimana dengan anggota tim kita yang lain Naruto?"
"Aku sudah menghubungi Shikamaru, katanya tim kita dibagi menjadi dua regu, regu penyerang dan regu pengevakuasi warga. 6 anggota diregu penyerang dan 5 anggota diregu pengevakuasi tanpa adanya anggota wanita"
"Hn, lalu siapa saja anggota tiap regunya?"
"Aku, kau, Shikamaru, Neji, Lee dan Gaara akan menyerang, sedangkan Kiba, Shino, Sai, Chouji dan Kankuro yang mengevakuasi warga. Sepertinya regu penyerang sudah bergerak sekarang"
"Kalau begitu sebaiknya kita cepat sebelum korban bertambah banyak!"
"Hm!" Naruto mengangguk.
Sasuke meningkatkan kecepatan laju Evo-nya dijalan yang sudah sepi dari para pengguna jalan lainnya karena banyak dari para warga yang sudah dievakuasi. Namun dari belakang terlihat ada 5 jeep yang mengejar.
"Kita dikejar, apa mereka tidak pernah mau menyerah?!" ucap Naruto lalu mengambil machine gun-nya.
"Tenang saja kaca Evo-ku anti peluru, buka lubang penutup atap Evo-ku dan kau urus mereka!"
"Eh? Sejak kapan kaca Evo-mu anti peluru? dan aku baru tahu kalau Lancer Evo ada lubang penutup atapnya"
"Itu tidak penting, sekarang berapa sisa amunisi machine gun-mu?"
"Sekitar 148 butir lagi, tadi aku menggunakannya"
"Pakai ini mungkin kau butuh"
"Terimakasih Sasuke"
"Sekarang ayo kita singkirkan mereka!"
"Baiklah!" ucap Naruto lalu membuka penutup atap Evo-nya Sasuke dan bersiap menyerang.
-ACTION-, Naruto belum keluar karena diberondong peluru oleh musuh tipe machine gunner. Musuh mereload, Naruto keluar dan *DROOOOOOOT...* berhasil menyingkirkan 1 jeep, tersisa 4 jeep lagi. Naruto berlindung karena dilempar kapak. Naruto keluar dan memberondong jeep yang ada pelempar kapak tadi sampai hancur, tersisa 3 jeep lagi. *BRAK* jeep didepan menghantam Evo Sasuke dan salah satu dari musuh yang didepan melompat ke kap depan Evo Sasuke dan berdiri disitu lengkap dengan cakar yang siap di ayunkan pada Naruto yang masih menghadap belakang.
"Naruto awas!" teriak Sasuke.
Naruto berbalik namun cakar sudah diayunkan tapi dengan gesit Naruto menghindar dan *DROOOT...* memberondong musuh tipe pencakar itu hingga terpental, sekaligus jeep yang didepannya hingga hancur, Sasuke menghindari tabrakan dengan jeep ketiga yang hancur didepannya akan tetapi jeep dibelakangnya tidak sempat menghindar dan hancurlah pula jeep keempat, tersisa 1 jeep musuh lagi. Di jeep terakhir ada musuh tipe penyembur api, *BRUZZZ* di semburlah apinya dan Naruto memilih berlindung.
"Sasuke hantam mereka agar penyembur apinya berhenti!"
"Aku mengerti!"
*BRAK* Sasuke menghantam jeep terakhir membuat penyembur api berhenti menyerang, dengan gesit Naruto memberondong bagian tangki minyak penyembur api tersebut dan *BYAR* meledak tangkinya dan membakar jeepnya, *DUAR* meledaklah jeep terakhir.
-WAIT-, Naruto kembali duduk dengan tenang dikursi depan Evo-nya Sasuke. "Pencakar?! Mereka punya unit pencakar juga?!" ujar Naruto kesal.
"Sepertinya kita tidak akan selalu tembak-tembakan melawan mereka, namun juga harus hand to hand combat" ujar Sasuke.
"Kita sudah hampir sampai di gerbang timur, sebaiknya cepat" ujar Naruto dan Sasuke mengangguk lalu mempercepat laju Evo-nya.
Gerbang Timur Kota Konoha (09.00)
Keadaan gerbang timur sangat kacau, menara runtuh, pos penjaga hancur, banyak tentara Jepang tergeletak tak bernyawa dan yang paling parah dinding sebelah kanan dan kiri gerbang jebol akibat dari ledakan bom C4 pagi tadi. Shikamaru, Neji, Lee dan Gaara sudah sampai digerbang timur dan mulai bertahan diposisi. Tak lama kemudian Naruto dan Sasuke tiba di gerbang timur, mereka keluar dari mobil dan berlari ke arah Shikamaru berada.
"Shikamaru status!" ucap Naruto.
"Kacau, banyak dari mereka yang lolos dan masuk ke kota, kami kualahan karena kami diserang dari tiga arah" ujar Shikamaru sambil menunjuk dua lubang didinding dan gerbang yang terus mendatangkan musuh.
"Dan parahnya lagi, menurut agen Moegi di markas yang memantau kita melalui satelit, akan ada tiga tank yang akan menyerang kita dari ketiga arah tadi" ujar Neji menjelaskan adanya ancaman tank.
"TANK?!" ucap ulang Naruto karena kaget. "Komplotan macam apa mereka sampai punya tank?!" sambung Naruto.
"Kami tidak tahu Naruto, mereka tidak memiliki tanda atau logo atau emblem apapun dari organisasi mereka" sahut Gaara.
"Siapapun mereka hajar saja dengan semangat masa mu-"
"Kita sudah tua Lee!" potong Neji terhadap ucapan Lee.
"Hey Neji walau kita sudah tua tapi kita harus te-"
"Itu tidak penting Lee! Sekarang kita ambil posisi dan bersiap menyerang balik!" ucap Naruto memotong ucapan Lee.
"Naruto, Sasuke, pakai ini agar bisa berkomunikasi dengan markas" ucap Shikamaru yang kemudian memberikan earpick pada Naruto dan Sasuke, mereka ngambilnya dan memasangnya ditelinga mereka.
"Disini agen Naruto, markas do you copy? Over" ucap Naruto pada transmisi ke markas.
"Disini markas dengan agen Moegi, keras dan jelas. Agen Naruto, kau dan regu penyerang mendapat perintah dari Pak Jiraiya yaitu mempertahankan gerbang timur sampai bantuan datang dan hancurkanlah ketiga tank yang akan mencoba menembus gerbang, ku ulangi, pertahankan gerbang dan hancurkan tank yang akan masuk, saya akan memandu kalian menghadapi ini do you copy?, over" ucap agen Moegi dari markas.
"Copy that, pertahankan gerbang dan hancurkan tank, mohon panduannya agen Moegi, over" sahut Naruto mengerti perintah dari pimpinannya.
"Akan saya usahakan agen Naruto. Untuk seluruh personil regu penyerang, musuh mulai mendekat dari arah utara, timur dan selatan termasuk ketiga tank yang akan masuk, saya akan memandu kalian menghadapi ini, bersiaplah untuk bertempur demi keutuhan Konoha do you copy? Over" ucap agen Moegi pada seluruh personil regu penyerang.
"ROGER!" sahut Naruto, Sasuke, Shikamaru, Neji, Lee dan Gaara.
Mereka mengambil posisi ditengah jalan dengan berlindung pada mobil berlapis baja. Musuh menyerang dari utara (lubang didinding), dari selatan (lubang didinding), dan dari timur (gerbang timur). Naruto, Sasuke, Shikamaru, Neji, Lee dan Gaara akan melakukan 3 Screen Battle, dengan misi: menghancurkan 3 tank yang akan menyerang.
-ACTION-
"Musuh mendekat dari arah utara!" ucap Moegi memperingatkan.
Terlihat 6 musuh diutara yaitu : 3 hitam, 2 merah dan 1 machine gunner. Shikamaru keluar dan menembakkan 9 peluru handgun-nya yang berhasil menembak 3 hitam dan 1 merah, tersisa 2 musuh. Shikamaru berlindung sekaligus mereload handgun-nya. Shikamaru dan Neji keluar dan menembak mati 2 sisa musuh di utara.
"Musuh mendekat dari arah selatan!" ucap Moegi memperingatkan.
Terlihat 6 musuh diselatan yaitu: 2 hitam, 1 merah, 1 pelempar granat dan 2 machine gunner. Gaara menembak 1 hitam dan merah dan Lee menembak 1 hitam dan 1 machine gunner. Lee dan Gaara berlindung karena di lempar granat dan ditembaki oleh machine gunner. Musuh mereload, Lee keluar dan menembak habis sisanya.
"2 jeep musuh mendekat dari arah timur!" ucap Moegi memperingatkan.
Terlihat 8 musuh ditimur yaitu: 2 hitam, 2 merah, 2 machine gunner dan 2 pencakar. Naruto dan Sasuke keluar dan *DOR DOR DOR DOR DOR* berhasil menembak 2 machine gunner yang mengemudi alhasil kedua jeep terguling dan meledakkan sisa musuh yang ada kecuali 2 pencakar yang melompat ketika jeep terguling. *TAP* suara jatuhnya pencakar dihadapan Sasuke siap mencakarnya, Sasuke sigap mengelak serangan cakarnya dan *JEBRAD* Sasuke menembak pencakar pertama dengan shotgun-nya hingga terpental. Pencakar kedua jatuh ditengah-tengah meraka, melayangkan cakarnya pada Naruto, Naruto merunduk dan cakarnya mengenai mobil pelindung dan segera Naruto meninju perut pencakar kedua itu hingga mundur ke belakang lalu dari samping pencakar itu Lee melompat kemudian memegang kepala pencakar itu dan *KREK!* suara tulang leher pencakar kedua itu yang dipatahkan oleh Lee.
"Hebat Lee!" puji Naruto.
"Sudah pasti dong!" ujar Lee sambil mengacungkan jempolnya dan *CLING* efek suara kilau giginya.
'Dasar payah' batin Neji mengejek Lee dengan ekspresi wajah malas.
*GREEEEG...* suara gemuruh terdengar dari arah utara, mereka semua terfokus menatap kearah utara dan benar saja, tank pertama muncul dengan beberapa pasukan musuh.
"Tank pertama mendekat dari utara, hati-hati!" ucap Moegi memperingatkan.
"Copy that agen Moegi. Baiklah, semua masih punya peluru grenade?" tanya Naruto dan dibalas dengan anggukan anggotanya. Tank pertama sudah mengarahkan moncong senjatanya pada Naruto dan yang lain dan siap menembak. "Ok, sesuai aba-abaku... SEKARANG!" teriak Naruto, semuanya keluar dan *DUZZ DUZZ DUZZ...* serentak meluncurkan grenade mereka, *JEDER DUAR!* tank pertama hancur sekaligus menyingkirkan pasukan musuh yang didekatnya.
"Tank kedua mendekat dari selatan, hati-hati!" ucap Moegi memperingatkan.
Naruto dan yang lain fokus ke arah selatan, siaga menodongkan grenade mereka dan siap menembak. Kemudian *DUZZ* diluncurkanlah grenade mereka bersamaan dan *JEDER DUAR* tank kedua hancur.
"Tank terakhir mendekat dari timur, hati-hati!" ucap Moegi memperingatkan.
"Baiklah sekali lagi!" ucap Naruto sambil mengarahkan grenade terakhirnya namun tak ada sahutan dari rekan-rekannya. "Ada apa?" tanya Naruto semua rekannya saling pandang kemudian baru menjawab.
"Err... kami kehabisan grenade Naruto" jawab Shikamaru mewakili yang lain.
'Ini gawat!, grenade-ku juga hanya tinggal satu saja. Tapi ini tidak mungkin, tank terakhir lebih besar" batin Naruto, 'Tapi... apakah shotgun akan berhasil? Tidak akan tau kalau tidak dicoba kan?" batinya lagi.
"Shotgun... apa amunisi shotgun kalian masih banyak?" tanya Naruto lagi lalu semuanya mengecek shotgun mereka kemudian mengangguk.
"Tapi Naruto... shotgun terlalu beresiko, kita harus menunggu tank itu mendekat untuk hasil maksimal" ujar Neji.
"Aku tau... tapi kita tak punya pilihan, shotgun yang terkuat kita punya sekarang" balas Naruto.
Sementara Naruto berdebat, tank terakhir sudah mengarahkan moncong senjata utamanya (meriamnya) pada mereka, siap menembak.
"Naruto!" teriak Sasuke memperingatkan sambil jari telunjuknya menunjuk pada tank.
Naruto yang dipanggil menatap Sasuke dulu, lalu sadar akan arah tangan Sasuke menunjuk kemudian melihat yang ditunjuk Sasuke, Naruto terkejut dan...
"AWAS!" teriak Naruto.
*JEDERR* tembakan canon tank *DUARR* ledakan yang mengenai barikade timur akibat tembakan canon dari tank. Sontak Naruto dan lainnya terpental kebelakang sekitar dua meter.
"Argh!" erang Naruto menahan sakit.
"Barikade mengalami kerusakan 40%" ucap Moegi.
Naruto dan yang lain mencoba bangkit dan kembali mengarahkan shotgun mereka ke arah tank. Namun tank itu mengarahkan moncong senjatanya ke arah kanan, entah apa maksudnya tapi tiba-tiba tank melaju kencang dan menerjang barikade, *DRAKK* suara barikade yang dihantam tank.
"Barikade mengalami kerusakan lagi 10%" ucap Moegi.
"SEKARANG!" teriak Naruto memerintahkan untuk menyerang tank tersebut dengan shotgun mereka. *JEBRAD JEBRAD JEBRAD...* Naruto dan yang lain mulai menembakinya, tiba-tiba moncong senjata tank tadi diayunkan ke arah Naruto dan lainnya.
DANGER! ... DANGER! ... DANGER! (suara peringatan bahaya kalo di game)
"Awas!" sahut Neji, semua pun merunduk untuk menghinari serangan ayunan moncong senjata tank tadi.
'Tadi hampir saja' batin Naruto. "Sekali lagi!" perintah Naruto untuk kembali menyerang tank tersebut selagi masih dalam posisi yang dekat.
Beberapa tembakan berhasil mengenai tank, namun tank itu mundur dan memberondong Naruto dan lainnya dengan machine gun-nya, sontak Naruto dan lainnya memilih berlindung, untungnya serangan peluru biasa yang non ledakan atau serangan berat tidak merusak barikade. Setelah tank tadi berhenti menembak dengan machine gun-nya, tank terakhir itu mundur sampai keluar dari kota dan menyembunyikan diri dibalik tembok gerbang. Health bar tank terakhir itu tinggal tersisa setengahnya. Naruto dan yang lain masih siaga dengan aksi selanjutnya dari tank terakhir itu, tiba-tiba peringatan dari agen Moegi mengejutkan mereka.
"Musuh mendekat dari segala arah!" peringatan dari Moegi.
Dari utara terlihat 8 musuh yaitu: 3 hitam, 2 merah, 1 pelempar kapak dan 2 machine gunner. Shikamaru keluar dan menembakkan 6 peluru handgun-nya karena keburu ditembaki, dan barhasil menjatuhkan 2 hitam, 1 merah dan 1 machine gunner, sekarang tersisa 4 lagi. Shikamaru mereload handgun-nya, tapi belum keluar lagi karena mendengar suara kapak melayang. Musuh mereload dan kapak sudah lewat, Shikamaru dan Neji memberondong sisa musuh diutara.
Dari selatan terlihat 6 musuh yaitu: 2 hitam, 1 merah, 1 penyembur api, 1 pencakar dan 1 machine gunner. Gaara berhasil menembak kedua hitam dan 1 merah lalu Lee berhasil menembak machine gunner, kini tersisa 2 lagi. Penyembur api muncul tepat dihadapan Lee dan Gaara kemudian menyemburkan api-nya sehingga Lee dan Gaara berlindung, setelah penyembur api berhenti menyerang, dengan sigap Lee dan Gaara menembaknya hingga terpental. Pencakar jatuh dihadapan Lee yang belum siap menembak lalu melayangkan cakarnya ke arah Lee, Lee berhasil berlindung namun ketika Lee akan menembaknya pencakar itu sudah lompat ke tempat Gaara tapi sayang, Gaara sudah siap dengan handgun yang terisi penuh dan ketika pencakar itu sudah dihadapannya langsung saja ditembaklah pencakar itu oleh Gaara hingga terpental.
Dari timur terlihat 10 musuh yaitu: 3 hitam, 2 merah, 1 kuning, 1 pelempar kapak, 2 pencakar dan 1 machine gunner. Naruto dan Sasuke keluar menyerang bersamaan dan menghabiskan kesembilan peluru handgun mereka masing-masing. Sasuke berhasil menembak 2 hitam, 1 merah dan 1 machine gunner sedangkan Naruto berhasil menembak 1 hitam, 1 merah, 1 kuning dan 1 pelempar kapak, kini tersisa 2 pencakar. Musuh kuning ditembak 3 hits oleh Naruto dan Naruto memperoleh: 30 peluru machine gun, 5 peluru shotgun dan 5 peluru shotgun lagi. Naruto dan Sasuke mereload handgun mereka. Ketika Naruto keluar, cakar sudah dilayangkan dan ia tak sempat menghindar alhasil Naruto terkena serangan (Naruto's lives -1). Sasuke keluar dan ia melihat pencakar pertama sedang berlari ke arahnya, 2 peluru ditembakkan Sasuke pada pencakar pertama tapi belum tumbang, Sasuke berlindung lantaran pencakar pertama tadi menyerang, usai pencakar itu menyerang Sasuke kembali menembakinya lagi hingga akhirnya tumbang. Naruto mengubah senjatanya menjadi machine gun, Naruto keluar dan melihat pencakar kedua berlari kearahnya langsung saja Naruto berondongnya hingga terpental. Semua musuh sudah dikalahkan.
*GREEEEGG...* suara gemuruh dari jalannya tank terakhir yang kembali menampakkan dirinya dari arah gerbang.
"Tank terakhir mendekat lagi dari timur!" ucap Moegi memperingatkan.
Naruto dan lainnya kembali terfokus ke arah gerbang dan mengarahkan shotgun mereka pada tank terakhir yang health bar-nya tersisa setengah lagi itu, Naruto menunggu tank terakhir itu mendekat lagi seperti sebelumnya. Namun tank itu mengarahkan kedua kotak misil yang menempel pada senjata utama tank dan *JUZZZ ... JUZZZ* dua roket misil diluncurkan ke arah Naruto dan lainnya. Naruto dan lainnya langsung berlindung dan kemudian *DUARRR ... DUARRR* suara ledakan akibat roket misil yang menghantam barikade.
"Barikade mengalami kerusakan lagi 30%, segera hentikan tank terakhir itu!" ucap Moegi memperingatkan.
"Argh, aku yakin pasti tank itu akan menghantam kita lagi dan saat itulah kita menyerangnya" ujar Shikamaru yang lain mengangguk.
Semuanya masih berlindung dengan shotgun yang stand by dan benar saja, beberapa saat kemudian tank terakhir itu melaju kencang dan menghantam barikade *DRAAKK*.
"Barikade mengalami kerusakan lagi 10%, satu serangan lagi barikade akan hancur, segera hancurkan tank itu!" ucap Moegi dengan nada yang mulai panik.
"SEKARANG!" teriak Naruto dan semua anggotanya keluar dan mulai menembaki tank terakhir itu dengan shotgun mereka.
Tank itu kembali mengayunkan moncong senjata utamanya lagi ke arah Naruto dan lainnya, tapi semua berhasil menghindar dan kembali menembak tank itu hingga pada akhirnya *DUARR* berhasil juga tank terakhir itu dihancurkan.
MISSION COMPLETE!
"Kita berhasil!" teriak Lee.
"Kerja yang hebat teman-teman" ucap Naruto dan semuanya mengangguk kecuali Neji.
"Tapi ini belum selesai... lihat" sahut Neji sambil menunjuk musuh yang mulai berdatangan lagi.
"Kurang ajar!... ku kira ini sudah berakhir" umpat Lee.
"Ini memang sudah berakhir agen Lee" ucap agen Moegi melalui transmisi.
"Apa maksudmu agen Moegi?" tanya Lee melalui transmisi.
Belum sempat Lee mendapat jawaban konfirmasi dari agen Moegi, tiba-tiba *DUAR DUAR DUAR...* hampir seluruh musuh yang datang diledakkan oleh misil entah dari siapa namun arah misil itu datang dari dalam kota. Tak lama setelah itu, terdengarlah suara helikopter mendekat dari arah kota, dan benar saja, sepuluh helikopter tempur jenis AH-64D Apache Long Bow datang dan membantai habis-habisan musuh yang datang sampai akhirnya musuh mundur dan meninggalkan Konoha.
"Apa ini maksudmu dengan 'sudah berakhir' agen Moegi? Gak lucu tau" ucap Lee dengan nada bercanda plus muka cemberut sedangkan Naruro, Neji, Shikamaru dan Gaara Cuma menahan tawa kecuali Sasuke.
"Maaf. Tapi selamat, misi berhasil dan Kota Konoha terselamatkan, good job everyone!" ucap agen Moegi dari markas.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ PROLOGUE CLEAR ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
Gerbang Timur Kota Konoha (09.26)
Seluruh musuh mulai meninggalkan Kota Konoha meski ada beberapa yang berhasil di tangkap untuk tujuan interogasi. Gerbang timur sudah mulai dipadati tentara, kesepuluh helikopter tempur AH-64D Apache Long Bow masih berpatroli disekitar perbatasan kota. Semua unit diterjunkan, mulai dari pemadam kebakaran untuk memadamkan beberapa titik kebakaran dikota sampai ambulans untuk memberi pertolongan pertama pada mereka yang terluka dan mengangkut jasad para tentara yang gugur. Naruto, Sasuke, Shikamaru, Neji, Lee dan Gaara ikut membantu para petugas sebisa mungkin sampai diperoleh perintah selanjutnya dari markas. Setelah selesai membantu, mereka beristirahat disebuah cafe tak jauh dari gerbang timur sambil menunggu perintah dari markas.
"Ini adalah pagi yang benar-benar merepotkan" keluh Shikamaru yang kini terduduk lemas didalam cafe.
"Kau benar, hari ini juga seharusnya menjadi hari pertama tahun ajaran baru untuk masuk sekolah, aku jadi tidak bisa mengantar Boruto dan Himawari ke sekolah" ujar Naruto ikut mengeluh sambil meringis menahan sakit dilengannya akibat serangan cakar musuh beberapa saat lalu.
"Naruto kau baik-baik saja?" tanya Neji pada adik iparnya.
"Aku tidak apa-apa kak" jawab Naruto disertai cengiran pada kakak dari istrinya itu.
"Tapi ngomong-ngomong, dimana Skyline-mu Naruto?" tanya Sasuke.
"Rusak saat dalam perjalanan ke restoran Akimichi... dan jangan tanya kenapa" jawab Naruto agak kesal karena teringat kejadian sebelumnya.
"Hn" hanya itu balasan dari Sasuke.
"Mereka tidak memiliki tanda pengenal apapun... aneh mungkin misterius tepatnya" ujar Gaara.
"Tidak perlu tau siapa mereka, intinya mereka jahat berarti harus musnahkan" sahut Lee.
'Bagaimana keadaan Hinata dan anak-anak ya?' batin Naruto was-was memikirkan keluarganya.
"Disini markas, untuk seluruh agen VSSE yang tersebar diwilayah Kota Konoha, segera berkumpul ke markas, akan dilaksanakan briefing darurat pada pukul 10 pagi nanti. Ku ulangi, untuk seluruh agen VSSE segera berkumpul dimarkas akan ada briefing darurat pada pukul 10 pagi nanti" ucap agen Moegi dari markas melalui transmisi.
"Itu perintahnya ayo berangkat!" ucap Naruto yang lain mengangguk kemudian berjalan keluar dari cafe. "Err Sasuke... aku boleh ikut dengamu lagi?" tanya Naruto.
"Hn" hanya itu balasan Sasuke.
"Boleh tidak?" tanya Naruto lagi sambil membuka pintu cafe.
"Iya boleh, ayo" jawab Sasuke.
"Terimakasih Sasuke... tapi bisa kita sekalian jemput Hinata dirumahku Sasuke?" tanya Naruto lagi.
"Hn" balas Sasuke dengan anggukan menandakan jawaban 'ya'.
"Kalian bagaimana?" tanya Naruto pada anggota timnya yang lain.
"Kami bawa mobil sendiri, tenang saja" jawab Neji mewakili yang lain.
"Baiklah sampai bertemu dimarkas" ucap Naruto dan dibalas anggukan dari semuanya.
Sisi Lain Kota Konoha (09.30)
lima agen VSSE regu pengevakuasi warga yaitu Kiba, Shino, Sai, Chouji dan Kankuro sedang menodongkan handgun mereka kerarah para komplotan yang berhasil dibekuk karena menganggap serangan mereka sudah digagalkan. Musuh yang ditangkap dikumpulkan ditempat terbuka disisi lain dari kota. Selagi masih ada waktu sebelum berangkat menuju markas pusat, kelima agen VSSE tersebut bersama beberapa tentara mencoba untuk menginterogasi para tawanan tersebut.
"Kalian itu siapa ... punya persenjataan lengkap dan tidak punya tanda pengenal hah?!" ucap seorang agen berjaket hitam dengan rambut cokelat dan lambang segitiga dikedua pipinya.
" ... " tidak satupun dari musuh yang menjawab.
"Hei jawab!" bentak Kiba.
"Hah! Kau pikir kami akan menjawab pertanyaan konyolmu itu!" ucap seorang diantara musuh itu.
"Apa kau bilang?!" geram Kiba.
"Kami adalah orang-orang profesional ... kami tidak akan memberi kalian informasi apapun!" bentak musuh tersebut yang tetap bersikeras tidak memberikan jawaban.
Berhubung musuh-musuh yang ditangkap itu tidak diikat kedua tangannya, musuh yang barusan bicara itu merogoh saku celana tanpa disadari oleh para agen VSSE maupun oleh tentara karena jarak antar tawanan berdempetan. Ia mengeluarkan sebuah remote detonator bom dari sakunya celananya kemudian memberi aba-aba pada semua rekan komplotan yang sama-sama tertangkap itu.
"Siap?!" ucap seorang anggota komplotan yang memegang detonator itu pada yang lain untuk mempersiapkan diri kemudian semuanya mengangguk paham.
"Apa yang kau katakan?!" ucap Kiba yang kini siaga membidik para komplotan itu diikuti para rekannya dan tentara.
Kemudian musuh yang memegang detonator itu menekan tombolnya dan terdengar bunyi *BEEP*. Kiba yang mendegar bunyi itu mulai bertambah siaga. "Daripada kalian banyak tanya ... LEBIH BAIK KALIAN MATI SAJA!" bentak musuh yang menekan detonator itu kemudian membuka rompinya dan terpampanglah sebuah bom C4 didada musuh itu dengan keadaan sudah diaktifkan. "HYAAAH..!" teriak musuh tersebut diikuti yang lainnya.
"ITU BOM ... BERLINDUNG!" teriak agen Kankuro dan sontak saat itu juga semua agen VSSE dan tentara disitu melompat mencari tempat berlindung.
*JEDUARR* ledakan kuat yang akibatnya membuat semua tawanan hancur tak berbentuk menyisakan tanah yang berlubang. Debu dari dampak ledakan bertebaran disekitar lokasi. Dan ketika debu mulai mereda lalu menampakkan keadaan, seluruh orang ditempat itu melotot tak percaya pada apa yang dilakukan oleh para tawanan mereka.
"Me-mereka..." ucap Kiba dengan mata melotot dan mulut mengagah, masih dalam posisi merunduk.
"Meledakkan ... diri?" sambung Chouji yang juga tampak terkejut.
"Benar-benar gila ... aku belum pernah menghadapi musuh yang senekat ini selama karirku" tambah Kankuro mulai berdiri.
"Sepertinya mereka benar-benar profesional ... menutupi segala informasi agar tidak bocor dan tetap bungkam meski harus mempertaruhkan nyawa sekalipun" ujar Shino sambil mensidakepkan tangannya di dadanya.
"Kau benar Shino, sepertinya musuh kita kali ini tidak sembarangan. Terlebih lagi, mereka tidak memiliki tanda apapun sebagai pengenal juga punya senjata lengkap, jelas ini akan sulit" ujar Kiba kini berdiri.
"Siapapun mereka, kita harus menghadapi mereka. Baiklah sebaiknya kita segera ke markas untuk briefing, ayo berangkat!" ujar Sai kemudian memberi perintah untuk segera berangkat kepada anggota timnya.
"Ya!" sahut semua rekannya bersamaan lalu berjalan ke arah mobil mereka masing-masing.
"Letnan, saya serahkan urusan disini kepada anda" ucap Sai kepada seorang tentara.
"Serahkan pada kami!" jawab sang tentara berpangkat Letnan tersebut sambil hormat pada Sai.
"Terimakasih ... mohon bantuannya" ucap Sai dengan membalas hormat.
"Siap!" jawab sang tentara kemudian Sai beranjak menuju mobilnya lalu menyalakan mobilnya tersebut dan berangkat menuju rumahnya untuk menjemput Ino lalu ke markas untuk memenuhi panggilan pimpinan.
Jalanan Kota Konoha (09.35)
Sasuke mengakhiri panggilanya pada Sakura dan melepas earphonenya dari telinganya dan Lancer Evolution yang dikemudikan Sasuke kini melaju dengan kencangnya menuju kediaman Uchiha tepatnya rumah Sasuke untuk menjemput Sakura dan berangkat bersama ke markas.
"Hei Sasuke, kau dengar yang barusan itu?" tanya Naruto.
"Hn, seperti sebuah ledakan?" Jawab Sasuke dengan nada bertanya.
"Iya" jawab Naruto kemudian ia menekan alat transmisi ditelinganya dan menghubungi seseorang. "Disini Naruto kepada regu evakuasi, apa kalian mendengar ledakan beberapa saat lalu? over" tanya Naruto.
"Disini Sai dari regu evakuasi, ledakan barusan berada diposisi kami bahkan hampir membunuh kami over" jawab Sai masih didalam mobilnya.
"Memangnya apa yang terjadi? over" tanya Naruto lagi.
"Kami berhasil menangkap beberapa musuh, lalu kami berinisiatif untuk langsung menginterogasinya ditempat, namun mereka melawan dan malah mengaktifkan bom dan akhirnya mereka meledakkan diri, kami tidak mendapatkan informasi apapun dari mereka, maafkan kami Naruto over" jawab Sai menjelaskan apa yang dialami regunya.
"Begitu rupanya, gila juga mereka. Tidak apa-apa Sai, sekarang kau dalam perjalanan ke markas? over" tanya Naruto lagi.
"Ya, kami dalam perjalan ke markas over" jawab Sai.
"Baiklah sampai ketemu dimarkas, Naruto out" balas Naruto.
"Roger, Sai out" jawab Sai.
"Jadi? ... apa yang terjadi?" tanya Sasuke.
"Ada musuh yang ditangkap tapi malah meledakkan diri, mungkin untuk menutupi informasi" jawab Naruto kini sedang mensidakepkan tangannya didadanya sedang berpikir, "Sepertinya musuh yang kita hadapi kali ini bukan komplotan teroris sembarangan" ujar Naruto dengan wajah serius.
"Hn, dan mungkin saja kita akan menghadapi orang-orang tak terduga" ujar Sasuke.
"Kau benar, aku penasaran siapa otak dibalik semua ini. Oh iya, aku belum menghubungi Hinata untuk besiap-siap ke markas" ucap Naruto kemudian menekan alat transmisi ditelinganya.
"Kenapa kau menekan alat transmisimu ... memang Hinata memakai alat transmisi dirumahmu?" tanya Sasuke dengan satu alisnya terangkat dan nada sedikit meledek pada Naruto.
"Oh iya, hehehe" ucap Naruto baru sadar sambil tepuk jidat, 'tengsin banget aku, didepan Sasuke lagi' batin Naruto menahan malu karena imej-nya yang seorang pemimpin bagi tim-nya buyar seketika. Naruto segera mengambil smartphone-nya lalu panggilan keluar dilancarkan kepada Hinata.
"Halo sayang, ada apa?" suara sang istri yang terdengar dari speaker smartphone Naruto.
"Hinata, kita semua dipanggil ke markas untuk briefing jam 10 nanti, bersiap-siaplah aku akan menjemputmu ke rumah"
"i-iya aku akan bersiap-siap, sayang apa kau baik-baik saja?" nada suara Hinata terdengar khawatir.
"Aku baik-baik saja, kau dan anak-anak bagaimana?"
"Kami baik-baik saja, untungnya kami tidak diserang"
"Syukurlah kalau begitu, cepat bersiap-siap aku segera datang, sampai ketemu dirumah Hinata"
"Ba-baik, sampai ketemu sayang" setelah mengucapkan itu Naruto mengakhiri panggilannya.
"Tidak baik membohongi istrimu Naruto" ujar Sasuke.
"Maksudnya?" tanya Naruto bingung.
Sasuke menghela napas, "Tadi kau bilang pada Hinata kalau kau baik-baik saja, tapi lihatlah lengan kirimu itu" ucap Sasuke sambil menunjuk lengan kiri Naruto yang terluka dan berdarah.
"Ini cuma luka kecil kok, Hinata tidak akan khawatir" elak Naruto.
"Ya sudahlah, terserah kau saja tapi jangan salahkan aku kalau Hinata khawatir ok?" balas Sasuke
"Iya ok" jawab Naruto lalu Sasuke tancap gas lebih cepat lagi menuju rumahnya berhubung waktu semakin mepet, selama perjalanan mereka tidak ada percakapan lagi.
Kediaman Uchiha (09.40)
Sakura berada dikamarnya, sedang bersiap-siap untuk berangkat ke markas. Ia mengenakan jaket dengan warna merah dan putih dan berlogo VSSE dipunggungnya, celana panjang warna krem dan sepatu sneaker merah. Sakura berjalan ke arah lemari yang terbuat dari logam dengan sebuah eye detector dilemari tersebut, Sakura mendekatkan matanya pada detektor itu dan terdengar suara kunci terbuka lalu ia membuka lemari itu dan mengambil empat senjatanya yaitu handgun, machine gun, shotgun dan grenade. Setelah semuanya lengkap, Sakura turun keruang tamu sambil menunggu Sasuke datang menjemput. Sarada yang melihat ibunya berpenampilan seragam agen-nya ia terkagum.
"Mama keren deh kalau sedang berpenampilan seperti ini" ujar Sarada dengan mata berbinar.
"Bukannya kamu pernah melihat mama seperti ini?" ucap Sakura sambil berputar memamerkan pakaiannya pada sang putri Uchiha.
"Iya sih, tapi kan gak setiap hari" jawab Sarada sambil tersenyum.
*TIIIIIN* suara klakson dari luar rumah membuat Sakura dan Sarada langsung berlari kearah teras dan membuka pintu. Terlihatlah sang suami dengan Lancer Evo-nya dan juga sahabatnya didalam mobil.
Sakura berbalik menghadap Sarada, "Sarada, mama pergi dulu, gak lama kok, jaga rumah ya ... kami mengandalkanmu" ucap Sakura sambil menepuk pundak Sarada.
"Iya mama, akan aku jaga dengan baik" jawab Sarada lalu dipeluk oleh Sakura, setelah melepaskan pelukannya, Sakura berlari ke mobil dan membuka pintu belakang mobil lalu masuk ke dalamnya.
"Hai Naruto" sapa Sakura.
"Hai Sakura" sapa balik Naruto.
"Dah papa, dah mama, dah paman Naruto!" ucap Sarada dari teras rumah sambil melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya dan Naruto.
"Dah!" balas ketiganya bersamaan lalu Sasuke melajukan Evo-nya secepat mungkin dijalanan yang sepi.
Jalanan Kota Konoha (09.43)
"Sekarang kita langsung menuju ke markas kan?" tanya Sakura.
"Tidak, kita akan menjemput Hinata dulu dirumah Naruto" jawab Sasuke.
"Menjemput Hinata? Hei Naruto mana mobil Skyline-mu?" tanya Sakura lagi.
"Err itu..." ucap Naruto terhenti tapi malah dipotong Sasuke.
"Rusak ... Skyline-nya rusak dan jangan tanya kenapa, iya kan ... dobe?" ucap Sasuke dengan seringai ledekan.
"Cih!" decih Naruto kesal dengan mulut manyun plus raut muka kusut. "Oh iya, apa kau bawa obat-obatan dan perban Sakura?" tanya Naruto menoleh ke kursi belakang.
"Aku tidak bawa obat-obatan Naruto, memang kenapa?" jawab dan tanya balik Sakura.
"Lenganku terluka, aku khawatir kalau Hinata akan cemas jika melihatku terluka" jelas Naruto.
"Ohh, tapi pendarahannya sudah berhenti?" tanya Sakura lagi.
"Kalau pendarahan sih sudah berhenti" jawab Naruto.
"Kalau begitu pakai ini untuk membersihkan jaketmu dari darah agar tak terlihat kalau kau terluka" ujar Sasuke lalu memberikan botol air mineral pada Naruto.
"Hm, baiklah ... terimakasih" balas Naruto lalu mulai membersihkan jaketnya yang terkena darahnya. Sekarang mereka secepatnya menuju rumah Naruto untuk menjemput Hinata.
Kediaman Uzumaki (09.48)
Hinata berada diruang tamu bersama Boruto dan Himawari. Hinata mengenakan Jaket warna ungu putih berlogo VSSE dipunggungnya, celana panjang hitam dan sepatu sneaker ungu.
"Selama ibu pergi, Boruto ... kau jaga rumah dan Himawari ya" ucap Hinata.
"Baik bu, aku kan menjaganya dengan baik" jawab Boruto sambil mengeratkan pegangan pada handgunnya.
"Ibu" ucap Himawari dengan raut wajah sedih.
Hinata yang melihat Himawari seperti itu langsung menghampirinya lalu dipeluklah Himawari guna menenangkannya, "Tidak apa-apa Himawari, ibu tidak akan lama, ibu akan baik-baik saja" ujar Hinata.
*TIIIIIN* suara klakson terdengar dari luar rumah. Hinata, Boruto dan Himawari langsung keluar ke teras rumah. Hinata melihat sang suami didalam mobil milik sahabatnya.
'Kenapa Naruto bersama Sasuke dan Sakura, mana mobil Naruto?' batin Hinata.
"Hinata ayo!" sahut Naruto.
"Iya!" balas hinata. "Baiklah ibu pergi ya" ucap Hinata sambil memeluk Boruto dan Himawari sekaligus plus cium pipi Himawari.
"Iya" balas putra putri Uzumaki itu.
Hinata melepaskan pelukannya dan berlari ke mobil Sasuke, membuka pintu belakang sebelah kiri kemudian masuk dan duduk didalamnya.
"Hai Sakura, Sasuke" sapa Hinata.
"Hai Hinata" balas sapa pasangan Uchiha ini.
"Aku tidak disapa?" tanya Naruto menoleh ke kursi dibelakangnya dengan wajah melas.
Hinata tertawa kecil lalu tersenyum manis, "Iya, hai suamiku tersayang" ucap Hinata lembut sambil tangan kanannya mengelus pipi kiri Naruto.
Naruto blushing diperlakukan seperti itu oleh Hinata pasalnya dihadapan sahabatnya. "Iya, hai juga istriku tersayang" balas Naruto dan membalas senyum sambil membelai surai rambut indigo Hinata dengan penuh kelembutan. Safir biru menatap lavender begitu lekat seakan tak ingin terpisah, sampai... .
"EHEM!" deheman Sasuke seketika megejutkan NaruHina yang sedang mencurah rindu. "No romance in my car please!" ucapan Sasuke sontak membuat Naruto kembali menghadap ke depan dan Hinata menunduk dan sukses membuat wajah keduanya memerah menahan malu, mereka lupa kalau mereka sedang didalam mobil milik Sasuke. Sasuke terkekeh "Mobilku aturanku" ucapnya sambil menyeringai penuh kepuasan karena dapat meng-skakmat Naruto.
'Hancurlah sudah reputasiku sebagai leader timku dihadapan Sasuke' batin Naruto, "Ehehehe, iya maaf Sasuke" ucap Naruto tengsin abis. "Ayo berangkat Sasuke, sebelum kita nanti terlambat" ujar Naruto sambil nyengir garing untuk mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Halah, bilang saja kalau kau tak ingin membicarakan ini lagi" balas Sakura dengan nada meledek.
" ... " tidak ada balasan dari Naruto maupun dari Hinata.
"Dah ayah, dah ibu, dah paman Sasuke, dah bibi Sakura!" sahut Boruto dan Himawari melambaikan tangan.
"Dah!" balas keempat agen itu, lalu Sasuke memasukan gigi lalu tancap gas meninggalkan kediaman Naruto secepat mungkin atau mereka akan terlambat datang ke markas.
Markas Besar VSSE Jepang (09.57)
NaruHina dan SasuSaku telah sampai dimarkas besar VSSE Jepang dipusat Kota Konoha ini. Gedung 20 lantai ini memiliki lahan parkir yang luas didepan gedung untuk seluruh staff dan agen yang bertugas. Sasuke memarkirkan Lancer Evo-nya diparkiran depan markas, lalu mereka keluar dan berlari menuju gedung markas.
"Kak Neji dan kak Tenten sudah datang" ucap Hinata sambil menunjuk ke arah mobil milik kakaknya itu.
"Sepertinya Shikamaru dan Temari juga sudah datang" sahut Naruto juga melihat mobil milik Shikamaru. "Shikamaru, yang lain sudah sampai dimarkas? over" tanya Naruto pada Shikamaru melalui transmisi.
"Aku dan regu penyerang plus Tenten dan Temari sudah sampai, over" jawab Shikamaru.
"Regu evakuasi sudah datang? over" tanya naruto lagi.
"Regu evakuasi baru ada Shino, Kiba, Chouji dan Kankuro. Sai dan Ino belum datang, over" jawab Shikamaru.
"Baik Shikamaru, Naruto out ... Sai kau ada dimana? over" tanya Naruto pada Sai setelah selesai dengan Shikamaru.
"Dibelakangmu Naruto" jawab Sai.
"Dibelakangku?" tanya Naruto heran, Naruto membalikkan badan dan benar Sai dan Ino sedang baru keluar dari mobilnya dan berlari ke arah NaruHinaSasuSaku.
"Apa kami terlambat?" tanya Ino setelah berhadapan dengan NaruHinaSasuSaku.
"Tidak kok, sepertinya tepat waktu" jawab Sakura.
"Syukurlah kalau tepat waktu" ujar Sai.
"Sebaiknya kita cepat bergegas ke ruang pusat kendali" ujar Hinata lalu semuanya masuk ke gedung markas.
Naruto, Sasuke, Sai, Hinata, Sakura dan ino memasuki bagian lobi markas. Mereka berlari menuju lift lalu membukanya dan masuk ke dalam lift. Hinata menekan tombol yang tertera angka 19, mereka menuju lantai 19 dimana ruang kendali pusat berada. Lift berhenti dan pintunya terbuka, mereka berenampun berlari menuju pintu berbentuk setengah lingkaran diujung koridor. Mereka berdiri tepat didepan pintu dan dengan otomatis pintu setengah lingkaran itu terbuka ke kanan dan ke kiri setengah masing-masing dan menampakkan keadaan didalam ruangan tersebut.
"Maaf kami terlambat pak Jiraiya" ucap Naruto sambil memberi hormat setelah pintu terbuka.
"Tak apa-apa kami baru akan mulai, cepat masuk!" jawab sang pimpinan berambut putih itu alias Jiraiya. Naruto, Sasuke, Sai, Hinata, Sakura dan ino pun memasuki ruangan yang berbentuk lingkaran tersebut lalu berbaris dengan anggota tim lainnya yang sudah ada.
Ruang Pusat Kendali Markas Besar VSSE Jepang (10.00)
Ruang pusat kendali pada markas besar VSSE Jepang merupakan ruangan berbentuk lingkaran berdiameter 10 meter dan tinggi 8 meter dengan pintu satu pintu masuk yaitu pintu otomatis berbentuk setengah lingkaran dibagian belakang ruangan. disekeliling sisi ruangan terdapat komputer dengan layar monitor besar yang ikut mengelilingi ruangan pula dengan berbagai informasi didalamnya. Dari pintu masuk bercabang dua anak tangga turun tapi kedepannya ada sebuah jalan sampai ke tengah ruangan. ditengah ruangan terdapat kursi besar menghadap ke depan ruangan, dan dikursi itulah sang pimpinan VSSE Jepang duduk.
"Baiklah karena semua agen telah datang, briefing tentang misi ini akan dimulai" ucap pak Jiraiya berdiri dari kursinya. "Seperti yang kalian ketehui, Kota Konoha telah diserang. Tapi sebenarnya, bukan hanya kita yang diserang..." jelas Jiraiya lalu mengambil jeda sejenak.
'Bukan hanya kita yang diserang? Memang siapa lagi yang diserang?' batin Naruto.
"Agen Moegi ... " sambung pak Jiraiya.
"Baik pak!" sahut Moegi mengerti lalu ia mengotak-atik komputernya, beberapa saat kemudian munculah gambar peta dunia dengan beberapa titik merah pada layar monitor Moegi.
"Perhatikanlah!" perintah pak Jiraiya pada tim Naruto, mereka pun membalikan dan menatap layar monitor pada komputer agen Moegi.
"Itu...?!" ucapan Shikamaru terhenti karena tercengang saat melihat tampilan peta dunia tersebut.
"Benar ... bukan hanya kita yang diserang, tapi seluruh dunia terjadi penyerangan diwaktu yang bersamaan" ucapan Jiraiya mengejutkan seluruh tim Naruto dihadapannya.
"Tidak mungkin..." ujar Sai yang juga tercengang.
"Jadi serangan ini sudah terorganisir?!" ujar Neji.
"Seluruh markas VSSE disetiap negara didunia mengeluarkan sinyal darurat serangan. Bisa kalian lihat ... VSSE Amerika, VSSE di Asia, VSSE Australia, VSSE di Afrika dan VSSE di Eropa semua mengeluarkan sinyal darurat serangan. Musuh telah menyerang kelima benua dunia" jelas Jiraiya.
"Jadi ini artinya ... invasi global?!" ucap Sasuke.
"Ya, benar" jawab Jiraiya yang sontak membuat semua anggota tim Naruto geram.
"Lalu apa tuntutan mereka?" tanya Naruto sambil mengepalkan kedua tangannya keras-keras.
"Apa yang menjadi tuntutan mereka, itulah misi kalian" ujar Jiraiya lalu tim Naruto kembali menghadapnya. "Cari tahu apa misi mereka terutama markas mereka agar kami bisa mengerahkan pasukan untuk menyerang balik, itulah misi kalian!" jelas Jiraiya.
"Siap laksanakan!" jawaban serentak seluruh tim Naruto.
"Tapi untuk saat ini misi tersebut ditunda sementara ... ada misi darurat untuk kalian..." Jiraiya mengambil jeda lagi, "Musuh sudah menyerang ibukota bahkan menguasai gedung perdana menteri dan istana kekaisaran Jepang dalam waktu singkat. Misi kalian menyelamatkan Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe dan Kaisar Akihito di Chidoya, Tokyo. Itu misi kalian sekarang, laksanakan!" perintah Jiraiya.
"Siap pak!" jawab setentak dari semua anggota tim Naruto.
"Untuk pemandu, agen Udon dan agen Konohamaru akan ikut memandu misi kalian bersama agen Moegi, kalian bertiga mengerti!" ucap Jiraiya.
"Siap, mengerti pak!" jawab ketiga agen pemandu tim Naruto itu.
"Mohon bantuannya agen Konohamaru, agen Udon dan agen Moegi" ujar Naruto pada ketiga agen juniornya.
"Pasti, kami akan bantu semaksimal mungkin senior Naruto" balas Konohamaru mewakili kedua temannya.
"Baiklah, ku serahkan misi ini pada mu dan tim-mu agen Naruto ... laksanakan dengan sempurna!" perintah Jiraiya lagi.
"Siap, akan kami laksanakan dengan baik" jawab Naruto.
"Kalian akan berangkat pukul 12 siang nanti. Sebelum ku akhiri briefing ini, apa ada pertanyaan?" ujar Jiraiya yang diakhiri dengan tawaran pertanyaan.
"Siap, tidak ada pak!" balas seluruh tim Naruto.
"Jika tidak ada, sekarang bubar!" perintah Jiraiya membubarkan tim Naruto.
"Yes sir!" jawab seluruh anggota tim Naruto sambil memberi hormat pada sang pimpinan, setelah itu seluruh tim Naruto meninggalkan ruang kendali pusat markas.
"Baiklah sekarang kita ke ruang diskusi, kita susun strategi untuk misi ini" perintah Naruto pada seluruh anggota timnya setelah keluar ruang kendali pusat.
"Baik!" sahut semua anggota tim Naruto tersebut.
Kini tim Naruto yang beranggotakan Naruto, Sasuke, Shikamaru, Neji, Sai, Lee, Chouji, Kiba, Shino, Gaara, Kankuro, Sakura, Ino, Hinata, Tenten dan Temari berjalan menuju ruang diskusi untuk perencanaan strategi untuk misi penyelamatan Perdana Menteri dan Kaisar Jepang. Misi tingkat internasional akan mereka hadapi sesaat lagi.
Suatu tempat di Tokyo (10.20)
Seseorang berseragam serba hitam berlari disebuah koridor yang terbuat dari batu-batu. Ia berlari sampai akhirnya ia berhenti disebuah pintu dengan dua penjaga disamping pintu tersebut kemudian orang itu mengetuknya.
"masuk!" jawab seseorang dari balik pintu tersebut. Lalu orang tadi membuka pintu itu lalu masuk dalam ruangan dan menutup kembali pintunya.
"Ada berita apa?" tanya seseorang yang duduk dibalik kursi besar sambil menatap monitor komputer dihadapannya.
"Lapor pak, kami mendapat laporan dari pasukan yang menyerang Kota Konoha bahwa serangan ke Kota Konoha telah gagal" jawab prajurit tadi.
"Gagal? ... kenapa bisa gagal?" tanya orang yang duduk tadi dengan nada santai, ia kini berdiri dan menatap anak buahnya dengan tatapan santai seolah ia sudah tahu kalau serangan ke Konoha akan gagal.
"Maafkan kami pak, tapi VSSE yang telah menggagalkan serangan pasukan kita pak" jawab prajurit itu agak takut-takut akan dibunuh oleh atasannya itu.
"VSSE eh? ... ya sudahlah tak apa-apa. Sudah sanah kembali bekerja!" ucap sang atasan bermantel coklat tadi pada anak buahnya.
"Siap pak!" sahut prajurit tadi sambil memberi hormat lalu keluar dari ruangan tempat atasannya berada.
"Sepertinya apa yang diprediksi oleh tuan basar tepat, 'dia' yang dimaksud oleh tuan besar sudah bertambah kuat" ujar pria muda berambut pirang berkemeja merah dengan mantel ungu.
Pria tua bermantel coklat terkekeh, "Kheheheh, VSSE memang selalu saja menjadi lalat pengganggu" ujarnya sambil membetulkan kacamata bulat hitamnya. "Cepat atau lambat, 'dia' akan kemari. Kita akan bertemu 'dia' yang dimaksud tuan besar kheheheheheh" sambungnya dengan kekehan mengerikan.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~BERSAMBUNG~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
Author's Note :
Akhirnya fanfic Naruto pertama saya bisa publish juga, senangnya chapter pertama selesai!. Well, sebelum itu perkenalkan nama saya Yogi, masih newbie, asal saya dari Jateng dan baru lulus SMA pada Mei 2016 kemarin, tapi belum kuliah karena belum lulus SBMPTN-nya guys hehehe *curhat*, makanya saya agak panas waktu ngetik rencana kuliahnya Boruto sama Himawari diatas tadi *baper*.
Well terlepas dari nasib saya yang gagal kuliah *masih aja curhat*, bagaimana kesan-kesan dengan chapter pertama dari 'The World In a Crisis of Terror' ini?. Saya anggap fic ini sebagai fic crossover berdasarkan pertimbangan dari segi adegan, para antagonisnya, profesi Naruto dkk sebagai agen VSSE dan penggunaan nama badan 'VSSE' yang merupakan milik game Time Crisis. Ternyata mendeskripsikan adegan game Time Crisis gak semudah kalau dimainkan langsung di Playstation-nya, saya akui itu. Jadi kalau adegan tembak-tembakkan Naruto dkk diatas tadi terkesan sulit dibayangkan atau malah jadi aneh, mohon dimaafkan. Terlebih ini kan chapter pertama, saya masih newbie, nekat crossover lagi, tapi chapter ini menghabiskan 28 halaman ukuran A4 dan mencapai 10.453 kata hanya untuk bagian ceritanya saja nah kalau totalnya 11 ribu kata lebih!, fantastis kah atau berlebihan kah? Tapi lebih dari dua minggu saya ngerjain fic ini sih.
Kalau para reader merasa banyak kekurangan dalam cerita fic ini terutama dalam masalah pencampuran antara anime/manga Naruto dengan game railshooter Time Crisis, saya paham, namanya juga saya baru belajar jadi author fanfiction. Maka dari itu, saran, kritikan, dan masukan yang membangun melalui review dari para reader terutama dari para author fanfiction yang sudah berpengalaman sangat saya butuhkan, syukur kalau ada dari para reader yang mau nge-follow & nge-fav cerita saya ini yang 50% dibilang bagus pun belum tentu.
Terakhir, saya ucapkan banyak terimakasih kepada para reader yang mau meluangkan waktunya untuk membaca & mereview cerita ini, semoga review dari para reader semua akan menjadi will of fire untuk saya menyelesaikan cerita fic ini. Oh ya, chapter 2 nanti adalah Stage 1 dengan 3 area, seperti apa adegannya? di tunggu saja ya, dan siapakah Boss yang nanti akan Naruto hadapi di Tokyo? Jawabannya, yang pernah bermain Time Crisis 3 & 4 di PS2 dan PS3 pasti bisa nebak. Baiklah, terimakasih banyak semuanya dan sampai bertemu lagi di Chapter 2: Tokyo Freedom.
Tapi jujur, saya gak ngerti cara buat meng-update/mempulish chapter selanjutnya, bisa tuntun dan ajari saya melalui review pliss? Saya belum lama punya akun , pertama saya ke dokumen manager terus ke new story, trus bikin cerita yang saya ambil dari file microsoft word di laptop saya dan dipublish, trus gimana cara nge-updatenya lagi, bikin dokumen lagi atau langsung new story?, toloooooong saya ya? takut salah ngotak-atiknya, terimakasih.
