Bisikan Sebuah Bayang
Boboiboy © Animonsta Studio
Warning! Genderbender alert! Contain OOC.
pairing: Fang x fem!Boboiboy
Fanfic by Widzilla
Suara riuh di SMU Pulau Rintis memecah keheningan pagi mengejutkan para burung yang berkicau tenang sembari bertengger di dahan pohon.
Para remaja berseragam mulai berlarian menuju gedung sekolah hendak melakukan kegiatan belajar di kelas masing-masing. Sembari menunggu suara bel tanda masuk kelas, banyak murid yang mengobrol maupun beraktifitas di luar kelas, ada juga yang menunggu di bangku masing-masing mengobrol dengan teman sebangku. Beberapa ada yang dengan tenang membaca buku ataupun menulis pekerjaan yang seharusnya mereka selesaikan di rumah, seperti seorang remaja berbadan gemuk besar yang diawasi seorang gadis berjilbab dan seorang lagi gadis berkacamata lebar.
"Memang tak pernah berubah kau ni, Gopal... Umur dah tujuh belas tahun, tetap je macam tu..."
"Sedikit lagi, Yayaaaa...! Sedikiiiit lagiiiiii...! Selesaaaaiii!" Gopal bersorak disertai tepuk tangan sinis dari Yaya dan Ying yang duduk di depannya "Heran... Gopal boleh naik kelas sampai Sekolah Menengah dengan sukses..." desah Yaya sambil kembali membetulkan posisi duduknya.
"Aku ni memang orang yang beruntuuung~! Eh, Fang... Kau ni macam tak berubah sejak masa sekolah rendah dulu... tengok-tengok luar jendela je..." sindir Gopal pada seorang remaja berambut biru gelap.
Remaja yang duduk di dekat jendela ujung ruang kelas paling belakang tersebut hanya mendengus dingin tanpa menolehkan pandangannya dari luar jendela. Tanpa memedulikan sapaan maupun senyum para remaja perempuan yang tertarik padanya di luar kelas.
Berkali-kali Fang melihat arlojinya, seakan menunggu sesuatu atau... seseorang. Hingga pada akhirnya tepat bel berdentang menggema menunjukkan waktu masuk kelas, seorang gadis berambut hitam pendek dengan topi terbalik menutupi kepalanya memasuki kelas menyempatkan diri menyapa Yaya, Ying, dan Gopal dengan terengah-engah.
Fang menyandarkan tangannya pada bangku yang berada tepat di sebelah kursinya, seakan menyambut gadis yang akan duduk tepat di sebelahnya. Begitu gadis tersebut duduk sambil melepas penat setelah berlari menuju sekolah, Fang tersenyum hangat menyambutnya.
"Nyaris terlambat lagi, Boboiboy..."
Boboiboy menghela napas panjang langsung duduk di samping Fang, melipat kedua tangan di meja dan merebahkan kepalanya di atas tangannya yang terlipat membuat Fang tak bisa melihat wajah manis yang kemerahan karena lelah tersebut. tapi bukan berarti hal tersebut menghalangi Fang mencium mesra pipi pacarnya tersayang.
Bukan rahasia lagi di Pulau Rintis mengenai kedua sahabat masa kecil yang sama-sama memiliki kekuatan ini sudah berstatus 'tunangan'. Dimulai dari aksi nekat Fang menghalangi Adu Du mengembalikan wujud Boboiboy untuk kembali menjadi bocah laki-laki, sampai akhirnya di depan orang tua Boboiboy sendiri ia mengakui perasaannya pada Boboiboy bahwa cowok berkekuatan manipulasi bayang itu begitu mencintainya dan ingin menikahinya.
Boboiboy menengok sedikit memperlihatkan sebagian wajahnya. Sungguh malas gadis itu mengangkat kepala dari baringan di atas lipatan tangannya. Tak ada yang bisa membuat Fang lebih bersemangat selain senyuman manis dari Boboiboy. Dengan lembut Fang mengambil topi Boboiboy dan menyisir rambut gadis itu dengan jemari sembari mengusap-usap sayang kepala kekasihnya.
Boboiboy menutup mata penuh damai menikmati hangat tangan Fang yang kemudian mengelus pipinya "Cikgu datang, tuh... Dah kerjakan tugas sekolah...?"
Boboiboy mengangguk kecil sambil menegakkan tubuhnya dan mengeluarkan buku pelajaran.
Meski sedang dalam jam pelajaran, ada juga yang asyik bisik-bisik mengobrol atau main handphone diam-diam. Usia remaja memang usia di mana seorang anak sedang tumbuh dewasa dan sudah memiliki tanggung jawab lebih besar dibanding masa kanak-kanak mereka, namun energi yang berlebih dan pemikiran yang belum begitu matang membuat mereka masih ingin bersenang-senang. Ada yang membicarakan buku, fashion, selebritis kesukaan, olah raga, dan lain-lain meskipun sedang dalam suasana belajar. Berbeda dengan remaja lain, Boboiboy dan keempat sahabatnya memiliki tanggung jawab lebih besar. Kewajiban melindungi bumi dengan kekuatan mereka.
Usia enam belas tahun bagi seorang gadis berkekuatan elemen bukanlah usia yang membuat dirinya semakin mudah melakukan kegiatan-kegiatan remaja pada umumnya. Berbeda dengan ketika ia masih berusia sebelas tahun, di mana bisa bermain dan belajar dengan bebas sembari melindungi bumi dari serangan alien, dan berbeda dengan teman-temannya yang lain bahwa Boboiboy turut memikul tanggung jawab merawat kakeknya yang sudah semakin tua. Semakin dewasa, semakin besar pula tanggung jawab yang dipikulnya. Beruntung robot kecil kuning yang setia bersama gadis tersebut bersedia berbagi tanggung jawab.
Sudah pemandangan biasa bagi Fang melihat tunangannya tersayang mengantuk di tengah pelajaran. Berkali-kali menguap dan berusaha menutupi dengan buku yang terbuka di hadapannya dari guru yang sedang menjelaskan di depan agar ia tak kelihatan sedang berusaha terbangun. Fang setia membangunkan Boboiboy bila gadis itu tak sengaja tertidur di tengah pelajaran atau melindunginya dari guru.
Dentang bel tanda waktu istirahat disambut meriah oleh Gopal sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Mungkin kalau ada lima kali jam istirahat dalam seharian jam belajar di sekolah, Gopal Kumar akan mengadakan syukuran potong kambil delapan ekor sekaligus merayakan jam istirahat yang begitu dicintainya. Tapi pada akhirnya ia berpikir dua kali jikalau Yaya datang ke syukuran bawa-bawa biskuitnya yang tersohor bisa membuat orang pingsan. Akhirnya ia membatalkan niat mengirimkan proposal lima kali jam istirahat kepada kepala sekolah.
Fang hanya geleng-geleng kepala melihat Yaya memaksa Gopal mencoba biskuit hasil percobaannya lagi. Semua orang tahu Yaya pintar dan diakui oleh Ying sang rival abadi, ulangan kimia selalu dapat seratus. Meski ia pintar meramu cairan kimia, tapi meramu adonan bukan hal yang diakui orang-orang dari seorang Yaya.
Pandangan Fang kembali ke gadis yang sudah setengah nyawa di sampingnya. Suara riuh anak-anak yang sedang beristirahat tentu akan mengganggu Boboiboy untuk mengisi energi lagi.
"Jom, ke tempat biasa... Nanti kau boleh rehat sepuasnya kat situ..." Fang merangkul bahu Boboiboy menariknya ke dalam pelukan.
Boboiboy mengangguk dengan wajah ngantuk luar biasa. Bagi Fang wajah itu sebanding dengan seratus atau bahkan seribu donat lobak merah yang menjadi ekstasinya. Ingin rasanya mengemut pipi lembut empuk itu. Beruntung Fang bisa menjaga hasrat dan nafsu sehingga hanya kecupan yang ia berikan di pipi Boboiboy.
Usia belia Boboiboy membuat dirinya menjadi seorang anak perempuan yang tumbuh menjadi seorang gadis yang selalu menarik perhatian banyak lelaki di sekolahnya. Apa Boboiboy merasa terganggu? Peduli pun tidak, tahu pun tidak. Ia tak tahu setiap ia berjalan semua pandangan anak-anak cowok senantiasa mengikutinya. Tapi tentu tak berani lama-lama. Apa lagi ketika tubuh gagah nan tinggi menghalangi pandangan mereka disertai tatapan tajam, menusuk, dan sedingin es.
Serigala penjaga Boboiboy bernama Fang yang terkenal ganas di Pulau Rintis setia mendampingi ke manapun gadis itu pergi, tak pernah absen menunjukkan taring-taring tajam bagai siap menerkam dan mencabik siapapun yang hendak mendekati sang majikan.
Seiring berjalannya waktu sejak mereka mengenal satu sama lain dan sejak pernyataan cinta Fang, di depan Boboiboy senyuman hangat selalu terpasang di wajah Fang. Gadis itu mengenal Fang dengan pribadi yang sungguh penyayang, peduli, dan hangat. Berbeda dengan dahulu.
Tidak di depan orang lain.
Bahkan kepada seorang gadis yang berusaha mendekati dirinya, Fang tak segan berkata kejam dan sinis. Tak ada senyuman menghias wajahnya. Kalaupun ada, hanya senyuman dingin yang siap menyayat mati siapapun.
Tentu saja Boboiboy heran jika ada orang yang mengatakan sifat Fang bertolak belakang dari apa yang ia kenal. Bagi gadis itu sifat Fang yang dulu sudah berubah. Merespon sahabat mereka yang polos itu, Yaya, Ying, dan Gopal tak berkata apa-apa selain diam saja melihat kenyataan Fang memang bagai serigala berkepribadian ganda.
Halaman sekolah SMU Pulau Rintis terkenal rindang akan hijau pepohonan dan sepi. Lebih banyak siswa dan siswi bermain maupun mengobrol di lapangan, kantin, maupun depan atau dalam ruang kelas. Ada beberapa yang lebih memilih menyendiri atau mengobrol di tempat sepi halaman sekolah mereka. Fang dan Boboiboy merupakan sebagian dari sedikit murid yang memilih menyendiri. Mereka memilih tempat di mana orang-orang tak pernah melewati area tersebut. Tempat paling dalam dan paling rindang.
Fang tak pernah melepas genggaman tangannya dari tangan Boboiboy. Ia menuntun dengan hati-hati gadis yang kelelahan tersebut. Fang tahu benar apa yang membuat gadis itu kelelahan dengan mengetahui kegiatan Boboiboy setiap harinya.
Stalker? Ya, meski Fang tak mau mengakuinya, bisa dibilang ia setia mencari tahu apapun yang dilakukan kekasihnya itu.
Subuh gadis itu bangun, terkadang belanja ke pasar, membersihkan rumah, memasak membuat sarapan, menyiapkan kedai kokotiam kakeknya agar Tok Aba tak perlu mengeluarkan terlalu banyak tenaga dari tubuh tuanya itu. Setelah semua beres, ia baru mandi, berkemas, dan berangkat ke sekolah. Ochobot membantu Tok Aba menjalankan bisnis kokotiam setiap harinya. Sepulang sekolah, Boboiboy bergegas pulang dan turut membantu di kedai, memasak makan siang, mengerjakan PR, kembali membantu di kedai, membuat makan malam, dan seterusnya demikian. Belum dihitung dengan kewajiban gadis tersebut memberantas kejahatan.
Boboiboy tak pernah mau membebani Ochobot yang memiliki tugas sebagai pegawai tetap Kedai Tok Aba. Maka semua urusan rumah tangga dikerjakan gadis itu. Dari mengurus uang belanja dan pengeluaran hingga merawat kakeknya. Belum terhitung belajar, mengerjakan PR, dan menjalani tugasnya memberantas kejahatan bersama teman-temannya jika masyarakat membutuhkan mereka.
Terlebih ketika bertarung. Fang berusaha mengambil bagian lebih banyak mengeluarkan tenaga dan melindungi Boboiboy. Namun sayang, gadis yang bisa memecah lima kekuatan gempa, halilintar, taufan, api, dan air itu terkadang terlalu keras kepala untuk melindungi teman-temannya. Sifat kepemimpinan yang alami, spontan membuat teman-temannya mengikuti segala arahan Boboiboy dalam bertarung.
Meski juga harus membantu orang tua dan menjalankan kewajiban sebagai pelajar, Yaya, Ying, dan Gopal tak sesibuk Boboiboy. Fang merasa dirinya lah yang paling bisa dibilang santai, maka sebisa mungkin ia membantu pacarnya tersayang belajar dan juga menjadi pegawai di Kedai Tok Aba.
Hal yang dipandang orang sederhana justru membuat Fang kagum dan mengakui kehebatan Boboiboy.
Kini gadis yang dipandang Fang sebagai gadis yang tangguh, menggenggam tangan Fang berjalan lemas menuju tempat yang biasa mereka kunjungi pada jam istirahat sekolah setiap harinya. Berkali-kali Fang tersenyum melihat Boboiboy yang berjalan sambil mengantuk bersandar pada tangan Fang.
Fang mengingat kenyataan bahwa kemarin mereka baru saja melawan alien yang menyerang bumi lagi, tak heran energi Boboiboy terserap habis untuk bertarung. Kawanan Ejo Jo yang juga ingin merebut koko Tok Aba belum menyerah melawan para pembela bumi tersebut. Sementara Adu Du kini rutin membantu Boboiboy dan teman-temannya.
Sebuah pohon paling besar, kokoh, rindang dan teduh di halaman sekolah bagai hutan tersebut menjadi titik tempat kedua insan tersebut biasa beristirahat. Fang duduk bersandar di bawah pohon tersebut mencari tempat dan posisi yang nyaman. Dengan lembut tangannya menarik tubuh Boboiboy yang sudah kehabisan tenaga ke dalam pelukannya. Dalam hitungan detik, gadis itu sudah berada di alam mimpi yang indah sembari memeluk lengan kekar Fang yang melingkar di tubuhnya. Kepala Boboiboy bersandar pada dada bidang Fang dengan nyaman.
Perlahan Fang melepas topi yang menutupi kepala Boboiboy dengan lembut dan menaruh di dekatnya. Ia membiarkan kekasihnya tertidur lelap beristirahat dengan tenang dalam pelukan remaja berkacamata tersebut.
Membasmi kejahatan, sekolah, belajar, membantu kakeknya setiap hari... bukanlah hal yang mudah dilakukan dalam sehari dua puluh empat jam. Namun gadis yang masih menutup matanya sambil memeluk lengan lelaki yang mencintainya melebihi apapun itu sama sekali tak merasa keberatan melakukan semua hal tersebut.
Apa Boboiboy mengeluhkan semua itu?
Tidak.
Dia yang memilih sendiri untuk tinggal bersama kakeknya dan merawat Tok Aba yang telah bersama-sama dengannya sejak ia memiliki kekuatan dari Ochobot. Menjadi sandaran dan tempat curahan hati Boboiboy ketika gadis itu merasa sedih maupun senang. Dan Tok Aba adalah orang yang paling mengerti dirinya juga Fang. Seorang tua yang amat sangat berharap suatu saat dapat menjadi saksi pernikahan cucunya dengan orang yang paling dicintainya. Dan selama ada Fang yang bisa menjadi sandaran dan senantiasa membuatnya tenang, Boboiboy tak pernah sama sekali mengeluhkan semua hal itu.
Hanya pada jam istirahat sekolah Boboiboy dapat mengisi kembali tenaganya.
Sudah rutinitas kedua insan tersebut duduk di bawah pohon rindang di halaman sekolah yang sepi. Setiap harinya tanpa bosan Fang memeluk lembut tubuh gadis yang lelah tersebut. Terkadang Fang membaca buku sambil mengelus bahu Boboiboy, namun ia lebih suka memandangi wajah tertidur yang begitu damai dari gadis berambut pendek di sisinya itu. Menghirup wangi sampo dari rambut sang kekasih, dan diam-diam mencuri ciuman kecil di pipi maupun bibir gadis itu.
Tanpa bosan dari bibirnya ia berbisik pada telinga bidadari yang terlelap di pelukannya dengan sepenuh hati, tanpa peduli gadis itu mendengarnya atau tidak...
"I love you, Boboiboy... You're mine... forever"
Cover image art by Felicia / Syndicth (DA account)
Thank you very much Felicia for the pretty Boboiboy fanart that you specially made for this fanfic! You draw Boboiboy so cute! And Fang so handsome! xD
