THIS IS A FAN FICTION ABOUT BANGTAN BOYS PAIRING: JEON JUNGKOOK & KIM TAEHYUNG

HADIAH KECIL DARI TAEHYUNG

Main Cast : Jeon Jungkook(As a girl)

Kim Taehyung(As a Boy)

Length : Twoshoot

Genre : Angst,Romance, Genderswitch.

Rating : Teen. PG [13+]

Author : Alham Baskoro

Word (s) : WORK IN PROGRESS

Page(s) : WORK IN PROGRESS

Writted since : 18th Oct 2015

Disclaimer : this is just a fiction story about BANGTAN BOYS pairing Jeon Jungkook&Kim Taehyung. The real characters is belongs to the greatest God, ©BIG HIT ENTERTAINMENT, BANGTAN BOYS, and their Parents. I just borrow their name. of course the storyline is mine . DO NOT COPY MY STORY

.

.

.

.

.

.

.

.

Jeon Jungkook namanya. Gadis kecil yang ceria dengan segala bakat dan talenta melekat pada dirinya. Jika skala kesempurnaan memberikan penilaian dari angka 1 – 100, maka seorang Jeon Jungkook akan mendapat poin 98. Ia sangat cantik; kulitnya sewarna susu tanpa segaris cacat yang menodai, kelopak matanya besar merekah alami, bibirnya yang ranum jika tersenyum manisnya tiada tara, helai rambutnya yang berwarna hitam legam dan selembut sutera dari Persia, tinggi badannya yang ideal, suaranya sangat merdu, pintar dalam bidang akademis, rasa masakannya seperti seorang expert, dan siapa pula orang yang tidak terpesona saat ia menunjukkan kebolehannya meliuk liuk diatas stage untuk menari.

Namun dibalik semua kelebihannya, dibalik nilai kesempurnaan yang hampir mendekati seratus, dan dibalik senyumannya yang manis, Tuhan menyelipkan suatu arti keadilan hidup padanya. Senyumannya memang manis, tapi Tuhan seolah menakdirkan Jungkook untuk tidak bisa selalu tersenyum manis pada semua orang. Dibalik senyumannya yang manis, terdapat segores tinta hitam pekat nan pahit telah menodai lembar putih hidupnya di usia yang masih terhitung belia. Ia akan selalu kehilangan senyum manisnya tatkala dirinya teringat tentang kedua orang tuanya. Ia harus rela kehilangan kedua orang yang amat ia cintai itu di usia Sembilan tahun. Kedua orang tuanya terlebih dulu pergi ke alam keabadian karena kecelakaan pesawat yang mereka tumpangi. Kejadian itu berlangsung lima tahun yang lalu. Setelah kejadian pahit itu, ia kehilangan segala sifat manisnya. Ia menjadi pendiam, tertutup, sering melamun, trauma kepala yang ia derita membuatnya sering mengigau saat tidur dan ia jadi kehilangan teman karena sifatnya yang berubah.

Tapi itu semua perlahan membaik saat ia dibawa oleh seseorang yang baik hati ke panti asuhan. Saat baru pertama masuk ke panti asuhan, Jungkook seperti mayat hidup. Rambutnya kusut, kantung matanya yang berlapis lapis, tubuhnya kurus kering, giginya mulai menguning dan tubuhnya sedikit mengeluarkan bau. Tapi itu semua perlahan membaik dan semakin baik saat seorang Kim Taehyung dan segala sifat konyolnya ikut masuk ke dalam dunia seorang Jeon Jungkook yang kesepian. Kim Taehyung, seorang anak baru gede yang polos lagi jenaka. Sedikit idiot dan tentu saja tidak bisa ditebak. Segala kekurangannya dapat dia tutupi dengan wajahnya yang tampan dan selalu cerah ceria. Terlalu tampan untuk ukuran seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sederhana.

Taehyung bernasib sama seperti Jungkook. Namun, sebelum ia kehilangan kedua orang tuanya, ia juga kehilangan kakak kandungnya karena penyakit kanker paru paru. Saat pertama kali kehilangan orang yang ia cintai, ia begitu terpuruk. Namun, Taehyung ingat betul satu kata kata yang akan terpatri kokoh di dalam hatinya dan ia dapatkan itu dari kakak tercinta sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Taehyung ingat kakaknya selalu berpesan:

"Jika kau kehilangan seseorang, maka kau boleh bersedih hati. Tapi ingatlah selalu bahwa seseorang yang meninggalkanmu itu tidak akan jauh darimu. Ia akan selalu mengawasimu dari kejauhan."

Jadi, Taehyung kecil pada waktu itu menyimpulkan jika ia terus bersedih dan terpuruk, maka kakaknya akan juga merasa sedih dan sangat bersalah sudah meninggalkan dirinya saat sang kakak mengawasi dirinya dari jauh. Taehyung berpikir bahwa ia juga ingin bisa memberi sebuah kata kata penyemangat yang selalu terngiang di dalam lubuk hati seseorang yang berharga dalam hidupnya. Seperti kakak tercintanya.

Maka dari itu, Taehyung tidak terlalu bersedih saat orang tuanya dibawa pulang oleh Tuhan. Menurutnya, ibu dan ayah pasti mengawasi dirinya dari surga. Ia selalu dan akan selalu positif thinking pada Tuhan.

"Tuhan itu maha adil, Jungkook-ah. Jadi jangan khawatir terhadap apa yang selalu terjadi pada dirimu." Itu adalah nasihat keramat yang pertama kali Jungkook dengar. Taehyung menyemangatinya dan mulai membawanya keatas saat dirinya sedang terpuruk di itu akan selalu terngiang dalam lubuk hati Jungkook dan Taehyung sudah menyelesaikan misinya lima tahun yang lalu.

Taehyung berumur 16 tahun dan Jungkook baru berumur 14 tahun. Keduanya sama sama telah bergabung bersama anak anak panti asuhan lainnya sejak lima tahun yang lalu. Kini, umur mereka sudah melampaui batasan hukum untuk bisa diadopsi di negara mereka. Selama lima tahun mereka habiskan bersama dengan penuh suka cita. Tawa dan tangis telah mereka lalui bersama anak anak lainnya.

Jungkook dan Taehyung mempunyai seorang bibi asuh favorit tempat mereka bisa mencurahkan semua kegundahan hati mereka. Bibi Jung namanya. Bahkan mereka pernah meminta bibi Jung untuk mengadopsi mereka berdua. Tapi bibi Jung menolak dengan halus dan mengatakan jika ia sudah mempunyai seorang anak laki laki yang sifat manjanya hampir sama seperti Jungkook dan Taehyung. Jung Hoseok lah namanya. Ia anak yang baik dan selalu membantu Jungkook dan Taehyung mengerjakan PR karena memang Hoseok adalah kakak kelas mereka berdua.

Kalau ditanya seberapa dekat hubungan Taehyung dan Jungkook, mungkin tak ada satupun ilustrasi yang bisa menggambarkan seberapa dekat hubungan keduanya. Mereka selalu berada di satu sekolah yang sama walaupun di tingkatan yang berbeda. Dari sekolah dasar sampai saat ini Jungkook ingin masuk SMA yang sama dengan Taehyung. Bahkan Taehyung rela menolak setiap orang yang ingin mengadopsinya hanya untuk menunggu Jungkook cukup umur untuk di adopsi.

"Kookie-ah?"

"Hmmm?"

"Menurutmu, diantara kita siapa yang terlebih dulu diadopsi?." Taehyung mencicit di akhir kalimatnya. Namun gendang telinga Jungkook yang masih berfungsi tentu bisa menangkapnya. Sebenarnya Taehyung tidak ingin menyakiti perasaan Jungkook, tapi ia juga terlalu penasaran apa pendapat Jungkook jika tidak menannyakannya secara langsung.

"Aku pikir selama ini banyak yang mengantri untuk bisa mengadopsimu." Kata Jungkook tenang. Ia membiarkan air sungai yang sedikit dingin melewati setiap sela sela jari kakinya. Sore itu, Jungkook dan Taehyung sedang duduk di tepi jembatan dengan aliran sungai kecil berair jernih dibawahnya. Mereka selalu melakukan kebiasaan itu saat pulang sekolah.

Taehyung memandang ke depan. Hanya ada aliran sungai yang memantulkan pancaran jingga dari sang surya sepanjang mata memandang. Di samping kirinya ada Jungkook dengan backpack berwarna merah cerah sedang memperhatikan beberapa ikan ikan kecil yang berenang diantara sela sela jari kakinya dan jari kaki Taehyung. Menciptakan sensasi menggelitik yang lucu dan aneh.

"Taehyung-ah, aku pikir jari kakimu itu baunya seperti bahan percobaan pelajaran biologi milik Hoseok oppa yang sudah membusuk selama lima hari. Apa kau tega membiarkan ikan ikan tak berdosa itu meminum air rendaman kakimu?." Jungkook coba mengalihkan topik. Dan bagaimana Jungkook tau tentang bau kaki Taehyung? Ucapkan Terimakasih pada permainan truth or dare yang ia mainkan minggu lalu bersama Yoongi yang membuat dirinya harus menjepit kaos kaki Taehyung di hidungnya. Itu membuat Jungkook mual dan muntah selama seharian. Baunya seperti parfum mahal; awet dan tahan lama. Sebenarnya Jungkook bukan tanpa alasan mengalihkan topik pembicaraan. Menurutnya, topik tentang adopsi itu terlalu sensitif baginya. Alasannya? Nanti kalian juga tahu.

"Oh benarkah? Kalau begitu ayo pulang. Aku tidak mau ikan ikan kecil itu mati karena diriku . aku juga tidak mau melewatkan Hoseok hyung yang membawa daging dari Gwangju. Pasti Bibi jung membuat kimbap dan bulgogi dalam porsi yang besar kali ini." Begitulah polosnya Taehyung.

Mereka berdua dengan cepat mengangkat kedua telapak kaki dari permukaan sungai dan mengeringkannya.

"Yang paling akhir sampai ke rumah harus mencuci piring !" Taehyung berteriak sambil berlari tanpa mengenakan sepatunya. Ia menentengnya. Jungkook berteriak kesal sambil terus membenarkan ikatan tali sepatumnya.

"YAK! Alien bodoh kau curang!" Dengan sekuat tenaga, Jungkook berlari. Telapak tangannya terkepal dan semangat untuk mengalahkan alien bodoh itu menggebu gebu. Tentu ia tidak akan mau mencuci lima puluh piring dan segala peralatan lainnya ketika ia ingat fakta bahwa tugas sastra Jepang dari guru Fujiwara belum selesai.

Jungkook terus berlari sedangkan Taehyung terus menjulurkan lidahnya, Mengejek Jungkook yang ternyata semakin dekat. Jungkook sempat menoyor kepala Taehyung dari belakang dan mempercepat larinya. Sekarang kedudukan berbalik; Jungkook berada di depan.

"Hah… hah… hah.." berkali kali nafas Jungkook tersengal saat langkahnya semakin menjauhi Taehyung. Dan pada akhirnya Taehyung yang harus sudi untuk mencuci piring malam ini.

.

.

.

.

.

"Jung eomonim, tadi kan Taehyung berlari tanpa sepatu." Adu Jungkook dengan suara yang di imut imutkan saat bibi Jung sedang membagikan lauk pada anak anak. Bola mata Jungkook berbinar senang saat sepotong tumisan daging tenderloin besar telah tersuguh di depan matanya. Aroma rempah yang kuat dari daging itu menggoda iman untuk langsung melahapnya. Tapi bibi Jung langsung mengingatkan tata krama saat makan bersama; selalu tunggu orang lain telah mendapat jatahnya dan jangan lupa berdoa.

Menu makan malam hari ini adalah bulgogi, kimbap dan kimchi spesial buatan bibi Jung. Lalu ada kue beras manis dan buah semangka sebagai makanan penutup. Kali ini panti asuhan mereka mendapat kiriman daging dan berkilo kilo potongan kubis, sawi dan daun bawang dari pamannya Hoseok di Gwangju. Jarang jarang juga mereka bisa makan daging tanpa harus takut kehilangan porsinya masing masing karena kalah cepat. Biasanya bibi Jung akan memasak daging sapi pada saat saat tertentu dan itu juga dengan porsi yang sangat terbatas.

"Aku terlalu bersemangat. Tapi pada akhirnya aku juga kalah." Taehyung juga tak mau kalah memberikan argumen lalu semua anak menangkupkan kedua tangan di depan dada setelah bibi Jung memberi isyarat untuk mulai berdoa.

"Kakimu bisa terluka dan kuku kakimu bisa kotor Taehyung-ah" kali ini bibi jung ikut berkomentar setelah berdoa selesai. Wanita paruh baya itu sekarang mulai membagikan serbet pada setiap anak, Jungkook dan Taehyung menerimanya masing masing satu dan mengucapkan terimakasih.

"Aku mengerti, Jung eomonim. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Taehyung berpura pura sedih dan disampingnya ada Jungkook yang sedang cekikikan.

Walaupun mulutnya sedang penuh terisi oleh potongan daging dan nasi, Taehyung tidak bisa berhenti mengoceh dan menggerutu. Bibi jung hanya sesekali membuka suaranya atau mengangguk sebagai balasan.

"Yang paling penting, jangan lupakan janjimu tadi Taehyung-ah. Sekali kali kau bisa membantu Jung eomonim mencuci piringnya."

Sesi makan malam berlangsung sangat menyenangkan karena tanpa di duga Hoseok datang dan membagikan minuman rasa susu pisang pada setiap anak. Ia membeli sekitar tiga kardus besar minuman susu pisang untuk sekitar lima puluh anak yang duduk di dua meja panjang yang saling berhadapan. Hoseok baru saja mendapat gaji pertamanya setelah bekerja sebagai penyanyi paruh waktu di kafe The Min's. makan malam terasa semakin seru saat Hoseok menceritaka beberapa lelucon dan pengalaman pertamanya bekerja paruh waktu untuk menghabiskan waktu liburan pasca kelulusan sekolah. Ia menceritakan bagaimana rasanya gugup saat pertama kalinya tampil di depan banyak orang dan semua mata tertuju pada dirinya. Rasanya begitu menegangkan dan Hoseok harus bolak balik kamar mandi untuk buang air kecil. untung saja ia tak sampai buang air kecil diatas panggung. Mungkin jika itu sampai terjadi, ia bukan dikenal sebagai Hoseok si penyanyi hebat tapi sebagai Hoseok si beser diatas panggung. semua anak tertawa saat Hoseok menceritakan bagian itu membuat suasana semakin riuh.

Semua anak merasa senang kala itu tak terkecuali duo Taehyung dan Jungkook. Jungkook sangat menyukai pisang melebihi apapun. Tentu Taehyung ikut seang jika Jungkook senang. Walau pada akhirnya ia baru menyadari fakta bahwa ia harus kehilangan waktu luangnya bersama gadis kelinci itu untuk membantu bibi Jung mencuci piring.

"Jungkook-ah, apa kau sudah tidur?." Taehyung mengintip dari balik pintu. Suasana terang dan cat dinding yang berwarna merah menyala langsung menyapa indra penglihatannya. Dia sudah menyelesaikan janjinya dengan cepat dan tentu ia merasa bangga.

Taehyung bisa melihat Jungkook yang sedang mengerjakan sesuatu diatas meja belajar. Meja belajarnya menghadap ke jendela kemar yang besar dan itu berarti Jungkook membelakangi Taehyung.

"Belum, Tae tae-ah. PR sastra jepang dari guru Fujiwara sebentar lagi selesai. Kau tidak ada PR?" tanya Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal bertuliskan banyak huruf Hiragana, kanji dan katakana di dalamnya. Taehyung perlahan masuk dan mnutup pintu.

"Besok hari Jum'at dan PR dari guru Lee sudah selesai dua hari yang lalu." Taehyung menggeser kursi di samping Jungkook lalu duduk diatasnya.

"Bagus kalau begitu." Keheningan mulai menyapa, sayup sayup terdengar beberapa anak yang masih tertawa riuh di luar sana. Mungkin karena Hoseok belum pulang. Jam weker diatas meja nakas menunjukkan pukul 10 malam. Taehyung tersenyum kecil sambil mengusak pucuk kepala gadis manis itu. membuat poni depannya berantakan dan Jungkook mengerang tidak suka.

"Jungkook-ah."

"Hmmm?"

"Kau terlihat serius sekali."

"Iyalah. Sebentar lagi aku akan ujian kelulusan untuk bisa masuk SMA bersamamu."

"Tapi kau tidak pernah serius denganku."

"Tentu saja aku seri – eh?! Apa maksudmu?." JACKPOT! Jungkook termakan jebakan dari Taehyung. Jungkook langsung tersipu saat mendengar jawaban dari dirinya sendiri. Jungkook baru sadar jika pertanyaan tadi sangatlah ambigu.

"Tidak ada. Euumm.. apa kau masih bercita cita untuk menjadi seorang penyanyi terkenal?." Taehyung menggeser kursinya menjadi lebih dekat lalu ia memperhatikan setiap senti lekukan wajah Jungkook yang terlihat imut saat sedang serius. Taehyung memberi poin lebih pada bibir gadis itu yang tipis lagi ranum. Bibir kecil itu terus bergerak gerak kecil saat menjawab pertanyaannya.

"Tentu saja. Suatu hari nanti jika aku diadopsi oleh orang kaya raya, aku akan ikut les musik dan vokal. Aku juga akan mencoba audisi dari beberapa agensi yang sedang marak membuka audisi tahun ini."

"Apa kau yakin jika orang tua asuhmu nanti adalah orang kaya raya?." Taehyung mengernyitkan dahinya. Pede sekali ternyata gadis manja ini.

"Tentu. Gadis sepertiku akan dapat yang terbaik dan Jung eomonim juga sudah kong kalikong denganku.

"Dasar gadis matre." Taehyung mencibir.

"Bukan matre, alien jelek. Aku hanya berpikir realistis. Semua yang aku impikan tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama dengan uang. Dengan uang, jalan yang tertutup kerikil sekalipun bisa menjadi mulus tanpa halangan. Begitu pula dengan hidup ini." Jelas Jungkook panjang lebar dan Taehyung hanya manggut manggut menanggapinya.

"Dan aku sudah selesai. PR dari guru Fujiwara benar benar menguras otak. Apa apaan semua majas ini?! Membuat kepalaku berpikir terlalu keras untuk menyusun kalimatnya." Jungkook menggerutu sambil berkali kali menghela nafas.

"Terus seperti itu. agar saat ujian kelulusan nanti. Kau tidak berpikir terlalu keras." Taehyung bangun dari duduknya dan beralih untuk merebahkan dirinya diatas ranjang yang empuk. Lalu diikuti Jungkook yang melakukan hal serupa. Bedanya, ia merebahkan diri di ranjang yang satunya, tepat di sebelah kanan ranjang milik Taehyung. Yap, mereka berada di kamar yang sama. Ranjang mereka hanya terpisahkan oleh dua meja belajar yang berada di tengah dan menghadap ke jendela.

"Apa masih ada sesuatu yang ingin kau ceritakan, Tae Tae-ah?."

"Mungkin tidak. Aku akan bertanya pada Namjoon hyung sesuatu untuk diceritakan saat sekolah besok."

"Kalau begitu, selamat malam Taehyung-ie. Mimpi indah

"Selamat malam Kook-ie. mimpi indah juga

CKLEK

Jungkook mematikan lampu kamar, membuat sebuah lampu tidur kecil berbentuk kepala tokoh kartun mickey mouse warna merah di sudut ruangan mulai berpendar. Cahayanya yang lembut dan tidak terlalu mengganggu tidur sangat terlihat indah. Jungkook juga sesegera mungkin tidur membelakangi Taehyung, begitu pula dengan Taehyung.

"Aku menyayangimu." Mereka berdua secara tidak langung membatin dengan bersamaan.

Kini, tinggal menunggu sang surya menampakkan diri esok pagi dan mengawali hari mereka dengan berdua dengan sesuatu yang masih menjadi misteri tuhan.

.

.

.

.

Semua orang sedang berkumpul. Tepatnya, ada empat orang remaja laki laki disana yang saling duduk berhadapan dengan sebuah meja bundar kecil ditengah sebagai tumpuannya. Ada Taehyung, Hoseok, Jimin, dan Namjoon. Di kafetaria sekolah sedang ramai ramainya semua siswa ingin mengisi perut. Jadi, mereka putuskan untuk berkumpul di taman sekolah.

Hoseok adalah orang tertua diantara mereka semua tapi jiwa kepemimpinan seluruhnya diambil alih oleh Namjoon. Padahal Hoseok lebih tua tujuh bulan daripada Namjoon, tapi tentu saja diantara mereka pasti akan menunjuk Namjoon untuk bertanggung jawab atas perilaku Jimin dan Taehyung jika berbuat masalah. Namjoon dan Hoseok berada di kelas yang sama di tingkat tiga. Sementara Taehyung dan Jimin di tingkat dua. Mereka berempat bisa akrab karena memang Taehyung kenal baik dengan Hoseok di panti asuhan, otomatis ia juga dekat dengan Namjoon dan sering ikut nimbrung saat Namjoon dan Hoseok menjadi panitia masa orientasi sekolah. Soal alasan Taehyung bisa dekat dengan Jimin , memang karena pemuda kurang asupan kalsium itu yang terlalu ramah dan friendly –kalau tidak mau disebut sok kenal sok dekat. secara tidak langsung, mereka jadi sering berkumpul di sekolah saat waktu istirahat. Mereka juga mempunyai basecamp sendiri layaknya anak SMA kekinian jaman sekarang. Biasanya mereka tidak akan nongkrong kecuali di kafetaria, rooftop sekolah atau tidak ya pasti di taman belakang sekolah.

"Taehyung-ah, bagaimana tentang adopsimu? Apa ada perkembangan?." Tanya Namjoon sembari mengunyah keripik kentang. Semua teman Taehyung tahu tentang latar belakang dirinya dan mereka menerima Taehyung apa adanya.

"Entahlah, hyung. Sampai saat ini Jungkook belum ada yang mau mengadopsi. Aku jadi tidak tega." Taehyung hanya mengalihkan perhatian dari novel yang ia baca sebentar untuk menjawab pertanyaan Namjoon.

"Kau menyayanginya?." Timpal Jimin. Semua orang disitu tiba tiba memfokuskan pandangan pada Jimin. Jimin jadi salah tingkah dan Taehyung sempat berkedip kedip dengan polosnya sebagai jawaban.

"Ya. aku sangat menyayanginya. Ia seperti adikku sendiri."

"Mungkin lebih dari itu." Hoseok ikut menambahkan dan ikut dibalas dengan anggukan setuju dari Jimin dan Namjoon. Topik pembicaraan semakin seru sepertinya.

"Maksudmu, hyung?." Si polos Taehyung kembali beraksi dengan tatapan bingungnya. Jimin, Namjoon dan Taehyung tiba tiba menggerubungi Taehyung, membuat pola melingkar diantara ukuran badan Taehyung yang terlampau kecil. oke, Taehyung merasa seperti penjahat sekarang.

"Apa rasanya seperti ada yang menggelitik di ulu hatimu ketika melihat Jungkook tertawa lepas karena dirimu?." Tanya Hoseok dengan wajah serius. Jujur, kalo boleh Taehyung katakan, wajah Hoseok yang serius seperti itu terlihat agak creepy. Semua orang kini menggunakan ekspresi yang sama. Taehyung menelan ludahnya susah payah sembari manggung manggut.

"Apa rasanya seperti dadamu sesak saat kau menggengam jemari Jungkook yang lembut?." Kali ini Jimin yang bertanya. Sekali lagi Taehyung hanya manggut manggut sebagai jawaban.

"Apa rasanya jantungmu berdetak tidak karuan saat melihat wajah Jungkook saat terlelap?." Terakhir ada Namjoon. Taehyung manggut manggut untuk yang ketiga kalinya.

Setelah menerima jawaban terakhir dari Taehyung, ketiga orang itu lantas tidak lagi membentuk lingkaran. Mereka kali ini bangkit dari duduknya dan berjejer di depan Taehyung. Ketiganya tersenyum lebar dan membuat kelopak mata mereka yang sipit menghilang.

"Selamat, Taehyung-ah !" Hoseok membuat love sign dengan jarinya di sebelah matanya.

"Kau telah jatuh cinta." Jimin membuat love sign dengan kedua tangannya di atas kepala.

"Pada seorang Jeon Jungkook!." Namjoon membuat love sign dengan jarinya di depan dadanya.

"Waaah! Ternyata Taehyung-ie sudah dewasa. Aku terharu." Seru Jimin, Namjoon dan Hoseok kompak.

Ketiga orang itu bertingkah terlalu absurd bahkan untuk orang absurd seperti mereka. Taehyung makin bingung.

"Darimana kalian bisa mengetahuinya?"

"Karena ketiga perasaan itu yang selalu aku rasakan sebelum berpacaran dengan Seokjin noona." – Kim Namjoon.

"Karena ketiga perasaan itu yang selalu aku rasakan ketika bersama Yoongi noona." – Park Jimin.

"Karena ketiga perasaan itu yang selalu aku temui di setiap puisi romansa karya penulis favoritku." – Jung Hoseok.

Poor Hoseok.

"Entahlah, hyung. Aku tidak yakin." Taehyung menunduk dan tiba tiba raut wajahnya berubah murung.

"Tenanglah, Taehyung-ah. Kau hanya belum menyadari perasaanmu sendiri." Kata Jimin sambil merangkul pundak Taehyung.

"Cinta itu memang sederhana. Tapi arti cinta yang sesungguhnya itu sangat rumit utuk di mengerti." Kata Namjoon seok bijak. Taehyung terkekeh kecil mendengarnya. Baru kali ini seorang Kim Namjoon yang kelewat absurd bisa memberikan kata kata mutiara. Sungguh kejadian yang langka.

"Biarkan waktu yang akan menjawabnya, Taehyung-ah. Tapi aku sarankan jangan sampai telat menyadarinya atau kau bisa kehilangan Jungkook untuk selamanya."

Kata Hoseok dan bel sekolah berbunyi sebagai penutup pertemuan kali inu.

Di suatu tempat…..

"Taehyung anak yang baik. Dan mertua saya sangat ingin mempunyai cucu angkat seperti dirinya." Laki laki berjas abu abu terus memaksa nyonya Jung semenjak 10 menit yang lalu.

"Tapi, ia tidak akan bisa pergi tanpa seseorang. Kalau mau kau bisa mengadopsi keduanya."

"Aku butuh pewaris laki laki untuk perusahaanku." Kata lelaki itu nyolot. Bibi jung hanya mengangguk angguk tanda mengerti. "Bisakah saya mengandalkan anda, nyonya Jung?. Isitri saya steril dan jalan satu satunya mendapat anak yaitu dengan adopsi."

"Saya mengerti, tuan Kim. Tapi, Ijinkan saya mempersiapkan semuanya sampai besok pagi."

"Tentu. Gunakan waktu yang anda perlukan dengan sebaik baiknya."

Dan pada malam itu, Taehyung mendapatkan kehidupannya yang layak sekaligus kehilangan orang yang sangat berharga dalam dirinya untuk yang ketiga kali.

Pagi itu, Jungkook bangun dari tidurnya dan tidak mendapati seorang alien bodoh sedang tersenyum lebar sambil mengucapkan selamat pagi.

"Kupikir aku akan selalu bisa bersamamu." Sebutir liquid bening tak terasa meluncur dari bola mata Jungkook.

.

.

.

2 bulan berlalu, Jungkook di adopsi oleh pasangan pengusaha gerai gadget terbesar di Korea Selatan. Perpisahan Jungkook dengan para penghuni panti asuhan pun berlangsung sangat haru dam penuh airmata. Bibi Jung sampai menangis berkali kali saat Jungkook terus memeluknya sambil mengucapkan terima kasih. Jungkook juga ikut menangis, rasanya begitu sakit saat berpisah dengan bibi Jung yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Jungkook harus memulai kembali kehidupannya dari awal bersama orang yang kelak akan dipanggilnya dengan sebutan ayah dan ibu. Sedih dan Jungkook tidak akan melupakan orang seperti bibi Jung yang memberi banyak arti dalam kehidupannya. Mungkin tanpa bibi Jung, Jungkook tak lebih dari sekedar anak jalanan yang hidupnya mungkin lebih hina daripada peminta minta.

Kini, Jungkook tinggal di Busan bersama kedua orang tua angkatnya. Kehidupannya perlahan mulai berada di puncak. Tak lagi terpuruk dan serba kekurangan seperti saat di panti asuhan. Ia juga mulai bisa menyalurkan bakat dan hobinya. Semenjak diadopsi, Jungkook terus diberi dukungan oleh kedua orang tua angkatnya untuk ikut bimbingan musik di hampir 5 tempat sekaligus. Berkat kedua orang tua angkatnya pula ia bisa mendaftar dan resmi menjadi siswa dari School Of Performing Art di Seoul. Gadis manis itu hanya tinggal satu langkah lagi untuk menggapai cita citanya sebagai penyanyi terkenal.

Tiga tahun sudah ia lewati dengan tekun belajar di SOPA. Ia mendapat banyak teman yang ternyata juga anak dari relasi bisnis orang tua angkatnya. Jungkook sangat terkenal di SOPA karena suaranya yang lembut dan powerful. Seolah malaikat ikut bernyanyi ketika ia menyanyikan lagu dalam nada yang rendah. Ia juga dijuluki sebagai Jeon Jungkook si gadis kelinci manis bersuara indah. Begitu acara kelulusan tiba, ia bisa langsung ikut audisi di beberapa agensi musik besar di Korea. semula jalannya untuk menjadi penyanyi tertutup kerikil dan batu besar di sana sini, kini terbuka lebar nan mulus karena predikatnya sebagai lulusan SOPA.

Jungkook bisa saja langsung masuk ke agensi yang ia mau. Jalur prestasi dan menggunakan sertifikat SOPA bisa menjadi jaminan untuknya. Namun, Jungkook juga ingin merasakan ketika adrenalinnya terpacu saat mengikuti audisi. Jungkook selalu penasaran bagaimana ketika dirinya bernyanyi dengan juri yang asing sedang menilai di depannya. Jungkook juga selalu penasaran dengan rasa degeun degeun ketika menanti hasil audisi seperti peserta audisi lainnya.

Selepas Jungkook lulus dari SOPA dan mendpaat nilai terbaik urutan ke tiga, ia langsung ikut audisi. Sepulang dari pusat perbelanjaan dan ditemani sang ibu angkat, Jungkook ikut mengantri bersama peserta lain. Ia bahkan mendapat nomer urut ke 1208 dan bisa masuk ke ruangan audisi pada pukul empat sore. Semangatnya tak akan pernah luntur hanya karena menunggu selama 3 jam untuk bisa masuk audisi. Jungkook memberikan penampilan terbaik dan hasil polesannya dengan membawakan lagu milik Cellene Dion yang berjudul My Heart Will Go On.

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, ia mendapat kado yang tak akan terlupakan dalam hidupnya. Surat penerimaan audisi dan menjalani training menjadi kado terbaik bagi dirinya. Ia kaget bukan kepalang begitu pak pos datang siang siang untuk memberinya surat. Ketika itu, Jungkook sedang merayakan ulang tahunnya bersama kedua orang tuanya. Bajunya sedikit belepotan cheese cream dan dark chocolate saat ia menyambut pak pos dan menandatangani kiriman. Ia terus melompat lompat kegirangan dan memeluk erat kedua orang tuanya saat Jungkook tahu bahwa surat itu dari salah satu agensi yang menerimanya sebagai peserta training.

4 tahun setelah audisi dan mengikuti masa training yang melelahkan, akhirnya Jungkook bisa mencicipi manisnya buah dari ketekunan, kerja keras, dan kesabarannya dalam menjalani training. Ia akui berat memang menjalani masa training selama 4 tahun. Selama itu juga Jungkook harus berpisah dengan kedua orang tua suhnya dan menjaga pola makan dengan diet yang ekstrim. Bagian terberat dalam masa training ialah ketika Jungkook sangat suka berbagai macam makanan manis dan kue tetapi dalam masa trainingnya, ia sama sekali tidak boleh menyentuh makanan yang berkalori tinggi. Hanya sayuran dan tidak lebih dari satu sendok nasi per harinya dan itu membuat Jungkook hampir gila. Peraturan diet memperbolehkan Jungkook makan makanan manis dan makanan favoritnya tanpa menelannya. Kunyah dan di buang, hanya itu dan selebihnya menu diet yang disediakan oleh agensi. Tetapi, Jungkook cukup heran ketika ia menjalani banyak program diet tapi lemak di pipinya tidak mau ikut pergi bersama lipatan lipatan yang ada di perutnya. Jungkook senang dan tidak senang saat pipi gembulnya tidak hilang. Jungkook senang karena banyak peserta trainee lainnya mengatakan jika pipinya yang chubby akan menjadi ciri khas, itu membuatnya tampak manis seperti anak kecil. tapi di sisi lain ia tidak senang dan menganggap jika perogram diet yang ia jalani gagal karena tidak bisa menghilangkan tumpukan lemak di pipinya.

Begitu muncul untuk pertama kalinya di atas panggung hiburan sebagai penyanyi pendatang baru, namanya mulai meledak dan terkenal di seluruh penjuru negeri karena lagu debutnya yang berjudul 'You Don't Love Me' merajai tangga lagu. Lagu itu merupakan salah satu jargon terbaiknya di dalam mini album debutnya yang berjudul sama. Lagunya yang easy listening membuat siapa saja mendengarkan lagu itu dengan enjoy.

.

.

.

.

.

Siapa yang tidak kenal Jeon Jungkook? si manis bergigi kelinci yang mempunyai suara emas. Bahkan setelah 2 tahun menekuni bidang tarik suara, predikat sebagai 'the next IU' langsung tersemat dengan penuh kebanggan kepada dirinya. Suaranya yang lembut dapat membuat siapapun terpesona dan tentu ketika ia bisa mencapai oktaf tinggi dengan sempurna ketika bernyanyi.

"Lagu You Don't Love Me sebenarnya saya dedikasikan untuk seseorang. Seseorang yang sangat berarti dalam perubahan hidup saya. Seseorang yang tiba tiba menghilang tanpa kabar di saat saya baru mengenal apa itu artinya cinta. Maybe, You Don't Love Me." Tutur Jungkook dengan sedikit menyanyikan bait pertama lagu andalannya. Saat ini ia sedang berada dalam sesi wawancara oleh kru majalah Elle Korea. surai lembutnya yang berwarna merah bergerak gerak karena tiupan angin. Blitz kamera menjilat jilat disana sini untuk kepentingan pemotretatan.

Jungkook terlihat sangat menawan dengan banyak glitter di sekitar double eyelid-nya yang merekah. Bulu mata aslinya yang lentik indah menghiasi di sekitar obsidiannya yang berwarna cokelat terang karena lapisan lensa kontak.

Jungkook yang dulu bukanlah Jungkook yang sekarang. Dulu ia hanya bisa mendapat baju baru saat natal ataupun hari raya chuseok tiba dan bibi Jung sudah lelah mendengar rengekannya. Tapi sekarang, Jungkook bisa membeli kapan saja dan baju dari berbagai merk yang ia mau bisa dibelinya. Mulai dari baju santai, T-shirt biasa atau sampai gaun mewah nan anggun dengan banyak sesuatu mengkilap menjadi yang menjadi hiasan.

Dulu Jungkook kecil hanya bisa menelpon ke panti asuhan lewat telepon umum di seberang sekolahnya hanya untuk bertanya apakah Hoseok sudah datang. Sekarang, ponsel pintar berwarna emas dengan layar lebar dan logo apel tergigit sedang terapit diantara kelima jarinya yang lucu karena hiasan nail art. Bahkan jika ia mau, ia bisa mendapatkan 5 ponsel pintar seperti itu dengan warna yang berbeda karena memang Jungkook adalah Brand Ambassador-nya.

Dulu Jungkook dan Taehyung selalu kehabisan porsi daging saat bibi Jung membuat bulgogi katika hari raya chuseok karena badannya yang terlampau kecil dan kalah cepat dengan anak anak lainnya. Sekarang, Jungkook bisa makan daging sapi di Hanwoo Plaza sebanyak yang ia mau. Tunggu dulu, ia jadi ingat pada Taehyung. Kiri kira kemana ya anak itu? apa dia masih berada di Korea?

"Jungkook-ah setelah ini kau ada sesi wawancara 'One day with New Star ; Jeon Jungkook' untuk majalah Vogue."

Jungkook sedikit terlonjak kaget saat sang manajer mencolek bahunya. Ia sedang melamun ternyata.

"Ada masalah? apa kau baik baik saja?." Tanya sang manajer mencoba meyakinkan.

"Ah tidak. Aku hanya teringat seseorang." Tiba tiba ponsel berwarna emas ditangannya bergetar menandakan sesuatu.

Reminder : One day with New Star Vogue Korea.

Tidak, bukan itu yang membuat ponselnya bergetar. Tetapi notifikasi ada pesan masuk dari ibunya.

'Jung-ie sayang, ada rapat keluarga jam tujuh malam nanti. Pastikan kau tidak terlambat.'

Jungkook memutar bola matanya malas. Itu artinya Ia harus bolak balik Gwangju – Seoul – Busan lagi malam ini. Dan itu hanya untuk membahas pertunangan yang tidak jelas.

Jungkook harus sudah stay dari pagi untuk shooting music video barunya di Gwangju lalu harus sudah sampai di Gangnam untuk wawancara dan pemotretan majalah Elle dan siangnya lanjut lagi ia harus ke Hongdae untuk wawancara spesial untuk majalah Vogue. Sekarang, disaat dirinya ingin berendam dengan air hangat dan memenangkan pikiran, ibunya memerintah dengan seenak jidatnya untuk pergi ke Busan sebelum pukul 7 untuk membahas soal pertunangan yang bahkan demi tuhan Jungkook belum tahu satupun petunjuk tentang calon suaminya.

Jungkook menghela nafas kasar dan mengelus dadanya mencoba sabar dan profesional bahkan untuk dirinya sendiri.

.

.

.

.

Busan, August 27th 2015

.

.

.

"Jung-ie sayang, kau tahu kan semua cabang perusahaan ayah bisa jatuh ke tangan yang salah kapan saja. Jadi –."

"– Jadi ibu harus mencarikanku seseorang yang tepat untuk bisa mengurusnya." Jungkook memotong ucapan ibunya. Jungkook sudah terlalu hafal di luar kepala dengan isi speech yang diberikan sang ibu ketika mereka bertiga sedang menggelar rapat keluarga.

Sang ibu manggut manggut. Beliau pikir anaknya sudah mengerti betul apa yang ia inginkan. Wanita tua itu selalu memberikan speech yang sama selama dua jam sebelum pada akhirnya ia berkata;

"Intinya, Kau tidak akan menolak petunangan ini 'kan?."

"Iya, Bu. Kalau boleh aku tau, siapa calon laki laki terbaik pilihan ibu yang sudah siap akan mendampingi hidupku?." Jungkook menatap ibunya dengan lesu dan tanpa minat. Sudah hampir jam sembilan dan ia masih menggunakan make up tebal. Ingin rasanya ia segera telanjang dan melakukan ritual bubble bath di apartemennya di Seoul. omong omong, ia hapal betul kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir wanita dengan polesan Guerlian Diamond Studded Lipstick itu.

"Kau juga akan tau pada waktunya, sayang. Kau hanya butuh bersabar."

Sedetik kemudian, Jungkook segera mengambil ponsel dari clutch Gucci mahalnya dan mengetikkan beberapa kata untuk sang manajer.

'Kosongkan jadwal empat hari ke depan dan pesankan aku tiket ke paris pada penerbangan sepagi mungkin. Aku minta empat hari tiga malam agar para fans bisa merayakan ulang tahunku di studio Mnet'

TO BE CONTINUE

A/N : HAY HAY ! SELAMAT HARI MINGGU PARA READERS YANG TERCINTA! SEMOGA TUHAN MEMBERKATI HARI KALIAN! GUA BELOM MANDI UDAH GREGET PENGEN NGETIK ULANG FANFICT INI NIH /GAPENTING BANGET SIH/ GUA BAWA FANFICT VKOOK NIH... KALO UDAH SAMPE AUTHOR NOTE BACANYA HARUS BANGET REVIEW LOH YA?!

EH GUA MAU CURHAT DONG DIKIT.. DIKIT, AJA/? GUA MAU COBA BIKIN FANFICT MEANIE COUPLE NIH PAS FANFICT INI UDAH SELESAI. GIMANA MENURUT KALIAN? GUA MAU COBA PINDAH FANDOM TAPI YA SEKALI KALI GUA NULIS PAIRING MEMBER BTS. SOALNYA GUA LAGI MABOK SAMA SEVENTEEN NIH EW WKWKWKWK GUA BARU NYADAR KALO MEANIE COUPLE ITU LEBIH GREGET DARIPADA VKOOK/? /DIGAPLOK/ WONWOO ITU UKE MANLY. BENER BENER MANLY SAMA SEKALI GA ADA MANIS MANISNYA. BEDA BANGET SAMA JUNGKOOK YANG MASIH ADA KESAN FEMINIM SAMA BABY FACE DI MUKANYA. WKWKWK

BIAS GUA JOSHUA, WOOZI, DK, SAMA MEANIE COUPLE OTW MENUJU BIAS LIST NIH/? WKWKWKWK SOALNYA MINGYU MIRIP BANGET SAMA KIMBUM NIH ASTAGA JESUS T^T BIKIN GUA PLESBEK/?. BTW, ADA YANG TAU JOSHUA KENAPA? KOK GUA KUDET YA? HMMM

HOAAAAAAHHHHH INI FANFICT JANJI DEH CUMAN DUA CHAPTER, GA KAYAK THE BEST PSYCHOLOGIST EVER YANG TERNYATA MELENCENG SAMPE LIMA CHAPTER WKWKWKWK. KALO GUA INGKAR JANJI, TAGIH JANJI GUA BUAT NULIS FANFICT MEANIE COUPLE AJA/? AKU RELA,UWOOO AKU RELA/?

MAAPIN KALO MISLANYA ALURNYA MAINSTREAM, BANYAK RANJAU TYPO, TERUS IMAGINE JUNGKOOK SEBAGAI GADIS KECILNYA KURANG MEMUASKAN/? YEAH NAMANYA JUGA AUTHOR ABAL ABAL HIKS T^T INI CUMAN PELAMPIASAN GUA DIKALA GABUT MENYERANG. SARAN, KRITIK, HINAAN, MAKIAN GUA TERIMA KOK ASAL DI KOLOM REVEIW YHA/?

UDAH DEH CUAP CUAPNYA. REVIEW, FAVS, SAMA FOLLOW STORY JANGAN LUPA YAAAA

SINCERELY

MWAH :*

ALHAM BASKORO