Chapter 1 : Apa Rencanamu?
PROMISE
.
CHARACTER HARRY POTTER DAN SEMUANYA MILIK JOANNE KATHLEEN ROWLING
PROMISE FANFIC DAN BEBERAPA IMBUHAN LAINNYA MILIK AdeLWizz
.
RATE : T
.
PAIR : DRACO MALFOY/HERMIONE GRANGER (DMHG)
.
GENRE : ROMANCE
.
WARNING : OOT, OOC, LEBAY, TYPO(S), GA NYAMBUNG, ALUR GAK JELAS, DLL, DLL, DLL
.
FANFIC INI SEBENERNYA UDA ARSIP LAMA DI CATATAN AdeLWizz, MULTICHAPTER, STRAIGHT, UDA LAMAAAA BANGET DI ARSIP AdeLWizz *TIUP-TIUP DEBU* SEBENERNYA SIH INI FANFIC MULTICHAPTER PERTAMA YANG PERNAH AdeLWizz BUAT SEBELUM TIME *CURCOL* TAPI GABERANI LOH DULU PUBLISH DI FFN HEHE . AdeLWizz UDAH USAHA BANGET GADA TYPO-a TAPI GATAU DECH. AdeLWizz MASIH YAKIN BANGET KALO BANYAK TYPO. MAAPIN YA :3
.
READ AND REVIEW YA :D *TANCAPBENDERADRAMIONE*
.
SALAM CINTA DRAMIONE SHIPPER :* *BIGHUG*
.
''PENGECUT! DARAH MURNIMU TAK BISA MENGHALAGI SIFAT PENGECUTMU,HA, MALFOY?| AKU BUKAN PENGECUT. BISA DENGAN MUDAH AKU MEMBUATMU TERKAPAR DISINI. AKU HANYA TAK MAU MENODAI HAWTHORNKU UNTUK MELUKAIMU. KAU TERLALU RENDAH UNTUK TONGKAT SIHIRKU.''
.
HAPPY READING
.
HERMIONE POV
#
Aku berjalan di atas hamparan salju yang terasa kian membeku. Harus kukencangkan syal merah emas yang kukenakan untuk sedikit mengurangi rasa dingin bulan Oktober ini.
"Kalau bukan demi Hagrid aku takkan mau berjalan-jalan di tengah cuaca yang menggila seperti ini. "gerutuku pada kepulan asap yang keluar dari mulutku. Saat ini, di udara yang membeku aku tengah berjalan sendiri. Harry, Ron dan Ginny sudah terlebih dahulu pergi ke tempat Hagrid.
.
Selangkah demi selangkah aku berjalan menuju pondok Hagrid yang letaknya lumayan jauh dari hangatnya Common Roomku. Dengan masih menggerutu pada udara kosong aku berjalan tertatih karena tebalnya salju yang sudah mengeras. Mantra ringan pengusir dingin yang kurapalkan tak terlalu membantu mengusir dingin ini. Meskipun begitu aku tak mengurungkan niatku datang ke rumah sahabat besarku itu. Dengan berpikir bahwa kami akan bersenang-senang di sana aku terus melajukan langkah kakiku.
Tapi sepertinya Tuhan memberikan rencana lain-Nya. Entah apa skenario Tuhan padaku untuk hari ini. Haruskah hari yang kubayangkan bahagia berawal petaka? Apakah ini siksaan buatku? Kenapa disaat tidak menguntungkan ini aku harus melihat musuh terbaikku bersama pembantu-pembantunya? Aku ingin sekali berbalik dan menghindari kontak yang mungkin saja terjadi antara kami. Tapi untuk apa? Aku tak takut padanya. Aku memantapkan hatiku. Kulangkahkan lagi kakiku yang sempat terhenti merutuki peruntunganku. Dan terang saja begitu pirang platina itu melihatku dia langsung menghampiriku.
"Sendirian ha, Granger? "kata laki-laki yang kehadirannya sangat tak aku harapkan itu.
"Aku pikir kau punya mata, Ferret. Dan lagi ini sama sekali bukan urusanmu kurasa. Menyingkirlah!"kataku kesal karena hadirnya. Selalu seperti ini tiap bertemu dengan Draco Malfoy dan para punggawa-punggawanya.
"Tentu saja ini urusanku, Granger. Kau lupa bahwa aku adalah Prefek dan ini sudah larut malam. Dan jelas tak seharusnya kau ada disini. 10 point untuk pelanggaranmu." katanya dengan seringai menyebalkan di bibirnya itu.
"Kau perhatian sekali padaku, Malfoy? Dan kalau aku boleh mengingatkan. Aku adalah ketua Murid di Hogwarts. Dan kukira kedua pengawalmu jelas 'juga' tidak seharusnya disini. 20 point untuk Crabbe dan Goyle karena melanggar batas jam malam. Dan 10 lagi untukmu yang berani-beraninya melarangku untuk berpatroli. "kataku menahan hembusan angin yang semakin membekukan suasana. Kulihat laki-laki arogan ini telah terpancing emosinya dan merogoh sakunya untuk mengeluarkan wand miliknya.
"Mau apa kau, Malfoy? Memantraiku?"tantangku tanpa beranjak dari posisiku saat ini. Aku ingin menunjukkan padanya aku tak pernah takut padanya. Bahkan saat ia bersama teman-temannya yang sama pengecutnya.
"Apa? Kenapa? Kau mau membuat masalah denganku lagi ha? Masih kurang nilai Slytherin berkurang untukmu? Oh apa karena kau merasa kau itu Prince-of-Slytherin jadi kau seenaknya saja?"cercaku padanya. Entah kenapa adrenalinku selalu cepat meninggi tiap kali mengalami kontak dengannya. Marah? Kesal? Ya tentu saja. Apalagi? Sejak pertama kali aku mengetahui keberadaannya di Hogwarts. Makhluk satu ini adalah yang paling aku benci. Dialah orang pertama yang menyebutku 'Mudblood' yang bahkan aku tak pernah membayangkan menerima perlakuan seperti itu di rumah keduaku ini.
Jika aku mau mendatanya. Sama sekali tak ada sifat baik dalam dirinya. Sopan? Jelas bukan tabiatnya. Hormat? Dia gila hormat tanpa tau apa arti menghormati orang lain. Baik? Kata itu adalah satu kata yang aku yakin tak ada dalam kepala yang tertutupi rambut pirangnya itu. Dan aku juga menebak laki-laki di depanku yang selalu diekori oleh kedua manusia subur ini tak memiliki hati. Bahkan terhadap teman-teman satu asramanya. Aku masih belum beranjak dari tempatku berdiri. Mungkin kakiku sudah membeku saat ini. Untung saja aku sudah menggunakan mantra non-Verbal tanpa sepengetahuan musuh abadiku ini. Keheningan masih membumi di mana kami berpijak. Benar-benar tanpa suara hanya desiran angin malam dan suara ringan salju yang berjatuhan yang ada mengisi kekosongan diantara kami berempat.
"Pengecut. Darah murnimu tak bisa menghalangi sifat pengecutmu ha, Malfoy?"aku melihat tangannya terkepal hingga buku-buku jarinya terlihat putih memucat. Mungkin amarah sudah di ujung kepalanya.
"Dengar, Granger. Aku bukan pengecut. Jika aku mau dengan gampang aku mampu membuatmu terkapar disini. Aku hanya tak mau menodai Hawthornku untuk melukaimu. Kau terlalu rendah untuk dilawan tongkat sihirku. "kata-kata itu seperti meluncur begitu saja dari mulutnya. Benar-benar seorang Malfoy. Dan sesaat ia memasukkan wandnya dan melangkah pergi bersama kedua sekutunya untuk masuk ke Hogwarts dengan langkah cepat. Aku hanya memandangnya sejenak. Memandang kepergian orang dengan sifat yang benar-benar aku benci. Benar-benar benci.
"Oh, God. Aku lupa. "aku lupa aku sudah berjanji pada Hagrid untuk ke rumahnya. Aku berlari secepat aku mampu karena salju tebal ini menghalangi pergerakan kakiku.
.
Kemarin adalah malam yang sangat menyenangkan -minus pertemuan dengan Trio Slytherin tentu saja-. Hagrid membuat teh yang mampu menghangatkan tenggorokanku. Dia juga baru saja membeli seekor Glomertars dari seorang kenalannya yang baru pulang dari Rusia. Glomertars adalah semacam kelinci kalau di dunia Muggle. Hanya saja ia berbulu sangat lembut dan berwarna ungu. Besarnya hampir sama seperti Croockshanks tapi lebih besar Glomertars. Sangat lucu dan menggemaskan. Baru kali ini aku melihat Hagrid memelihara hewan jinak seperti ini. Yah tak seperti biasanya. Dan dia menamainya Harogimy. Dan ternyata nama itu adalah nama gabungan dari kami berempat. Walau nama itu tak cocok untuk Glomertars yang berasal dari negeri konflik itu. Selama satu jam kurang lebih aku berada disana bersama keempat sahabatku. Haro sangat manja dan sering sekali bergelung di pelukanku. Aku menginginkannya. Kami masuk ke Hogwarts larut malam. Dengan Alasan patroli kami masuk ke Hogwarts. Aku dan Harry adalah ketua murid di Hogwarts. Sedangkan duo rambut merah ini adalah prefek. Jadi dengan mudah bisa menggunakan alasan sempurna itu untuk menjadikannya alibi kami.
"Kenapa kau tidur di sini? Aku kira kau kembali ke singgasanamu di sana?"tanya Ginny yang terkesan lebih ke pernyataan.
"Aku hanya rindu suasana kamar ini. Tampaknya kau lelah benar, Gin? Begitu sampai disini kau langsung terlelap tanpa menyadari aku tidur dan baru tahu aku di sini di pagi buta."jelasku. Dan ini benar-benar masih pagi buta. Matahari belum juga menampakkan senyumnya. Membuat cuaca makin ekstrim tiap menitnya. Yang membuatku mengeluarkan asap tebal tiap kali aku bernapas. Padahal ini adalah Common Room. Apa jadinya jika aku di luar sana?
"Ya, Hermione. Tugasku sebagai Prefek serta sebagai Chaser tim Gryffindor juga sebagai murid kelas lima benar-benar menyita waktuku."katanya melemparkan diri kembali ke kasur. Aku hanya tersenyum memandangnya.
'Paling tidak kau memiliki Harry.' kataku dalam hati. Lalu kulihat ia kembali berkutat dengan selimut dan bantalnya. Aku berjalan keluar dari kamar asrama putri dan memanjat lukisan nyonya gemuk. Berjalan kearah Asrama Ketua Murid mengucapkan kata sandi dan masuk ke ruangan yang menjadi hak veto tiap ketua murid. Aku masuk ke kamarku dan mengambil peralatan mandiku. Aku memang sudah biasa mandi saat-saat pagi buta seperti ini. Karena aku termasuk dalam -manusia mandi lama-. Dan tentu saja aku tak suka jika belum selesai ritual mandiku sudah digedor-gedor pintu kamar mandi oleh Harry. Satu hal yang membuatku mampu mengguyur tubuhku dipagi buta ini. Air di kamar mandi Ketua Murid ini bisa dihangatkan atau dibuat biasa. Aku bisa mengaturnya sesuka dan sebutuh apapun aku. Benar-benar sangat menyenangkan menjadi diriku.
.
Menenggelamkan diri di kubangan beraroma Vanilla kesukaanku. Sambil sesekali mengusap lembut kulitku memastikan setiap lekuk tubuhku terbasuh bersih. Benar-benar relaxasi yang menghanyutkan. Siapa yang tak tergoda berlama-lama disini? Merasa sudah bersih dan wangi vanilla memenuhi tubuhku aku keluar bathup dan memakai baju mandiku. Aku keluar kamar mandi dan mendapati ruangan besar itu masih sepi.
'Berarti Harry masih terlelap.' pikirku dalam hati. Aku berjalan menuju kamarku dan berhias serta memakai jubah Gryffindorku dan bersiap kebawah. Aku mengetuk pintu kamar Harry
"Hai Harry ini sudah jam 6 pagi. Mau sampai kapan kau tidur? "teriakku agar terdengar oleh sahabatku itu di balik pintu tebal ini.
"Hai Harry!"teriakku lagi dan mengetuk pintu lebih keras. Kudengar suara kunci diputar dan Harry memperlihatkan muka -baru bangunnya-. Rambutnya yang tak pernah rapi terlihat makin berantakan dengan ornamen kacamata bulatnya yang dipasang sembarangan.
"Ya, Hermione. Ya aku sudah bangun sekarang."katanya membuka pintu lebih lebar. Aku hanya tersenyum dan meninggalkannya untuk bersiap mandi. Aku pergi ke dapur ruangan ketua murid untuk membuat susu Vanila dan membuat dua buah pancake. Setelah meneguk susu Vanila dan memakan sebuah pancake aku keluar Ruangan meninggalkan segelas dan sepotong lagi untuk sarapan Harry tentu saja. Aku berkeliling Hogwarts untuk olahraga sebentar. Cuaca masih menggila dan semakin membeku. Semua terlihat putih bersih dan suci tapi membekukan. Dengan satu pikiran menggelayut di otakku. Aku terus berjalan pelan menjelajah bekunya pagi Hogwarts.
Dua belas hari lagi untuk menuju pesta Halloween yang tiap tahunnya selalu dirayakan di Hogwarts. Rapat prefek yang seharusnya membahas mengenai hal itu malah bisa dianggap gagal total karena ulah duet ular menyebalkan Draco Malfoy dan Pansy Parkinson yang menjadi prefek. Mereka selalu saja punya cara untuk mengacaukan atau hanya membuatku kesal. Hingga aku nyaris memberi mereka detensi jika saja aku tak punya rasa kasihan. Dan hasilnya hingga saat ini kami masih belum punya acara yang tetap untuk pesta 'Halloween'.
.
Aku masih berjalan di bekunya hogwarts. Aku sangat suka meski menggigil melewati rumput putih salju hogwarts. Wangi rerumputan pagi sangat baik untuk hidung dan perasaanku. Duduk di bangku kecil depan pintu gerbang dalam Hogwarts, sembari menunggu surya menyapa adalah kegiatan yang tak pernah menjemukan. Tanpa kuduga waktu berjalan dengan cepat. Saat ini waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Surya mulai merambah cakrawala timur. Aku beranjak dari kegiatanku mengagumi pagi. Masuk ke koridor Hogwarts yang mulai ramai siswa-siswinya. Satu jam lagi adalah jam makan pagi. Dan kelas dimulai jam delapan.
.
Aku berjalan sambil sesekali melirik beberapa siswa yang melanggar peraturan dan menjatuhi mereka hukuman atau point.
"Kaca menghina dilarang di Hogwarts! Jangan bermain-main dengan rumput bernapas itu! Ada yang melihat Trevor?"itulah kata-kata yang keluar dari mulutku hari ini selama perjalananku kembali ke Ruang Ketua Murid.
Aku melangkah masuk ruang ketua murit dan melihat Harry menggosok fireboltnya sambil sesekali melihat buku panduan yang aku hadiahkan padanya.
"Hai Harry, nanti jam pertama ramuan kan? Kau sudah siap?"tanyaku pada Harry.
"Tentu saja Hermione. Tenanglah!"katanya tersenyum meyakinkan.
"Mau ke Aula bersama, Mr. Potter?"ajakku melayangkan senyum padanya.
"Tentu saja, Miss Granger."katanya lalu berdiri dan meletakkan hati-hati sapu kebanggaannya itu di sofa dan menyandingku.
.
Aku dan Harry beriringan ke aula. Untuk mengisi perut agar kuat untuk menerima pelajaran dari Slughorn. Baru saja kami melangkahkan kaki ke aula tangan Ginny sudah melambai memanggil kami. Harry dan aku tersenyum padanya dan bergegas menuju meja Gryffindor. Harry memberikan kecupan singkat di kening gadis Weasley yang wajahnya meranum memerah hampir menyamai rambutnya. Aku hanya iri pada dia. Iri? Tentu saja. Siapa yang tak iri melihat kemesraan pasangan kekasih ini. Mungkin itu karena aku tak memiliki kekasih?
"Oh iya, Mione. Aku dengar Malfoy meminta ijin pada Proffesor Dumbledore untuk mengambil alih pesta Halloween kali ini. Apa itu benar?"tanya Ginny setelah aku duduk di sampingnya.
"APA?"tanyaku tanpa menjawab pertanyaan Ginny. Hampir membentaknya mungkin. Tapi aku terkejut, apa yang direncanakan Ferret itu? Kulayangkan pandanganku pada si pirang itu. Entah apa yang ada di otaknya.
.
TBC
Makasih udah baca. Aku yakin ini fic ancur -.-v tapi daripada cuman kesimpen aja haha *diinjek*
Orait :D Bighugs buat Dramione Shipper. Jangan lupa klik review dan berikan review buat Fic abalku ini ya :* jangan jadi silent reader please :D Hehe
