Main Cast :

Wu Yifan / Kris Wu

Huang Zitao

Genre :

Romance, Drama, School-life, Hurt/Comfort

Warning :

Genderswitch, Bahasa tidak sesuai EYD, Typo Everywhere

Summary :

Zitao adalah gadis kelas akhir tingkat SMA yang dibuat hamil oleh kekasihnya sendiri. Kris Wu, pemuda tampan kekasih Zitao yang menolak bertanggung jawab atas kehamilan pacarnya. Kris Wu adalah seorang bad boy yang tidak menyukai anak kecil.

Sebenarnya, alur cerita ini gak nyambung sama judulnya xD

Happy Reading

.

.

.

Pikirannya kacau saat ini saat gadis itu kembali menatap benda panjang yang memunculkan dua garis merah. Zitao sudah menduga bahwa dirinya akan menjadi seperti ini saat ia memutuskan untuk menjadi pacar dari Wu Yifan atau semua orang menyebutnya Kris. Seorang bad boy dan juga brandalan yang terkenal disekolahnya. Ia benar-benar tidak menduga. Apa yang harus ia katakan pada orang tuanya jika mengetahui bahwa anak perempuan satu-satunya itu sedang mengandung?

Sungguh memalukan, apalagi orang tua Zitao adalah seorang pengusaha sukses di Korea Selatan

Menjadi pacar Kris yang seorang brandalan bukanlah hal yang mudah baginya, tapi ia sudah terjebak dalam pesona Kris dan Kris sudah membawa hatinya ke dalam lorong yang gelap. Zitao harus menuruti kemauan Kris jika Zitao sudah berada disamping Kris termasuk melakukan sebuah kegiatan yang seharusnya tidak mereka lakukan sebelum saatnya. Tapi Kris adalah Kris! Seorang pemuda keras kepala yang tidak ingin memikirkan penderitaan orang yang ia buat.

Setiap malam minggu adalah jadwal rutin Zitao untuk datang ke Apartment Kris untuk melakukan sesuatu yang Kris inginkan jika keadaan pemuda itu benar-benar tidak baik. Dan semua warga sekolah mengetahui hubungan Kris dan Zitao pasangan yang paling tidak normal. Mereka sering melakukan ciuman dikelas, jam olahraga, atau mungkin saat ada praktek renang.

"Arrghh! Sial! Bagaimana jika Mama dan Baba mengetahuinya?" Zitao menjambak rambutnya kesal saat ia menyadari bahwa dirinya tengah hamil, dan ia terus-terusan memastikan bahwa kejadian ini bukan mimpi

Belakangan ini, Kris jarang memakai pengaman yang membuat dirinya menjadi seperti ini. Dalam keadaan yang kacau untuk anak seumurannya, apalagi Zitao sering melihat berita di televisi tentang Perempuan hamil di luar nikah.

Menjijikan!

Tapi itu takdirnya. "Aku harus berbicara pada Kris" ucapnya yang terus-terusan menatap pantulan dirinya di cermin dengan wajah yang di penuhi keringat.

"Tapi bagaimana jika Kris tidak menginginkan bayi ini?" Ucapnya untuk mengingat bahwa Kris sangat tidak menyukai anak kecil yang berisik.

"Tapi ini anaknya? Apakah ia akan menolak?" Katanya yang terus-terusan membayangkan ekspresi Kris ketika dirinya mengatakan bahwa dia hamil, kemungkinan Kris memukulnya atau mungkin Kris memeluknya jika Kris benar-benar menginginkan anak yang dikandungnya.

Menghela nafasnya sebentar, ia berkata "aku akan mengatakan yang sebenarnya, persetan jika dia menolak anak ini"

.

.

.

Setelah penampilannya jauh lebih baik ketika ia masih di dalam toilet tadi, Zitao cepat-cepat memutuskan untuk datang ke Apartment Kris. Kris memang tidak tinggal dengan orang tuanya karna Kris adalah seorang anak yang ingin kebebasan tanpa di kekang oleh siapa pun.

Tok! Tok! Tok!

Zitao mengetuk pintu didepannya itu beberapa kali karna ia telah menghilangkan kunci cadangan Apartment Kris minggu lalu. Zitao terus meyakinkan dirinya bahwa semua kejadian ini akan baik-baik saja. Sejujurnya, ia senang saat mengetahui dirinya tengah mengandung anak Kris -pemuda yang dicintainya- tapi setelah ia mengetahui sifat Kris yang benar-benar tidak menyukai anak kecil dan membuat dirinya terus-terusan dihantui rasa takut dan kecemasan.

Setelah beberapa menit, ia menunggu, Kris membuka pintu dengan penampilan yang baru saja terbangun dari tidurnya. Kris mengucek matanya untuk memastikan bahwa yang datang ke Apartmentnya di siang bolong ini adalah pacarnya yang seksi dan cantik.

Kris tersenyum, "tumben sekali kau berkunjung ke Apartment ku di hari rabu, ini bukan jadwalnya kita melakukan 'itu' honey. Tapi ayo masuk!" Kris mendorong bahu Zitao pelan dan segera mendudukan Zitao dipangkuannya, tapi Zitao menolak dengan semua perlakuan Kris hari ini. Ia berdiri dari pangkuan Kris dan menuju sofa didepannya.

Kris menatap Zitao bingung, "kenapa?" Tanyanya, tak biasanya Zitao seperti itu.

Zitao menghela nafasnya kasar

"Kita harus berbicara Kris" ucapnya tegas, tapi Kris tersenyum menanggapinya.

"Berbicaralah, Honey"

"Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan nanti padaku, tapi di sisi lain aku menginginkan kehadirannya di kehidupan kita. Aku tidak peduli dengan tanggapan semua orang yang akan memandang kita menjijikan nantinya tapi yang aku pedulikan hanya kehadiran kita sebagai orang tua yang baik dalam hidupnya."

"Hei, kau berbicara apa? Jangan bertele-tele seperti itu aku tidak mengerti" ucap Kris sebelum ia benar-benar menangkap maksud perkataan dari pacarnya itu.

Tapi Kris bisa melihat raut wajah Zitao yang menyiratkan kekhawatiran dan rasa takut. Tapi sungguh Kris tidak tahu kenapa dengan Zitao hari ini. Di sekolah ia tidak mendapati Zitao di kursinya yang menyebabkan dirinya bolos ke atap sekolah.

Sebelum mengatakan hal yang sebenarnya, Zitao sudah memantapkan niatnya untuk memberitahu Kris saat ini.

"A-aku. Aku hamil Kris" ucapnya dengan lirih, tapi ia yakin Kris mendengarnya ketika Zitao menatap raut keterkejutan di wajah Kris yang rupawan itu.

Kris tentu jelas mendengarnya, bahwa kekasihnya ini mengatakan dirinya hamil. Tidak seperti ini yang diinginkan oleh Kris. Ia memang mencintai Zitao tapi Kris tidak suka saat Zitao mengatakan bahwa dirinya hamil. Beberapa bulan yang lalu, Zitao mengatakan bahwa ia sama sekali tidak hamil. Tapi sekarang Zitao malah hamil. Kris belum siap menjadi seorang ayah, tapi ia tahu ini perbuatan dari dirinya.

"A-apa? Kenapa bisa? Kau tahu kan, Zi? Aku tidak suka anak kecil! Gugurkan anak itu!" Ucapnya dengan nada tinggi dan tentu saja Kris masih shock.

Zitao sudah menduga bahwa Kris pasti akan menolak kehadirannya, apalagi saat Kris mengatakan dirinya untuk menggugurkan kandungannya. Zitao tidak ingin seperti ini, ia tetap menganggap anaknya dan Kris, apapun yang Kris lakukan nantinya.

"Tidak! Aku tidak akan menggugurkannya, dia tetap anakku!" Zitao membalas perkataan Kris dengan suara yang cukup lantang, ia tidak takut dengan Kris sekarang.

"Lalu kau ingin aku bertanggung jawab? Inget ya Zi sampe anak itu lahir pun aku tidak akan menikahimu!"

"Kau memang keterlaluan, Kris! Kau lebih brengsek dari semua pelacur diluar sana! Ini perbuatanmu kau harus mempertanggung jawabkan semuanya!"

PLAK!

Cukup! Kris tidak tahan dengan ini semua, jadi ia memutuskan untuk menampar wajah mulus Zitao yang dipenuhi oleh air mata itu. Nafasnya tersenggal ketika ia mengetahui Zitao diam dan memegangi pipinya yang memerah. Zitao menatap tajam Kris. Seharusnya ia tahu dari awal bahwa Kris adalah Pemuda brengsek yang menghancurkan hidupnya yang ia susun rapih dengan kebahagiaan.

"Sudah cukup Zitao! Apapun yang terjadi aku tidak akan bertanggung jawab dan gugurkan bayi itu! Aku tidak mau malu nanti di depan keluargaku! Ayahku akan membakar ku hidup-hidup! Sekarang pergi dari Apartmentku!"

Zitao tidak habis fikir Kris akan berkata seperti itu, apalagi ketika ia mendengar Kris mengusirnya. Menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya rasanya lebih sakit daripada tertusuk jarum yang tajam. Zitao seharusnya tahu akan seperti ini jika ia memberitahu kepada Kris. Tapi sungguh Zitao tidak sama sekali menginginkan semua ini.

"Aku tidak akan menggugurkan kandungan ini. Tidak apa jika kau tidak ingin bertanggung jawab, aku akan membesarkannya sendiri tanpa bantuan seorang ayah. Aku sudah tahu ini semua akan terjadi. Ini pertemuan terakhir kita, mulai sekarang jangan hubungi aku lagi dan carilah pelacur diluar sana untuk malam minggu mu dan menggantikan posisiku" kata Zitao dengan suara nyaris terputus-putus karna ia terus-terusan mencegah airmatanya keluar dari mata pandanya yang selalu Kris puji-puji.

Zitao berpikir, Kris pasti menganggap dirinya sebagai pelacur malam minggu. Rasa sakitnya saat Kris mengatakan itu semua membekas dihatinya. Zitao memutuskan untuk pulang dari Apartment Kris, dan ia bersumpah ia tidak akan datang lagi ke tempat ini.

Kris hanya bisa terdiam saat orang yang ia cintai pergi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kris memang tidak suka anak kecil jadi ia tidak ingin bertanggung jawab, tapi ia menyesal ia telah membuat Zitao pergi dari kehidupannya.

.

.

.

.

Setelah Zitao pergi dari Apartmentnya, Kris menghancurkan seluruh isi kamarnya. Bahkan ia membanting guci kesayangannya. Bagi Kris ini tidak mudah apalagi jika orang tuanya mengetahui kabar ini, belum lagi dengan orang tua Zitao yang terus-terusan menentang hubungannya. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Zitao pasti membencinya.

Ia memang seorang brandalan yang suka balapan motor atau mabuk dan sejenisnya, tapi ia benar-benar mencintai Zitao. Saat itu ia dan Zitao masih kelas satu SMA, ketika Zitao tepeleset didepannya. Ia tidak tahu kenapa ketika menatap wajah Zitao rasanya meyenangkan, jantungnya berdebar kencang.

Kris saat itu tengah di hukum oleh seniornya yang paling galak, Jung Yunho. Ia melalukan kesalahan. Ia lupa membawa pot bunga yang disuruh oleh seniornya dalam Masa Orientasi Siswa. Kris terpaksa membersihkan toilet untuk kelas satu sampai ia bisa mendapatkan pot bunga. Tapi Kris sedang dihukum, bagaimana bisa ia membeli pot bunga dalam keadaan seperti ini.

Sampai ia melihat seorang siswi berambut hitam panjang, berwajah cantik dan imut, tinggi seperti kakak kelasnya yang entah siapa namanya. Yang jelas gadis itu sangat cantik seperti Barbie.

Kris adalah lelaki normal, tentu saja ia akan terpana ketika melihat makhluk secantik bidadari itu. Sehingga Kris tersadar saat gadis itu terpeleset didepannya akibat air pel.

"E-eh, kau tidak apa?" Kris mencoba bertanya dan menundukan tubuhnya untuk melihat keadaan gadis itu.

Gadis itu mendongak dengan wajah yang menahan rasa sakit. Kris terpana melihatnya. Matanya yang seperti panda, bibirnya yang seperti kucing, wajahnya yang halus. Oh, benar-benar wanita idaman.

"Kaki ku sakit" ucapnya nyaris tidak terdengar, tapi Kris mendengarnya dengan jelas

"Sini, biar aku bantu aku akan menggendongmu" kata Kris, secepat kilat ia menggendong tubuh gadis itu dipunggungnya. Mereka menyusuri lorong toilet untuk pergi ke UKS.

Wajah gadis itu merona, tapi Kris tidak melihatnya. Ia mencoba untuk menetralkan debaran jantungnya yang semakin keras. Waktu berputar begitu lambat bagi keduanya.

"Namamu siapa?" Tanya Kris untuk memastikan gadis itu tidak tertidur dipundaknya.

Gadis itu tersenyum, "Tao, Huang Zitao" jawabnya dengan malu-malu

"Aku Wu Yifan kau bisa memanggilku Kris"

"Kau dari China?"

"Tentu"

Waktu berputar cepat saati dimana Kris melewati kejadian itu. Ia mulai mengutarakan perasaannya kepada Zitao saat mereka masih kelas dua, Zitao menerimanya. Hubungan mereka baik, Zitao sudah mengetahui sifat Kris yang sebenarnya tapi Zitao tidak merasa keberatan karna ia benar-benar mencintai Kris, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut pada Kris.

Kris tidak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Semuanya hancur.

"Arrghh" ia menjerit keras, tapi untungnya Apartmentnya itu kedap suara.

Ia merogoh saku celananya untuk mendapatkan sebuah ponsel mahalnya untuk menghubungi sahabatnya, ia harus menghubungi Park Chanyeol. Ia tidak bisa menanggung beban ini sendirian setidaknya Chanyeol pasti akan membantunya

"Hei, Park! Datang ke Apartmentku malam ini!" Ucapnya begitu Chanyeol langsung menjawab panggilan darinya

"Aku tidak bisa, Wu. Malam ini ada balapan dengan Jongin. Adik kelas kita itu. Kau lupa? Kau juga harus datang kan?"

"Lupakan dengan balapan! Kau harus datang malam ini ada sesuatu yang harus aku bicarakan"

"Baiklah, aku akan datang dengan Baekki"

"Terserah"

Setelahnya, Kris membanting ponselnya ke kasur. Ia harus mandi untuk saat ini, Kris ingin menenangkan perasaanya dengan air hangat yang biasanya Zitao dan dirinya gunakan setelah melakukan suatu hal.

.

.

.

Zitao memutuskan untuk tidak memberitahu orang tuanya. Malam ini orang tuanya tidak pulang dan hanya ada kakaknya saja dengan seorang asisten rumah tangganya. ia tidak ingin digantung hidup-hidup.

Zitao bahkan melewatkan makan siangnya yang membuat Junmyun-kakaknya- bertanya-tanya. Setelah ia pergi dari Apartment Kris, ia terus mengurung dirinya dikamar. Zitao keluar saat kakaknya itu keluar dari kamarnya yang katanya ingin menemui pacarnya, jadi Junmyun tidak akan tahu dengan keadaanya.

Zitao keluar dari kamarnya ketika perutnya merasa lapar. Ia hanya menemukan bibi Yoon. Asisten rumah tangganya.

"Nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya ramah

"Aku lapar, buatkan aku makanan" jawab Zitao yang diberi anggukan oleh bibi Yoon.

Zitao memandang kedepan dengan tatapan kosong yang membuat bibi Yoon bertanya-tanya. Tidak biasanya Zitao melamun seperti itu, Zitao adalah orang yang berkepribadian ceria dan manis apalagi Zitao selalu rewel ketika bibi Yoon melakukan kesalahan.

"Ada apa nona? Apa ada yang mengganggu pikiran nona? Tidak biasanya nona melamun seperti ini"

Zitao tersentak ketika bibi Yoon memberinya nasi goreng kimchi dengan omelete. Ia duduk dihadapan Zitao.

"Um. Menurut bibi bagaimana pendapat bibi tentang seseorang yang hamil diluar nikah?" Tanyanya ragu, tapi ia ingin mendengar sebuah penjelasan dari orang dewasa yang sudah berkepala tiga itu.

"Eh? Kenapa nona berbicara seperti itu?" Tanyanya tidak mengerti.

"Um. Begini, aku melihat di tv banyak sekali kasus tentang perempuan yang hamil di luar nikah. Sebagian dari mereka ada yang menggugurkannya untuk menutupi rasa malu. Apa itu benar?" Tanyanya malu-malu dengan perasaan ragu, ia takut jika bibi Yoon mengetahui tentang dirinya dan lalu mengatakannya kepada orang tuanya.

Bibi Yoon tersenyum menanggapi pertanyaan Zitao, "begini nona, sebetulnya itu kesalahan yang dibuat oleh orang tuanya yang melahirkan anak haram atau anak yang diluar nikah. Sebenarnya tidak ada bayi yang baru lahir dikatakan haram. Orang tuanya lah yang pantas dikatakan haram karna telah melakukan kesalahan besar dihadapan tuhan. Bayi yang baru lahir itu masih dengan keadaan suci, bayi yang baru lahir belum mendapat dosa jadi tidak pantas dikatakan haram. Jadi, bayi yang baru lahir diluar nikah juga berhak melihat dunia walaupun sang ayah atau sang ibu tidak menginginkan kehadirannya." Jawab bibi Yoon kalem,

Zitao mengangguk mengerti

"Sebenarnya siapa teman nona yang hamil di luar nikah?" Tanya bibi Yoon yang membuat Zitao kaget mendengarnya. Tapi Zitao bisa menutupi rasa kagetnya itu

"Eh, tidak ada bibi. Aku hanya ingin menanyakan itu saja. Tugas sekolah berhubungan dengan itu semua." Jawabnya sambil tersenyum palsu. Zitao tidak ada yang ingin orang rumah mengetahui keadaanya.

"Apa kau menolak untuk bertanggung jawab?" Chanyeol tersentak kaget ketika ia sudah mengetahui hal yang ingin Kris bicarakan, begitu juga dengan Baekhyun. Kekasihnya.

Chanyeol dan Baekhyun datang lebih cepat dari dugaan Kris. Dan Kris langsung membicarakan keadaan tentang Zitao dan dirinya sebelum Chanyeol menghabiskan isi kulkasnya.

Begitu juga dengan Baekhyun yang sama halnya terkejut seperti kekasihnya. "Kau ini bodoh atau gimana Wu? Bayi yang dikandung Zitao adalah anak mu!"

"Aku tahu" jawab Kris cepat. Jiwa premannya benar-benar hilang

"Kenapa kau menolak untuk bertanggung jawab?" Baekhyun adalah perempuan yang cerewet. Ia juga teman Zitao tapi tidak terlalu dekat seperti Kyungsoo.

"Aku tidak mungkin bertanggung jawab disaat umurku masih remaja. Aku bisa di gantung oleh orang tua ku. Tidak ada hal yang bisa aku lakukan saat ini" jawabnya dengan nada resah, nafasnya benar-benar buruk karna Kris terus saja berteriak.

Baekhyun menatap tajam Kris, "Zitao juga tidak mungkin harus mengandung disaat umurnya masih remaja. Dia juga bisa diperlakukan lebih buruk oleh orang tuanya jika mereka mengetahui Zitao hamil. Zitao tidak mungkin harus melakukannya sendiria. Kau ini jenis manusia macam apa? Setidaknya kau sembunyikan Zitao dari orang tua kalian" Baekhyun juga berteriak untuk menanggapi perkataan Kris, tapi Chanyeol selalu berhasil menenangkannya.

"Kau melakukannya dengan Zitao tanpa memikirkan akibatnya lalu Zitao datang dan menceritakan bahwa dirinya hamil lalu kau menolak bertanggung jawab dan mengusirnya. Kau ini sebenarnya apa? Kau selalu mengatakan bahwa kau begitu mencintai Zitao tapi apa yang kau lakukan padanya?" Chanyeol lebih tenang ketika menanggapi perkataan Kris.

Kris terisak pelan dan menarik rambut emasnya. Ia belum pernah menangis sebelumnya, ia juga tidak menangis saat ada genk motor yang mengeroyoknya saat ia masih SMP dulu. Tapi sekarang Kris benar-benar menangis.

"Apa yang harus aku lakukan? Dia mengusirku dari hidupnya dan aku tidak akan bisa datang lagi dalam hidupnya seolah-olah kejadian ini seperti tidak pernah terjadi" Kris berusaha tidak menangis. Airmatanya terlalu berharga untuk ia keluarkan seperti intan berlian.

Chanyeol mencibir, "kau memang brengsek"

"Aku akan menjaga Zitao" ucapan Baekhyun mampu membuat Kris mendongakan kepalanya

"Apa?" Tanyanya seolah-olah ia tidak mendengar ucapan kekasih pendek dari Chanyeol itu.

Baekhyun mendelik kesal, "aku tidak terlalu dekat dengan Zitao. Kami berbeda kelas dan aku hanya bisa melihat Zitao saat dikantin atau diruang latihan Wushu jadi aku akan mengawasinya dari jauh." Jelasnya cukup panjang, dan Chanyeol mengangguk setuju dengan ide Briliant milik Baekhyun

Kris tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada kedua sahabatnya

.

.

.

Junmyun pulang sebelum jam makan malam, ia harus melihat kondisi Zitao yang aneh hari ini. Tapi ia tidak melihat Zitao sedang menonton tv di ruang keluarga seperti biasa. Sebagai seorang kakak yang bertanggung jawab, Junmyun merasa khawatir dengan keadaan Zitao apalagi ia belum makan malam.

Jadi junmyun memutuskan untuk naik ke atas ke kamar Zitao yang di ikuti bibi Yoon dibelakangnya yang membawa makan malam untuk Zitao. Tapi Zitao juga tidak kerap membuka pintu kamarnya, ia terus mengatakan 'aku baik-baik saja' dan itu membuat Junmyun merasa khawatir, ia tidak pernah melihat Zitao dengan keadaan seperti ini. Junmyun tidak mengetahui hubungan Zitao dengan Yifan.

"Apa mungkin nona Zitao sedang sakit?" Tanya bibi Yoon khawatir dengan perihal nona muda Huang.

Junmyun melirik, "sakit apa?"

"Entahlah, wajahnya pucat. Ia keluar dari kamarnya saat tuan muda keluar rumah" jawabnya pelan, takut-takut Zitao mendengarnya.

Junmyun mengangguk, mungkin Zitao butuh waktu

"Baiklah, mungkin Zitao butuh waktu. Ayo kita pergi" ucapnya yang diberi anggukan oleh bibi Yoon.

.

.

.

TBC

Syalalalala :v ff baru.
Entahlah kenapa aku mau buat ff yang beginian. Walaupun ceritanya hamil diluar nikah, tapi ini gak ada adegan NC-nya yah :v hahahahahaha aku gak bisa buat :3

Judul emang beneran gak nyambung sama isi cerita sumpah deh

Silahkan yang mau review ;) kasih saran nya